B. Analisis Perilaku Etnis Tionghoa.
Tabel 3.27 Tipe Perilaku Pemilih Berdasarkan Pertanyaan
Nomor pertanyaan Perilaku
Politik Jumlah pertanyaan yang menyatakan perilaku
politik 4, 8, 12, 14, 15, 16, 17
Kritis 1
4, 9, 10, 11, 12, 19, 20 Tradisional 1
4, 5, 6, 7, 8, 9, 18 Rasional
3 1, 2, 3, 4, 7, 12
Skeptis 4
Sumber: data primer, diolah oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel di atas firmanzah mengkategorikan perilaku pemilih berdasarkan 2 orientasi yaitu tentang ideologi dan problem policy solving. Dalam diri
masing-masing pemilih terdapat orientasi ‘ideologi’, pemilih jenis ini akan cenderung memberikan pilihanya terhadap aspek subjektifitas seperti kedekatan nilai, budaya
agama, moralitas, norma, emosi, dan psikografis.
44
Nilai nilai tersebut dituangkan penulis dalam kuesioner yang telah dibagikan kepada masyarakat Etnis tioghoa
kelurahan Sekip, yang tertuang dalam pertanyaa kuesioner yang telah di bagikan kepada masyarakat Etnis Tionghoa di kelurahan Sekip. Berdasarkan tabel diatas
programpolicy problem solving terdapat pada pertanyaan kuesioner 5, 6, 8, 9, 18 dimana dalam teori firmanzah juga dijelaskan bagaimana karakter pemilih rasional
menentukan pilihannya, ketika pemilih menilai partai politik atau seorang kontestan dari kacamata Policy Problem Solving, diamana pemilih lebih mementingkan sejauh
mana para kontestan pemilu mampu menawarkan program kerja atas solusi dari suatu
44
Firmanzah. 2007. Op.cit. hal 113-114
73
Universitas Sumatera Utara
permasalahan yang ada. Pemilih akan cenderung objektif memilih partai politik atau kontestan yang memiliki kepekaan terhadap masalah nasional dan kejelasan program
kerja.
45
Berdasarkan point pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang mencirikan perilaku pemilih rasional mayoritas etnis Tionghoa kelurahan Sekip tidak
mencirikan kategori pemilih rasional. Menurut Firmanzah perilaku pemilih dengan kategori pemilih Skeptis
merupakan pemilih yang tidak memiliki orientasi ideologi cukup tinggi dalam sebuah partai politik atau seorang kontestan, juga tidak menjadikan kebijakan sebagai sesuatu
yang penting. Keinginan untuk terlibat dalam sebuah partai politik pada pemilih jenis ini sangat kurang karena ikata ideologis yang sangat rendah.
46
Penulis menyatakan Kategori skeptis terdapat pada pertanyaan kueisoner nomor 1, 2 , 3 , 4, 7 dan 12
Berdasarkan point pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang mencirikan perilaku pemilih skeptis mayoritas etnis Tionghoa kelurahan Sekip mencirikan
kategori pemilih skeptis. Berdasarkan tabel di atas penulis juga menyimpulkan kategori pemilih
Tradisional, dimana kategori pemilih tradisional menurut Firmanzah adalah bahwa pemilih jenis tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-buadaya, nilai dan
asal-usul paham dan agama sebagai ukuran untuk memiloh sebuah partai politik, dan
45
Loc.cit.
46
Firmanzah 2007.Op. cit. hal
124-125.
74
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan bahwa pemilih ini cenderung mengutamakan figur dan kepribadian pemimpin dan nilai historis sebuah partai politik atau seorang calon, salah satu
karakteristik mendasar jenis pemilih tradisional adalah tingkat pendidikan yang rendah dan sangat konservatif dalam memegang nilai serta faham yang dianut.
Firmanzah juga mnenyimpulkan pemilih tradisional adalah jenis pemilih yang bisa dimobilisasi selama periode kampanye.
47
Oleh karena itu penulis menyertakan pertanyaan pada kueisioner pada pertanyaan no.9, 10, 11, 12, 19, dan 20. Berdasarkan
point pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang mencirikan perilaku pemilih tradisional mayoritas etnis Tionghoa kelurahan Sekip tidak mencirikan kategori
pemilih tradisional. Berdasarkan Tabel diatas penulis menganalisis bahwa pemilih dikatakan kritis
jika Responden mementingkan ideologi calon legislatif dan Problem policy solving calon dalam memilih calon legislatif pada pemilihan umum legislatif 2014, dalam
kategori pemilih menurut Firmanzah pemilih jenis ini merupakan perpaduan antara tingginya orientasi pada kemampuan partai politik atau seorang Calon dalam
menuntaskan permasalahan bangsa maupun tingginya orientasi mereka akan hal-hal yang bersifat ideologis. begitu juga pada kategori Pemilih Tradisional dimana
menurut Firmanzah pemilih dengan kategori ini mengutamakan sosial budaya, nilai, asal-usul, paham dan agama sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai politik,
47
Firmanzah.Op.cit
hal. 123
75
Universitas Sumatera Utara
Firmanzah juga menjelaskan Pemilih tradisional adalah jenis pemilih yang bisa dimobilisasi selama periode kampanye. Loyalitas tinggi merupakan salah satu ciri
khas yang paling kelihatan bagi pemilih jenis ini, Nilai nilai tersebut dituangkan Penulis dalam beberapa pertanyaan kueisoner yakni pada pertanyaan nomor 17, 8,
12, 14, 15, 16 yang telah dibagikan kepada masyarakat Etnis Tionghoa di kelurahan Sekip. Berdasarkan point pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang mencirikan
perilaku pemilih kritis mayoritas etnis Tionghoa kelurahan Sekip tidak mencirikan kategori pemilih kritis.
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada setiap poin pertanyaan dalam kuesioner maka didapati hasil sebanyak 53 responden cenderung berperilaku
skeptis, responden yang cenderung berperilaku rasional sebanyak 30, responden yang cenderung memilih tradisional 7 dan 10 responden cenderung berperilaku
kritis.
76
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan