Nonleverage ESOP Tingkat Pengembalian Aset return on assets Tingkat Pengembalian Modal return on common equity Margin Laba Bersih net profit margin Pertumbuhan Penjualan sales growth

23 dan diakui sebesar nilai wajar instrumen ekuitas yang bersangkutan. Nilai suatu opsi saham bagi karyawan sifatnya terkait pada kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

4. Employee Stock Ownership Plans ESOPs

Employee Stock Ownership Plans ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk menerima kontribusi perusahaan pada suatu pengelola dana fund yang akan melakukan investasi pada saham perusahaan untuk kepentingan karyawan. Sarana yang digunakan untuk memberikan kesempatan berpartisipasi dalam kepemilikan saham perusahaan adalah melalui program ESOPs. Program ESOPs merupakan program kompensasi berbasis ekuitas saham yang diberikan karyawan atas kinerja yang diberikannya terhadap perusahaan. Terdapat dua tipe dalam pelaksaan ESOP Lapin, 1988 dalam Pandansari, 2011 yaitu :

a. Nonleverage ESOP

Pelaksanaan ESOP dimana saham yang diperoleh karyawan adalah merupakan bonus yang diberikan perusahaan terhadap kinerja yang diberikan atau untuk mendapatkannya karyawan dapat membelinya dengan uang kontan yang didapat dari dana pensiun yang diberikan perusahaan yang disimpan di akun trust. 24

b. Leverage ESOP

Tipe ESOP yang lain adalah karyawan menggunakan dana pinjaman kepada perusahaan untuk membeli saham tersebut. Secara singkat digambarkan, jenis Leveraged ESOPs bekerja dalam empat tahap Bapepam, 2002 sebagai berikut : a Tahap Pertama: nilai pasar wajar saham pemilik ditentukan melalui jasa seorang profesional, konsultan penilai independen. b Tahap Kedua: perusahaan membentuk suatu ESOPs, yang meliputi pembentukan suatu Trust yang akan memegang saham yang akan dibeli oleh para karyawan. Orang atau institusi yang ditunjuk oleh perusahaan akan bertindak sebagai trustee; c Tahap Ketiga: Trustee meminjam uang dari sebuah bank atau kreditur lainnya, menggunakan kredit perusahaan sebagai penjamin; d Tahap Keempat: Trustee mewakili pemilik dengan sebuah cek untuk harga beli dan pemilik mentransfer sahamnya kepada trust. Kemudian, setelah perusahaan membayar kembali pinjaman ESOPs, saham tersebut dialokasikan kepada akun-akun perorangan yang telah dibentuk oleh trust untuk masing-masing karyawan. 25

5. Phantom Stock and Stock Appreciation Rights SARs

Stock Appreciation Rights SARs dan Phantom Stock adalah penangguhan kompensasi yang khusus dan alat kompensasi insentif yang dirancang untuk memberikan keuntungan ekonomis atas kepemilikan saham kepada karyawan, tanpa disertai terjadinya transfer saham sesungguhnya. Suatu program SARs merupakan hibah kepada karyawan yang memberikannya hak pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang untuk menerima penghargaan berupa kas sebesar kenaikan dalam nilai dari sejumlah tertentu bagian saham perusahaan. Phantom Shares merupakan bagian-bagian dari nilai yang berkaitan dengan jumlah ekuivalen saham. Sebagaimana dengan SARs, nilai dari suatu penghargaan Phantom Stock biasanya dibayar kepada karyawan dengan kas, meskipun penghargaan tersebut dapat juga dalam bentuk saham. SARs dan Phantom Stock populer dikalangan perusahaan milik keluarga yang keluarganya tidak ingin melepaskan kepemilikan sahamnya. Selain Employee Stock Ownership Program ESOP yang berarti perusahaan memberikan opsi saham kepada seluruh karyawan yang terpilih, program opsi ini juga dapat dilakukan dengan hanya memilih jajaran 26 manajemen saja dalam pemberian opsi saham. Apabila diberikan hanya kepada jajaran manajerial, maka program opsi ini disebut dengan Management Stock Ownership Program MSOP. Banyak perusahaan terbuka di Indonesia yang seringkali tidak memberikan opsi saham kepada seluruh karyawan, namun hanya kepada jajaran manajemen saja. Oleh karena itu, MSOP merupakan bagian dari pelaksanaan ESOP. Hal yang membedakan ESOP dengan MSOP hanyalah kepada siapa saja program opsi saham ini diberikan oleh perusahaan. Selain ESOP dan MSOP, perusahaan juga seringkali menyebut MESOP atau EMSOP dalam laporan keuangan. Dalam pelaksanaanya, tidak terdapat perbedaan antar program selain target sasaran pemberian opsi saham dalam perusahaan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud peneliti dengan ESOP adalah termasuk MSOP, MESOP, dan EMSOP, yakni pemberian opsi saham kepada orang dalam perusahaan, baik karyawan terpilih maupun jajaran manajerial.

2.3 Kinerja Perusahaan

Bovee, et al., 1993 dalam Isbanah 2012 mendefinisikan kinerja sebagai ukuran atau tingkat dimana individu dan organisasi mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Penilaian terhadap kinerja perusahaan penting untuk dilakukan karena dapat menjadi pedoman dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan. Kinerja mampu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Kinerja menjadi hal yang sangat penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan. 27 Menteri Keuangan RI berdasarkan Keputusan No. 740KMKOO1089 tanggal 30 Juni 1989, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah prestasi perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut Isbanah, 2012. Perusahaan yang terindikasi sehat tentu saja dapat memberikan laba bagi para pemilik modal serta meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Untuk itu, perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja untuk dapat memperoleh ukuran kesehatan dan keberhasilan suatu perusahaan. Tujuan pokok dilakukannya penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Informasi mengenai kinerja perusahaan, khususnya profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya Standar Akuntansi Keuangan, 2007 28 Kinerja perusahaan terlihat dengan jelas melalui kinerja keuangan yang telah dipublikasikan perusahaan. Investor dapat terlebih dahulu melakukan analisis keuangan untuk melakukan berbagai penilaian. Menurut Subramanyam Wild 2010:40, analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Ada beberapa jenis rasio keuangan, yakni:

1. Likuiditas Subramanyam Wild, 2010:44

a. Rasio Lancar current ratio ܴܽݏ݅݋ܮܽ݊ܿܽݎ ൌ ܽݏ݁ݐ݈ܽ݊ܿܽݎ ݇݁ݓ݆ܾ݈ܽ݅ܽ݊ܽ݊ܿܽݎ b. Rasio Cepat acid test ratio ܴܽݏ݅݋ܥ݁݌ܽݐ ൌ ݇ܽݏ ൅ ݏ݁ݐܽݎܽ݇ܽݏ ൅ ݏݑݎܽݐܾ݁ݎ݄ܽݎ݃ܽ ൅ ݌݅ݑݐܽ݊݃ ݇݁ݓ݆ܾ݈ܽ݅ܽ݊ܽ݊ܿܽݎ c. Waktu Penagihan collection period ܹܽ݇ݐݑ݄ܲ݁݊ܽ݃݅ܽ݊ ൌ ݌݅ݑݐܽ݊݃ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ ሺ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ͵͸Ͳ Τ ሻ d. Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan days to sell inventory ܬݑ݈݄݉ܽܪܽݎ݅ܯ݆݁݊ݑ݈ܽܲ݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ ൌ ݌݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ ሺ݄ܽݎ݃ܽ݌݋݇݋݇݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ͵͸Ͳሻ Τ

2. Struktur Modal dan Solvabilitas Subramanyam Wild, 2010:44

a. Total Utang terhadap Ekuitas total debt to equity ܶ݋ݐ݈ܷܽݐܽ݊݃ݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽ݌ܧ݇ݑ݅ݐܽݏ ൌ ௧௢௧௔௟௞௘௪௔௝௜௕௔௡ ௘௞௨௜௧௔௦௣௘௠௘௚௔௡௚௦௔௛௔௠ 29 b. Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas long term debt to equity ܷݐܽ݊݃ܬ݆ܽ݊݃݇ܽܲܽ݊ܽ݊݃ݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽ݌ܧ݇ݑ݅ݐܽݏ ൌ ௞௘௪௔௝௜௕௔௡௝௔௡௚௞௔௣௔௡௝௔௡௚ ௘௞௨௜௧௔௦௣௘௠௘௚௔௡௚௦௔௛௔௠ c. Kelipatan Bunga dihasilkan time interest earned ܭ݈݁݅݌ܽݐܽ݊ܤݑ݄݊݃ܽ݀݅ܽݏ݈݅݇ܽ݊ ൌ ௟௔௕௔௦௘௕௘௟௨௠௣௔௝௔௞ௗ௔௡௕௘௕௔௡௕௨௡௚௔ ௕௘௕௔௡௕௨௡௚௔

3. Tingkat Pengembalian Investasi ICMD

a. Tingkat Pengembalian Investasi return on investment ܴܱܫ ൌ ݌ݎ݋݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݐ݋ݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ b. Tingkat Pengembalian Aset return on assets ܴܱܣ ൌ ݁ܽݎܾ݂݊݅݊݃݁݋ݎ݁݅݊ݐ݁ݎ݁ݏݐܽ݊݀ݐܽݔ݁ݏ ݐ݋ݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ c. Tingkat Pengembalian Modal return on common equity ܴܱܧ ൌ ݌ݎ݋݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݁ݍݑ݅ݐݕ

4. Kinerja Operasi Subramanyam Wild, 2010:44

a. Margin Laba Kotor gross profit margin ܩܲܯ ൌ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ െ ݄ܽݎ݃ܽ݌݋݇݋݇݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ b. Margin Laba Operasi operating profit margin ܱܲܯ ൌ ݈ܾܾܽܽ݁ݎݏ݄݅ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݁݇ݑ݅ݐܽݏ݌݁݉݁݃ܽ݊݃ݏ݄ܽܽ݉ c. Margin Laba Bersih net profit margin ܰܲܯ ൌ ݈ܾܾܽܽ݁ݎݏ݄݅ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ 30

5. Pemanfaatan Aset Subramanyam Wild, 2010:44

a. Perputaran Kas cash turnover ܲ݁ݎ݌ݑݐܽݎܽ݊ܭܽݏ ൌ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݇ܽݏ݀ܽ݊ݏ݁ݐܽݎܽ݇ܽݏ b. Perputaran Piutang Usaha account receivable turnover ܲ݁ݎ݌ݑݐܽݎܽ݊ܲ݅ݑݐܷܽ݊݃ݏ݄ܽܽ ൌ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݌݅ݑݐܽ݊݃ c. Perputaran Persediaan inventory turnover ܲ݁ݎ݌ݑݐܽݎܽ݊ܲ݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ ൌ ݄ܽݎ݃ܽ݌݋݇݋݇݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݌݁ݎݏ݁݀݅ܽܽ݊ d. Perputaran Modal Kerja working capital turover ܲ݁ݎ݌ݑݐܽݎܽ݊ܯ݋݈݀ܽܭ݁ݎ݆ܽ ൌ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽ݉݋݈݀ܽ݇݁ݎ݆ܽ e. Perputaran Aset Tetap PPE turnover ܲ݁ݎ݌ݑݐܽݎܽ݊ܣݏ݁ݐܶ݁ݐܽ݌ ൌ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽܽݏ݁ݐݐ݁ݐܽ݌ f. Perputaran Total Aset total asset turnover ܲ݁ݎ݌ݑݐܽݎܽ݊ܶ݋ݐ݈ܽܣݏ݁ݐ ൌ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊ ݎܽݐܽ െ ݎܽݐܽݐ݋ݐ݈ܽܽݏ݁ݐ

6. Ukuran Pasar market measure

a. Rasio Harga terhadap Laba price-to-earning ratio ܴܽݏ݅݋ܪܽݎ݃ܽݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽ݌ܮܾܽܽ ൌ ݄ܽݎ݃ܽ݌ܽݏܽݎ݌݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ ݈ܾܽܽ݌݁ݎݏ݄ܽܽ݉ 31 b. Hasil Laba earning yield ܪܽݏ݈݅ܮܾܽܽ ൌ ݈ܾܽܽ݌݁ݎݏ݄ܽܽ݉ ݄ܽݎ݃ܽ݌ܽݏܽݎ݌݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ c. Hasil Dividen dividend yield ܪܽݏ݈݅ܦ݅ݒ݅݀݁݊ ൌ ݀݅ݒ݅݀݁݊ݐݑ݊ܽ݅݌݁ݎݏ݄ܽܽ݉ ݄ܽݎ݃ܽ݌ܽݏܽݎ݌݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ d. Tingkat Pembayaran Dividen dividend payout ratio ܶ݅݊݃݇ܽݐܾܲ݁݉ܽݕܽݎܽ݊ܦ݅ݒ݅݀݁݊ ൌ ݀݅ݒ݅݀݁݊ݐݑ݊ܽ݅݌݁ݎݏ݄ܽܽ݉ ݈ܾܽܽ݌݁ݎݏ݄ܽܽ݉ e. Harga terhadap Nilai Buku price-to-book ܪܽݎ݃ܽݐ݁ݎ݄ܽ݀ܽ݌݈ܰ݅ܽ݅ܤݑ݇ݑ ൌ ݄ܽݎ݃ܽ݌ܽݏܽݎ݌݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ ݈ܾ݊݅ܽ݅ݑ݇ݑ݌݁ݎ݈ܾ݁݉ܽݎݏ݄ܽܽ݉ Melalui rasio-rasio di atas, calon investor dapat melakukan berbagai analisis, yakni Subramanyam Wild, 2010:46:

1. Analisis Kredit

Analisis kredit dapat dilakukan dengan menggunakan rasio yang berfokus pada likuiditas. Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Ada beberapa rasio yang penting dalam likuiditas, yakni: a. Rasio lancar, berarti ketersediaan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancar atau kewajiban yang jatuh tempo saat ini. 32 b. Rasio cepat, merupakan pengujian yang lebih ketat atas likuiditas jangka pendek. Rasio cepat hanya menggunakan aset lancar yang paling likuid, yakni kas, investasi jangka pendek, dan piutang. c. Waktu penagihan, merupakan informasi tambahan yang berguna dalam penilaian likuditas. Waktu penagihan menghitung rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi kas. d. Jumlah hari menjual persediaan, juga merupakan informasi tambahan dalam melakukan penilaian likuiditas. Jumlah hari menjual persediaan menghitung rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah persediaan menjadi kas.

2. Analisis Solvabilitas

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dalam melakukan analisis solvabilitas, perlu memperhatikan struktur modal dan solvabilitasnya.

3. Analisis Profitabilitas

Menurut Honre Wachowicz 1995 dalam Ahmar 2002, rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan seperti profit margin on sales, return on total assets, return on net worth, dan lain sebagainya. 33

4. Valuasi valuation

Menurut Subramanyam dan Wild 2010:47, valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan keuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dalam mengukur valuasi perusahaan, investor dapat memperhatikan rasio-rasio pada ukuran pasar market measure. Menurut Asmaranti 2011, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat agar konsumen selalu memilih produknya. Dengan demikian, perusahaan dapat pula memenangkan pasar persaingan. Untuk itu, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, antara lain Asmaranti, 2011: 1. Faktor Intern Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor ini menyangkut kebijaksanaan dan keputusan perusahaan dalam bidang marketing dan faktor lain yang meliputi: kapasitas produk, mutu layanan, modal, jenis produk barulama, pengurus, dan keanggotaan tenaga kerja. 34 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu keadaan perekonomian, permintaan konsumen, persaingan, dan kebijakan pemerintah. Dalam penelitiannya, Asmaranti 2011 menyatakan bahwa dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, perusahaan akan mampu menjual produk dalam jumlah yang besar, sehingga volume penjualan akan turut mengalami peningkatan. Apabila volume penjualan meningkat, maka laba perusahaan akan meningkat pula dan pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, sehingga mendukung kinerja perusahaan secara lebih baik. Dalam beberapa literatur menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan sinyal utama untuk strategi perusahaan dalam tahap siklus hidup organisasi. Menurut Haikal 2003 dalam Wiratma Kristanto 2010, Sales Growth merupakan proses untuk mengidentifikasi tingkat penjualan pada tahun tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam hal pendapatan penjualan yang diperoleh setiap tahunnya. Sales Growth dapat dihitung dengan menggunakan rumus Haikal, 2003 dalam Wiratma Kristanto, 2010: ݈ܵܽ݁ݏ݃ݎ݋ݓݐ݄ ൌ ሺܥݑݎݎ݁݊ݐܲ݁ݎ݅݋݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ െ ܲݎ݅݋ݎܲ݁ݎ݅݋݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏሻ ܲݎ݅݋ݎܲ݁ݎ݅݋݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ ൈ ͳͲͲ 35 Tujuan dilakukannya penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut Silalahi, 2014: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih, b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas perusahaan, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya secara stabil. Kemampuan ini diukur dengan mempertimbangkan berbagai kemampuan, yakni kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan hutang pokok tepat waktu, serta kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang saham secara teratur tanpa mengalami krisis keuangan. 36 Dalam penelitian ini, rasio-rasio yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: a. Tingkat Pengembalian Investasi return on investment ROI merupakan ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian investasi dalam bentuk aset yang dimiliki oleh perusahaan. Melalui ROI, dapat diketahui berapa besar keuntungan yang diperoleh atas investasi yang yang telah ditanam dan yang dapat dikembalikan berupa laba. Rumus ROI adalah sebagai berikut: ܴܱܫ ൌ ݌ݎ݋݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݐ݋ݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ

b. Tingkat Pengembalian Aset return on assets

Semakin tinggi nilai ROA maka menunjukkan semakin efisien perusahaan tersebut dapat mengatur kekayaan yang dimiliki manajemen aset. Begitu sebaliknya jika nilai ROA rendah maka manajemen aset perusahaan tersebut kurang efisien. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Subramanyam Wild, 2010:46: ܴܱܣ ൌ ݁ܽݎܾ݂݊݅݊݃݁݋ݎ݁݅݊ݐ݁ݎ݁ݏݐܽ݊݀ݐܽݔ݁ݏ ݐ݋ݐ݈ܽܽݏݏ݁ݐݏ

c. Tingkat Pengembalian Modal return on common equity

Return On Common Equity ROCE atau lebih sering disebut Return On Equity ROE merupakan salah satu cara untuk menghitung 37 efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang para pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Subramanyam Wild, 2010:46: ܴܱܧ ൌ ݌ݎ݋݂݅ݐ݂ܽݐ݁ݎݐܽݔ ݁ݍݑ݅ݐݕ

d. Margin Laba Bersih net profit margin

Net Profit Margin NPM adalah hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. NPM dapat dihitung dengan menggunakan rumus Subramanyam Wild, 2010:44: ܰܲܯ ൌ ݈ܾܾܽܽ݁ݎݏ݄݅ ݌݆݁݊ݑ݈ܽܽ݊

e. Pertumbuhan Penjualan sales growth

Menurut Haikal 2003 dalam Wiratma 2010, Sales Growth merupakan proses untuk mengidentifikasi tingkat penjualan dari tahun tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam hal pendapatan penjualan yang diperoleh setiap tahunnya. Sales Growth dapat dihitung dengan menggunakan rumus Haikal, 2003 dalam Wiratma 2010: ݈ܵܽ݁ݏ݃ݎ݋ݓݐ݄ ൌ ሺܥݑݎݎ݁݊ݐܲ݁ݎ݅݋݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ െ ܲݎ݅݋ݎܲ݁ݎ݅݋݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏሻ ܲݎ݅݋ݎܲ݁ݎ݅݋݀ܰ݁ݐ݈ܵܽ݁ݏ ൈ ͳͲͲ 38

2.4 Nilai Perusahaan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

4 64 123

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 4 123

ANALISIS PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN ANALISIS PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 12

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 10

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 7

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 2

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 12

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 32

Pengaruh Employee Stock Ownership (ESOP) terhadap Profitabilitas pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8