Produktivitas bukan merupakan ukuran dari produksi atau output yang dihasilkan, melainkan ukuran tentang tingkat penggunaan sumber-sumber untuk
mencapai hasil yang diharapkan sehingga: Produktivitas =
digunakan yang
Sumber didapatkan
yang Hasil
Input Output
Secara umum terdapat tiga tipe dasar dari produktivitas yang akan didefinisikan berikut ini, antara lain:
1. Produktivitas Parsial Partial Productivity Produktivitas parsial merupakan rasio dari output terhadap satu jenis input
tertentu. Sebagai contoh: produktivitas tenaga kerja rasio dari output terhadap input tenaga kerja, produktivitas material rasio dari output terhadap input
material ataupun produktivitas modal rasio output terhadap input modal. 2. Produktivitas Total Faktor Total Factor Productivity
Produktivitas total faktor merupakan rasio dari “net ouput” terhadap jumlah faktor input langsung. Net output disini adalah total output dikurangi barang
setengah jadi maupun servis yang diberikan. 3. Produktivitas Total Total Productivity
Produktivitas total merupakan rasio dari total output terhadap jumlah dari seluruh faktor input yang ada. Jadi, suatu produktivitas total merefleksikan
dampak gabungan dari semua input dalam memproduksi output.
2.2 Produktivitas dan Efisiensi
Produktivitas dan efisiensi adalah dua konsep penting dalam mengukur performance. Produktivitas seperti yang telah dijelaskan diatas dapat didefinisikan
7
sebagai rasio output dengan input. Sedangkan efisiensi adalah tingkat penggunaan sumber daya yang sebesar-besarnya berhubungan dengan utilitas sumber daya.
Perbedaan produktivitas dan efisiensi dapat diilustrasikan dengan mudah seperti pada gambar 2.1. titik A, B, dan C merupakan tiga unit yang berbeda.
Produktivitas dari titik A dapat diukur dengan rasio
OD DA
menurut definisi produktivitas dalam x-axis merepresentasikan input dan y-axis merepresentasikan
ouput.
Gambar 2.1 Ilustrasi Produktivitas dan Efisiensi
Sumber 1 : Vincent Gaspersz, 1998, “Manajemen produktivitas Total”, Penerbit Vincent
Foundation kerja sama dengan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dengan input yang sama, terlihat bahwa produktivitas dapat ditingkatkan dari titik A ke titik B. Tingkat produktivitas yang baru diberikan oleh
perbandingan
OD BD
. Sedangkan efisiensi titik A dapat diukur dengan rasio
8
C B
E A
D O
Y output
X input
F
produktivitas titik A ke titik B yaitu dengan perbandingan
OD BD
OD AD
. Garis tebal
pada gambar 2.1 disebut sebagai batas produksi. Semua titik pada batas produksi adalah technically efficient, sedangkan titik diluar garis batas tersebut adalah
technically inefficient. Dan titik C merupakan titik maksimum possible productivity, yang disebut dengan scale efficiency, yang berhubungan dengan
perbedaan antara ukuran produksi ideal dengan ukuran produksi aktual.
2.3 Konsep Efisiensi Relatif
Terdapat peningkatan dalam pengukuran dan perbandingan efisiensi suatu unit organisasi yang sama. Pengukuran efisiensi sederhana rasio efisiensi yang
sering digunakan didefinisikan sebagai berikut: Efisiensi =
input output
Rasio efisiensi di atas lebih banyak digunakan ketika sebuah unit atau proses memiliki satu input atau satu output. Namun dalam kenyataannya, sebuah proses
atau unit organisasi memiliki berbagai input dan output yang beragam imcommensurate. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan Efficiency
Relatif, yaitu efisiensi suatu obyek diukur relatif terhadap efisiensi obyek-obyek yang sejenis.
Ada dua pendekatan utama dalam mengukur efisiensi relatif, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik. Berikut adalah perbandingannya :
9
Tabel 2-1 Perbedaan pendekatan parametrik dan non-parametrik
Dalam pengukuran efisiensi relatif
Pendekatan Parametrik Pendekatan Non-parametrik
Mengasumsikan adanya hubungan fungsional antara input dan output,
walaupun dalam kenyataannya tidak ada fungsi yang benar-benar pasti.
Mengasumsikan tidak adanya hubungan fungsional antara input dan output.
Tidak langsung membandingkan kombinasi output dengan kombinasi
input. Membandingkan langsung kombinasi
output dengan kombinasi input.
Metode yang dipakai adalah Stochastic Frontier yang melibatkan ekonometrik.
Metode yang dipakai adalah Data Envelopment Analysis yang melibatkan
program linier.
Pembahasan tentang pengukuran efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Farrel 1957 yang menjelaskan bahwa sebuah
garis batas produksi production frontier adalah sebuah hubungan teknologi yang menggambarkan output maksimum yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang
efisien dari sebuah penggunaan kombinasi input dalam beberapa periode. Farrel mengembangkan pengukuran efisiensi relatif untuk sistem yang memiliki multi
input dan multi output. Fokusnya adalah pada pembuatan unit empiris yang efisien, sebagai rataan bobot dari unit-unit efisien, yang digunakan sebagai pembanding
untuk unit yang inefisien. Perumusan ratio efisiensi Farrel tersebut adalah: Efisiensi =
entu bobot tert
dengan input
jumlah entu
bobot tert dengan
output jumlah
Dengan notasi yang digumakan sebagai berikut : Efisiensi unit j =
... ...
2 2
1 1
2 2
1 1
j j
j j
x v
x v
y u
y u
........................................................ 2.1
10
Dimana: u
1
= bobot untuk output 1 v
1
= bobot untuk input 1 y
ij
= nilai dari output 1 dari unit j x
ij
= nilai dari input 1 dari unit j Asumsi utama dari efiseinsi Farrel adalah pengukuran efisiensi ini
membutuhkan pembobotan yang sama untuk tiap faktor yang menentukan efisiensi dari semua unit. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana
menentukan bobot tersebut. Sebuah unit organisasi mungkin saja memberikan penekanan yang berbeda dengan unit yang lain dalam mengolah inputnya,
sehingga sulit untuk menentukan bobot yangh dapat mewakili. Demikian pula pada faktor output. Hal ini berarti bobot untuk input dan output berbeda antara
unit yang satu dengan unit yang lain.
Farrel, M. James, Fieldhouse, M; 1962, “Estimating Efficient Production Function Unit Increasing Return To Scale”.
2.4 Data Envelopment Analysis DEA