fisiologis primata sebagai hewan model harus dapat diketahui sebagai referensi yang ada di wilayah Indonesia.
Selain adanya pengaruh iklim tropis Indonesia, nilai fisiologis hewan model tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat di ruang kandang tempat
hewan model tersebut. Kondisi temperatur dan kelembaban ruangan sangat mempengaruhi kondisi fisiologis hewan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
penelitian yang menggunakan hewan model harus diperhatikan mikroklimat ruangan yang mengarah pada nilai zona nyaman bagi hewan tersebut. Pengaturan
ruangan pada zona nyaman biasanya diperlukan proses aklimasi hewan tersebut. Aklimasi adalah suatu perubahan kondisi fisiologis organisme untuk mengurangi
tekanan yang disebabkan pemberian cekaman secara eksperimental Kendeigh 1980.
Sampai saat ini belum banyak informasi mengenai nilai fisiologis hewan model sebagai referensi di wilayah tropis, khususnya parameter kimia darah. Di
samping itu, belum diketahui bagaimana nilai fisiologis tersebut dalam kondisi adaptasi dan aklimasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh aklimasi di ruang kandang terhadap profil kimia darah monyet ekor panjang sebagai hewan model.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengkaji profil kimia darah terutama kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, SGPT, SGOT, ureum dan kreatinin dalam serum darah pada monyet ekor
panjang Macaca fascicularis pada kondisi aklimasi di ruang kandang. 2.
Mendapatkan profil nilai fisiologis kimia darah pada saat Macaca fascicularis berada pada kondisi adaptasi, aklimasi dan postaklimasi.
2.1 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan data profil kimia darah monyet ekor panjang yaitu kadar glukosa, lipid, SGPT, SGOT, ureum dan
kreatinin pada kondisi aklimasi di ruang laboratorium yang dapat bermanfaat bagi
penelitian maupun praktisi di bidang kedokteran hewan, kedokteran umum, biologi dan biomedis.
2.2 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menduga bahwa kondisi aklimasi di ruang laboratorium tidak akan mempengaruhi kadar glukosa, lipid, SGPT, SGOT, ureum dan kreatinin oleh
monyet ekor panjang sebagai bahan atau objek penelitian. Hipotesis tersebut dinilai sebagai berikut:
H0 : kondisi aklimasi di ruang laboratorium secara signifikan dapat
mempengaruhi kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, SGPT, SGOT, ureum dan kreatinin monyet ekor panjang.
H1 : kondisi aklimasi di ruang laboratorium secara signifikan tidak
mempengaruhi kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, SGPT, SGOT, ureum dan kreatinin monyet ekor panjang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Ciri-ciri Morfologi Macaca fascicularis
II.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Menurut Lang 2006 taksonomi monyet ekor panjang Macaca
fascicularis sebagai berikut :
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Sub Ordo : Anthropoidea
Infra Ordo : Catarrhini
Super Famili : Cercopithecoidea
Famili : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Spesies : Macaca fascicularis
Sub Spesies : M. f. atriceps, M. f. aurea, M. f. condorensis, M.
f.fascicularis, M. f. fusca, M. f. karimondjawae, M. f. lasiae, M. f. philipines, M. f. tua, M. f. umbosa.
Monyet ekor panjang sering disebut juga long-tailed macaque, crab eating monkey
, dan cinomolgus monkey. Nama lokal monyet ekor panjang di berbagai daerah di Indonesia adalah Cigaq Minangkabau, Karau Sumatera, Warik
Kalimantan, Warek Dusun, Bedes Tengger, Ketek Jawa, Kunyuk Sunda, Motak Madura dan Belo Timor Supriatna dan Wahyono 2000. Monyet ekor
panjang Macaca fascicularis adalah satwa primata yang menggunakan kaki depan dan belakang dalam berbagai variasi untuk berjalan dan berlari
quandrapedalisme, memiliki ekor yang lebih panjang dari panjang kepala dan
badan. Disamping itu memiliki bantalan duduk ischial sallosity yang melekat pada tulang duduk ischial dan memiliki kantong makanan di pipi cheek
pouches Napier and Napier 1985.
Lekagul and McNeely 1988 juga menjelaskan Macaca fascicularis dinamakan monyet ekor panjang karena memilki ekor yang panjang, dan berkisar
antara 80 hingga 110 dari total panjang kepala dan tubuh. Ukuran panjang badan dan kepala 360-508 mm, ekor 450-630 mm, kaki belakang 120-155 mm,
telinga 30-45 mm, bobot 2400-6500 gram Suyanto, 2002. Monyet ekor panjang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Monyet Ekor Panjang Macaca fascicularis Sumber: NBII 2009
Supriatna dan Wahyono 2000 menyatakan bahwa monyet ekor panjang Macaca fascicularis
memiliki panjang tubuh berkisar antara 385 mm hingga 668 mm. Bobot tubuh jantan dewasa berkisar antara 3,5 kg hingga 8,0 kg, sedangkan
bobot tubuh rata-rata betina 3 kg. Smith dan Mangkoewidjojo 1988 menyatakan bahwa monyet jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 5,5 kg
hingga 10,9 kg dan betina antara 4,3 kg hingga 10,6 kg Monyet ekor panjang Macaca fascicularis mempunyai dua warna utama
yaitu coklat keabu-abuan dan kemerah-merahan dengan berbagai variasi warna menurut musim, umur dan lokasi Lekagul and McNeely 1988. Napier and
Napier 1985 secara umum menyatakan warna bulu monyet ekor panjang Macaca fascicularis
agak kecoklatan sampai abu-abu, pada bagian punggung lebih gelap dibanding dengan bagian perut dan dada, rambut kepalanya pendek
tertarik kebelakang dahi, rambut-rambut sekeliling wajahnya berbentuk jambang yang lebat, ekornya tertutup bulu halus.
II.1.2 Pemanfaatan Macaca fascicularis Satwa primata adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena secara anatomis dan fisiologis satwa primata memiliki kemiripan dengan manusia dibandingkan
dengan hewan model lainnya Sajuthi et al. 1993. Menurut Sulaksono 2002, bahwa variasi nilai rujukan parameter faal Macaca fascicularis menurut sentra
hewan dan jenis kelamin, masih dalam batas yang dapat ditolerir untuk hewan percobaan yang dipelihara dengan kondisi pemeliharaan konvensional, sehingga
dengan demikian para peneliti Indonesia yang menggunakan kera sebagai model penelitiannya dapat menggunakan nilai rujukan tersebut sebagai salah satu
referensinya.
II.1.3 Habitat Pemeliharaan monyet sebagai hewan penelitian harus memenuhi
persyaratan yang telah diatur oleh sebuah komisi kesejahteraan hewan. Menurut Moss 1992 kesejahteraan dalam arti luas yaitu menyangkut masalah fisik atau
mental dari hewan dan dapat bertingkah laku sesuai dengan kebiasaannya di alam bebas. Komisi kesejahteraan memperhitungkan keselamatan hewan, orang
disekitarnya dan kemungkinan terjadi kecelakaan kerja. Komisi tersebut memutuskan yang terbaik bagi hewan yaitu mendapat cukup kebebasan dalam
bergerak tanpa kesulitan berputar, merawat diri, berdiri, berbaring dan merengangkan badan. Komisi ini juga mempertimbangkan keadaan pakan yang
diberikan. Hewan harus terbebas dari rasa lapar dan haus. Habitat monyet ekor panjang Macaca fascicularis tersebar mulai dari
hutan hujan tropika, hutan musim sampai hutan rawa-mangrove, dan di hutan iklim sedang Cina dan Jepang Napier and Napier 1985. Supriatna dan
Wahyono 2000 menyatakan bahwa monyet ekor panjang Macaca fascicularis hidup pada habitat hutan primer dan sekunder mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi sekitar 1.000 m di atas permukaan laut. Pada umumnya, habitat asli Macaca fascicularis
selalu berada disepanjang lembah yang berbatasan dengan air, baik di daratan terbuka maupun pinggiran sungai ataupun hutan, sehingga
monyet ekor panjang ini dapat menyesuaikan diri pada semua peringkat ekologi Ecologically diverse.
Aktivitas fisik monyet ekor panjang ini secara teratur dimulai dari matahari terbit hingga tenggelam lagi, hidupnya berkelompok dengan
jumlah kelompok sekitar 20 – 50 ekor dan selalu berpindah-pindah mengikuti ketersediaan pakan. Dengan menilik habitat aslinya diatas tadi, kemungkinan suhu
yang cukup baik bagi kehidupan Macaca fascicularis berkisar diantara 25-27°C. Namun, perubahan suhu yang tidak menentu disaat sekarang ini menyebabkan
kondisi lingkungan bagi Macaca fascicularis tidaklah nyaman serta pakan yang diperoleh dialam juga semakin menipis akibat dari kerusakan alam yang
dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggungjawab. Menurut Napier and Napier 1985, habitat dan penyebarannya ditentukan oleh beberapa hal yang
dibutuhkan untuk bertahan hidup yaitu sumber makanan, sungai atau mata air, dan pohon untuk tidur dan beristirahat. Keterbatasan sumber makanan dan minuman
menyebabkan kemungkinan adanya daerah tertentu yang merupakan daerah jelajah dari dua kelompok atau lebih. Perkelahian kelompok sering terjadi untuk
memperebutkan wilayah jelajah tersebut. Kandang monyet harus dipertimbangkan untuk keperluan tingkah laku,
emosi, dan sosial. Monyet ekor panjang Macaca fascicularis tidak boleh dikandangkan sendirian dan terpencil, karena akan menimbulkan suatu bentuk
cekaman yang mengganggu proses tingkah laku dan fisiologi normal Smith dan Mangkoewidjojo 1988. Satwa primata harus dikandangkan di ruang atau daerah
sejauh mungkin dari kandang hewan lain. Syarat ini untuk mengurangi resiko penularan penyakit dan keamanan dalam memelihara Smith dan Mangkoewidjojo
1988. Kandang monyet harus dibuat dengan konstruksi yang kuat untuk mencegah terjadinya kerusakan yang disebabkan dari monyet itu sendiri. Jenis
kandang kelompok yang terbuat dari ram kawat perlu dilengkapi tempat peristirahatan yang agak tinggi dan bentuknya harus memadai. Kandang individu
harus dilengkapi dinding belakang geser kandang jepit, sehingga monyet dapat didorong ke bagian depan kandang. Fungsi kandang tersebut untuk mempermudah
dalam melakukan pemeriksaan, pemberian obat atau penyuntikan dan penanganan lain yang harus dilakukan terhadap monyet tersebut. Setiap jenis kandang baik
kandang kelompok maupun kandang individu harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum yang memadai dan cukup kuat Sajuthi 1984.
II.2 Parameter Fisiologis Macaca fascicularis