Warna, Aroma, dan Rasa

dosis 4g 50g beras 10 ekor kutu beras dan tanpa pestisida. Hal ini dikarenakan bahwa warna serbuk ekstrak rimpang kencur terjadi kontak dengan beras saat proses pencucian dan selama penyimpanan terdapat kelembaban yang membuat warna serbuk ekstrak rimpang kencur terkena dengan embun yang berasal dari dinding- dinding plastik. Warna yang timbul memberikan warna yang tidak sedap dipandang atau memberikan kesan menyimpang dari warna nasi yang beredar dipasaran atau warna nasi yang semestinya layak untuk dikonsumsi. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang. Penerimaan warna suatu bahan berbeda-beda tergantung faktor alam, geografis, dan aspek sosial masyarakat penerima. 2. Aroma Dalam industri pangan pengujian aroma atau bau dianggap penting karena cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk terkait diterima atau tidaknya suatu produk. Timbulnya aroma atau bau ini karena zat bau tersebut bersifat volatile mudah menguap, sedikit larut air dan lemak. Hal ini disebabkan karena serbuk ekstrak rimpang kencur memiliki aroma yang khas sehingga memberikan pengaruh terhadap kualitas aroma pada nasi. Indikator uji organoleptik aroma nasi menggunakan skala 1 sampai 3, dengan skala 1 menunjukkan aroma nasi tidak bau, sedangkan skala 3 menunjukkan aroma nasi menjadi sangat bau. Semakin tinggi skor, aroma yang dihasilkan semakin sangat bau sehingga menyebabkan kualitas aroma nasi menjadi turun. Berdasarkan tabel 4 serbuk ekstrak rimpang kencur pada dosis 6g 50g beras 10 ekor kutu beras menghasilkan kualitas aroma nasi yang sangat bau dibandingkan dengan serbuk ekstrak rimpang kencur pada dosis 2g sampai dengan 5g 50g beras 10 ekor kutu beras. Seperti yang telah disebutkan oleh Juliano, 1994 dalam Haryadi 2006 aroma bau yang timbul pada nasi disebabkan karena terjadi pengikatan antara senyawa khas minyak atsiri yang berada pada rimpang kencur dengan senyawa yang berada pada beras. Faktor lain dapat disebabkan karena penyimpanan yang membutuhkan waktu dua minggu. 3. Rasa Makanan merupakan gabungan dari berbagai macam rasa bahan-bahan yang digunakan dalam makanan. Rasa diartikan sebagai rangsangan yang ditimbulkan oleh bahan yang dimakan, yang dirasakan oleh indra pengecap atau pembau, serta rangsangan lainnya seperti perabaan dan derajat panas oleh mulut. Indikator uji organoleptik rasa nasi menggunakan skala 1 sampai 3, dengan skala 1 menunjukkan rasa nasi enak, sedangkan skala 3 menunjukkan rasa nasi enak sekali. Berdasarkan table 4 responden menyatakan serbuk ekstrak rimpang kencur pada dosis 2g sampai 6g 50g beras 10 ekor kutu beras menghasilkan nilai lebih tinggi dibandingkan tanpa pestisida dan menghasilkan kualitas rasa nasi yang tidak enak dibandingkan nasi tanpa pestisida. Hal ini seperti yang telah disebutkan oleh Ketare, 1985 dan Agusta 2000 menyebutkan bahwa kencur memiliki rasa getir atau bau sangir yang dapat menimbulkan rasa tidak enak terhadap kualitas cita rasa nasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Serbuk ekstrak rimpang kencur dengan dosis 2g sampai 6g 50 gram beras 10 ekor kutu kurang efektif untuk membunuh hama kutu beras. 2. Serbuk ekstrak rimpang kencur menyebabkan penurunan kualitas warna, aroma dan rasa nasi.

B. Saran

Perlu dikaji ulang cara pembuatan ekstrak rimpang kencur dengan menggunakan teknik pembuatan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Agrogreenland. 2013. http:agrogreenland.blogspot.co.id201305pestisida- pengertian-jenis-dan-dampaknya.html Agusta. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung : Penerbit ITB . Hal 29-34 Amanupunyo, H.R.D. 2002. Pengaruh Bubuk Cengkih Dalam Menekan PertumbuhanJamur Sclerotium Rolfsii penyebab Penyakit Layu Sclerotium Pada Kedelai.Tesis Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan. Anonim. 2015.http:repository.usu.ac.idbitstreamhandle12345678921650Chap ter20I.pdf;jsessionid=8 BD8B3E4479FEECF6FC97E724987ACA7?sequence=5 Anonim. 2015. Jurnal kencur.http:journal.fmipa.itb.ac.idjmsarticleviewFile339402 Anonim. 2015.http:repository.usu.ac.idbitstreamhandle12345678925449Chap ter20II.pdf?sequence=4 Anonim. 2012.http:digilib.ump.ac.idfilesdisk18jhptump-a-maymikachi-369-2- babii.pdfhttp:ddzahra.blogspot.com201204hama-gudang-ekstrak- kencur.html Bulog. 2016. Tekhnical Meetting All About Rice Lice Pest. Yogyakarta. Unpublish Bursell, E. 1970. An Introduction to Insect Physiology. Academic Press Inc. London LTD. London and New York Gholib, D. 2009. Daya Hambat Ekstrak Kencur Kaempferia galanga Terhadap Trichophyton mentagrophytes Dan Cryptococcus neoformans Jamur Penyebab Penyakit Kurap Pada Kulit dan Penyakit Paru. Balai Besar Penelitian Veteriner Bul. Littro. Vol. 20 No. 1, 59-67 Hussein, M. Y. dan A.G. Ibrahim. 1986. Biological control in the Tropics. Pertanian Malaysia. Serdang, Malaysia Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Jakarta : Penerbit Halai Pustaka, Hal: 19-21, 27-29, 37-44, 76, 77, 91-97. Koirewoa, Y.A., Fatimawali, dan Weny I.W. 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dalam Daun Beluntas Pluchea indica L..J. Pharmacon 1 1: 47- 52. Manueke Jusuf, dan Jantie Pelealu. 2015. Ketertarikan Hama Sitophilus oryzae Pada Beras, Jagung Pipilan Kacang Tanah, Kacang Kedelai, dan Kopra. Fakultas Pertanian Unsrat Manado. Metcalf, R.L. W.H. Luckman. 1975.Introduction to Insect pest Management,pp. 235 – 273.In R.L Metcalf , J.N. Pitts W. Stumn eds, Environmental Science and technology. John Willey Sons, New York. Muhlisah. 1999. Temu-temuan dan Empon-empon. Cetakan Kelima. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Hal 29-33. NAFED. 1993. Buyer’s Guide to Indinesia Essential Oils. Departemen of Corner, RI. Natawigena, H., 1985. Pestisida dan Kegunaannya. Annico. Bandung. 72 H Novizan.2002. Membuat dan memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Jakarta.Agromedia Pustaka. Pattikawa. 2007. Potensi Beberapa Tanaman Dalam Menekan Pertumbuhan BakteriRalstonia solanacearum Penyebab Penyakit Layu Pada Pisang Secara In Vitro.Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Ambon. Patton, R. L. 1963. Introductory Insect Physiology. W.B. Saunders Compaqny, Philadelphia and London, Toppan Company Limited,Tokyo, Japan. Prijono.1988. Pengujian Insektisida Penuntunan Praktikum Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan IPB. Bogor. Rahman, dkk. 2007. Ethanolic Extract Of Melgota Nacaranga Postulata For Repelent Insectisidal Activity Against Rice Weevil Sitophilus Oryzae. Arf J. Biotechnology, Vol 64, pp.379-383. Rickman, J.F,.dan M. Gummert.2012. Karakterisasi Dan Standardisasi Mutu Gabah- Beras. IRRI, Los Banos, Philippines: Penelitian Tanaman Padi. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB