Gambar 2.5 Ilustrasi output slack
Sumber 4 : Coelli T. J., 1996, “A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis
DEA computer Program” CEPA Working Papers, University Of New England
2.4.6 Scale Efficiency dan Pure Technical Efficiency
Beberapa penelitian membagi Technical Efficiency TE score yang didapatkan dari CRS DEA kedalam 2 komponen, yaitu Scale Efficiency dan Pure
Scal Efficiency, sedangkan output VRS DEA hanya berupa nilai Pure Technical Efficiency dan tidak mengandung Scale Efficiensy. Nilai Scale Efficiency dapat
ditunjukkan dengan menghubungkan CRS DEA dan VRS DEA dengan data yang sama.
Sebuah DMU yang menaikkan atau menurunkan skala operasinya dari skala operasi yang optimal, akan menyebabkan turunnya efisiensi. Dengan penggunaan
model VRS, DMU tersebut akan dihitung tanpa memperhatikan skala operasinya. Perbedaan efisiensi hasil perhitungan DMU tersebut oleh model VRS dan CRS
itulah yang disebut Scale Inefficiency skala ketidakefisienan. Dapat dilihat dalam ilustrasi gambar 2.6 berikut ini:
30
Y Rp
A CRS
VRS
P V
P P
C
O X Rp
Gambar 2.6 Ilustrasi skala ketidakefisienan
Sumber 5 : Coelli T. J., 1996, “A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis
DEA computer Program” CEPA Working Papers, University Of New England.
Pada gambar 2.5 diterapkan dua macam model yaitu CRS dan VRS pada empat buah DMU yang hanya mempunyai sebuah input dan sebuah output. Jika
dilakukan pengukuran berorientasi input maka Technical Efficiency ketidakefisienan teknis = 1 – efisiensi teknis yang dihasilkan CRS sebesar P-Pc,
sedangkan oleh VRS hanya P-Pv. Perbedaan ini menghasilkan hal yang disebut dengan skala ketidakefisienan dan ikut terkandung dalam hasil CRS sehingga
efisiensi yang dihasilkan tidak sebesar pada hasil VRS yang mengandung efisiensi teknis murni saja efisiensi teknis VRS
CRS. Oleh karena itu untuk penerapan DEA pada DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal, lebih baik digunakan
model asumsi Variable Return to Scale VRS. Sedangkan untuk perhitungannya lebih disukai untuk dikonversikan
kedalam kebalikannya, yaitu Skala Efisiensi SE yang merupakan perbandingan antara efisiensi yang dihasilakan CRS terhadap efisiensi yang dihasilkan VRS.
Tabel 2.2 Scale Efficiency
DMU CRS Q
VRS Q Scale Q
1 0.500
1.00 0.500
2 0.800
0.900 0.889
Pada tabel 2.2 dapat dilihat bahwa TE dapat dibagi menjadi Pure Technical Efficiency dan Scale Efficiency. Scale Efficiency adalah rasio antara TE CRS dan
TE VRS kolom empat dapat dihitung dengan membagi kolom dua dengan kolom tiga.
31
VRS Teknis
Effisiensi CRS
Teknis Effisiensi
Efficiency Scale
................................... 2.19 atau jika dilihat dari gambar 2.5, scale efficiency-nya adalah:
A.Pv A.Pc
A.P A.Pv
A.P A.Pc
SE
Untuk DMU 2 memiliki Technical Efficiency CRS sebesar 80 dan Technical Efficiency VRS sebesar 90 dan Scale Efficiency 88.9. apabila output CRS
DEA dan VRS DEA sama, dengan kata lain Scale Efficiency sama dengan 1, maka DMU tersebut dikatakan telah beroperasi secara optimal.
2.4.7 Pembatasan Bobot Weight Restriction