16
Dimana: L
T
= redaman akibat kesalahan pengarahan transmitter dB
L
R
= redaman akibat kesalahan pengarahan receiver dB α
T
= kesalahan pengarahan θ
3dB
= lebar berkas pada saat daya 50 Semakin kecil nilai α
T
dari suatu pointing, maka akan memperkecil redaman akibat kesalahan dari pengarahan antena. Gambar 2.7 menunjukkan
skema kesalahan pointing dari antena pengirim dan penerima.
Gambar 2.7 Skema Kesalahan Pointing Antena Pengirim dan Penerima
2.7 Motor Servo
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar motor yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup servo, sehingga
dapat di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. Gambar 2.8 menunjukkan motor servo.
Gambar 2.8
Motor Servo
17
Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer [10]. Komponen di dalam motor servo
dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Komponen Penyusun Motor Servo
Berdasarkan struktur mesin, ada dua jenis motor servo yaitu motor servo AC dan DC. Motor servo AC dapat menangani arus yang tinggi atau beban berat,
sehingga sering diaplikasikan pada mesin-mesin industri. Sedangkan motor servo DC biasanya lebih cocok untuk digunakan pada aplikasi-aplikasi yang lebih kecil.
Motor servo DC menggunakan motor DC brushless sebagai penggeraknya. Oleh karena itu, prinsip kerja dari motor servo DC sama dengan prinsip kerja motor DC
brushless. Motor DC brushless mempunyai empat bagian dasar yaitu rotor, stator,
komutator elektronik dan sensor posisi rotor. Pada motor DC konvensional, medan magnet stasionernya dibangkitkan oleh sebuah magnet permanen atau
elektromagnetik. Medan ini disebut stator karena sifatnya stasioner, sedangkan catu daya DC diberikan pada armature yang bebas berputar. Pada motor DC
brushless justru medan magnetnya yang berputar. Medan magnet ini ditimbulkan oleh magnet permanen yang disebut sebagai rotor. Sedangkan catu daya DC
18
diberikan pada armature atau stator [11]. Gambar 2.10 menunjukkan konstruksi motor DC brushless.
Gambar 2.10 Motor DC Brushless
Dengan melihat pada Gambar 2.11 dapat dijelaskan konsep dasar pemikiran kerja sebuah motor DC brushless.
Gambar 2.11 Motor DC Brushless Dengan Rangkaian Pengendali
Pada Gambar 2.11 kumparan stator diberi label A sampai D. Rotor merupakan permanen magnet dengan polaritas seperti terlihat pada gambar 2.11.
Blok A sampai D pada Gambar 2.11 terdiri dari switch-switch yang umumnya berupa transistor atau thyristor. Arus dari power suplai mengalir pada kedua arah
melalui kumparan. Misalnya dianggap arus mengalir melalui kumparan A dan C,
19
menyebabkan kutub utara rotor berada dekat dengan kumparan A dan kutub selatan dengan kumparan C. Posisi ini diperjelas dengan melihat Gambar 2.12a.
Selanjutnya dengan arus tetap mengalir pada kumparan A dan C, arus di switch ke B dan D dengan arah seperti terlihat pada Gambar 2.12b. Rotor motor tersebut
akan bergerak meluruskan diri dengan medan resultan total, terlihat pada garis putus-putus. Selanjutnya arus pada kumparan A dan C terputus. Rotor akan terus
bergerak sampai pada posisi seperti Gambar 2.12c. Perhatikan bahwa rotor telah bergerak sejauh 90° [12].
Gambar 2.12 Perputaran Motor DC Brushless
2.8 Regulator Tegangan