Analisis Manfaat Pemasangan Reaktor Shunt dengan Kapasitas 59,5 MVAR di GI 275kV Binjai

86 Universitas Sumatera Utara 85 , 031 . 535 . 38  Q VAR 5 , 38  Q MVAR Apabila kapasitas reaktor shunt digantikan nilainya dari 59,5 MVAR menjadi 38,5 MVAR pada simulasi sesuai skenario pelepasan beban yang ditunjukkan Tabel 5.1, maka tegangan lebih yang timbul pada ujung sisi penerima saluran transmisi Pangkalan Susu-Binjai ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 5.9 Besar Tegangan Lebih Transien pada Saat Pelepasan Beban di Tragi Binjai dengan Terpasang Reaktor Shunt 38,5 MVAR Tahapan pelepasan beban Tegangan lebih yang timbul 10 266,17 kV 20 267,38 kV 30 268,59 kV 40 269,80 kV 50 271,04 kV 60 272,19 kV 70 273,37 kV 80 274,53 kV 90 275,71 kV 100 276,87 kV

5.6 Analisis Manfaat Pemasangan Reaktor Shunt dengan Kapasitas 59,5 MVAR di GI 275kV Binjai

Sistem Tenaga Listrik Tragi Binjai dalam tugas akhir ini disederhakan dengan suplai daya dari Pangkalan Susu hanya disalurkan ke GI 150 kV Binjai. Sedangkan pada kondisi sebenarnya suplai daya dari Pangkalan Susu disalurkan juga ke GI 150 kV Belawan, P. Brandan, dan Paya Geli, ditunjukkan pada Gambar 4.1a. Tragi Binjai juga direncanakan akan dikembangkan dengan saluran transmisi 275 kV ke Galang seperti yang ditunjukkan Gambar 4.1b. Sehingga berdasarkan simulasi dan perhitungan di atas penggunaan Reaktor Shunt dengan Universitas Sumatera Utara 87 Universitas Sumatera Utara kapasitas 59,5 MVAR tidak diperlukan karena apabila terjadi pelepasan tiba-tiba pada penyulang 20 kV GI 150 Binjai, tegangan lebih yang terjadi masih berada pada nilai aman sesuai standar PLN, ditunjukkan pada Tabel 5.6. Pemasangan reaktor shunt pada tugas akhir ini lebih berfungsi untuk menjaga kestabilan sistem dengan menjaga nilai tegangan yang timbul saat pelepasan beban mendekati tegangan kerja sistem. Semakin kecil selisih nilai tegangan yang timbul dengan nilai tegangan kerja sistem maka semakin tinggilah kualitas dari tegangan tersebut. Dalam perencanaan sistem tenaga listrik tentu mempertimbangkan besar kapasitas reaktor shunt yang susuai dengan kebutuhan sistem. Nilai 59,5 MVAR yang dipilih oleh PT PLN Persero dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan sistem karena ada rencana pengembangan transmisi kedepannya dari GI 275 kV Binjai. Apabila kapasitas reaktor shunt digantikan nilainya dari 59,5 MVAR menjadi 38,5 MVAR pada simulasi sesuai skenario pelepasan beban yang ditunjukkan Tabel 5.1, maka tegangan lebih yang timbul pada ujung sisi penerima saluran transmisi Pangkalan Susu-Binjai pada pelepasan beban 10 tegangan yang timbul adalah 266,22 kV. Tegangan ini lebih baik daripada penggunaan reaktor shunt berkapasitas 59,5 MVAR, kapasitas yang terlalu besar sehingga mengakibatkan tegangan yang timbul adalah 262,54 kV. Kedua nilai tegangan ini memang berada pada nilai aman sesuai standar PLN namun dapat dilihat, dengan pemasangan reaktor shunt berkapasitas 38,5 MVAR, tegangan yang timbul lebih mendekati tegangan nominal 275 kV dibandingkan apabila dipasang reaktor shunt berkapasitas 59,5 MVAR. Universitas Sumatera Utara 88 Universitas Sumatera Utara Pemilihan nilai kapasitas reaktor shunt juga harus diperhitungkan apabila terjadi pelepasan beban dalam jumlah besar atau terjadi beban nol karena gangguan, reaktor shunt harus mampu menurunkan tegangan hingga pada nilai yang aman sesuai standar PLN. Simulasi pada skripsi ini menunjukkan keadaan ini dengan pelepasan beban 100, apabila sistem terpasang dengan reaktor shunt berkapasitas 59,5 MVAR, tegangan lebih yang timbul berada pada nilai 273,32 kV. Sedangkan tegangan lebih yang timbul adalah 276,87 kV apabila reaktor shunt yang terpasang berkapasitas 38,5 MVAR. Perbandingan nilai tegangan yang timbul antara kedua reaktor shunt ini ditunjukkan oleh tabel berikut. Tabel 5.10 Perbandingan Nilai Tegangan Lebih yang Timbul Saat Pelepasan Beban Pelepasan beban Tegangan lebih yang timbul saat terpasang reaktor shunt Selisih dengan tegangan nominal, yaitu 275 kV n L V V x   38,5 MVAR 59,5 MVAR 38,5 MVAR 59,5 MVAR 10 266,22 kV 262,54 kV 8,78 kV 12,46 kV 100 276,87 kV 273,32 kV 1,68 kV 1,87 kV Pada Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa kualitas tegangan pada saat pemasangan reaktor shunt berkapasitas 38,5 MVAR lebih baik daripada pemasangan reaktor shunt berkapasitas 59,5 MVAR. Hal ini ditunjukkan dari selisih nilai tegangan lebih yang timbul dengan tegangan nominal. Semakin kecil nilai selisih maka semakin baik pula kualitas tegangan sistem tenaga listrik. Universitas Sumatera Utara 89 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN