23
dan diakui sebesar nilai wajar instrumen ekuitas yang bersangkutan. Nilai suatu opsi saham bagi karyawan sifatnya terkait pada kinerja
perusahaan di masa yang akan datang.
4. Employee Stock Ownership Plans ESOPs
Employee Stock Ownership Plans ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk menerima kontribusi
perusahaan pada suatu pengelola dana fund yang akan melakukan investasi pada saham perusahaan untuk kepentingan karyawan.
Sarana yang digunakan untuk memberikan kesempatan berpartisipasi dalam kepemilikan saham perusahaan adalah melalui
program ESOPs. Program ESOPs merupakan program kompensasi berbasis ekuitas saham yang diberikan karyawan atas kinerja yang
diberikannya terhadap perusahaan. Terdapat dua tipe dalam pelaksaan ESOP Lapin, 1988 dalam
Pandansari, 2011 yaitu :
a. Nonleverage ESOP
Pelaksanaan ESOP dimana saham yang diperoleh karyawan adalah merupakan bonus yang diberikan perusahaan terhadap
kinerja yang diberikan atau untuk mendapatkannya karyawan dapat membelinya dengan uang kontan yang didapat dari dana
pensiun yang diberikan perusahaan yang disimpan di akun trust.
24
b. Leverage ESOP
Tipe ESOP yang lain adalah karyawan menggunakan dana pinjaman kepada perusahaan untuk membeli saham tersebut.
Secara singkat digambarkan, jenis Leveraged ESOPs bekerja dalam empat tahap Bapepam, 2002 sebagai berikut :
a Tahap Pertama: nilai pasar wajar saham pemilik ditentukan melalui jasa seorang profesional, konsultan penilai independen.
b Tahap Kedua: perusahaan membentuk suatu ESOPs, yang meliputi pembentukan suatu Trust yang akan memegang saham
yang akan dibeli oleh para karyawan. Orang atau institusi yang ditunjuk oleh perusahaan akan bertindak sebagai trustee;
c Tahap Ketiga: Trustee meminjam uang dari sebuah bank atau kreditur lainnya, menggunakan kredit perusahaan sebagai
penjamin; d Tahap Keempat: Trustee mewakili pemilik dengan sebuah cek
untuk harga beli dan pemilik mentransfer sahamnya kepada trust. Kemudian, setelah perusahaan membayar kembali pinjaman
ESOPs, saham tersebut dialokasikan kepada akun-akun perorangan yang telah dibentuk oleh trust untuk masing-masing
karyawan.
25
5. Phantom Stock and Stock Appreciation Rights SARs
Stock Appreciation Rights SARs dan Phantom Stock adalah penangguhan kompensasi yang khusus dan alat kompensasi insentif
yang dirancang untuk memberikan keuntungan ekonomis atas kepemilikan saham kepada karyawan, tanpa disertai terjadinya
transfer saham sesungguhnya. Suatu program SARs merupakan hibah kepada karyawan yang
memberikannya hak pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang untuk menerima penghargaan berupa kas sebesar kenaikan
dalam nilai dari sejumlah tertentu bagian saham perusahaan. Phantom Shares merupakan bagian-bagian dari nilai yang berkaitan
dengan jumlah ekuivalen saham. Sebagaimana dengan SARs, nilai dari suatu penghargaan Phantom Stock biasanya dibayar kepada
karyawan dengan kas, meskipun penghargaan tersebut dapat juga dalam bentuk saham.
SARs dan Phantom Stock populer dikalangan perusahaan milik keluarga yang keluarganya tidak ingin melepaskan kepemilikan
sahamnya. Selain Employee Stock Ownership Program ESOP yang berarti
perusahaan memberikan opsi saham kepada seluruh karyawan yang terpilih, program opsi ini juga dapat dilakukan dengan hanya memilih jajaran
26
manajemen saja dalam pemberian opsi saham. Apabila diberikan hanya kepada jajaran manajerial, maka program opsi ini disebut dengan Management Stock
Ownership Program MSOP. Banyak perusahaan terbuka di Indonesia yang seringkali tidak memberikan opsi saham kepada seluruh karyawan, namun
hanya kepada jajaran manajemen saja. Oleh karena itu, MSOP merupakan bagian dari pelaksanaan ESOP. Hal yang membedakan ESOP dengan MSOP
hanyalah kepada siapa saja program opsi saham ini diberikan oleh perusahaan. Selain ESOP dan MSOP, perusahaan juga seringkali menyebut MESOP
atau EMSOP dalam laporan keuangan. Dalam pelaksanaanya, tidak terdapat perbedaan antar program selain target sasaran pemberian opsi saham dalam
perusahaan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud peneliti dengan ESOP adalah termasuk MSOP, MESOP, dan EMSOP, yakni pemberian opsi saham kepada
orang dalam perusahaan, baik karyawan terpilih maupun jajaran manajerial.
2.3 Kinerja Perusahaan
Bovee, et al., 1993 dalam Isbanah 2012 mendefinisikan kinerja sebagai ukuran atau tingkat dimana individu dan organisasi mencapai tujuan
dengan efektif dan efisien. Penilaian terhadap kinerja perusahaan penting untuk dilakukan karena dapat menjadi pedoman dalam mengukur keberhasilan suatu
perusahaan. Kinerja mampu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Kinerja
menjadi hal yang sangat penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan.
27
Menteri Keuangan RI berdasarkan Keputusan No. 740KMKOO1089 tanggal 30 Juni 1989, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah
prestasi perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut Isbanah, 2012. Perusahaan yang
terindikasi sehat tentu saja dapat memberikan laba bagi para pemilik modal serta meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Untuk itu, perlu
dilakukan penilaian terhadap kinerja untuk dapat memperoleh ukuran kesehatan dan keberhasilan suatu perusahaan.
Tujuan pokok dilakukannya penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen
atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Informasi mengenai kinerja perusahaan, khususnya profitabilitas,
diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam
perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya Standar Akuntansi Keuangan, 2007
28
Kinerja perusahaan terlihat dengan jelas melalui kinerja keuangan yang telah dipublikasikan perusahaan. Investor dapat terlebih dahulu melakukan
analisis keuangan untuk melakukan berbagai penilaian. Menurut Subramanyam Wild 2010:40, analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan
yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Ada beberapa jenis
rasio keuangan, yakni:
1. Likuiditas Subramanyam Wild, 2010:44
a. Rasio Lancar current ratio ܴܽݏ݅ܮܽ݊ܿܽݎ ൌ
ܽݏ݁ݐ݈ܽ݊ܿܽݎ ݇݁ݓ݆ܾ݈ܽ݅ܽ݊ܽ݊ܿܽݎ
b. Rasio Cepat acid test ratio ܴܽݏ݅ܥ݁ܽݐ ൌ
݇ܽݏ ݏ݁ݐܽݎܽ݇ܽݏ ݏݑݎܽݐܾ݁ݎ݄ܽݎ݃ܽ ݅ݑݐܽ݊݃ ݇݁ݓ݆ܾ݈ܽ݅ܽ݊ܽ݊ܿܽݎ
c. Waktu Penagihan collection period ܹܽ݇ݐݑ݄ܲ݁݊ܽ݃݅ܽ݊ ൌ
݅ݑݐܽ݊݃ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ ሺ݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ͵Ͳ
Τ ሻ
d. Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan days to sell inventory ܬݑ݈݄݉ܽܪܽݎ݅ܯ݆݁݊ݑ݈ܽܲ݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ ൌ
݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ ሺ݄ܽݎ݆݃ܽ݇݇݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ͵Ͳሻ
Τ
2. Struktur Modal dan Solvabilitas Subramanyam Wild, 2010:44
a. Total Utang terhadap Ekuitas total debt to equity ܶݐ݈ܷܽݐܽ݊݃ݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽܧ݇ݑ݅ݐܽݏ ൌ
௧௧௪ ௨௧௦௦
29
b. Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas long term debt to equity ܷݐܽ݊݃ܬ݆ܽ݊݃݇ܽܲܽ݊ܽ݊݃ݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽܧ݇ݑ݅ݐܽݏ ൌ
௪ ௨௧௦௦
c. Kelipatan Bunga dihasilkan time interest earned ܭ݈݁݅ܽݐܽ݊ܤݑ݄݊݃ܽ݀݅ܽݏ݈݅݇ܽ݊ ൌ
௦௨ௗ௨ ௨
3. Tingkat Pengembalian Investasi ICMD
a. Tingkat Pengembalian Investasi return on investment ܴܱܫ ൌ
ݎ݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݐݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ
b. Tingkat Pengembalian Aset return on assets ܴܱܣ ൌ
݁ܽݎܾ݂݊݅݊݃݁ݎ݁݅݊ݐ݁ݎ݁ݏݐܽ݊݀ݐܽݔ݁ݏ ݐݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ
c. Tingkat Pengembalian Modal return on common equity ܴܱܧ ൌ
ݎ݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݁ݍݑ݅ݐݕ
4. Kinerja Operasi Subramanyam Wild, 2010:44
a. Margin Laba Kotor gross profit margin ܩܲܯ ൌ
݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ െ ݄ܽݎ݆݃ܽ݇݇݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊
b. Margin Laba Operasi operating profit margin ܱܲܯ ൌ
݈ܾܾܽܽ݁ݎݏ݄݅ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݁݇ݑ݅ݐܽݏ݁݉݁݃ܽ݊݃ݏ݄ܽܽ݉
c. Margin Laba Bersih net profit margin ܰܲܯ ൌ
݈ܾܾܽܽ݁ݎݏ݄݅ ݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊
30
5. Pemanfaatan Aset Subramanyam Wild, 2010:44
a. Perputaran Kas cash turnover ܲ݁ݎݑݐܽݎܽ݊ܭܽݏ ൌ
݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݇ܽݏ݀ܽ݊ݏ݁ݐܽݎܽ݇ܽݏ
b. Perputaran Piutang Usaha account receivable turnover ܲ݁ݎݑݐܽݎܽ݊ܲ݅ݑݐܷܽ݊݃ݏ݄ܽܽ ൌ
݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݅ݑݐܽ݊݃
c. Perputaran Persediaan inventory turnover ܲ݁ݎݑݐܽݎܽ݊ܲ݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ ൌ
݄ܽݎ݆݃ܽ݇݇݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊
d. Perputaran Modal Kerja working capital turover ܲ݁ݎݑݐܽݎܽ݊ܯ݈݀ܽܭ݁ݎ݆ܽ ൌ
݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐ݈ܽ݉݀ܽ݇݁ݎ݆ܽ
e. Perputaran Aset Tetap PPE turnover ܲ݁ݎݑݐܽݎܽ݊ܣݏ݁ݐܶ݁ݐܽ ൌ
݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽܽݏ݁ݐݐ݁ݐܽ
f. Perputaran Total Aset total asset turnover
ܲ݁ݎݑݐܽݎܽ݊ܶݐ݈ܽܣݏ݁ݐ ൌ ݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊
ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽݐݐ݈ܽܽݏ݁ݐ
6. Ukuran Pasar market measure
a. Rasio Harga terhadap Laba price-to-earning ratio ܴܽݏ݅ܪܽݎ݃ܽݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽܮܾܽܽ ൌ
݄ܽݎ݃ܽܽݏܽݎ݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ ݈ܾܽܽ݁ݎݏ݄ܽܽ݉
31
b. Hasil Laba earning yield ܪܽݏ݈݅ܮܾܽܽ ൌ
݈ܾܽܽ݁ݎݏ݄ܽܽ݉ ݄ܽݎ݃ܽܽݏܽݎ݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉
c. Hasil Dividen dividend yield ܪܽݏ݈݅ܦ݅ݒ݅݀݁݊ ൌ
݀݅ݒ݅݀݁݊ݐݑ݊ܽ݅݁ݎݏ݄ܽܽ݉ ݄ܽݎ݃ܽܽݏܽݎ݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉
d. Tingkat Pembayaran Dividen dividend payout ratio ܶ݅݊݃݇ܽݐܾܲ݁݉ܽݕܽݎܽ݊ܦ݅ݒ݅݀݁݊ ൌ
݀݅ݒ݅݀݁݊ݐݑ݊ܽ݅݁ݎݏ݄ܽܽ݉ ݈ܾܽܽ݁ݎݏ݄ܽܽ݉
e. Harga terhadap Nilai Buku price-to-book ܪܽݎ݃ܽݐ݁ݎ݄݈ܽ݀ܽܰ݅ܽ݅ܤݑ݇ݑ ൌ
݄ܽݎ݃ܽܽݏܽݎ݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ ݈ܾ݊݅ܽ݅ݑ݇ݑ݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉
Melalui rasio-rasio di atas, calon investor dapat melakukan berbagai analisis, yakni Subramanyam Wild, 2010:46:
1. Analisis Kredit
Analisis kredit dapat dilakukan dengan menggunakan rasio yang berfokus pada likuiditas. Likuiditas merujuk pada kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Ada beberapa rasio yang penting dalam likuiditas,
yakni: a. Rasio lancar, berarti ketersediaan aset lancar untuk memenuhi
kewajiban lancar atau kewajiban yang jatuh tempo saat ini.
32
b. Rasio cepat, merupakan pengujian yang lebih ketat atas likuiditas jangka pendek. Rasio cepat hanya menggunakan aset
lancar yang paling likuid, yakni kas, investasi jangka pendek, dan piutang.
c. Waktu penagihan, merupakan informasi tambahan yang berguna dalam penilaian likuditas. Waktu penagihan
menghitung rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi kas.
d. Jumlah hari menjual persediaan, juga merupakan informasi tambahan dalam melakukan penilaian likuiditas. Jumlah hari
menjual persediaan menghitung rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah persediaan menjadi kas.
2. Analisis Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dalam melakukan
analisis solvabilitas, perlu memperhatikan struktur modal dan solvabilitasnya.
3. Analisis Profitabilitas
Menurut Honre Wachowicz 1995 dalam Ahmar 2002, rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijakan dan keputusan seperti profit margin on sales, return on total assets, return on net worth, dan lain sebagainya.
33
4. Valuasi valuation
Menurut Subramanyam dan Wild 2010:47, valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan
keuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dalam mengukur valuasi
perusahaan, investor dapat memperhatikan rasio-rasio pada ukuran pasar market measure.
Menurut Asmaranti 2011, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat agar konsumen selalu memilih produknya. Dengan demikian, perusahaan
dapat pula memenangkan pasar persaingan. Untuk itu, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, antara lain
Asmaranti, 2011: 1. Faktor Intern
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor ini menyangkut kebijaksanaan dan keputusan perusahaan
dalam bidang marketing dan faktor lain yang meliputi: kapasitas produk, mutu layanan, modal, jenis produk barulama, pengurus,
dan keanggotaan tenaga kerja.
34
2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu
keadaan perekonomian, permintaan konsumen, persaingan, dan kebijakan pemerintah.
Dalam penelitiannya, Asmaranti 2011 menyatakan bahwa dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, perusahaan akan mampu menjual produk
dalam jumlah yang besar, sehingga volume penjualan akan turut mengalami peningkatan. Apabila volume penjualan meningkat, maka laba perusahaan akan
meningkat pula dan pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, sehingga mendukung kinerja perusahaan secara lebih baik. Dalam
beberapa literatur menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan sinyal utama untuk strategi perusahaan dalam tahap siklus hidup organisasi.
Menurut Haikal 2003 dalam Wiratma Kristanto 2010, Sales Growth merupakan proses untuk mengidentifikasi tingkat penjualan pada tahun
tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam hal pendapatan penjualan yang diperoleh setiap tahunnya. Sales Growth dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Haikal, 2003 dalam Wiratma Kristanto, 2010:
݈ܵܽ݁ݏ݃ݎݓݐ݄ ൌ ሺܥݑݎݎ݁݊ݐܲ݁ݎ݅݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ െ ܲݎ݅ݎܲ݁ݎ݅݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏሻ
ܲݎ݅ݎܲ݁ݎ݅݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ ൈ ͳͲͲ
35
Tujuan dilakukannya penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut Silalahi, 2014:
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih,
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas perusahaan,
yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang,
c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas perusahaan, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu, d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menjalankan usahanya secara stabil. Kemampuan ini diukur dengan mempertimbangkan berbagai kemampuan, yakni
kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan hutang pokok tepat waktu, serta kemampuan perusahaan dalam membayar
dividen kepada para pemegang saham secara teratur tanpa mengalami krisis keuangan.
36
Dalam penelitian ini, rasio-rasio yang akan digunakan untuk melakukan
pengukuran kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: a. Tingkat Pengembalian Investasi return on investment
ROI merupakan ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian investasi dalam bentuk aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Melalui ROI, dapat diketahui berapa besar keuntungan yang diperoleh atas investasi yang yang telah ditanam dan yang dapat
dikembalikan berupa laba. Rumus ROI adalah sebagai berikut: ܴܱܫ ൌ
ݎ݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݐݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ
b. Tingkat Pengembalian Aset return on assets
Semakin tinggi nilai ROA maka menunjukkan semakin efisien perusahaan tersebut dapat mengatur kekayaan yang dimiliki
manajemen aset. Begitu sebaliknya jika nilai ROA rendah maka manajemen aset perusahaan tersebut kurang efisien. ROA dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Subramanyam Wild, 2010:46:
ܴܱܣ ൌ ݁ܽݎܾ݂݊݅݊݃݁ݎ݁݅݊ݐ݁ݎ݁ݏݐܽ݊݀ݐܽݔ݁ݏ
ݐݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ
c. Tingkat Pengembalian Modal return on common equity
Return On Common Equity ROCE atau lebih sering disebut Return On Equity ROE merupakan salah satu cara untuk menghitung
37
efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang para pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Subramanyam Wild, 2010:46: ܴܱܧ ൌ
ݎ݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݁ݍݑ݅ݐݕ
d. Margin Laba Bersih net profit margin
Net Profit Margin NPM adalah hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. NPM dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Subramanyam Wild, 2010:44: ܰܲܯ ൌ
݈ܾܾܽܽ݁ݎݏ݄݅ ݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊
e. Pertumbuhan Penjualan sales growth
Menurut Haikal 2003 dalam Wiratma 2010, Sales Growth merupakan proses untuk mengidentifikasi tingkat penjualan dari tahun
tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam hal pendapatan penjualan yang diperoleh setiap tahunnya. Sales Growth
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Haikal, 2003 dalam Wiratma 2010:
݈ܵܽ݁ݏ݃ݎݓݐ݄ ൌ ሺܥݑݎݎ݁݊ݐܲ݁ݎ݅݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ െ ܲݎ݅ݎܲ݁ݎ݅݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏሻ
ܲݎ݅ݎܲ݁ݎ݅݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ ൈ ͳͲͲ
38
2.4 Nilai Perusahaan