dikenal dengan sebutan rayap tanah. Coptotermes curvignathus merupakan rayap tanah yang berukuran besar dan memiliki serangan yang paling luas di Indonesia.
Coptotermes curvignathus Holmgren dapat bersarang di dalam kayu yang mati
atau yang masih hidup serta di dalam tanah. Sistematika jenis rayap ini adalah : Kelas
: Insekta
Ordo :
Blatodea Famili
: Rhinotermitidae
subfamili :
Coptotermitinae Genus
: Coptotermes
Spesies :
Coptotermes curvignathus Holmgren
2.5. Keawetan Alami Kayu
Menurut Martawijaya 2000 dalam Barly 2007 keawetan merupakan salah satu sifat dasar kayu yang penting. Nilai suatu jenis kayu sangat ditentukan
oleh keawetannya, karena bagaimanapun kuatnya suatu jenis kayu, penggunaannya akan kurang berarti jika keawetannya rendah. Selain bergantung
kepada jenis kayunya, keawetan kayu bergantung kepada jenis organisme perusak kayu yang menyerangnya. Sesuatu yang mempunyai daya tahan tinggi terhadap
suatu organisme, belum tentu tahan terhadap organisme lain. Di samping itu, sebagian besar kayu tidak tahan terhadap suhu udara yang berubah-ubah,
kelembaban, dan air. Keawetan alami kayu sangat dipengaruhi oleh kadar ekstraktifnya.
Meskipun tidak semua ekstraktif beracun bagi organisme perusak kayu pada umumnya namun, terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar ekstraktif
keawetan alami kayu cenderung meningkat pula Wistara et al. 2002. Di hutan Indonesia ada sekitar 4.000 jenis kayu, namun dari jumlah tersebut hanya
sebagian kecil saja yang telah diketahui sifat dan kegunaannya dan baru 120 jenis yang sudah diperdagangkan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa dari jumlah
3233 yang dikumpulkan oleh Balai Penelitian Hasil Hutan, 80 – 85 termasuk kelas awet III, IV, dan V Martawijaya 1981 dalam Barly dan Martawijaya 2000.
Keawetan alami dapat diperbaiki dengan pengawetan sehingga umurnya dapat
meningkat beberapa kali lipat. Untuk kayu perumahan minimal dapat mencapai 20 tahun Abdurrohim 2007.
Pada tiap tahap pengolahan sampai pemakaian, kayu dihadapkan pada beragam jenis organisme perusak kayu yang siap mengancam, seperti bakteri,
jamur, rayap kayu kering, rayap tanah, bubuk kayu kering, dan binatang penggerek kayu Wilkinson 2005 dalam Barly 2007. Dalam keadaan basah kayu
dapat diserang jamur, serangga bubuk kayu basah, dan rayap tanah jika disimpan terlalu lama. Dalam keadaan kering, kayu dapat diserang rayap kayu kering, rayap
tanah, dan bubuk kayu kering. Kayu yang dipasang di laut dapat diserang binatang laut penggerek kayu marine borer. Perubahan yang terjadi tidak hanya
menurunkan kualitas tetapi kuantitas juga karena ada yang benar-benar memakan habis kayu Tarumingkeng 2001 dalam Barly 2007.
Keterawetan kayu adalah kemampuan kayu untuk ditembus oleh bahan pengawet sampai mencapai retensi dan penetrasi tertentu yang secara ekonomis
menguntungkan dan efektif untuk mencegah faktor perusak kayu. Sifat keterawetan jenis kayu tertentu diteliti dengan proses pengawetan, bahan
pengawet, dan kadar air kayu tertentu. Ini akibat keterawetan dipengaruhi oleh jenis kayu, kadar air kayu yang diawetkan, proses pengawetan, dan bahan
pengawet yang digunakan Abdurrohim dan Martawijaya 1996 dalam Abdurrohim 2007.
2. 6. Pengawetan Kayu