Keterampilan Proses Sains BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

No Tahapan Proses Inkuiri 3 Merancang Percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. 4 Mengumpulkan dan Menganilisis Data Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 5 Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, penyajian pelajaran diawali dengan penjelasan suatu peristiwa yang penuh teka-teki. Siswa secara individu akan termotivasi menyelesaikan teka-teki yang dihadapkan pada mereka dan membimbing mereka kepada suatu pencarian dan penyelidikan secara disiplin.

C. Keterampilan Proses Sains

Tujuan mata pelajaran IPA dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pengembangan keterampilan proses siswa dapat dilatihkan melalui suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena IPA merupakan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa. Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian Keterampilan Proses adalah pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir psikis atau kemampuan olah perbuatan fisik. Banyak pakar pendidikan yang mengklasifikasikan keterampilan proses IPA, diantaranya yang bergabung di dalam American Association for the Advancement of Science 1970 mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan yang termasuk ke dalam keterampilan proses dasar antara lain : observasi, pengukuran, menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan dan komunikasi. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi : pengontrolan variabel, intepretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional dan merancang eksperimen. Ilmu pengetahuan lahir dari pertanyaan dalam benak manusia tentang segala hal yang tampak, dirasakan danatau dialaminya. Dari pertanyaan- pertanyaan itulah kemudian manusia mulai mencari-cari cara untuk mengungkap apa yang mereka saksikan, alami, danatau rasakan. Dalam mencari-cari jawaban atas pertanyaannya itulah maka para filsuf dan ilmuwan kemudian mulai berproses dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan suatu yang baru, menurut pengamatan, tidak menguasai semua konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka mampu menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru. Kemampuan-kemampuan dasar yang dimaksud antara lain mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan Conny Semiawan, 1987:17- 18 dalam Amarullah et. al, 2008. Dalam pembelajaran IPA, Keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah Nur:2002a,1, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model Nur:2002. Selain itu melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya. Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua alasan yang melandasinya yaitu: a. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak akan tercapai. Untuk itu siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata- mata dari guru. b. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Dengan melihat alasan ini betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa dimasa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya. Bagi siswa, beberapa keterampilan proses dasar dimulai dengan keterampilan proses yang sederhana yaitu observasi atau pengamatan, perumusan masalah atau pertanyaan dan perumusan hipotesis. Untuk memperjelas keterampilan-keterampilan proses sains di atas maka dibawah ini akan dijelaskan secara singkat yaitu: 1 Pengamatan adalah penggunaan indera-indera anda. Mengamati dengan penglihatan pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan 2 Perumusan Hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Nur:2002. Tabel 2.2. Indikator Keterampilan Proses Sains No Aspek KPS Karakteristik 1 Mengamati 1 Menggunakan sebanyak mungkin indera 2 Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai 2 Menafsirkan pengamatan 1 Mencatat setiap pengamatan 2 Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 3 Menemukan sesuatu pola dalam satu seri pengamatan 4 Menarik kesimpulan 3 Meramalkan 1 Menggunakan pola-pola 2 Menggunakan alat dan bahan 4 Menerapkan konsep 1 Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 2 Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru 5 Merencanakan penelitian 1 Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian 2 Menentukan Variabel-variabel 3 Menentukan Variabel yang harus dibuat tetap dan yang mana yang berubah 4 Menentukan apa yang akan diamati 5 Menentukan cara dan langkah kerja 6 Menentukan bagaimana cara mengolah hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan 6 Berkomunikasi 1 Menyusun dan menyampaikan laporan 2 Menjelaskan hasil penelitian 3 Mendiskusikan hasil percobaan penelitian 4 Menggambarkan data dengan grafik,tabel atau diagram 7 Mengajukan pertanyaan 1 Bertanya untuk meminta penjelasan 2 Bertanya apa , bagaimana, dan mengapa 3 Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis

D. Konsep Energi Bunyi