are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan 2011
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued
For The Nine Months Period Ended September 30, 2012 and 2011
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
17 memberikan pengaruh terhadap pengungkapan
terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. related disclosures in the consolidated financial
statements. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-
pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions with related parties are disclosed in the relevant notes to the
consolidated financial statements.
f. Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali f. Restructuring Transactions of Entities under
Common Control
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dicatat sesuai dengan PSAK No.
38 Revisi 2004 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
Berdasarkan standar ini, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali yang
dilakukan dalam rangka reorganisasi perusahaan yang berada dalam suatu
kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi
ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh
kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut
dan harus dicatat sesuai dengan nilai buku dengan menggunakan metode penyatuan
kepemilikan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, laporan keuangan dari perusahaan
yang direstrukturisasi disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah
bergabung sejak permulaan periode penyajian laporan keuangan.
Restructuring transactions of entities under common control are accounted for in
accordance with SFAS No. 38 Revised 2004, “Accounting for Restructuring of Entities under
Common Control”. Under this standard, transactions between entities under common
control carried out within the framework of reorganizing the entities under the same group
do not constitute a change of ownership based on the economic substance of such
transactions and do not result in gain or loss to the group or to the individual entity within the
same group. Further, such transactions must be recorded at book value as in the case of a
business combination using the pooling-of- interests method. Under the pooling-of-interests
method, the financial statements of the restructured company are presented as if they
had been combined from the beginning of the year in which the financial statements are
presented.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku bersih Entitas Anak yang diakuisisi yang
berasal dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai ”Selisih Nilai
Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian. The difference between the transfer price and
the net book value from the acquisition of Subsidiaries arising from a restructuring
transaction between entities under common control is presented as “Difference in Value of
Restructuring Transaction of Entities under Common Control” in the equity section of the
consolidated statements of financial position.
Perubahan nilai ekuitas Entitas Anak yang berasal dari restrukturisasi entitas sepengendali
dibebankan pada akun ”Komponen Ekuitas Lainnya” pada bagian ekuitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian. The change in the equity of Subsidiaries arising
from transactions under common control is charged to the “Other Component of Equity” in
the equity section of the consolidated statement of financial position.
g. Persediaan g. Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi
dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan penjualan. Biaya perolehan Inventories are stated at the lower of cost or net
realizable value. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of
business, less the estimated cost of completion and the estimated costs necessary for a sale to
be made. Cost is determined by the weighted- average method. Allowance for any decline in
are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan 2011
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued
For The Nine Months Period Ended September 30, 2012 and 2011
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
18 ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Penyisihan penurunan nilai persediaan, apabila ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan
terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun. the value of inventories, if any, is provided
through a review of the condition of the inventories at the end of the year.
h. Ayam Pembibit Turunan h. Breeding Flocks
Ayam pembibit turunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi dan
ayam afkir. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan
dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode
saldo menurun berdasarkan taksiran umur produktif ayam telah menghasilkan sejak awal
masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa. Masa deplesi adalah kurang lebih 42
minggu. Penentuan awal masa produksi didasarkan pada pertimbangan dan pengalaman
manajemen. Ayam pembibit turunan dapat dianggap mulai berproduksi setelah berumur
kurang lebih 24 minggu. Breeding flocks are stated at cost less
accumulated depletion and culled birds. Costs incurred during the growing period are
accumulated and depleted at the start of the production period. Depletion is computed using
the declining balance method based on the estimated productive lives of the producing flocks
from the start of the production period after taking into account their salvage values. The
depletion period is normally 42 weeks. The start of the production period is determined on the
basis of management’s assessment and experience. Breeding flocks can normally start
producing after 24 weeks.
i. Biaya Dibayar di Muka i. Prepaid