Validasi Metode Analisis .1 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

24 Untuk mengetahui data ditolak atau diterima dilakukan dengan uji t yang dapat dihitung dengan rumus: t hitung = Hasil pengujian atau nilai t hitung yang diperoleh ditinjau terhadap tabel distribusi t, apabila t hitung t tabel maka data tersebut ditolak. Menurut Sudjana 2005, untuk menentukan kadar kalium di dalam sampel dengan tingkat kepercayaan 95, α = 0,05, dk = n-1, dapat digunakan rumus: µ = X ± t ½ α,dk x SD Keterangan : µ = kadar sebenarnya mg100 g X = kadar rata-rata sampel mg100 g t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan SD = standar deviasi mg100 g n = jumlah perulangan 3.6.8 Validasi Metode Analisis 3.6.8.1 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Menurut Harmita, 2004 batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 25 Simpangan baku = Batas Deteksi LOD = Batas Kuantitasi LOQ =

3.6.8.2 Uji Akurasi Recovery

Uji akurasi recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan baku dengan konsentrasi tertentu Ermer, 2005. Sampel buah oyong yang telah diketahui kadarnya, dirajang dan ditimbang secara seksama sebanyak 25 g, lalu ditambahkan 1 mL larutan baku kalium konsentrasi 100 µgmL, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Prosedur pengukuran uji perolehan kembali dilakukan sama dengan prosedur penetapan kadar dalam sampel. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali = A A F C C C − x 100 Keterangan: C A = Kosenterasi logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kosenterasi logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kosenterasi larutan baku yang ditambahkan 26

3.6.8.3 Uji Presisi

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang relatif. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut: RSD = 100 × X SD Keterangan : X = Kadar rata-rata sampel mg100 g SD = Standar Deviasi mg100 g RSD = Relative Standard Deviation 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 20 halaman 67. Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Tanaman Sampel Jenis Suku Buah oyong Luffa acutangula L. Roxb. Cucurbitaceae Daun alpukat Persea americana Mill. Lauraceae Herba Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl Lamiaceae

4.2 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengidentifikasi mineral kalium. Data hasil analisis kualitatif dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Lampiran 6 halaman 42. Tabel 4.2 Hasil Analisis Kualitatif Ion yang dianalisis Pereaksi Hasil Reaksi Hasil BO HPK DA Kalium Uji Nyala menggunakan kawat NiCr Warna Nyala Ungu + + + Asam pikrat 1 bv Kristal jarum kasar + + + Keterangan : + : Mengandung mineral BO : Buah Oyong HPK : Herba Pecut Kuda DA : Daun Alpukat