Tujuan pendampingan ptt padi bengkulu

3 terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Pada tahun 2013 kegiatan Pendampingan PTT di BPTP Bengkulu telah mengintroduksikan benih padi varietas I npari 15, 18, 20 dan 28, I npago 4, 5, 6 dan 8, serta I npara 2 sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten Kota Propinsi Bengkulu. Selain itu pada tahun yang sama juga melaksanakan display VUB padi varietas I npari 15, 18, 20 dan 28, I npago 4, 5, 6 dan 8, serta I npara 2 seluas 50 ha juga memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas

1.2. Tujuan

Tujuan pendampingan PTT pada tahun 2014 adalah: 1. Menyediakan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi 2. Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi padi 3. Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim 4. Merancang dan menyediakan benih untuk display varietas unggul baru serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesifik lokasi. 5. Mempercepat penyebarluasan komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu. 6. Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada sekretariat Bakorluh Bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan 1.3.Keluaran yang Diharapkan Keluaran pada tahun 2014: 1. Mendapatkan rekomendasi teknologi padi sawah spesifik lokasi 2. Tersedianya kalender dan pola tanam sesuai dengan lokasi sentra produksi padi 3. Tersedianya informasi dan teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim 4. Mendapatkan rekomendasi penggunaan varietas unggul spesifik lokasi. 4 5. Tersebarnya komponen teknologi PTT padi secara cepat dan luas di Provinsi Bengkulu. 6. Tersedianya bahan materi teknologi tepat guna bagi tenaga penyuluh lapangan I I . TI NJAUAN PUSAKA Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto PDB nasional Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008. Senjang hasil yield gap antara hasil penelitian dengan hasil riel di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40 . Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah di Bengkulu dapat mencapai 6,5 -7,5 t ha, sedangkan produktivitas yang dicapai petani baru berkisar antara 4 – 5,5 t ha. Rata-rata produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,06 t ha, sedangkan secara nasional sudah mencapai 5,05 t ha BPS Provinsi Bengkulu, 2009; Dirjen Tanaman Pangan, 2010a. Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu PTT. PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009. Dengan pendekatan ini diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan. I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat -sifat sebagai berikut: 1. Bermanfaat bagi petani secara nyata. 2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada. 3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia. 4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. 6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian Kartono, 2009. 6 Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya adalah: 1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik. 2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal. 3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani. 4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi. 5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani. Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran awareness, tumbuhnya minat interest, evaluasi evaluation, mencoba trial dan adopsi adoption Rogers, 1983. Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels SDMC, dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan stakeholders terkait. I lustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spektrum diseminasi beserta beragam channel yang dapat digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut. Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel SDMC. Sumber: Badan Litbang Pertanian 2011 PTT dilaksanakan berdasarkan 5 lima prinsip utama, yaitu: 1 Partisipatif . Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium lapangan. 2 Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat. 3 Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu. 4 Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung. 5 Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan I ptek serta kondisi sosial ekonomi setempat. 8 I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1. Lokasi kegiatan dan w aktu Kegiatan pendampingan PTT Tahun 2014 dilaksanakan di 10 Kabupaten kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Kegiatan display varietas awalnya direncanakan dilaksanakan di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Seluma namun berkembang menjadi 7 Kabupaten dengan lokasi tambahan yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Selatan, Lebong dan Kota Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2014 . 3.2. Cakupan Kegiatan Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten kota seprovinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1 Pembentukan Tim PTT dan Tim Teknis PTT; 2 Pelaksanaan kegiatan utama koordinasi intern dan antar institusi; narasumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display; pelaksanaan display VUB; 3 Pelaporan bulanan, semester dan akhir kegiatan. Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan pada penyediaan dan penyampaian materi, khususnya bagi penyuluh pertanian lapangan PPL dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 Kementerian Pertanian, 2011. Pendampingan PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek. Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan presentasi dan diskusi melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, dan 9 pembagian bahan informasi teknologi. Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang. Display VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara praktek lapangan. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu Lapang PL 1 dan 2 serta temu lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan yang memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM.

3.3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan