Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2. Setiap kelompok jabatan fungsional, dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk. 3. Jumlah tenaga fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. 4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan perundang-undangan.

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Visi Dispenda Medan yaitu “Terwujudnya Pendapatan Daerah Sebagai Andalan Pembiayaan Pembangunan Daerah” Sedangkan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, yaitu : a. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap sumber dan pengelola pendapatan daerah. b. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas. c. Intensifikasi dan ekstensifikasi subjek dan objek pajak. d. Meningkatkan penegakan hukum. Tabel 1.1 Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2016 NO JENIS BIDANG JUMLAH 1 Pegawai Negeri Sipil PNS Sekretariat 68 Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah 28 Bidang Penagihan 27 Bidang Pendataan Penetapan DATAP 81 Bidang Bagi Hasil Pendapatan BHP 82 Unit Pelaksana Teknis UPT 77 2 Pegawai Honor Diperbantukan Dari Kantor Walikota 46 Dinas Pendapatan Kota Medan 28 Penempatan Bidang BHP 35 TNI Yang Dikaryakan 1 3 Pegawai UPT UPT I 47 UPT II 46 UPT III 58 UPT IV 49 UPT V 51 UPT VI 47 UPT VII 43 TOTAL KESELURUHAN 834 Orang Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Keterangan : PNS di UPT : I. 14 Orang IV. 9 Orang VII. 6 Orang II. 11 Orang V. 8 Orang III. 20 Orang VI. 9 Orang Tabel 2.2 Jumlah PNS Non PNS Berdasarkan Golongan NO Jumlah PNS Berdasarkan Golongan dan Jumlah Non PNS 1 Golongan IV 10 2 Golongan III 307 3 Golongan II 44 4 Golongan I 1 Jumlah PNS 362 5 Non PNS 442 JUMLAH 804 i BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan terpenting di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah selalu mengupayakan bagaimana cara meningkatkan penerimaan Pajak. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas pembangunan, ekonomi, dan pendidikan. Sehingga Negara Indonesia dapat bersaing dengan Negara lain. Namun untuk mewujudkan hal ini sangatlah membutuhkan sumber dana yang besar. Salah satu sumber dana tersebut berasal dari masyarakat dengan membayar Pajaknya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kpeada Negara yang terutang oleh Orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan suatu kemandirian Negara dalam hal pembiayaan pembangunan yaitu dengan cara menggali sumber-sumber dana yang berasal dari dalam Negeri berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak memiliki peran penting sebagai suatu sumber penerimaan utama Negara, baik untuk penerimaan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Berdasarkan pelaku pemungutannya, pajak dibedakan atas dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat yang di pungut oleh Pemerintah Pusat terdiri dari Pajak Penghasilan 11 dan Pajak pertambahan nilai. Pajak Daerah di pungut oleh Pemerintah Daerah itu sendiri. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Daerah diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri melalui sistem otonomi daerah. Daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan keuangan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerahnya, sehingga Pendapatan Asli Daerah PAD khususnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah harus menjadi sumber keuangan terbesar. Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari : Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, lain-lain Penerimaan Daerah yang sah. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah otonom daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pemberlakuan Pajak Daerah dan Retribusi Daearh sebagai sumber penerimaan daearah pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan Pemerintah daerah, tetapi juga berkaitan dengan masyarakat. Setiap orang pribadi atau Badan yang menikmati jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus membayar Pajak Daerah yang terutang. Salah satu Lembaga yang berperan aktif dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah. i Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah daerah dibidang Pendapatan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, di dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah terdapat jenis-jenis Pajak yang dipungut oleh Pemerintah KabupatenKota salah satunya adalah Pajak Parkir. Segala kondisi di atas memang dimungkinkan dalam hal pengenaan dan pemungutan Pajak Parkir. Agar tidak membingungkan dan merugikan masyarakat, peraturan tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah harus disosialisasikan kepada masyarakat, agar dapat dipahami dengan jelas oleh semua pihak. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengambil judul “Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Parkir pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”.

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir