Kurva Phillips Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran

2.1.3 Kurva Phillips

Hubugan terbalik tradeoff antara penganguran dan inflasi disebut kurva phillips. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka semakin rendah tingkat inflasi. Dalam hal ini pengangguran sebagai output dan menerjemahkan inflasi sebagai perubahan harga. Kondisi dimana secara simultan pengangguran tinggi dan diikuti inflasi yang tinggi disebut sebagai stagflasi3. Kurva Phillips menunjukkan hubungan antara inflasi dengan pengangguran.Dalam jangka pendek, penurunan satu tingkat berarti menaikkan yang lainnya.Tetapi kurva Phillips jangka pendek cenderung bergeser terus selama inflasi yang diharapkan dan faktor lainnya berubah. Teori inflasi modern berpijak pada konsep NAIRU, yaitu tingkat pengangguran terendah yang dapat dinikmati tanpa resiko kenaikan inflasi.Hal ini mewakili tingkat pengangguran dari sumber daya dimana pekerja dan produk pasar berada dalam keseimbangan inflasi.Berdasarkan teori NAIRU, tidak ada pertukaran permanen antara pengangguran dan inflasi, dan kurva Phillips jangka panjang adalah vertikal. Adapun gambar kurva phillips adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Kurva Phillips A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengantingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakancerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga inflasi maka untuk memenuhi permintaantersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja asumsinya tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output. Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga inflasi, pengangguran berkurang. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran

Dalam jangka pendek, kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak yang buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang domestik relatif lebih mahal dibanding dengan harga barang impor. Masyarakat terdorong untuk membeli barang impor yg relatif lebih murah. Harga yang lebih mahal menyebabkan turunnya daya saing barang domestik di pasar internasional. Hal ini berdampak pada nilai ekspor cenderung turun, sebaliknya nilai impor cenderung naik. Kurang bersaingnya harga barang jasa domestik menyebabkan rendahnya permintaan terhadap produk dalam negeri. Produksi menjadi dikurangi. Sejumlah pengusaha akan mengurangi produksi. Produksi berkurang akan menyebabkan sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan. Para ekonom berpendapat bahwa tingkat inflasi yang terlalu tinggi merupakan indikasi awal memburuknya perekonomian suata negara. Tingkat inflasi yang tinggi dapat mendorong bank sentral menaikkan tingkat bunga. Hal ini menyebabkan terjadinya kontraksi atau pertumbuhan negatif di sektor rill. Dampak yang jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan ekonomi yang dihadapi suata negara. Universitas Sumatera Utara Hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran untuk jangka pendek dapat dijelaskan dengan menggunakan kurva philip yang dikemukakan oleh ekonom bernama A.W.Philips. Kurva ini digunakan oleh philips ketika melakukan pengamatan terhadap korelasi antara pengangguran dengan upah dan inflasi di negara inggris. Hubungan tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran yang mempersentasikan kurva philips dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Hubungan Inflasi Dan Pengangguran Dari gambar diatas diketahui bahwa tingkat inflasi dan tingkat pengangguran memiliki hubungan yang negatif. Artinya jika tingkat inflasi tinggi, maka Universitas Sumatera Utara pengangguran akan menjadi rendah. Atau sebaliknya, pengangguran akan menjadi tinggi jika perekonomian suata negara mengalami inflasi yang rendah. 2.1.5 Teori Permintaan Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan: 1. Harga barang itu sendiri jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. 2. Harga barang lain yang terkait berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling keterkaitannya dapat bersifat subtisusi pengganti dan bersifat komplemen penggenap. 3. Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli makin tinggi tingkat pendapatan daya beli makin kuat sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. 4. Selera atau kebiasaan tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat. 5. Jumlah penduduk semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut. Universitas Sumatera Utara 6. Perkiraan harga di masa mendatang bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan. 7. Distribusi pendapatan tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun. 8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya. Hukum permintaan Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: “Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang meningkat. ” Universitas Sumatera Utara Kurva Permintaan Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai “Suatu kurva yang menggambarkan fat hubungan antara hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli. ”Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah.Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan sifat terbalik. Gambar 2.3 Kurva permintaan Universitas Sumatera Utara Teori Permintaan Dapat dinyatakan : “Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga reliatf akan turun. ” Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva permintaan : a. Faktor harga perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun. b. Faktor bukan harga kurva permintaan bergerak kekanan, Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun atau kekiri apabila terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor- faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan pindah kekanan atau kekiri.

2.1.6 Teori Penawaran