Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf b, dilakukan dengan tindakan penungguan penggedokan sekurang-kurangnya sebanyak 10 sepuluh kali
sesuai jam operasi balik secara terus menerus maupun berselang. 19.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat 7, omzetpenerimaan ditaksir dan dihitung berdasarkan rata-rata jumlah kendaraan
yang parkir per hari dan rata-rata besarnya pembayaran yang dilakukan per kendaraan berdasarkan tarif parkir yang ada pada Wajib Pajak.
20. Pemeriksaan berdasarkan data pembanding sebagaimana dimaksud pada ayat 4
huruf c, dilakukan dengan cara membandingkan kondisi usaha Wajib Pajak dengan kondisi usaha yang sejenis atau sekelas antara lain dari fasilitas, kapasitas,
klasifikasi, lokasi usaha dan lain-lain secara proporsional atau kondisi usaha antara tahun atau bulan yang sedang diperiksa dengan tahun atau bulan sebelumnya.
21. Data pembanding sebagaimana dimaksud pada ayat 9 dapat diperoleh
berdasarkan data yang ada di Dinas Pendapatan, atau sumber lain yang dapat dipercaya.
Berdasarkan Penjelasan yang sudah diuraikan diatas dapat di analisis bahwa mekansisme pengenaan dan pemungutan harus dilakukan dengan teratur,
menyeluruh serta harus berurutan. Hal ini agar mekanisme berjalan dengan lancar dan tepat.
B. Analisa Kendala yang Dihadapi
Berdasarkan proses pemungutan Pajak Parkir yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan, permasalahan yang dihadapi adalah :
1. Adanya keterlambatan Wajib Pajak dalam pengisian Surat Pemberitahuan
SPT pada Pajak Parkir. 2.
Terlambatnya setoran Pajak Parkir atau pembayaran Pajak Parkir. 3.
Masih kurangnya kesadaran Wajib Pajak Parkir dalam melunasi kewajiban membayar Pajak Parkir. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum
sepenuhnya menyadari bahwa pajak tersebut digunakan untuk kepentingan pembangunan daerahnya sendiri.
4. Memungut pembayaran Parkir di pelataran Parkir di luar tarif yang telah
ditentukan. 5.
Melakukan kegiatan Parkir kendaraan di tempat parkir tanpa izin Kepala Daerah.
6. Wajib Pajak belum sepenuhnya mengerti bahwa parkir di luar badan jalan
dengan parkir memakai badan jalan adalah berbeda. Parkir di luar badan jalan Pajaknya di laporkan kepada Dinas Pendapatan Daerah, sedangkan Parkir
memakai badan jalan, Pajaknya di laporkan kepada Dinas Perhubungan.
C. Upaya Penyelesaian Kendala
Adapun upaya penyelesaian yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, yaitu :
1. Meningkatkan setoran pajak parkir dari setoran yang lama.
2. Menuangkan temuan dilapangan sesuai dengan hasil verifikasi.
3. Melakukan sosialisasi atas Peraturan Daerah mengenai Pajak Parkir kepada
masyarakat, melalui himbauan-himbauan baik secara langsung maupun tidak
langsung yaitu dengan mendatangi wajib pajak yang belum melunasi pajaknya, juga secara tidak langsung yaitu dengan memasang spanduk-
spanduk, memasang billboard, yang isinya menghimbau masyarakat untuk membayar pajak daerah, dalam hal ini Pajak Parkir.
4. Melakukan pemeriksaan ke lapangan atas pemungutan pembayaran parkir di
pelataran parkir diluar tarif yang telah ditentukan. 5.
Melakukan pemeriksaan ke lapangan atas kegiatan parkir kendaraan di tempat parkir tanpa izin Kepala Daerah di tindak lanjut.
6. Melakukan penjelasan bahwa Pajak Parkir yang di pungut oleh Dinas
Pendapatan Daerah adalah parkir di luar badan jalan seperti parkir pada pusat perbelanjaan, Rumah sakit, bandara dan lain-lain. Sedangkan Pajak Parkir
yang di pungut oleh Dinas Perhubungan adalah parkir yang menggunakan badan jalan seperti, parkir yang di pungut bayaran di pinggir jalan.
D. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Parkir