RANGKUMAN SEJARAH KELOMPOK KOMPETENSI I

39 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 SEJARAH LOKAL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan perkembangan sejarah lokal serta implementasinya dalam pembelajaran di SMA untuk mata pelajaran sejarah, dengan baik.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan makna dan hakekat sejarah lokal 2. Menganalisis pengintegrasian sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah di Indonesia 3. Menganalisis penerapan sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah di Indonesia

C. URAIAN MATERI

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah Lokal

Sejarah dapat didefinisikan sebagai suatu konstruk yang menggambarkan pengalaman kolektif suatu kelompok dalam suatu sintesis. Konstruk itu merupakan suatu kebulatan atau suatu sistem. Oleh karena itu, pemilihan suatu topik atau tema berkisar sekitar peristiwa atau gejala sejarah yang dilukiskan sebagai suatu unit. Setiap unit senantiasa memiliki ruang lingkup temporal dan spasial Sartono Kartodirdjo, 1993:72. Salah satu unit sejarah yang ada ialah sejarah lokal. Untuk lebih mengetahui sosok dari unit sejarah ini, langkah awal adalah dengan memahami pengertian, ruang lingkup, dan arti penting kajiannya. Berbicara arti penting dari sejarah lokal pastilah kaitannya dengan suatu hubungan atau peran serta dari sejarah Lokal terhadap keberlangsungan Sejarah nasional. Antara sejarah lokal dan Nasional sangatlah berhubungan. Dengan melakukan penelitian tentang sejarah lokal, kita tidak hanya memperkaya pembendaharaan sejarah Nasional, tapi lebih penting lagi 40 memperdalam pengetahuan kita tentang dinamika sosiokultural dari masyarakat Indonesia yang majemuk ini secara lebih intim. Dengan begini kita makin menyadari pula bhwa ada berbagai corak penghadapan manusia dengan lingkungannya dan dengan sejarahnya. Selanjutnya pengenalan yang memperdalam pula kesadaran sejarah Kita. Yaitu kita diberi kemungkinan untuk mendapatkan makna dari berbagai peristiwa sejarah yang dilalui. Mendiskusikan mengenai pengertian dan ruang lingkup sejarah lokal, Widja 1991:1-14 memberikan beberapa uraian. Merujuk pada pendapat Onghokham 1981 yang menyatakan bahwa sejarah lokal sudah lama berkembang di Indonesia. Hal ini dimaksudkan bila sejarah lokal diartikan sebagai sejarah daerah tertentu. Bahkan sejarah yang kita miliki sekarang bermula dari sejarah lokal. Berbagai sejarah daerah dapat dihubungkan dengan nama-nama tradisional seperti babad, tambo, riwayat, hikayat, dan sebagainya, yang dengan cara-cara yang khas magis-mistis menguraikan asal-usul suatu daerah tertentu. Abdurrachman Surjomihardjo 1983:116 berpendapat bahwa suatu karya sejarah sebagai sejarah lokal apabila di dalamnya diuraikan peristiwa-peristiwa dalam suatu desa atau beberapa desa, kota kecamatan, kota kawedanan atau kota lain tidak termasuk di dalamnya kota pelabuhan besar atau ibukota negara. Termasuk di dalamnya adat istiadat lokal, kebiasaan kebudayaan cara mengolah tanah, jenis kualitas tanaman, bentuk alat-alat produksi, masa pengolahan sawah dan hutan dan kebiasaan sosial ekonomi, aturan keagamaan dan kepercayaan di dalam batas-batas wilayah hukum dan administrasi yang sama. Taufik Abdullah 1990:13-15 menguraikan tentang pengertian sejarah lokal dengan terlebih dulu menyatakan ketidaksetujuannya terhadap istilah sejarah daerah. Sebuah istilah yang di Indonesia mendapat tempat yang sejajar dengan istilah sejarah lokal. Terkadang juga kedua istilah tersebut dipakai secara bergantian tanpa penjelasan yang tegas. Sebagai bukti bahwa istilah sejarah daerah mendapat tempat adalah digunakannnya istilah ini oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Proyek Penulisan Sejarah Daerah Tahun Anggaran 19771978. Berkait dengan hal tersebut, sejarawan Taufik Abdullah mengajukan keberatannya. Menurutnya kata “sejarah daerah” harus ditinjau lebih sungguh-sungguh. Daerah dalam pengertian adiministratif merupakan kesatuan