PENGARUH KINERJA KEUANGAN, DEBT DEFAULT DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, DEBT DEFAULT DAN

REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

Putri Ragillia Susanto 201110170311219

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikun Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allat SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Debt Default dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Muhajir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Nazurudin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Siti Zubaidah, MM, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.


(3)

5. Bapak Achmad Syaiful H Anwar, SE, M.Sc., AK selaku dosen Pembimbing II.

6. Almarhum ayah tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi penuh agar saya dapat memperoleh gelar sarjana.

7. Ibuku tercinta yang selalu memberikan dukungan penuh terhadap saya mulai dari awal perkuliahan sampai penyusunan skripsi.

8. Kakakku tercinta Adi Susanto, Andi Susanto, Diana Sulistyawati, dan Sukmawati Putri yang telah memberikan dukungan penuh terhadap penyusunan skripsi.

9. Orang terhebat Arief yang selalu memberi motivasi, saran dan waktu dalam proses penyusunan skripsi ini.

10.Teman-teman sekelas “Kausarin Diawan Putri, Lukyanto Dwi Sandi, Siti Mudmainah, Abim Salma, Mu’amar, Yesi Anggraeni, Risa Ayu Novitasari, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan segala saran terbaik untuk penyusunan skripsi.

11.Teman-teman sekelas “Selvi Eka Solfiarina, Erica Purnama Yudha, Elza Oliviana, Mutia Darmin, Sri Wulandari yang telah memberikan motivasi untuk penyusunan skripsi ini.

12.Teman bimbingan Falencia dan Siska yang saling memberikan informasi untuk proses pembuatan skripsi ini.

13.Teman-teman KKN Triya, Sus, Anwar, Lendra dan Doni yang selalu member motivasi selama pembuatan skripsi ini.


(4)

Semoga Allah SWT membalas kebaikan beliau-beliau dan senantiasa meridhoi setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang , Agustus 2015


(5)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN KARTU KENDALI PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ……….. vi

ABSTRAKSI ………. viii

ABSTRACT ………... ix

I. PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 5

D. Manfaat Penelitian ……… 6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ………. 7

A. Landasan Penelitian Terdahulu ……… 7

B. Landasan Teori ………. 9

1. Teori Agensi ……… 9

2. Teori Selffulfilling Prophecy ……… 10

3. Opini Audit ……….. 11

4. Going Concern ………. 11

5. Opini Audit Going Concern ……….. 12

6. Kinerja Keuangan ……… 13

7. Debt Default ………. 14

8. Reputasi Kantor Akuntan Publik ……….... 14

C. Kerangka Pemikiran ………. 15


(6)

III. METODE PENELITIAN ……….. 21

A. Objek Penelitian ………... 21

B. Jenis Penelitian ………. 21

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ………… 21

D. Populasi dan Sampel ………. 24

E. Jenis dan Sumber Data ………. 24

F. Teknik Pengumpulan Data ………... 25

G. Teknik Analisis Data ……… 25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 30

A. Objek Penelitian ……….. 30

B. Penyajian Data ………. 33

C. Analisis Data ……… 39

1. Menghitung Kinerja Keuangan ………. 39

2. Menganalisis Debt Default ……… 44

3. Menganalisis Reputasi Kantor Akuntan Publik …… 45

4. Menganalisis Opini Audit Going Concern…………... 46

5. Analsisis Statistik Deskriptif ………. 47

6. Analisis Regresi Logistik ……….. 49

D. Pengujian Hipotesis ……… 55

E. Pembahasan ……… 56

V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 61

A. Kesimpulan ……… 61

B. Keterbatasan Penelitian ………. 61

C. Saran ……….. 61


(7)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 1 Sampel Penelitian 30

2. Tabel 2 Nama perusahaan yang menjadi sampel 31

3. Tabel 3 Aset Lancar 33

4. Tabel 4 Total Aset 34

5. Tabel 5 Laba Bersih 35

6. Tabel 6 Hutang Lancar 36

7. Tabel 7 Total Hutang 37

8. Tabel 8 Total Ekuitas 38

9. Tabel 9 Current Ratio 39

10.Tabel 10 Return on Assets 41

11.Tabel 11 Debt to Equity Ratio 42 12.Tabel 12 Kategori Debt Default 44 13.Tabel 13 Kategori Reputasi Kantor Akuntan Publik 45 14.Tabel 14 Kategori Going Concern 46 15.Tabel 15 Descriptive Statistics 47 16.Tabel 16 Perbandingan -2LL awal dengan -2LL akhir 51 17.Tabel 17 Uji Hosmer and Lemeshow 52 18.Tabel 18 Nilai Nagelkerke R Square 52

19.Tabel 19 Matrik Klarifikasi 53


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing (Petujuk Praktis Pemeriksaaan Akuntan oleh Akuntan Publik). Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A.A., Elder, R.J., dan Beasley, M.S. 2008. Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintergrasi. Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Chen, K.C.W. and Church. 1992. “Default on Debt Obligations and Auditor Report,” Auditing: A Journal of Practice & Theory. Fall.pp. 30-49.

Craswell, A. T., J. R. Francis, and S. L. Taylor. 1995. “Auditor Brand Name Reputasions and Industry Specializations”. Journal of Accouting and Economic 20 (December): 297-322

Darminto, D.P., dan R. Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

DeAngelo, L, 1981. Auditor Independence, “low balling” and Disclosure Regulation. Journal of accounting and Economics. (August). 113-127.

Fanny, M. dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simponsium Nasional Akuntansi VIII: pp. 966-978.

Fitrianasari, Ella dan Indira Januarti, 2009. ”Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005).

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Guiral, Andre´s Emiliano Ruiz, and Waymond Rodgers. 2011. To What Extent Are Auditors’ Attitudes toward the Evidence Influenced by the Self -Fulfilling Prophecy?. AUDITING: A Journal of Practice & Theory: February 2011, Vol. 30, No. 1, pp. 173-190.

Hani., Clearly,. Dan Mukhlasin. 2003. "Going Concern dan Opini Audit : Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ". Simposium Nasional Akuntansi VI. 1221 - 1233.

Hendriksen & Van Breda. (1992). Accounting Theory (5th ed). Irwin Professional Publishing.


(9)

Januarti, Indira. 2006. ”Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern,” Jurnal Balance, System Informasi, Auditing, Etika Profesi (SIAE).

Joanna, L. Ho. 1994. “The Effect of Experience on Consensus of Going-Concern Judgments”.Behavioral Research in Accounting Vol 6. pp 160-172.

Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan. 1999. “ A Neural Network Approach to The

Prediction of Going Concern Status”.

La Salle, Randal E., dan Anandarajan. 1996. “ Auditor View on The Type of Audit Report Issued to Entities with Going Concern Uncertainties”. Accounting Horizons, Vol 10. Juni. pp 51-72.

McKeown, J, Mutchler, J dan Hopwood, W. 1991. “Towards an Explanation of Auditor Failure to Modify the Audit Opinions Of Bankrupt Companies.” Auditing: A Jurnal Practice & Theory. Supplement. 1-13.

McKinley, S; Pany, K and Reckers, 1985. An Examination of The Influence of CPA firm Type, Size, and MAS Provision on Loan Officer Decision and Perceptions, Journal of Accounting Research, Vol. 23, No. 2, pp. 887-96. Merton, Robert. 1948. “The Self-Fulfilling Prophecy” The Antioch Review,

Vol. 8, No. 2 (Summer, 1948), pp. 193-210.

Mutchler, J.F. 1985. “ A Multivariate Analysis of The Auditor’s Going Concern Opinion Decision”. Journal of Accounting Research. Autumn.Pp 668-682. Mutchler, J.F. 1986. “Empirical Evidence Regarding the Auditor’s Going Concern Opinion Decision”. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.8. No.1. Fall, pp 148-164.

Noverio, Rezkhy. 2011. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Petronela, Thio Anastasia. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan dalam pemberian Opini Audit. BALANCE, 1 Maret, Vol. 1, No. 1, Hlm. 46-55. Praptitorini, M. D.dan I. Januarti, 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt

Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going concern”, Simposium Nasional Akuntansi X. h. 1-25.


(10)

Pryor, C., dan J. V. Terza. 2001. Are Going-Concern Audit Opinions a Self Fulfilling Prophecy?. Advances in Quantitative Analysis of Finance and Accounting 10:89-116.

Ramadhany, Alexander. 2004. ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta”, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.

Rahayu, Puji, 2007. “Assessing Going concern Opinion: A Study Based On Financial And Non Financial Informations (Empirical Evidence of Indonesian Banking Firms Listed On JSX and SSX)”, Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. pp 1-32.

Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Dan Reputasi Auditor. Jurnal Akuntansi dan Bisnis VOL. 4, 2 JULI 2009.

Ruiz, Barbadillo Emiliano, Nivez Gomez-Aguilar, Cristina De Fuentes-Barbera dan Maria Antonia Garcia-Benau, 2004. Audit Quality and The Going-concern Decision making Process. European Accounting Review. Vol.13. No.4. 597-620.

Ross, S.A., Westerfield, R.W., dan Jordan, B.D. 2009. Pengantar Keuangan Perusahaan : Corporate Financial Fundamental. Edisi 8, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”, Simponsium Nasional Akuntansi IX Padang, h 1-25.

Sharma, D. S., dan Shidu, J. (2001). Professionalism vs Commercialism : The Associations Between Non-Audit Services (NAS) and Audit Independence. Journal of Bussnines Finance & Accounting, 28(5-6), 563-594).


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan dananya pada sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai sektor perusahaan. Di sisi lain, kreditor memerlukan berbagai informasi sebagai bahan pedoman agar dapat menginvestasikan dananya dengan tepat. Informasi yang dibutuhkan dapat berupa opini auditor, seperti opini audit going concern. Opini audit going concern dianggap sebagai asumsi untuk berinvestasi, karena kreditor tidak mungkin menginvestasikan dananya pada perusahaan yang terindikasi mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan perusahaan tidak dapat menjaga kelangsungan hidup suatu usahanya. Pengeluaran opini audit going concern juga menimbulkan efek yang cukup besar bagi perusahaan, karena akan menyebabkan kurangnya pemasukan dana perusahaan dari kreditor yang akan menghambat kinerja perusahaannya. Bahkan kemungkinan terburuknya kreditor dapat bertindak tidak rasional dengan menarik investasinya.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja serta suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk diperdagangkan. Istilah ini digunakan untuk aktivitas industri dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang relatif besar untuk


(12)

2

menghasilkan laba. Perusahaan manufaktur memberikan peluang kepada investor untuk menanamkan modalnya terhadap perusahaan tersebut. Karena keuntungan berinvestasi di sektor manufaktur cenderung lebih baik karena banyaknya sektor perusahaan, meskipun pada sisi lain tingkat resiko yang dialami cukup tinggi. Kondisi tersebut juga akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk mengambil investasi dibidang tersebut (wikipedia.com).

Suatu perusahaan dalam keadaan baik atau tidak diperlukan suatu penilaian yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan yaitu auditor. Auditor memiliki peranan penting dalam dua aspek antara lain kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya investor jika laporan keuangan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan telah mendapatkan pernyataan yang wajar dari auditor. Tanggung jawab auditor dalam menerbitkan opini audit wajar dengan bahasa penjelasan dan modifikasi kata-kata tentang keberlangsungan hidup (going concern) perusahaan memerlukan banyak pertimbangan untuk mengeluarkan opini karena akan menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi perusahaan (Januarti, 2006).

Kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa


(13)

3

dirugikan. Berdasarkan kasus tersebut, auditor harus mengemukakan secara jelas apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) (Januarti dkk, 2009). Beberapa penyebabnya yaitu, pertama masalah selffulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang muncul karena auditor khawatir bahwa opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Masalah kedua yang menyebabkan kegagalan audit adalah tidak ada prosedur penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna H Lo, 1994). Hampir tidak ada panduan yang jelas atau penelitian yang dapat dijadikan acuan pemilihan opini going concern yang dipilih (La Salle dan Anandarajan, 1996) karena pemberian status going concern bukanlah suatu hal yang mudah (Koh dan Tan, 1999).

Fanny dan Saputra (2005) mengatakan bahwa reputasi kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap opini audit, hal ini dikarenakan ketika sebuah kantor akuntan publik sudah memiliki reputasi yang baik maka akan berusaha mempertahankan reputasinya tersebut, sehingga mereka akan selalu bersikap objektif terhadap pekerjaannya, apabila memang perusahaan tersebut mengalami keraguan akan kelangsungan hidupnya maka opini yang akan diterimanya adalah opini audit going concern, tanpa memandang apakah auditornya tergolong dalam the big four auditors atau bukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2009). Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2007) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik


(14)

4

berpengaruh signifikan karena kantor akuntan publik besar cenderung untuk independen dalam masalah going concern karena berusaha untuk menjaga reputasi dirinya.

Hubungan variabel kinerja keuangan, debt default dan reputasi kantor akuntan publik memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern yang diberikan oleh auditor kepada perusahaan karena ketiga variabel tersebut menjelaskan tentang keputusan auditor dalam memberikan opini audit going concern kepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini didasarkan atas usaha perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya dengan menggunakan indikator kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan, debt default dengan opini auditor independen serta reputasi kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan The Big Four Auditor. Kinerja perusahaan yang buruk, perusahaan yang mengalami debt default serta perusahaan yang laporan keuangannya tidak diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan The Big Four Auditor akan cenderung memperoleh opini audit going concern.

Berdasarkan adanya hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerimaan opini kelangsungan hidup suatu entitas bisnis yang berjudul “Pengaruh Kinerja

Keuangan, Debt Default dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur


(15)

5

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor Kinerja Keuangan mempengaruhi penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah faktor Debt Default mempengaruhi penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah faktor Reputasi Kantor Akuntan Publik mempengaruhi penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh Kinerja Keuangan terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji pengaruh Debt Default terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menguji pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(16)

6

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang kelangsungan hidup suatu perusahaan berdasarkan opini audit.

2. Sebagai pengetahuan tambahan di bidang auditing, khususnya tentang opini audit.


(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan dananya pada sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai sektor perusahaan. Di sisi lain, kreditor memerlukan berbagai informasi sebagai bahan pedoman agar dapat menginvestasikan dananya dengan tepat. Informasi yang dibutuhkan dapat berupa opini auditor, seperti opini audit going concern. Opini audit going concern dianggap sebagai asumsi untuk berinvestasi, karena kreditor tidak mungkin menginvestasikan dananya pada perusahaan yang terindikasi mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan perusahaan tidak dapat menjaga kelangsungan hidup suatu usahanya. Pengeluaran opini audit going concern juga menimbulkan efek yang cukup besar bagi perusahaan, karena akan menyebabkan kurangnya pemasukan dana perusahaan dari kreditor yang akan menghambat kinerja perusahaannya. Bahkan kemungkinan terburuknya kreditor dapat bertindak tidak rasional dengan menarik investasinya.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja serta suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk diperdagangkan. Istilah ini digunakan untuk aktivitas industri dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang relatif besar untuk


(2)

menghasilkan laba. Perusahaan manufaktur memberikan peluang kepada investor untuk menanamkan modalnya terhadap perusahaan tersebut. Karena keuntungan berinvestasi di sektor manufaktur cenderung lebih baik karena banyaknya sektor perusahaan, meskipun pada sisi lain tingkat resiko yang dialami cukup tinggi. Kondisi tersebut juga akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk mengambil investasi dibidang tersebut (wikipedia.com).

Suatu perusahaan dalam keadaan baik atau tidak diperlukan suatu penilaian yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan yaitu auditor. Auditor memiliki peranan penting dalam dua aspek antara lain kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya investor jika laporan keuangan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan telah mendapatkan pernyataan yang wajar dari auditor. Tanggung jawab auditor dalam menerbitkan opini audit wajar dengan bahasa penjelasan dan modifikasi kata-kata tentang keberlangsungan hidup (going concern) perusahaan memerlukan banyak pertimbangan untuk mengeluarkan opini karena akan menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi perusahaan (Januarti, 2006).

Kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa


(3)

dirugikan. Berdasarkan kasus tersebut, auditor harus mengemukakan secara jelas apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) (Januarti dkk, 2009). Beberapa penyebabnya yaitu, pertama masalah selffulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang muncul karena auditor khawatir bahwa opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Masalah kedua yang menyebabkan kegagalan audit adalah tidak ada prosedur penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna H Lo, 1994). Hampir tidak ada panduan yang jelas atau penelitian yang dapat dijadikan acuan pemilihan opini going concern yang dipilih (La Salle dan Anandarajan, 1996) karena pemberian status going concern bukanlah suatu hal yang mudah (Koh dan Tan, 1999).

Fanny dan Saputra (2005) mengatakan bahwa reputasi kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap opini audit, hal ini dikarenakan ketika sebuah kantor akuntan publik sudah memiliki reputasi yang baik maka akan berusaha mempertahankan reputasinya tersebut, sehingga mereka akan selalu bersikap objektif terhadap pekerjaannya, apabila memang perusahaan tersebut mengalami keraguan akan kelangsungan hidupnya maka opini yang akan diterimanya adalah opini audit going concern, tanpa memandang apakah auditornya tergolong dalam the big four auditors atau bukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2009). Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2007) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik


(4)

berpengaruh signifikan karena kantor akuntan publik besar cenderung untuk independen dalam masalah going concern karena berusaha untuk menjaga reputasi dirinya.

Hubungan variabel kinerja keuangan, debt default dan reputasi kantor akuntan publik memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern yang diberikan oleh auditor kepada perusahaan karena ketiga variabel tersebut menjelaskan tentang keputusan auditor dalam memberikan opini audit going concern kepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini didasarkan atas usaha perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya dengan menggunakan indikator kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan, debt default dengan opini auditor independen serta reputasi kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan The Big Four Auditor. Kinerja perusahaan yang buruk, perusahaan yang mengalami debt default serta perusahaan yang laporan keuangannya tidak diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan The Big Four Auditor akan cenderung memperoleh opini audit going concern.

Berdasarkan adanya hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerimaan opini kelangsungan hidup suatu entitas bisnis yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Debt Default dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor Kinerja Keuangan mempengaruhi penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah faktor Debt Default mempengaruhi penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah faktor Reputasi Kantor Akuntan Publik mempengaruhi penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh Kinerja Keuangan terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji pengaruh Debt Default terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menguji pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap penerimaan opini audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang kelangsungan hidup suatu perusahaan berdasarkan opini audit.

2. Sebagai pengetahuan tambahan di bidang auditing, khususnya tentang opini audit.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 156 65

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

1 53 91

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 80

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT, DAN OPINI AUDIT GOING CONCERN TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DI INDONESIA

0 25 54

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3