45
Tabel di bawah ini menunjukkan belanja modal untuk masing-masing periode sebagai berikut :
dalam US Juta
Keterangan Periode 3 bulan yang
berakhir tanggal 31 Maret Tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2017
2016 2016
2015 2014
Debottlenecking dan perluasan 7,7
16,7 22,2
124,9 186,1
Peningkatan pabrik dan lainnya 14,2
9,8 43,2
53,0 8,1
TAM -
7,2 7,9
45,9 -
Total Belanja Modal 21,9
33,6 73,4
223,8 194,2
Belanja Modal Terencana
Untuk periode 2017, 2018 dan 2019, Perseroan merencanakan belanja modal sekitar US 173,8 juta, US 374,9 juta, dan US 512,7 juta, untuk proyek-proyek seperti tercantum pada tabel di bawah:
dalam US Juta
KETERANGAN Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2019 2018
2017
Proyek perluasan butadiene -
22,6 18,6
Proyek perluasan polypropylene -
3,5 11,5
Proyek peningkatan kapasitas naphtha cracker 21,5
- -
Pabrik polyethylene 119,0
119,0 52,0
Pabrik MTBE dan butene-1 50,0
35,0 5,0
Kompleks petrokimia kedua pengeluaran awal 280,0
150,0 25,0
Lainnya termasuk TAM 42,2
44,8 61,7
Total Belanja Modal 512,7
374,9 173,8
Catatan: Perseroan memiliki tiga proyek yang sedang berjalan yaitu perluasan butadiene, peningkatan kapasitas naphtha cracker, dan proyek
polyethylene baru. Perseroan memiliki dua proyek dalam perencanaan yaitu pembangunan pabrik MTBE dan butene-1 baru, dan perluasan polypropylene. Perseroan juga sedang dalam perencanaan pembangunan kompleks petrokimia kedua yang masih dalam tahap kajian.
I. MANAJEMEN RISIKO
Pembahasan berikut merupakan penjelasan mengenai risiko dan kebijakan Perseroan dalam menghadapi risiko- risiko. Pembahasan berikut mengandung forward-looking statement sehingga terdapat risiko ketidakpastian dan
asumsi-asumsi mengenai Perseroan. Pernyataan-pernyataan dibuat berdasarkan ekspektasi dan gambaran Perseroan mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Terdapat beberapa faktor
penting yang dapat menyebabkan perbedaan antara hasil aktual dan kinerja Perseroan dengan forward-looking statement tersebut.
1. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing dan Tingkat Suku Bunga
Pendapatan, biaya dan utang Perseroan sebagian besar didenominasi dalam Dolar Amerika Serikat, dimana Perseroan memiliki sistem pelaporan dalam mata uang asing dalam Dolar Amerika Serikat Namun demikian,
Perseroan beroperasi di Indonesia dan terdapat beberapa instansi dimana hasil kegiatan Perseroan dipengaruhi oleh fluktuasi dari Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, terutama terhadap pajak, beban gaji, dan pembelian
produk dan servis lokal. Untuk itu, Perseroan senantiasa menjaga nilai saldo Rupiah yang bertujuan untuk membayarkan pengeluaran yang didenominasi dalam Rupiah.
Perseroan telah berusaha untuk memitigasi risiko nilai tukar mata uang asing dengan menggunakan berbagai instrumen Keuangan derivatif, sebagai berikut:
•
Interest rate swap untuk memitigasi risiko meningkatnya suku bunga;
•
Forward foreign exchange untuk memitigasi eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing; dan
•
Cross currency swap untuk memitigasi risiko dari tingkat suku bunga dan nilai tukar Dolar Amerika Serikat yang meningkat terhadap obligasi Perseroan.
Per tanggal 31 Maret 2017, Perseroan telah melakukan interest rate swap untuk tiga fasilitas pinjaman berjangka dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar US 57,2 juta, US 39,4 juta dan US 30,0 juta. Selain itu, Perseroan
memiliki cross currency swap dan interest rate swap untuk saldo utang obligasi yang terdiri dari dua seri, dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar Rp 500 miliar US 37,5 juta.
46
2. Risiko Harga Komoditas Bahan baku dan produk-produk Perseroan merupakan komoditas yang harganya berfluktuasi mengikuti
fundamental persediaan dan permintaan pasar yang bervariasi. Marjin dan profitabilitas produk Perseroan cenderung mencerminkan perubahan dalam siklus bisnis. Khususnya, pendapatan Perseroan sangat bergantung
pada proses petrokimia naphtha, yang sangat dipengaruhi oleh harga petrokimia global, yang cenderung bersifat siklis dan berfluktuasi secara signifikan.
Untuk memitigasi volatilitas ini, Perseroan berencana untuk meningkatkan integrasi guna menjaga portofolio produk yang beragam untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan siklus dari masing-masing produk yang
berbeda. Selain itu, Perseroan dapat mengambil keuntungan dari fleksibilitas operasional, sehingga dapat menyesuaikan hasil produksi dari masing-masing produk untuk mengambil keuntungan pada waktu-waktu
tertentu untuk memaksimalkan keuntungan dan fleksibilitas komersial dalam pengadaan bahan baku dan kontrak penjualan.
3. Risiko Kredit Risiko kredit terutama berasal dari kas di bank dan piutang usaha. Perseroan menyimpan dananya pada institusi
keuangan yang memiliki reputasi yang baik. Perseroan juga menjalin usaha dengan pihak ketiga dan pihak-pihak terkait yang terpercaya dan senantiasa melakukan monitoring terhadap eksposur sehingga nilai keseluruhan
transaksi tersebar di antara rekanan yang disetujui oleh manajemen. Eksposur kredit dikendalikan oleh batas rekanan yang ditinjau dan disetujui oleh manajemen Perseroan.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas dapat dimitigasi dengan menjaga nilai cadangan kas, fasilitas bank dan fasilitas pinjaman yang memadai, melakukan pemantauan terhadap arus kas perkiraan dan arus kas aktual, dan menyesuaikan profil
tenordurasi dari aset dan liabilitas. 5. Risiko siklus industri petrokimia dan volatilitas harga produk petrokimia
Untuk mengelola risiko siklus industri petrokimia, Perseroan secara berkesinambungan melakukan integrasi usaha ke hilir dan melakukan pengembangan atas produk termasuk diantaranya produk yang memiliki nilai
tambah tinggi. Perseroan juga mempertahankan tingkat produksi yang optimal sebagai respon terhadap kondisi pasar dan perekonomian dengan menerapkan proses produksi yang aman dan efisien. Disamping itu, Perseroan
juga secara berkesinambungan menerapkan perbaikan proses produksi guna meningkatkan produksi, mengurangi pemakaian energi dan menurunkan biaya operasi per unit. Dari segi biaya bahan baku, Perseroan
berupaya untuk memperluas sumber pemasok bahan baku, disamping juga menggunakan bahan baku alternatif, apabila memungkinkan, dalam upayanya untuk menurunkan biaya bahan baku utama.
6. Risiko fluktuasi biaya bahan baku dapat berakibat meningkatnya beban operasi dan memberikan dampak merugikan dan material terhadap hasil operasional, arus kas dan marjin Perseroan
Untuk mengelola risiko fluktuasi biaya bahan baku, Perseroan senantiasa menjaga fleksibilitas dalam penggunaan LPG dan kondensat sebagai bahan baku alternatif ketika menguntungkan secara ekonomis.
Disamping itu Perseroan juga secara berkelanjutan mencari pasokan bahan baku hulu yang terintegrasi, dan memanfaatkan sinergi dengan SCG sebagai partner strategis untuk pengadaan bahan baku.
7. Risiko hilangnya daya saing dan pangsa pasar Perseroan di pasar Indonesia atau meningkatnya
persaingan global yang dapat berdampak material dan merugikan terhadap pertumbuhan, keuntungan, dan hasil operasi Perseroan di masa depan
Perseroan mengelola risiko hilangnya daya saing dan pangsa pasar dengan senantiasa mempertahankan hubungan yang erat antara Perseroan dengan basis pelanggan yang luas dan setia. Perseroan memanfaatkan
keunggulan yang dimiliki dalam menjual serta mengirimkan produk olefin melalui jaringan pipa yang terhubung langsung dengan pelanggan utama.
8. Risiko faktor-faktor produksi dan faktor-faktor lain di luar kendali Perseroan, yang dapat
menyebabkan gangguan dan penghentian yang tidak terjadwal sehingga dapat memberi dampak material dan merugikan terhadap hasil operasional Perseroan.
Faktor produksi yang berada di luar kendali Perseroan dapat berupa pemadaman yang tidak terjadwal, Untuk memastikan Perseroan memiliki pasokan tenaga listrik yang memadai untuk menjalankan fasilitas produksinya,
Perseroan memiliki fasilitas pembangkit listrik yang terdiri dari generator turbin gas dan generator turbin uap. Disamping itu, fasilitas Perseroan juga terhubung dengan jaringan listrik PT Perusahaan Listrik Negara PLN
sebagai sumber listrik. Untuk memastikan keandalan pasokan listrik untuk pabrik cracker dan polyethylene,
47
Perseroan melakukan instalasi trafo dengan kapasitas 150KVA yang tersambung langsung dengan jaringan PLN.
9.
Risiko penghentian rutin dan perawatan yang dapat berdampak merugikan terhadap kemampuan Perseroan untuk membuat dan menjual produk sehingga dapat memberikan dampak material yang
merugikan terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan Penghentian rutin dan perawatan adalah merupakan program pemeliharaan yang dilakukan setiap lima tahun
sekali untuk pabrik naphtha cracker. Dalam tiap pelaksanaan perawatan rutin ini operasional cracker akan dihentikan untuk jangka waktu tertentu. Risiko terganggunya operasi dan terganggunya produksi serta penjualan
dimitigasi dengan perencanaan awal yang matang mencakup impor bahan baku untuk pabrik hilir yang biasanya memperoleh pasokan bahan baku dari cracker, sehingga pabrik hilir masih tetap dapat berproduksi. Disamping
itu, Perseroan juga melakukan perencanaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan untuk memastikan proses pemeliharaan akan selesai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sehingga tidak terjadi penghentian produksi
diluar dari rencana semula. 10. Risiko persetujuan penggunaan lahan untuk kegiatan operasional
Dalam hal tidak diperolehnya persetujuan atas penggunaan lahan untuk kegiatan operasional, khususnya berkaitan dengan lokasi jaringan pipa, hal ini dapat dimitigasi dengan melakukan perubahan rute jaringan pipa
ataupun dengan menggunakan moda pengiriman lainnya kepada pelanggan seperti menggunakan truk maupun melalui kapal laut.
11. Risiko dalam memperoleh, memperbaharui atau mempertahankan izin – izin, persetujuan, dan
lisensi teknologi
Perseroan senantiasa memastikan untuk terpenuhinya segala persyaratan atau kewajiban yang timbul dari suatu perijinan, persetujuan maupun lisensi, sebagai upaya mitigasi untuk menghindari kemungkinan tidak dapat
diperolehnya perpanjangan dari izin-izin, persetujuan dan lisensi yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha.
12. Risiko dalam mempertahankan karyawan kunci yang memiliki pengetahuan industri terkait Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia merupakan salah satu fokus dari bisnis strategi
Perseroan, yang didalamnya termasuk hal-hal yang berhubungan dengan retensi karyawan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan dilakukannya survey keterikatan karyawan untuk mengetahui antara lain
bagaimana antusiasme karyawan bekerja untuk Perseroan, area yang perlu diperbaikiditingkatkan, serta langkah-langkah lanjut yang harus diambil untuk memperbaiki masalah-masalah yang ada. Diharapkan dengan
dilakukannya perbaikan secara kontinu, Perseroan akan dapat menjadi perusahaan pilihan bagi karyawan. 13. Risiko hilangnya salah satu pelanggan besar
Perseroan mempertahankan hubungan yang erat dengan basis pelanggannya. Perseroan memiliki basis pelanggan yang terdiversifikasi tanpa adanya ketergantungan pada satu atau beberapa pelanggan besar.
Sebagian besar pelanggan sudah memiliki hubungan dengan Perseroan sejak lama. Perseroan juga memiliki jaringan pemasaran dan distribusi yang luas untuk melayani lebih dari 300 basis pelanggan.
14. Risiko gangguan akibat terjadinya kecelakaan atau bencana alam Risiko gangguan akibat terjadinya kecelakaan atau bencana alam dimitigasi dengan perlindungan asuransi yang
memadai, termasuk didalamnya perlindungan terhadap bencana alam.
48
VI. FAKTOR RISIKO