PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
37
Tabel 3.10. Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Sulawesi Utara
No Jenis Penerimaan dan Pengeluaran
Pembiayaan Daerah JUMLAH
Realisasi 2014 Rp
Realisasi 2015 Rp
3 4
3.1 Penerimaan Pembiayaan
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya SILPA 148.282.819.301
84.011.897.091 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan 3.1.4 Penerimaan Pinjaman daerah
3.1.5 Penerimaan kembali pemberian
pinjaman 3.1.6 Penerimaan piutang
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
148.282.819.301 84.011.897.091
3.2 Pengeluaran pembiayaan
3.2.1 Pembentukan dana cadangan 3.2.2 penyertaan modal investasi daerah
25.000.000.000 25.000.000.000
3.2.3 Pembayaran utang pokok 3.2.4 Pemberian pinjaman daerah
3.2.5 Bantuan keuangan ke KabKota utk
Sanitasi hibah JUMLAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 25.000.000.000
25.000.000.000 JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
123.282.819.301.49 59.011.897.091
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah
3.3. Kerangka Pendanaan
Pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam penentuan alokasi anggaran mengalami perubahan pendekatan dari money follow function
menjadi money follow program priority. Hal ini untuk meminimalkan masalah perencanaan dan pengangaran yang sering terjadi terutama
penganggaran yang berdasarkan tugas dan fungsi menyebabkan terjadinya inefisiensi, duplikasi program, alokasi anggaran tidak
terfokus dsb. Konsep perencanaan terintegrasi dan terpadu menjadi kunci untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program
sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih optimal tercapai.
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
38 Kebijakan keuangan daerah terdiri atas kebijakan pendapatan,
kebijakan belanja daerah dan kebijakan pembiayaan. Kebijakan pendapatan diarahkan kepada ketersediaan dana yang berkelanjutan
dengan jumlah yang memadai. Sehingga berbagai potensi pendapatan daerah harus teridentifikasi dan di optimalkan. Kebijakan belanja akan
diarahkan bagi program dan kegiatan prioritas yang mendukung prioritas pembangunan daerah. Sedangkan kebijakan pembiayaan
diarahkan untuk menutup defisit anggaran pada pos-pos pembiayaan.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Tabel.3.11 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Sulawesi Utara
No Uraian
Tahun 2015 A
Belanja Tidak Langsung
1 Belanja Gaji
dan Tunjangan 326.389.293.345
2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan
DPRD serta Operasional KDHWKDH 6.445.500.000
3 Belanja Bunga
- 4
Belanja bagi hasil 327.901.115.304
B Belanja Langsung
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk
guru dan tenaga medis. 14.599.769.500
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
1.059.500.000 3
Belanja Jasa Kantor khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon
dan sejenisnya 97.649.587.403
4 Belanja sewa gedung kantor yang telah ada
kontrak jangka panjangnya 5.241.340.367
5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan
kantor yang telah ada kontrak jangka panjangnya
4.612.465.249 C
Pembiayaan Pengeluaran
1 Pembentukan Dana Cadangan
- 2
Pembayaran pokok utang -
TOTAL A+B+C 783,898,571,168
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
39
3.3.2. Proyeksi Data Masa lalu
Dalam bagian ini diuraikan mengenai proyeksi data masa lalu dan asumsi yang digunakan untuk memproyeksi serta kebijakan-kebijakan yang
mempengaruhi proyeksi data.
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
40
Tabel.3.12. Proyeksi Pendapatan Daerah 2016-2021
NO JENIS PENERIMAAN
Tahun 2016 Tahun 2017
Tahun 2018 Tahun 2019
Tahun 2020 Tahun 2021
PENDAPATAN 2.901.548.814.000
3.778.071.398.864 4.008.020.190.752
4.318.463.230.402 4.518.476.537.140
4.826.037.984.561 A
PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.041.115.350.000
1.114.476.631.000 1.186.318.719.000
1.260.704.163.000 1.342.287.561.000
1.429.779.635.000 I
Pajak Daerah 895.736.150.000
968.673.031.000 1.034.583.719.000
1.105.614.963.000 1.182.857.761.000
1.266.912.635.000 1
Pajak Kendaraan Bermotor PKB
270.318.065.000 289.537.147.000
307.777.987.000 327.168.000.000
348.106.752.000 370.733.691.000
2 Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor BNN KB 273.144.599.000
292.290.754.000 310.705.071.000
330.279.491.000 351.417.378.000
374.259.508.000
3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor PBB KB 223.123.486.000
238.742.130.000 254.021.626.000
270.787.054.000 289.200.573.000
309.444.613.000
4 Pajak Air Permukaan PAP
1.250.000.000 1.250.000.000
1.275.000.000 1.300.000.000
1.325.000.000 1.350.000.000
5 Pajak Rokok
127.900.000.000 146.853.000.000
160.804.035.000 176.080.418.000
192.808.058.000 211.124.823.000
II Retribusi Daerah
56.729.200.000 57.153.600.000
57.735.000.000 58.889.200.000
59.079.800.000 60.367.000.000
III Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang dipisahkan 45.000.000.000
45.000.000.000 50.000.000.000
52.000.000.000 55.000.000.000
57.000.000.000 IV
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
43.650.000.000 43.650.000.000
44.000.000.000 44.200.000.000
45.350.000.000 45.500.000.000
B DANA PERIMBANGAN
1.855.433.464.000 2.658.094.767.864
2.815.701.471.752 3.050.259.067.402
3.166.188.976.140 3.380.758.349.561
I Bagi Hasil PajakBagi Hasil
Bukan Pajak 121.662.128.000
121.662.128.000 121.662.128.000
121.662.128.000 121.662.128.000
121.662.128.000 II
Dana Alokasi Umum DAU 1.065.545.204.000
1.814.614.570.145 1.932.559.687.299
1.991.297.866.299 2.052.972.954.299
2.196.272.403.681 III
Dana Alokasi Khusus DAK 668.226.132.000
721.818.069.719 761.479.656.453
937.299.073.103 991.553.893.841
1.062.823.817.88 C
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
5.000.000.000 5.500.000.000
6.000.000.000 7.500.000.000
10.000.000.000 15.500.000.000
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
41
TABEL.3.13. RANCANGAN BELANJA BAGI HASIL PAJAK PROVINSI KE KABUPATENKOTA SE- PROVINSI SULAWESI UTARA 2017-2021
NO JENIS PENERIMAAN
2017 2018
2019 2020
2021 A
PENDAPATAN ASLI DAERAH I
PAJAK DAERAH 1
PaJak Kendaraan Bermotor PKB 84.255.309.777
89.563.394.217 95.205.888.000
101.299.064.832 107.883.504.081
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
BBNKB 85.056.609.414
85.056.609.414 96.111.331.881
85.056.609.414 108.909.516.828
3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
PBB-KB 162.105.906.270
162.105.906.270 162.105.906.270
162.105.906.270 210.112.892.227
4 Pajak Air Permukaan PAP
606.250.000 618.375.000
630.500.000 642.625.000
654.750.000
5 Pajak Rokok
102.797.100.000 112.562.824.500
123.256.292.600 134.965.640.600
147.787.376.100 TOTAL
434.821.175.461 449.907.109.401
477.309.918.751 484.069.846.116
575.348.039.236
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
42
Penerimaan pemerintah daerah provinsi Sulawesi Utara berasal dari Penerimaan Asli Daerah PAD proporsinya cenderung menurun.
Tahun 2014 proporsi PAD terhadap total penerimaan daerah sebesar 40,40 dan 2015 proporsinya hanya sebesar 38. Proyeksi tahun 2016
turun sebesar 35,88 dan 2017 turun menjadi 36,29 dari total penerimaan daerah. Penurunan besaran proporsi PAD terhadap total
penerimaan pemerintah provinsi disebabkan adanya kebijakan pemerintah daerah menurunkan target PAD sebesar 100 miliar rupiah.
Pos pertumbuhan PAD yang menjadi penopang utama berasal dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Kebijakan pemerintahan pusat juga
mempengaruhi proyeksi penerimaan daerah, seperti penurunan DAK sebesar 10 untuk semua daerah mulai tahun 2016. Pemerintah
daerah berupaya meningkatkan DAU dan DAK lewat proposal daerah yang menopang prioritas nasional terutama pada 9 bidang
pembangunan yang dikelola oleh 16 SKPD. Upaya meningkatkan Pendapatan Daerah, khususnya Pendapatan
Asli Daerah PAD Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun 2017, rencana penerimaan mengacu pada realisasi tahun 2015 dan prediksi
perkembangan potensi penerimaan selang tahun 2016. Dari sumber- sumber pendapatan asli daerah yang sudah dikelola selama ini, ada
beberapa sumber pendapatan yang perlu dioptimalkan penerimaannya dengan meningkatkan kuantitas, jangkauan, dan kualitas pelayanan
serta meningkatkan penegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap memperhatikan dampak-dampak yang mungkin
berpengaruh terhadap sendi perekonomian masyarakat. Otonomi daerah dan desentralisasi berimplikasi pada semakin
meluasnya kewenangan daerah untuk mengatur dan mengelola pendapatan daerah. Berkaitan dengan rencana peningkatan pendapatan
daerah, kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang sesuai dengan peraturan perundangan adalah melalui Intensifikasi Penerimaan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Peningkatan penerimaan lain-lain PAD yang sah, serta Peningkatan Dana Perimbangan.
Kebijakan pengembangan sumber pendapatan daerah tersebut diarahkan untuk:
1. Meningkatkan PAD melalui jenis penerimaan Pajak Daerah yang
meliputi sumber penerimaan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang dan yang telah dikembangkan berdasarkan
ruang lingkup kewenangan Provinsi melalui Peraturan Daerah,
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
43
dengan meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak dan intensifikasi pemungutan Pajak Daerah.
2. Meningkatkan penerimaan PAD dari sektor Retribusi Daerah
melalui peningkatan pelayanan pada semua unit kerja penyedia layanan publik yang berhubungan langsung dengan masyarakat
pengguna jasa layanan yang menghasilkan Retribusi Daerah. 3.
Meningkatkan pengelolaan sumber daya daerah yang menghasilkan Retribusi Daerah.
4. Meningkatkan pengelolaan potensi sumber Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang sah berdasarkan kewenangan Provinsi. 5.
Mengoptimalkan pendayagunaan Badan Usaha Milik Daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.
6. Meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kota
dan dalam peningkatan penerimaan PAD yang berimplikasi pada bagi hasil Pajak Daerah.
7. Sosialisasi dan public relationship untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kewajiban membayar jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah.
8. Peningkatan sarana dan prasarana fasilitas dan pelayanan
umum yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat membayar pajak daerah dan retribusi daerah.
9. Mengembangkan sistim evaluasi pelayanan prima dengan
melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap layanan publik yang diberikan.
10. Melanjutkan dan meningkatkan pengelolaan keuangan daerah sesuai ketentuan yang berlaku, yang juga berimplikasi pada
penerimaan penghargaan dari pemerintah pusat berupa insentif. Disamping kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah,
diperlukan juga upaya-upaya untuk mendukung target-target penerimaan pendapatan sebagai berikut :
1. Peningkatan jangkauan pelayanan Pajak Daerah, untuk
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat Wajib Pajak hingga ke pelosok wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
2. Peningkatan kualitas pelayanan Pajak Daerah, untuk membenahi mekanisme pelayanan serta meningkatkan sarana dan prasarana
penunjang. 3. Peningkatan pengawasan pengelolaan Pajak Daerah, untuk
meningkatkan pengawasan melekat terhadap sistem dan aparatur pelaksana
pemungutan Pajak
Daerah yang
dapat
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
44
mempertahankan meningkatkan kepercayaan masyarakat Wajib Pajak terhadap pengelolaan Pajak Daerah yang transparan dan
akuntabel. 4. Intensifikasi penerimaan Pajak Daerah, melalui pendekatan
persuasif dalam bentuk sosialisasi, inventarisasi dan pemungutan langsung yang bekerja sama dengan Pemerintah KabupatenKota
hingga ke tingkat Kecamatan dan DesaKelurahan, serta pendekatan represif dalam bentuk raziapenertiban yang didukung
oleh pihak Kepolisian Daerah. 5. Sosialisasi dan Publik Relationship, melalui kegiatan pertemuan
umum maupun melalui media cetak dan elektronik ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajiban
membayar Pajak Daerah sekaligus manfaat pengelolaan Pajak Daerah, selain itu upaya sosialisasi ditujukan untuk aparatur
Pemerintah KabupatenKota terutama pada tingkat Kecamatan dan DesaKelurahan tentang manfaat dari kerja sama pemungutan
Pajak Provinsi yang berimplikasi terhadap Bagi Hasil yang juga turut berkontribusi bagi Pendapatan Daerah di KabupatenKota.
6. Peningkatan Fungsi Koordinasi Pengelolaan Pendapatan Daerah, melalui optimalisasi fungsi Rapat-Rapat Koordinasi dan Evaluasi
Pengelolaan Pendapatan Daerah sebagai forum komunikasi upaya- upaya pencapaian target Pendapatan Daerah sesuai peran dan
tupoksi masing-masing SKPDunit kerja yang berkontribusi terhadap Pendapatan Daerah.
7. Penyesuaian tarif retribusi, melalui inventarisasi dan analisis tarif jenis retribusi tertentu yang sudah layak disesuaikan dengan
memperhitungkan daya bayar masyarakat wajib retribusi serta dampaknya terhadap perekonomian masyarakat termasuk
investasi. 8. Optimalisasi sumber pendapatan lain-lain PAD yang sah, melalui
optimalisasi penerimaan dari pengelolaan sumber daya milik daerah yang berpotensi menghasilkan pendapatan sebagai salah satu
sumber pendapatan dalam struktur APBD. 9. Meningkatkan koordinasi pengelolaan Dana Bagi Hasil Pajak dan
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, untuk kelancaran penerimaan dana dimaksud yang berkontribusi terhadap APBD, lebih khusus untuk
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dari Cukai Hasil Tembakau yang mulai dikelola pada akhir tahun 2011.
Kemandirian pendapatan dengan mengoptimalkan seluruh potensi pendapatan akan berimplikasi pada peningkatan kapasitas fiskal
daerah.
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
45
Pembiayaan Daerah disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Adapun pembiayaan
daerah tersebut terdiri dari : 3. Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Lalu; Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; Penerimaan Pinjaman Daerah;
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman; Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal
Investasi Daerah. 4. Pengeluaran Pembiayaan digunakan untuk Pembentukan
Dana Cadangan; Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Perusahaan Daerah; Pembayaran Pokok Utang; Pemberian
Pinjaman Daerah dan Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan SILPA.
Sisa pembiayaan APBD Provinsi Sulawesi utara tahun pada 2015 adalah penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu
Sebesar Rp.
84.011.897.091. Hasil analisis dan perkiraan sumber-
sumber penerimaan pembiayaan daerah dan realisasi serta proyeksi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
dalam 2 dua tahun terakhir, proyeksitarget tahun rencana serta 1 satu tahun setelah tahun rencana dalam rangka
perumusan arah kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah disajikan dalam bentuk tabel dengan format sebagai berikut:
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB III |GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
46
Tabel 3.14. Proyeksi Pembiayaan Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2016-2021
No Jenis Penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan Daerah Jumlah
2016 Rp
2017 Rp
2018 Rp
2019 Rp
2020 Rp
2021 Rp
3.1 Penerimaan Pembiayaan