kondisi bobot. Pada prinsipnya, batasan tersebut daerah yang diijinkan untuk bobot. Notasi dj,
menunjukkan fungsi intensitas pemisihan discrimination intensity function, yang memastikan bahwa pilihan pertama dinilai sedikit lebih
tinggi dari pilihan kedua yang dinilai sedikit lebih tinggi dari pilihan ketiga dan seterusnya. Sehingga jika
, j
d
yang digunakan dan tentunya nilai untuk
. Skor layak, Z
ij
, didapatkan melalui 2.26-2.28, dan perangkingan tergantung pada
, j
d
dan nilai discrimination power
. Untuk itu, penggunaan CK memiliki masalah yaitu pemilihan bentuk
, j
d
dan nilai
. CK mengatasi masalah ini dengan memilih nilai
. Dengan asumsi
, j
d
0 untuk semua j, maka gantikan persamaan 2.26-2.28 dengan:
Maximize
.................................................................................. 2.29 Subject to :
k 1
j qj
ij
1 v
w
untuk q = 1, 2, …., m ........................ 2.30 dan
,
j d
w w
1 ij
ij
untuk j = 1, 2, …, k-1
, k
d w
ik
................................................................................... 2.31 Batasan 2.31 telah ditulis dalam sama dengan dan bukan
sebagaimana dalam 2.28
2.7 Analisa Korelasi
Analisa Korelasi bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dalam dua variabel pada suatu data pengamatan, dan bagaimana serta arah besarnya
hubungan tersebut.
2.7.1 Pengantar Analisis Korelasi 40
Pada prinsipnya, prosedur korelasi bertujuan untuk mengetahui dua hal pada hubungan antar dua variabel :
1. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan
yang signifikan. 2. Jika terbukti hubungan adalah signifikan, bagaimana arah hubungan dan
seberapa kuat hubungan tersebut. Analisis korelasi adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan
antara variabel-variabel, sedangkan yang dimaksud dengan koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk
data kuantitatif. Sedangkan uji Korelasi Faktor dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara faktor, dimana suatu faktor tersebut dapat memiliki nilai yang tergantung dari faktor yang lain sehingga faktor tersebut dapat diwakilkan. Analisa korelasi
juga berguna untuk mengetahui hubungan antara input-output, dimana peningkatan dalam input seharusnya juga akan meningkatkan output. Analisa
korelasi faktor dilakukan dengan menggunakan Software SPSS 11.00, yaitu Correlate Bivariate dimana parameter yang digunakan adalah nilai dari Pearson
Correlation. Jika nilai Pearson Correlation mendekati 1 maka variabel yang diteliti
memiliki keterkaitan yang kuat dengan variabel pembanding. Semakin besar angka korelasi mengidikasikan bahwa faktor yang terkait tersebut sangat
dipengaruhi oleh perubahan variabel pembanding karena memliki korelasi yang kuat terhadap variabel pembanding sehingga kenaikan atau penurunan nilai
variabel ditentukan pula kenaikan atau penurunan nilai dari variabel pembanding.
41
2.7.2 Asumsi pada Analisa Korelasi
Asumsi – asumsi terkait dengan korelasi yang harus dipenuhi pada analisis korelasi adalah :
1.
Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, misal diatas 0,5.
2.
Pengujian seluruh matrik korelasi korelasi antar variabel, yang diukur dengan besaran Pearson Correlation.digunakan pilihan Pearson karena
korelasi Pearson untuk penggunaan data jenis interval dan rasio. Santoso, Singgih., 2002., hal 187. Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang
signifikan diantara paling sedikit beberapa variabel.
3.
Pada beberapa kasus, asumsi Normalitas dari variabel – variabel atau faktor yang terjadi sebaiknya dipenuhi.
Santoso, Singgih., 2002., hal 187
2.7.3 Proses Dasar dari Analisis Korelasi