Penilaian Good Corporate Governance Bank Good Corporate Governance Self – assessment

terendah = 7 : 1 6 Pertemuan Dewan Komisaris Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta. 7 Penyimpangan Internal Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2008 dan 2007. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas kehati-hatian prudential banking. 8 Permasahan Kasus Hukum Selama tahun 2008 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 satu kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan. 9 Transaksi yang menyebabkan Benturan Kepentingan Selama tahun 2008, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami. Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk transaksi yang berhubungan keterlibatan manajemen. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas. 10 Pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi Selama tahun 2008, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi. 11 Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial Selama 2008, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial melebihi Rp 25 juta dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.

II. Penilaian Good Corporate Governance Bank

Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya setiap tahun. Hasil penilaian good corporate governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan good corporate governance. Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan keadilan. Di bawah ini merupakan ringkasan perhitungan = 7 : 1 5 Board of Commissioners meetings Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office. 6 Internal Fraud Bank has no internal fraud during 2008 and 2007. The Bank in performing its effort has always paid attention to prudential banking. 7 Legal matters During 2008 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 one outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case. 8 Transaction that pose conflict of interest During 2008, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved. Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task. 9 Buy back shares and buy back bonds During 2008, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds. 10 Fund provision to social and political activities. During 2008, the bank does not have provided fund provision to social activity that exceed of Rp 25 million and there was also no donation to political activity.

II. Good Corporate Governance Self – assessment

Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self- assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which consist of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness at the bank. Below is the summary of composite score calculation LAPORAN TAHUNAN 2008 13 ANNUAL REPORT komposit dari penilaian good corporate governance Bank : • Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.100, karena merupakan kantor cabang dari bank asing, dimana fungsi pengawasan untuk Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group IBG Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG. • Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.600, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal pengembangan database untuk profil nasabah dan kontrol atas risiko kredit. • Komite-komite dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.100, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group IBG Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta. • Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan undang-undang yang berlaku telah dipenuhi melalui aktivitas harian oleh unit bisnis terkait melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional. • Fungsi Audit Internal SKAI dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selain itu, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal. • Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl SKAI dan juga Direktur of good corporate governance self-assessment: • Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners with rating of 1 and score 0.100, because as a foreign bank branch office, oversight role and function of Jakarta branch performance has been done under International Banking Group IBG, Head Office and every quarter the oversight role and function performance of Board of Commissioners has already submitted to Jakarta branch through IBG. • Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 3 and score 0.600, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of customer profile database enhancement and control on credit risk. • Committees with rating of 1 and score 0.100, because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group IBG, Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch. • Compliance function with rating of 2 and score 0.100, because all Bank Indonesia regulations and prevailing laws have been complied with daily activity in business unit involved through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation. • Internal auditSKAI function with rating of 2 dan score 0.100, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. Besides that, internal audit always recommending the appointment of external audit engagement. • External audit function with rating of 2 and score 0.100, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit SKAI as well as Director of Intenational Banking Group IBG- HO. • Risk management and internal control LAPORAN TAHUNAN 2008 14 ANNUAL REPORT IBG-Kantor Pusat. • Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150, karena manajemen risiko masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih NII dan Nilai Modal Ekonomis EVE dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limit- limit. • Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK. Bank telah memperkuat struktur permodalannya melalui penambahan declared Dana Usaha sebesar USD 50 juta dan penambahan modal disetor sebesar USD 75 juta guna memperbesar limit Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK. Dalam rangka sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kwantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit. • Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank RBB dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Bank telah menambah modal kerja yang diperoleh dari kantor pusat sebesar USD 125 juta sesuai dengan rencana bisnis bank dan secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang dicanangkan dalam rencana bisnis bank. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga potrfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati-hatian. • Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.300, karena Bank telah menyiapkan dan mematuhi segala persyaratan laporan sesuai dengan ketentuan BI. Dikarenakan ukuran dan kompleksitas dari bisnis dan aktivitas operasional bank, maka sehubungan dengan homepage, saat ini bank tidak mempunyai website sendiri, akan tetapi nantinya akan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik. Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat function with rating of 2 and score 0.150 because risk management still need further development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the Risk Management Unit has already adopted Net Interest Income NII and Economic Value of Equity EVE modles from regional office in Hong Kong for monitoring interest rate risk, besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented.. • Prudential principle in fund provision to Related Party and in Large exposures with rating of 2 and score 0.150, because bank has already complied with the prudential banking of LLL regulation and there was no breach LLL regulatio. Bank has strengthen its capital structure through increment of declared Dana Usaha for USD 50 million and additional paid-up capital for USD 75 million in order to enlarge LLL limit. For risk control system on credit, after receiving credit application from marketing officer then Credit Acceptance Unit CAU officer will perform more quantitative analysis on the credit application proposal and will provide comments and opinion on credit proposal evaluation on timely manner to Loan Committee meeting. • Corporate Plan and Bank’s Business Plan Rbb with rating of 2 and score 0.100, because Bank has increased its capitalfrom Head Office for USD 125 million in-line with bank business plan and in overall the bank has achieved financial performance which exceed the target. In addition, the bank is also focusing on increasing third party fund by offering competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation. • Financial and non-financial condition transparency with rating of 2 and score 0.100, because Bank has prepared and complied with all report requirements which is in line-with BI stipulation and currently, due to size and complexity of the bank’s activities, therefore in regard to homepage, currently, bank does not have the website alone however will use the website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information. Internal report dissemination is considering adequate so that intenal report can provide an updated information, completed and timely to be used for management decision. Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance GCG for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI LAPORAN TAHUNAN 2008 15 ANNUAL REPORT menyediakan informasi yang terkini, lengkap dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip- prinsip Good Corporate Governance GCG dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia. • Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena bank tidak menentukan kondisi khusus untuk setiap transaksi yang berhubungan dengan keterlibatan manajemen kantor cabang. Prinsip dual-control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat. Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2.000 dengan predikat Memadai. Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance Berdasarkan penilaian self-assessment yang dilakukan oleh bank, dimana Bank Indonesia menghargai upaya dan langkah positif yang dilakukan oleh bank dalam pelaksanaan Good Corprate Governance. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil penilaian Bank Indonesia dengan self-assessment bank. Untuk tahun 2008, bank telah melaksanakan apa yang telah disarankan oleh Bank Indonesia. Maka, Bank optimis bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. regulation requirement. • Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because bank will not prescribe special condition for connected transaction in favor of branch management involved. Dual control principle and authorization level are required for transaction made. Total composite scores were achieved at 2.000 with predicate Adequate Governance. General conclusion of Good Corporate Governance Implementation. Based on the GCG self-assessment conducted by Bank, Bank Indonesia acknowledged positive effort and move made by the bank in the implementation of Good Corprate Governance. There is no significant difference between the assessment result made by Bank Indonesia and the Bank’s self- assessment. For year of 2008, the Bank has implemented what has been suggested by Bank Indonesia. Therefore, the bank is in compliance of Bank Indonesia’s implementation of Good Corporate Governance. LAPORAN TAHUNAN 2008 16 ANNUAL REPORT PEREKONOMIAN INDONESIA 2008 Indonesia Economy in 2008 Selama tahun 2008 indikator makro ekonomi Indonesia umumnya meningkat. Inflasi meningkat dimana pada akhir tahun mencapai 11,09. Nilai tukar rupiah terhadap USD mengalami penurunan secara signifikan dikarenakan penurunan jumlah ekspor yang disebabkan oleh pelemahan laju ekonomi global pada 2008. Ditengah pelemahan laju ekonomi, Indonesia tetap sanggup mempunyai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.6. Nilai Tukar Nilai tukar Rupiah pada tahun 2008 mengalami depresiasi yang cukup tinggi sebesar 1570 nilai dasar dari Rp. 9,393 1 USD pada akhir tahun 2007 menjadi Rp. 10,900 I USD pada akhir tahun 2008. Secara fundamental nilai tukar rupiah terdepresiasi akibat pengaruh faktor eksternal dan internal yang kurang menguntungkan. Di sisi eksternal dikarenakan stagnasi di perekonomian dunia yang menyebabkan nilai ekspor juga berkurang signifikan. Selebihnya, di tengah terpuruknya kondisi ekonomi di berbagai belahan dunia menjelang akhir tahun 2008, menyebabkan aliran dana asing yang keluar dari Indonesia yang cukup signifikan sehingga memberikan tekanan terhadap rupiah. Dari sisi internal, meningkatnya permintaan valas terutama untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri merupakan faktor utama pemicu tekanan terhadap rupiah. Tingkat Inflasi Inflasi Indeks Harga Konsumen IHK mencapai 11,09 dimana lebih tinggi dari tingkat inflasi pada tahun 2007. Pemerintah melakukan langkah-langkah perbaikan pada fundamental dan non-fundamental sector riil, sehingga diharapkan perbaikan dapat nampak di periode tahun mendatang. Suku Bunga Tingkat suku bunga Bank Indonesia BI rate meningkat di tahun 2008 sampai mencapai lavel 9,25 yaitu meningkat sebesar 125 nilai dasar basis point dari 8,00 pada akhir tahun 2007. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target. Kondisi Sektor Perbankan Meskipun dihadapkan tantangan krisis ekonomi global, bank masih tetap mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, During 2008 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed positive overview. Inflation rate increased to become 11,09 at the end of year. The exchange rate of IDR against USD experienced significant drop in value; this is partly caused by the decrease in export volume due to the global economic slowdown in 2008. Nevertheless, amidst the economic slowdown, Indonesia still managed to reach 6,6 in economic growth. Exchange rate The Rupiah exchange rate in year 2008 was highly depreciated against USD by 1570 basis points from Rp. 9,393 1 USD at the end year 2007 to become Rp. 10,900 1 USD at the end of year 2008 . Fundamentally, the rupiah depreciation is caused by external and internal factors. On external side, the Rupiah’s depreciation is due to stagnant global economy, which led to the significant decrease in export volume. Furthermore, amidst the global economic deterioration in 2008, significant capital outflow from Indonesia caused presurre for IDR. On the other hand, the internal factor that caused the depreciation of IDR is the increasing demand on foreign currency to fulfill import and foreign debt payment Inflation Rate Inflationary Consumer Price Index CPI reached 11,09, which is significantly higher, compared to inflation rate in year 2007. Government issued policies to improve the developments for of fundamental and non-fundamental sectors with expectation of lower inflationary rate in the following year. Interest rate The one-month SBI interest rate has increased by 1.25 bps from 8,00 at the end of year 2007 to become 9.25 at the end of December 2008. The increase is the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range. Banking Sector Condition Although faced with global economic crisi, bank was still able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio CAR, manageable NPL ratio, and high net interest LAPORAN TAHUNAN 2008 17 ANNUAL REPORT non-performing loan NPL, dan net interest margin NIM, berkinerja baik ditahun 2008. Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2008 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas system keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit. Pada akhir tahun, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 2,310 trilliun, peningkatan sebesar 16,26 setahun, dimana total kredit mencapai Rp 1,307 trilliun meningkat 26.52. Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 1,753 trilliun meningkat 16,02. Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 17. margin NIM in 2008. Due to the important role of banking sector in stimulating economic activities, the policies created by Bank Indonesia throughout 2008 were directed to improve banks’ intermediary function without sacrificing financial system stability. Generally, several financial and operational performance indicators for the banking industry experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit. As of year end, total banking industry assets had increased to Rp 2,310 trillion, to representing 16,26 y-o-y growth, whereas the total amount of banking credit reached Rp 1,307 trillion 30,44. The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to Rp1, 511 trillion 16,02. Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 17. LAPORAN MANAGEMEN Management Report Selama periode tahun 2008, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut: Produk dan Jasa Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah: 1. Pinjaman 2. Deposito 3. Pengiriman uang 4. Kegiatan Ekspor dan Impor 5. Jaminan Bank 6. Transaksi Valuta Asing Teknologi Informasi Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi tehnologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui tehnologi informasi, dimana pada tahun 2008 bank telah berhasil merealisasikan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia During the 2008 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below: Product and Services The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance. Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price. Products and services offered by the bank are : 1. Loans 2. Deposit 3. Remittance 4. Export and Import 5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange Information Technology In order to increase the efficiency and work productivity as well as provide better services to our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology system, in 2008 bank has successfully implemented Bank’s reporting system to Bank Indonesia and Bank has also successfully implemented KYCAML LAPORAN TAHUNAN 2008 18 ANNUAL REPORT dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYCAML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan implemetasi Cashier System. Struktur Organisasi Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenannya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.” Manajemen Risiko Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko KMR pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.521DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan. Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud. 3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 delapan risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut: system from Head Office, and bank has developed a system to monitor suspicious acitivity on daily basis. More than that, bank has successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation of Cashier System Organizational Structure During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “ Risk Management In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business. Based on Bank Indonesia regulation no. 58PBI 2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee RMC on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.521DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry. The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following: 1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management. 2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation. 3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure. Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk management guideline has already been submitted to Bank Indonesia. Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows: LAPORAN TAHUNAN 2008 19 ANNUAL REPORT Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan penyediaan dana, tresuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut: • Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk Credit Risk Rating CRR serta General Underwriting Standard GUS, yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit. • Melakukan review atas lending policy, untuk dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku. • Membentuk Credit Acceptance Unit CAU, untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Marketing. • Melakukan Loan Committee Meeting untuk memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor pusat. • Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan konsentrasi sector industri, customer concentration Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer. Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Bank membentuk Asset Liability Committee ALCO yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank. Risiko Operasional Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Credit Risk Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit provision of funds, treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book. In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management: • Establishing Lending Policy and Procedures, including Credit Risk Rating CRR and General Underwriting Standard GUS, which are used as a guideline in analyzing credit. • Evaluating and updating the Lending Policy to be in accordance with the recommendations from Compliance, Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations. • Establishing Credit Acceptance Unit CAU to help in reviewing and evaluating the credit applications proposed by the Marketing. • Conducting Loan committee Meeting to approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval. • Performing credit portfolio analysis, based on industry concentrations, as well as customer concentrations. Market Risk and Liquidity Risk Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign exchange risk in this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with daily report generated by in-house computer system. Liquidity risk is the risk caused among others by the inability of the Bank to settle its liabilities as it falls due. Bank has established Asset Liability Committee ALCO with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity. Operational Risk Operational risk is the risk caused among others by inadequacy andor dysfunction of internal processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank. LAPORAN TAHUNAN 2008 20 ANNUAL REPORT Bank. Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang- undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Bank melakukan review atas dokumen-dokumen legal. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah membentuk Complaint Unit untuk menangani keluhan nasabah. Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap kinerja Bank secara periodical serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. • Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku. • Menginformasikan serta mengsosialisasikan peraturan- peraturan baru dan terkini kepada manajemen serta setiap departemen yang bersangkutan. Sumber Daya Manusia Bank menyadari pentingnya pelatihan pegawai dan pengembangannya untuk mencapai tingkat kualitas pelayanan yang tinggi dan juga mempertahankan tingkat persaingannya . Pada tahun 2008, bank mengadakan pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the institution. The senior management is tasked with creating and maintaining an internal control process and monitoring its effectiveness. For that, Bank has established operational policy and procedures as a guideline in operating its business activities. Legal Risk Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral. Bank performs reviews on all legal documents. Reputation Risk Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of the Bank or negative perceptions of the Bank. Bank has established a Complaint unit, with function of handling any customer complaints. Strategic Risk Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes. Bank carry out periodical monitoring as well as analysis on bank’s performance and carry out corrective action s on any deviations. Compliance Risk Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws, regulations, and other applicable legal provisions. • Monitoring function are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s compliance towards all prevailing regulations • Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the Management, as well as all related department. Human Resources Bank recognize the importance of personnel training and development for ensuring our high services quality and thus maintaining our competitive edge. In year 2008, bank has conducted trainings for both technical and self- improvement skills. The training courses were to improve LAPORAN TAHUNAN 2008 21 ANNUAL REPORT pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan keahlian karyawan. Pelatihan ini guna memperbaiki efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia dan untuk memperbaiki pemahaman mereka akan segala aspek kebijakan perbankan. Bank memiliki kelompok karyawan yang kompak dan berdedikasi tinggi. Salah satu prioritas utama bank saat ini adalah mempersiapkan karyawan untuk menyongsong tantangan masa depan. Rencana Dalam tahun yang akan datang, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2008 mencapai 3,5 - 4,5. Hal ini dikarenakan perlambatan pertumbuhan global di sektor riil dan keuangan. Namun, di harapkan sektor perbankan akan tetap mengalami penguatan ditengah keadaan perlambatan ekonomi dunia secara umum di tahun 2009. Dalam hal ini, peranan bank dalam hal pendanaan akan membuat peranan penting dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang bersaing. Sektor yang akan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi tahun 2009 akan tetap berasal dari pertumbuhan di sektor-sektor: manufaktur, perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan komunikasi. Oleh karena itu, dari keterangan ini, bank telah berupaya untuk meningkatkan pinjaman yang aktif. Bank berencana untuk memfokuskan diri meningkatkan portfolio pinjaman dari debitur lama dan menawarkan pinjaman kepada debitur potensial. Strategi bank adalah memberikan prioritas kepada pasar dan kostumer yang berkaitan dengan bidang jasa atau produksi dan manufaktur. Bank akan berfokus pada penyediaan pelayanan dan dukungan aktif pada nasabah, mengintensifkan pemasaran dan menjaga konsistensi dalam kualitas pelayanan bank. Hal ini termasuk membantu staf bank dalam memperbaiki keahlian dan kemampuan mereka dalam peningkatan kualitas kerja, perbaikan sistem teknologi informasi, dan menyediakan dukungan teknis yang memadai KEPATUHAN KEPADA PERATURAN BANK INDONESIA Bank terus memonitor kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dengan seksama, terutama kepatuhan atas praktek perbankan yang sehat seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit, kecukupan modal, giro wajib minimum, posisi devisa netto dan non performing ratio . Pejabat Kepatuhan, melalui Kepala bagian terkait mengawasi bahwa prosedur internal dan prosedur – prosedur lainnya yang berkaitan dengan kepatuhan seperti persetujuan kredit, batas maksimum pemberian kredit dan prosedur operasional lainnya telah dilaksanakan dengan baik. human resources efficiency and productivity as well as to enhance their understanding of all aspects of the banking policies. Bank has a solid group of employee with high integrities. One of our major priorities is to prepare our staffs for a future challenge. Outlook In the coming years, economic growth will below of 2008, in the range of 3,5 - 4,5. This is due to the global economic slowdown that causes the decrease in real and financial sectors. However, The banking sector is still expected to strengthen amidst the global economic slowdown in 2009. To promote economic growth, bank’s role in financing will play major role in the economy, and this can be accomplished by offering competitive lending rates. Supporting sectors that will increase economic activity in 2009 are still from high growth in the manufacturing, trade, hotels and restaurants and the transport and communications sector. Therefore, in this particular, bank has been exerting effort to increase the active cash loan outstanding. Bank is planning to focus increasing its loan portfolio from existing borrowers and to offer credit lines to potential borrowers. Our strategy would give priority to market and customer that have project involve in services or production and manufacturing. Bank will focus on providing proactive assistance and supports to our customers, intensify our marketing and maintain consistency in our service quality. This will include helping our people to improve their skills and abilities in order to produce work of a higher quality, enhancing our information technology system, and providing the appropriate technical support COMPLIANCE TO BANK INDONESIA REGULATION Bank strictly monitor our compliance to Bank Indonesia regulations especially toward prudent banking principles, such as legal lending limit, capital adequacy CAR, statutory requirement, net open position and non performing ratio NPL. Compliance officer through the respective head of department ensures that all internal procedures as well as all other procedures related to the compliance’s issues have been well carried out, such as procedures for credit approval, legal lending limit and other operational procedures. LAPORAN TAHUNAN 2008 22 ANNUAL REPORT Pejabat kepatuhan adalah merupakan pihak independen dari tugas dan kegiatan operasional bank, yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan kelalaian dari program kepatuhan Salah satu tugasnya adalah meyakinkan bahwa kebijakan bank dapat diverifikasi terhadap permintaan kepatuhan. Compliance officer is independent from bank operational duties. The officer is responsible for the implementation and the oversight of compliance program. One of many tasks is to ensure that bank’s policy is verified against compliance’s requirement. KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance Loan By Sector 2007 Industrial Trading, restaurant hotel Agriculture Construction Mining Others 56,64 10.67 10.56 3.75 5.77 12,61 10.56 5.77 56,64 10.67 3.75 Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2008 telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan membangun tingkat pertumbuhan pendapatan. Aktiva dan Kewajiban Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2008 mencapai Rp. 3.880 milyar, terdapat peningkatan sebesar 29.60 dari Rp. 2.994 milyar pada tahun 2007. Peningkatan dalam pinjaman terbesar terdapat pada sector Industri sebesar 50.47. Peningkatan juga terjadi pada sektor konstruksi, dan lainnya sebesar 34.07, dan 74.33. Pengurangan pinjaman terbesar terdapat pada sektor pertambangan yang berkurang sebesar 53.15. Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami peningkatan dari Rp. 188,68 milyar menjadi Rp. 280,36 milyar, terdapat peningkatan 48.59. Total aktiva Bank naik dari Rp. 3,494 milyar menjadi Rp. 4,782 milyar pada akhir tahun 2008. Total simpanan mengalami kenaikan sebesar 3.49 menjadi 1,209.14 milyar pada akhir tahun 2008. Sedangkan, rasio pinjaman LDR yang diberikan terhadap simpanan mencapai 320.93 Loan By Sector 2008 Industrial Trading, restaurant hotel Agriculture Construction Mining Others 65,78 14.36 3,82 3.88 4,25 7,91 65,78 4,25 3,82 14.36 3.88 The operating results of Bangkok Bank Jakarta in 2008 have shown significant improvement in its financial performance. The major progress was made on key initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth. Assets and Liabilities Total net outstanding loans at year-end 2008 amounted to Rp. 3,880 billion, an increase of 29.60 from Rp. 2,994 billion in 2007. The highly loan increment for this year is on trading sector by 50.47. The increase on loan portfolio also occurred on construction, and other sectors by 34.07 and 74.33. The reduction on loan portfolio only occurred on mining sector for 53.15. The allowance for possible loan losses has increased from Rp. 188.68 billion to Rp. 280.36 billion, or increased by 48.59. Total assets of the Bank increased from Rp. 3,494 billion to Rp. 4,782 billion at the end of year 2008. Total deposit increased by 3.49 totaling to Rp. 1,209.14 billion at year-end 2008. Moreover our loan to deposit ratio has reached up 320.93. LAPORAN TAHUNAN 2008 23 ANNUAL REPORT Pendapatan – Biaya Pada tahun 2008, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 93.56 milyar menjadi Rp 138.81 milyar, atau naik sebesar 48.36, dikarenakan adanya peningkatan portofolio pinjaman dan tingkat suku bunga pinjaman pada tahun 2008. Sedangkan, biaya bunga sendiri meningkat dari Rp. 131,94 milyar menjadi 143,35 milyar, terutama karena adanya penambahan DPK dan pinjaman dari kantor pusat sehingga meningkatkan biaya bunga. Pada tahun 2008, laba operasi mencapai Rp. 81.90 milyar meningkat sebesar 124.69 jika dibandingkan dengan laba operasi pada tahun 2007 sebesar Rp.36.45 milyar. Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir tahun 2008 meningkat dari Rp. 12.87 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp.59.03 milyar pada tahun 2008. Income – Expenses In year 2008, net interest revenue has increased from RP. 93.56 billion to Rp. 138.81 billion, or increased by 48.36, because of additional in interest income, which primarily due to the bank activity increased its loan portfolio in 2008. On the other hand, interest expenses was also increased from Rp. 131,94 billion to 143,35 billion, mainly due to increased of third party fund and borrowing from Head Office, so it made the increasing of interest expense. In year 2008, the operating profit amounted to Rp. 81.90 billion significantly increased by 124.69 , compared to Rp. 36.45 billion in year 2006. Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-end has increased from Rp. 12.87 billion in year 2007 to Rp. 59.03 billion in year 2008. Modal dan Kecukupan Modal Total modal pada akhir tahun 2008 adalah sebesar Rp. 2,149.60 milyar, meningkat sebesar 176.26 dibandingkan dengan tahun 2007. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 21 PBI 2001 tertanggal 13 Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”, Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko yang dihitung pada akhir Desember 2008. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2008 naik menjadi 47.84 dari 21.80 pada tahun 2007. Kredit Bermasalah Pada tahun 2008, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 2.74 , kredit bermasalah meningkat menjadi Rp. 345.07 milyar dari Rp. 249.53 milyar pada tahun 2007. Selama tahun 2008. Manajemen melaksanakan langkah strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah. Capital and Capital Adequacy Ratio The total capital fund stood at Rp. 2,149.60 billion as at year-end 2008, increased by 176.26 compared to 2007. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 21 PBI 2001 dated 13 December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the end of December 2007. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 47.84 in year 2008 from 21.80 in year 2007. Non Performing Loans In year 2008, the percentage of Net Non Performing Loans NPL stood at 2.74 , non-performing loan increased to Rp. 345.07 billion from Rp 249.53 billion in year 2007. During the year 2008, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing Loans. LAPORAN TAHUNAN 2008 24 ANNUAL REPORT MANAJEMEN The Management KOMITE–KOMITE INTERNAL Peraturan Bank Indonesia no 227PBI2000 tanggal 15 Desember 2000 mengenai Bank umum menyebutkan bahwa pejabat eksekutif adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Keputusan yang dibuat dan diambil atas semua kebijakan harus mendapat persetujuan dari komite yang terkait. Komite-komite yang terdapat dalam bank adalah:

i. KOMITE MANAJEMEN