STUDI PEMETAAN INDUSTRI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SELULER INDONESIA OLEH ANALISIS KEBUTUHAN SPEKTRUM FREKUENSI PPDR PITA LEBAR DI INDONESIA OLEH TIM

23 LAPORAN TAHUNAN 2014 I BADAN LITBANG SDM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM

1. STUDI PEMETAAN INDUSTRI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SELULER INDONESIA OLEH

TIM PENELITI PUSLITBANG SDPPI I Perkembangan telekomunikasi di Indonesia berkontribusi positif dan langsung terhadap penerimaan negara baik dari sisi APBN maupun PNBP. Namun jika dilihat dari sisi lain, perkembangan telekomunikasi menimbulkan defisit neraca perdagangan yang disebabkan oleh impor perangkat telekomunikasi yang relatif besar dibandingkan dengan penerimaan negara di sektor ini. Studi ini bertujuan memetakan Industri perangkat handset telekomunikasi seluler dilihat dari value-chain industri ini dan melihat potensi industri lokal dalam rangka mengurangi defisit tersebut. Dengan menggunakan analisis SWOT dan membangun model value-chain untuk industri perangkat handset seluler, studi ini menemukan bahwa peta value chain Industri di Indonesia sudah tergolong lengkap namun masih bertipe relational dimana ketergantungan kuat antara merk dan manufaktur. Studi ini juga memberikan rekomendasi yang dapat diambil pemerintah untuk membangun industri perangkat handset telekomunikasi di Indonesia seperti skema insentif, regulasi Tingkat Kandungan dalam Negeri dan struktur value-chain yang perlu perubahan, sehingga dapat mengurangi defisit nilai perdagangan.

2. ANALISIS KEBUTUHAN SPEKTRUM FREKUENSI PPDR PITA LEBAR DI INDONESIA OLEH TIM

PENELITI PUSLITBANG SDPPI II Letak geografis dan kemajemukan masyarakat Indonesia menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana dan permasalahan sosial. Penanganan terhadap permasalahan bencana dan sosial oleh lembaga dan organisasi berwenang membutuhkan komunikasi yang intensif. Selama beberapa tahun terakhir, permintaan akan pengembangan aplikasi Public Protection and Disaster Relief PPDR terus meningkat seiring dengan kebutuhan untuk tanggap bencana yang lebih efisien dan efektif sehingga mendorong perkembangan teknologi broadband untuk mengakomodir perkembangan kebutuhan tersebut. Di sisi lain, aplikasi PPDR yang ada saat ini kebanyakan berada pada pita sempit yang mendukung aplikasi suara dan kecepatan data rendah, terutama di bandwidth kanal 25 kHz atau dibawahnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui kebutuhan frekuensi lembaga atau organisasi pemerintah terkait PPDR dengan menggunakan analisis berbasis kejadian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan spektrum frekuensi untuk menangani kejadian PP1 dan PP2 di Indonesia sebesar 2x10 MHz dan 2x20 MHz dengan menggunakan LTE FDD. Sedangkan untuk LTE TDD, kebutuhan spektrum frekuensi untuk menangani kejadian PP1 sebesar 20 MHz pada pita 400 MHz dan 15 MHz pada pita 800 MHz. Sedangkan, kebutuhan spektrum frekuensi untuk kejadian PP2 sebesar 30 MHz.

3. ANALISIS TEKNO-EKONOMI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LTE 1.8GHZ BAGI OPERATOR