Pengaruh Perlakuan Tepung dan Ekstrak Rimpang Lima Jenis Tanaman Zingiberaceae terhadap Perkembangan Tribolium castaneum Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae)
PENGARUW PERLAKUAN
LIMA JEMS TANANIAN
PE
MBANGAN Triboliuni cnstn?zeuin Nerbst
OLEH :
OMEGA SIDABUTAR
JURUSAN I-IAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
OMEGA sIDABUTAR.
Pengaruh
Perlakuan
Tepung dan Ekstrak
Rimpang Lima Jenis Tanaman Zingiberaceae terhadap Perkembangan T r i b o l i m castanem Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae) (dibawah bimbingan
Teguh Santoso dan
Pudjianto)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
rimpang temu giring, temu lawak, kencur, temu putih, dan
temu hitam terhadap perkembangan imago
T. castaneum
Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae).
Pengujian toksisitas dilakukan dengan tiga cara
sebagai berikut : Pertama, rimpang-rimpang yang telah
dikeringkan diekstrak dengan menggunakan pelarut aseton.
Sebanyak 2 ml ekstrak diteteskan secara merata pada kertas
saring dengan konsentrasi 1%,3%, dan 5 % (w/v).
Sebagai
kontrol kertas saring hanya ditetesi dengan pelarut aseton
2
ml.
Kertas saring yang telah ditetesi ekstrak dimasuk-
kan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam cawan petri
dimasukkan 2 0 imago T. castaneum dan 2 0 g beras untuk
makanannya.
Masing-masing konsentrasi diulang empat kali.
Kedua, rimpang-rimpang
yang dikeringkan ditumbuk
halus untuk diambil tepungnya.
Tepung rimpang dicampur
beras dengan konsentrasi 0 . 0 2 5 % ( 2 . 5 g tepung dengan l o o g
beras), 0 . 0 5 % , 0 . 1 0 % dan 0 . 1 5 % .
Campuran beras dan tepung
rimpang dimasukkan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam
cawan dimasukkan 20 ekor imago T. castaneum.
Masing-
masing konsentrasi diulang empat kali.
Ketiqa, dari kedua percobaan
pang-rimpang yang terbukti efektif.
di atas dipilih rimTepung rimpang (3 g)
diletakkan dalam cawan petri kecil tanpa tutup.
Cawan
petri kecil ini dimasukkan ke dalam cawan petri lebih
besar yang berisi beras (20 g) dan 20 imago T . castaneum.
Percobaan ini diulang empat kali.
Pengamatan mortalitas imago dilakukan setiap 24 jam
sejak perlakuan selama 20 hari.
Imago dianggap mati
apabila tidak memberikan tanggap (tidak bergerak sama
sekali) ketika didorong-dorong dengan kuas.
Perlakuan ekstrak dengan pelarut aseton menunjukkan
bahwa efek residu dari rimpang yang diuji tidak mengakibatkan mortalitas pada imago T. castaneum.
Perlakuan pencampuran tepung rimpang dengan beras
menyebabkan mortalitas pada imago T. castaneum. Pada
konsentrasi 0.025% dan O.Ol%, temu giring mengakibatkan
mortalitas imago T. castaneum berturut-turut sebesar 100%
dan 86.25% pada 20 hari setelah perlakuan.
Pada konsen-
trasi yang sama temu lawak mengakibatkan mortalitas sebesar 100% dan 81.25%.
Efek uap tepung rimpang terhadap ketahanan hidup
imago T. castaneum, tidak terbukti karena jumlah imago
yang mati sangat sedikit dibanding dengan metode pencampuran tepung dengan beras.
PENGARUW PERLAKUAN TEPUNG DAN EKST
LIMA JENIS TAN
ZINGIBERACEAE TE
PE
m A N G A N Tribolium castaneum Nerbst
(COLEOPTERA : TENEBRTONIDAE)
Oleh :
OMEGA SlDABUTAR
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
PENGARUW PERLAKUAN
LIMA JEMS TANANIAN
PE
MBANGAN Triboliuni cnstn?zeuin Nerbst
OLEH :
OMEGA SIDABUTAR
JURUSAN I-IAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
OMEGA sIDABUTAR.
Pengaruh
Perlakuan
Tepung dan Ekstrak
Rimpang Lima Jenis Tanaman Zingiberaceae terhadap Perkembangan T r i b o l i m castanem Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae) (dibawah bimbingan
Teguh Santoso dan
Pudjianto)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
rimpang temu giring, temu lawak, kencur, temu putih, dan
temu hitam terhadap perkembangan imago
T. castaneum
Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae).
Pengujian toksisitas dilakukan dengan tiga cara
sebagai berikut : Pertama, rimpang-rimpang yang telah
dikeringkan diekstrak dengan menggunakan pelarut aseton.
Sebanyak 2 ml ekstrak diteteskan secara merata pada kertas
saring dengan konsentrasi 1%,3%, dan 5 % (w/v).
Sebagai
kontrol kertas saring hanya ditetesi dengan pelarut aseton
2
ml.
Kertas saring yang telah ditetesi ekstrak dimasuk-
kan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam cawan petri
dimasukkan 2 0 imago T. castaneum dan 2 0 g beras untuk
makanannya.
Masing-masing konsentrasi diulang empat kali.
Kedua, rimpang-rimpang
yang dikeringkan ditumbuk
halus untuk diambil tepungnya.
Tepung rimpang dicampur
beras dengan konsentrasi 0 . 0 2 5 % ( 2 . 5 g tepung dengan l o o g
beras), 0 . 0 5 % , 0 . 1 0 % dan 0 . 1 5 % .
Campuran beras dan tepung
rimpang dimasukkan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam
cawan dimasukkan 20 ekor imago T. castaneum.
Masing-
masing konsentrasi diulang empat kali.
Ketiqa, dari kedua percobaan
pang-rimpang yang terbukti efektif.
di atas dipilih rimTepung rimpang (3 g)
diletakkan dalam cawan petri kecil tanpa tutup.
Cawan
petri kecil ini dimasukkan ke dalam cawan petri lebih
besar yang berisi beras (20 g) dan 20 imago T . castaneum.
Percobaan ini diulang empat kali.
Pengamatan mortalitas imago dilakukan setiap 24 jam
sejak perlakuan selama 20 hari.
Imago dianggap mati
apabila tidak memberikan tanggap (tidak bergerak sama
sekali) ketika didorong-dorong dengan kuas.
Perlakuan ekstrak dengan pelarut aseton menunjukkan
bahwa efek residu dari rimpang yang diuji tidak mengakibatkan mortalitas pada imago T. castaneum.
Perlakuan pencampuran tepung rimpang dengan beras
menyebabkan mortalitas pada imago T. castaneum. Pada
konsentrasi 0.025% dan O.Ol%, temu giring mengakibatkan
mortalitas imago T. castaneum berturut-turut sebesar 100%
dan 86.25% pada 20 hari setelah perlakuan.
Pada konsen-
trasi yang sama temu lawak mengakibatkan mortalitas sebesar 100% dan 81.25%.
Efek uap tepung rimpang terhadap ketahanan hidup
imago T. castaneum, tidak terbukti karena jumlah imago
yang mati sangat sedikit dibanding dengan metode pencampuran tepung dengan beras.
PENGARUW PERLAKUAN TEPUNG DAN EKST
LIMA JENIS TAN
ZINGIBERACEAE TE
PE
m A N G A N Tribolium castaneum Nerbst
(COLEOPTERA : TENEBRTONIDAE)
Oleh :
OMEGA SlDABUTAR
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
LIMA JEMS TANANIAN
PE
MBANGAN Triboliuni cnstn?zeuin Nerbst
OLEH :
OMEGA SIDABUTAR
JURUSAN I-IAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
OMEGA sIDABUTAR.
Pengaruh
Perlakuan
Tepung dan Ekstrak
Rimpang Lima Jenis Tanaman Zingiberaceae terhadap Perkembangan T r i b o l i m castanem Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae) (dibawah bimbingan
Teguh Santoso dan
Pudjianto)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
rimpang temu giring, temu lawak, kencur, temu putih, dan
temu hitam terhadap perkembangan imago
T. castaneum
Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae).
Pengujian toksisitas dilakukan dengan tiga cara
sebagai berikut : Pertama, rimpang-rimpang yang telah
dikeringkan diekstrak dengan menggunakan pelarut aseton.
Sebanyak 2 ml ekstrak diteteskan secara merata pada kertas
saring dengan konsentrasi 1%,3%, dan 5 % (w/v).
Sebagai
kontrol kertas saring hanya ditetesi dengan pelarut aseton
2
ml.
Kertas saring yang telah ditetesi ekstrak dimasuk-
kan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam cawan petri
dimasukkan 2 0 imago T. castaneum dan 2 0 g beras untuk
makanannya.
Masing-masing konsentrasi diulang empat kali.
Kedua, rimpang-rimpang
yang dikeringkan ditumbuk
halus untuk diambil tepungnya.
Tepung rimpang dicampur
beras dengan konsentrasi 0 . 0 2 5 % ( 2 . 5 g tepung dengan l o o g
beras), 0 . 0 5 % , 0 . 1 0 % dan 0 . 1 5 % .
Campuran beras dan tepung
rimpang dimasukkan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam
cawan dimasukkan 20 ekor imago T. castaneum.
Masing-
masing konsentrasi diulang empat kali.
Ketiqa, dari kedua percobaan
pang-rimpang yang terbukti efektif.
di atas dipilih rimTepung rimpang (3 g)
diletakkan dalam cawan petri kecil tanpa tutup.
Cawan
petri kecil ini dimasukkan ke dalam cawan petri lebih
besar yang berisi beras (20 g) dan 20 imago T . castaneum.
Percobaan ini diulang empat kali.
Pengamatan mortalitas imago dilakukan setiap 24 jam
sejak perlakuan selama 20 hari.
Imago dianggap mati
apabila tidak memberikan tanggap (tidak bergerak sama
sekali) ketika didorong-dorong dengan kuas.
Perlakuan ekstrak dengan pelarut aseton menunjukkan
bahwa efek residu dari rimpang yang diuji tidak mengakibatkan mortalitas pada imago T. castaneum.
Perlakuan pencampuran tepung rimpang dengan beras
menyebabkan mortalitas pada imago T. castaneum. Pada
konsentrasi 0.025% dan O.Ol%, temu giring mengakibatkan
mortalitas imago T. castaneum berturut-turut sebesar 100%
dan 86.25% pada 20 hari setelah perlakuan.
Pada konsen-
trasi yang sama temu lawak mengakibatkan mortalitas sebesar 100% dan 81.25%.
Efek uap tepung rimpang terhadap ketahanan hidup
imago T. castaneum, tidak terbukti karena jumlah imago
yang mati sangat sedikit dibanding dengan metode pencampuran tepung dengan beras.
PENGARUW PERLAKUAN TEPUNG DAN EKST
LIMA JENIS TAN
ZINGIBERACEAE TE
PE
m A N G A N Tribolium castaneum Nerbst
(COLEOPTERA : TENEBRTONIDAE)
Oleh :
OMEGA SlDABUTAR
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
PENGARUW PERLAKUAN
LIMA JEMS TANANIAN
PE
MBANGAN Triboliuni cnstn?zeuin Nerbst
OLEH :
OMEGA SIDABUTAR
JURUSAN I-IAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994
OMEGA sIDABUTAR.
Pengaruh
Perlakuan
Tepung dan Ekstrak
Rimpang Lima Jenis Tanaman Zingiberaceae terhadap Perkembangan T r i b o l i m castanem Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae) (dibawah bimbingan
Teguh Santoso dan
Pudjianto)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
rimpang temu giring, temu lawak, kencur, temu putih, dan
temu hitam terhadap perkembangan imago
T. castaneum
Herbst (Coleoptera : Tenebrionidae).
Pengujian toksisitas dilakukan dengan tiga cara
sebagai berikut : Pertama, rimpang-rimpang yang telah
dikeringkan diekstrak dengan menggunakan pelarut aseton.
Sebanyak 2 ml ekstrak diteteskan secara merata pada kertas
saring dengan konsentrasi 1%,3%, dan 5 % (w/v).
Sebagai
kontrol kertas saring hanya ditetesi dengan pelarut aseton
2
ml.
Kertas saring yang telah ditetesi ekstrak dimasuk-
kan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam cawan petri
dimasukkan 2 0 imago T. castaneum dan 2 0 g beras untuk
makanannya.
Masing-masing konsentrasi diulang empat kali.
Kedua, rimpang-rimpang
yang dikeringkan ditumbuk
halus untuk diambil tepungnya.
Tepung rimpang dicampur
beras dengan konsentrasi 0 . 0 2 5 % ( 2 . 5 g tepung dengan l o o g
beras), 0 . 0 5 % , 0 . 1 0 % dan 0 . 1 5 % .
Campuran beras dan tepung
rimpang dimasukkan dalam cawan petri.
Kemudian ke dalam
cawan dimasukkan 20 ekor imago T. castaneum.
Masing-
masing konsentrasi diulang empat kali.
Ketiqa, dari kedua percobaan
pang-rimpang yang terbukti efektif.
di atas dipilih rimTepung rimpang (3 g)
diletakkan dalam cawan petri kecil tanpa tutup.
Cawan
petri kecil ini dimasukkan ke dalam cawan petri lebih
besar yang berisi beras (20 g) dan 20 imago T . castaneum.
Percobaan ini diulang empat kali.
Pengamatan mortalitas imago dilakukan setiap 24 jam
sejak perlakuan selama 20 hari.
Imago dianggap mati
apabila tidak memberikan tanggap (tidak bergerak sama
sekali) ketika didorong-dorong dengan kuas.
Perlakuan ekstrak dengan pelarut aseton menunjukkan
bahwa efek residu dari rimpang yang diuji tidak mengakibatkan mortalitas pada imago T. castaneum.
Perlakuan pencampuran tepung rimpang dengan beras
menyebabkan mortalitas pada imago T. castaneum. Pada
konsentrasi 0.025% dan O.Ol%, temu giring mengakibatkan
mortalitas imago T. castaneum berturut-turut sebesar 100%
dan 86.25% pada 20 hari setelah perlakuan.
Pada konsen-
trasi yang sama temu lawak mengakibatkan mortalitas sebesar 100% dan 81.25%.
Efek uap tepung rimpang terhadap ketahanan hidup
imago T. castaneum, tidak terbukti karena jumlah imago
yang mati sangat sedikit dibanding dengan metode pencampuran tepung dengan beras.
PENGARUW PERLAKUAN TEPUNG DAN EKST
LIMA JENIS TAN
ZINGIBERACEAE TE
PE
m A N G A N Tribolium castaneum Nerbst
(COLEOPTERA : TENEBRTONIDAE)
Oleh :
OMEGA SlDABUTAR
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1994