2.2.3. Gejala Klinis
Karena bervariasinya jenis keluhan dan kuantitas, kualitas pada setiap pasien maka disarankan untuk mengklasifikasi dispepsia menjadi beberapa subtipe berdasarkan
pada keluhan yang sering terjadi atau yang dominan. Manifestasi klinis klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhangejala yang dominan, membagi dispepsia
menjadi tiga tipe:
Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus ulkus-like dyspepsia dengan gejala: a. Nyeri epigastrium terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episodik Luther J, 2009
Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas dysmotility-likedyspesia, dengan gejala: a. Mudah kenyang
b.Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida c. Mual
d. Muntah e. Upper abdominal bloating bengkak perut bagian atas
f. Rasa tidak nyaman yang bertambah pada saat makan Jackson L, 2009
Dispepsia nonspesifik tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas .Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai
dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin
disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras borborigmi . Pada beberapa
Universitas Sumatera Utara
penderita, makan dapat memperburuk nyeri pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual,
sembelit, diare dan flatulensi perut kembung. Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai
penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan. Greenberg ER, 2009
2.2.4. Diagnosis 2.2.4.1. Tes CLO
Tes ini juga dikenali sebagai rapid urease test yang digunakan untuk mendiagnosa H.pylori. Tes CLO berguna untuk mendeteksi H.pylori yang mensekresi enzim urease
dimana mengkatalis konversi urea menjadi ammonia dan karbon dioksida. Available at: http: repository.usu.ac.idhandle12345678927054
Test CLO dimulai dengan memasukan teropong scope kedalam mulut sampai ke lambung. Teropong ini akan digunakan untuk melihat tanda-tanda gejala asing pada
lambung dengan melakukan biopsi. Rapid urease test pada CLO dapat menandakan keberadaan dari bakteri tersebut. Jika tesnya positif ini bisa menjadi indikator bahwa
sedang terjadi infeksi H. pylori. www.healthaspects.com
Sensitivitas CLO adalah 90-95 setelah 24 jam. Sensitivitas dan spesifisitas hasil dipengaruhi oleh obat PPI. Jumlah bakteri 100.000 µg pada jaringan
mempengaruhi sensitivitas dan spesifisitas tes CLO. Available at: http: repository.usu.ac.idhandle12345678927054
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3: Gambar pemeriksaan CLO.
2.2.5. Penunjang Diagnostik Dispepsia