Tahap Persiapan Tahap Pembuatan Prototype

5 1. Memudahkan dalam melakukan penangan, perawatan maupun pengobatan pada ternak, berdasarkan catatan-catatan yang dimiliki. 2. Menghindari dan mengurangi kesalahan manajemen pemeliharaan, pengobatan, pemberian pakan ataupun produksi semen. 3. Memudahkan dalam melakukan seleksi ternak sehingga didapatkan ternak yang unggul, melalui sertifikat ternak, catatan kesehatan, berat lahir, dll. 4. Menghindari terjadinya inbreeding. 5. Menjadikan pekejaan lebih efektif dan efisien terutama dalam sebuah usaha peternakan yang besar. 2.3 RFID Radio Frequency Identification RFID Radio Frequency Identification atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antenna Anonimous 2010. Prinsip kerja RFID ialah menggunakan frekuensi radio untuk mengirimkan informasi atau data antara RFID tag dan RFID reader, sehingga tidak memerlukan kontak fisik diantara keduanya untuk dapat berhubungan. Tidak diperlukannya kontak fisik inilah yang merupakan keunggulan utama dari RFID Anonimous 2010. RFID yang bekerja pada sistem operasi rendah tidak memerlukan kecepatan baca tinggi beroperasi pada frekuensi rendah antara 300 Hz sampai 3 KHz. Sedangkan untuk yang bekerja pada sistem operasi tinggi beroperasi pada frekuensi tinggi antara 3 MHz sampai 30 MHz Anonimous 2010. 2.4 Seleksi Seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai berdasarkan criteria tertentu yang akan dijadikan tetua untuk generasi berikutnya dalam konteks pemuliaan ternak. Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktifitas ternak melalui perbaikan mutu genetik bibit. Melalui seleksi, ternak yang mempunyai sifat yang diinginkan akan dipelihara dan dikembangkan, sedangkan ternak-ternak dengan sifat yang tidak diinginkan akan dipisahkan. Pallawaruka dan Thaib 2009.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kampus Institut Pertanian Bogor dan di uji coba di Dukuh Ngantru, Desa Sekaran Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian akan dilaksanakan selama lima bulan. Gambaran umum pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

3.1.1 Tahap Persiapan

Sebelum pembuatan SIM-C dalam program kreativitas mahasiswa ini, dilaksanakan studi literatur terlebih dahulu. Persiapan dilakukan dengan melakukan pencarian dan pengkajian pada beragam sumber, acuan dan literatur 6 untuk dijadikan dasar teori dalam pembuatan software dan hardware pada sistem ini. Pencarian difokuskan pada bagaimana lalu-lintas transfer data dari hardware ke software sebagai media recording data dalam sistem yang akan dibangun.

3.1.2 Tahap Pembuatan Prototype

Sistem informasi dan manajemen cattle dirancang agar efektif serta terintegrasi. Sistem dibangun dengan basis software komputasi awan dimana database disimpan pada server sehingga data dapat diakses di berbagai tempat. Merancang alur kerja sistem mulai dari penulisan dan pengambilan data record tag RFID sapi ke reader hardware, pengiriman data record ke software sistem informasi kemudian data diunggah ke server internet. Gambar 2. Alur kerja sistem Data record yang diinput juga akan ditentukan pada tahap perencanaan sistem ini. 1. Pembuatan Software Software yang dibuat berbasis komputasi awan dengan menggunakan kode pemrograman Personal Home Page PHP dan database populer My Structured Query Language MySQL. Hosting dari software ini bernama ktpternak.com dan sudah dibuat aplikasi untuk handphone berbasis android . 2. Pembuatan Hardware Membuat hardware yang dibutuhkan dengan komponen dasar chip RFID. Chip RFID tersebut dimodifikasi dalam bentuk eartag sehingga dapat dengan mudah dipasangkan pada sapi dapat diterima oleh peternaknya. Gambar 3. Eartag RFID Eartag yang berisi chip RFID dibuat menggunakan material silikon tahan air sehingga dapat bertahan dan tahan lama. 3. Monitoring dan Uji Coba Sistem Uji coba sistem dilakukan di laboratorium lapang Fakultas Peternakan IPB dan juga dilakukan di daerah yang bekerja sama dengan SPR 1111 Sekolah Peternakan Rakyat yaitu Dusun Ngantru, Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro. Selama uji coba, kami bekerja sama dengan peternak yang berada disana untuk dapat menerapkan sistem. Langkah selanjutnya, chip yang dimodifikasi dalam bentuk eartag tersebut dipasang pada bagian tubuh sapi yaitu telinga. Sistem dijalankan dengan menerapkan alur kerja sistem yang sudah ditentukan, yakni dimulai dengan melakukan input data record terlebih dahulu berupa nomor ternak, nama ternak, jenis kelamin, tanggal lahir, bangsa, bobot lahir, bobot sapih, tetua, pemilik, dan alamat pemilik ke chip RFID sebelum dipasangkan ke sapi ternak. Chip yang akan dipasang dicocokkan dengan data 7 yang sudah diinput sebelumnya. Selanjutnya ujicoba melakukan pembacaan data di chip yang sudah dipasang pada sapi menggunakan hardware RFID reader. Pembacaan data dilakukan tanpa kontak langsung dengan jarak maksimal 3 inch. Data record yang terdapat di chip terhubung dengan sistem website atau aplikasi yang berada di smartphone melalui input hardware reader RFID.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN