Parameter Pengamatan TATA CARA PENELITIAN

Ta = Jumlah kutu beras yang hidup dalam toples sesudah aplikasi di hari terakhir Cb = Jumlah kutu beras yang hidup dalam toples kontrol sebelum aplikasi. Ca = Jumlah kutu beras yang hidup dalam toples kontrol sesudah aplikasi di hari terakhir. c. Kecepatan kematian Kecepatan kematian menunjukkan seberapa cepat pengaruh ekstrak rimpang kencur pada kematian kutu beras dilihat dari jumlah kematian per jam nya. Kecepatan kematian dihitung menggunakan rumus : V = Ket : V = Kecepatan kematian ekorjam T = Waktu pengamatan pengamatan jam ke-12 dan jam ke 24 N = Jumlah serangga yang mati ekor N = Jumlah serangga yang diujikan ekor 3. Kualitas Beras Parameter yang diamati untuk menentukan kualitas beras antara lain sebagai berikut : a. Keutuhan Beras Keutuhan fisik beras ditentukan dari bentuk fisik beras mengalami perubahan atau tidak. Perubahan fisik dapat ditandai dengan panjang beras yang mempunyai bentuk tidak utuh. Keutuhan beras ditentukan diawal pengamatan dan diakhir pengamatan yaitu hari ke 14. Keutuhan beras dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Keutuhan Beras = 4. Kualitas Nasi Penentuan kualitas nasi dilakukan diakhir pengamatan. Penilaian kualitas nasi dilakukan oleh 3 orang panelist. Penilaian kualitas nasi ditentukan dari segi aroma, rasa dan warna. Hasil uji organoleptik dihitung menggunakan rumus : ∑ a. Warna Pemeriksaan warna nasi dilakukan dengan membandingkan antara nasi yang diberi dosis perlakuan dengan nasi tanpa perlakuan dan pemeriksaan dilakukan diakhir percobaan dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 3 yaitu skala 1 menyatakan beras berwarna putih jernih, skala 2 menyatakan beras berwarna putih keruh, dan skala 3 menyatakan beras berwarna kecoklatan. b. Aroma Kualitas aroma ditentukan dengan cara membandingkan antara nasi yang diberi perlakuan dengan nasi tanpa diberi perlakuan yang ditandai adanya bau aroma yang bersumber dari ekstrak rimpang kencur tersebut. Penilaian akan penciuman dapat dinyatakan kedalam indeks skala 1 sampai 3 dengan keterangan skala 1 menyatakan tidak bau, skala 2 menyatakan bau, dan skala 3 sangat bau. Penilaian diberikan sesuai dengan tingkat bau yang tercium. c. Rasa Penilaian terhadap kualitas rasa ditentukan dengan cara membandingkan antara nasi yang diberi perlakuan dengan nasi tanpa perlakuan yang ditandai dengan pencampuran yang bersumber dari beras dan rimpang kencur. Penilaian akan kualitas rasa nasi dapat dinyatakan dengan indikator penilaian dalam bentuk indeks skala 1 sampai 3 dengan keterangan skala 1 menyatakan enak dan skala 2 menyatakan tidak enak dan skala 3 menyatakan enak sekali. Penilaian ini menunjukkan bahwa nasi yang diberi perlakuan ekstrak rimpang kencur setelah diaplikasikan apakah masih tetap sama akan rasanya dengan nasi tanpa diberi perlakuan.

F. Analisis Data

Hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam atau analysis of variance ANOVA. Apabila ada perbedaan nyata antar perlakuan yang diujikan maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncans Multiple Range Test DMRT pada taraf 5.

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Penolakan

Hasil penelitian menunjukan dosis ekstrak rimpang kencur memberikan pengaruh nyata terhadap penolakan hama kutu beras. Namun perlakuan serbuk ekstrak rimpang kencur dengan dosis 2g sampai dosis 6g 50g beras 10 ekor kutu beras menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dan menghasilkan tingkat penolakan yang lebih rendah dari perlakuan pestisida sintetik. Semakin tinggi dosis serbuk ekstrak rimpang kencur maka semakin tinggi tingkat penolakan hama kutu beras Tabel 1 dan Lampiran 2a. Tabel 1. Rerata tingkat penolakan hama kutu beras. Perlakuan dalam 50 gram beras10 ekor kutu beras Tingkat Penolakan Serbuk ekstrak rimpang kencur dosis 2g 3,33 bc Serbuk ekstrak rimpang kencur dosis 3g 3,33 bc Serbuk ekstrak rimpang kencur dosis 4g 13,33 bc Serbuk ekstrak rimpang kencur dosis 5g 26,67 bc Serbuk ekstrak rimpang kencur dosis 6g 33,33 b Pestisida sintetik dosis 0,00025g 100,00 a Tanpa pestisida 0,00 c Keterangan : Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan hasil DMRT pada taraf 5. : 10 ekor hama kutu beras mati. Pengamatan pada semua imago kutu beras menunjukkan setelah diberi serbuk ekstrak rimpang kencur mengalami gejala awal yang sama yaitu semua serangga bergerak naik ke atas menuju pembatas perekat plastik. Hal ini membuktikan bahwa bau menyengat yang berasal dari bahan aktif pada serbuk ekstrak rimpang kencur mengganggu pernapasan serangga, sehingga serangga bergerak untuk mencari udara segar. Bau menyengat yang ditimbulkan oleh serbuk ekstrak rimpang kencur disebabkan karena adanya kandungan sineol dan kamferin dalam minyak atsiri seperti yg dijelaskan oleh Ghalib 2009 dan Muhlisah 1999 bahwa ekstrak tanaman kencur Kaempferia galangal L. mengandung komponen zat aktif yaitu saponin, flavonoida, polifenol, cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, asam annamat, etil asetat flavonoid, saponin, methyl-p-methoxycinnamate, methyl-cinnamate, carvone, eucalyptol, pentadecane dan minyak atsiri 2.4 – 3.9 yang mengandung sineol dan kamferin. Kandungan minyak atsiri yang ada pada kencur mengandung senyawa metabolit sekunder yang termasuk ke dalam golongan seskuiterpenoid. Seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak atsiri yang berperan penting dalam memberi aroma pada buah dan bunga. Banyak jenis seskuiterpenoid yang diketahui mempunyai efek fisiologi yang nyata terhadap tumbuhan dan hewan, seperti bekerja sebagai penolak serangga dan insektisida Repellent, merangsang pertumbuhan tumbuhan, dan bekerja sebagai fungisida Robinson, 1995. Bahan aktif yang terdapat dalam rimpang kencur masuk kedalam tubuh serangga melalui system pernapasan inhibitor metabolisme respirasi. Prijono 1988 menyatakan semakin banyak atau pekat konsentrasi insektisida nabati yang diberikan maka semakin besar pengaruhnya terhadap penolakan organisme sasaran karena akumulasi racun yang ditimbulkan oleh insektisida tersebut. Serbuk ekstrak rimpang kencur yang konsentrasinya rendah yang telah dicampurkan kedalam makanan kutu beras hanya dapat mengurangi nafsu makan,