Konsep Pragmatik Implikatur Landasan Teori

5. Deklarasi yaitu menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan, misalnya mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang,mengangkat dan sebagainya. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu dan yang dikaji adalah makna atau arti tindakan dalam tuturnya.

2.1.3 Humor

Humor adalah cara melahirkan suatu pikiran baik dengan kata-kata atau dengan jalan lain yang dapat menimbulkan simpati dan hiburan. Humor merupakan aktivitas kehidupan yang sangat digemari, humor menjadi bagian hidup sehari-hari. Humor tidak mengenal kelas sosial dan dapat bersumber dari berbagai aspek kehidupan. Humor bukan hanya berwujud hiburan,humor juga suatu ajakan berfikir untuk mangartikan maksud humor itu.

2.1.4 Abang Jampang

Abang Jampang adalah salah satu humor yang terdapat pada hasian SIB. Yang terbit sejak 9 Mei 1970, pendirinya adalah Dr.GM.Panggabean.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Pragmatik

Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna yang dikehendaki oleh penutur Cahayono, 1995:213.Dalam pragmatik juga dilakukan kajian tentang praanggapan,tindak tutur, implikatur, dan spek-aspek struktur wacana Soemarno 1998:169.Dalam penelitian ini pembicaraan mengenai kajian pragmatik lebih dibatasi pada kajian tindak tutur saja Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Implikatur

Menurut Gunpers dalam Lubis, 1991:68, inferensi implikatur adalah proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks. Selalu benar apa yang dimaksud oleh si pembicara tidak sama dengan apa yang ditanggap oleh si pendengar, sehingga terkadang jawaban si pendengar tidak dapat atau sering juga terjadi si pembicara mengulangi kembali ucapannya mungkin dengan cara atau kalimat yang lain agar dapat ditanggapi oleh si pendengar. Hal yang memungkinkan berlangsungnya situasi percakapan seperti di atas dikuasai oleh satu hukum atau kaidah pragmatik umum yang menurut H.Paul Grice dalam Soemarno, 1988:170 disebut kaidah penggunaan bahasa. Kaidah ini mencakup peraturan tentang bagaimana percakapan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Kaidah ini terdiri dari dua pokok kaidah yaitu 1 prinsip kooperatif yang menyatakan di dalam percakapan, sumbangkanlah apa yang diperlukan pada saat terejadi percakapan itu, dengan memegang tujuan dari percakapan itu, 2 empat maksim percakapan yang meliputi maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan harus disertai bukti atau fakta yang memadai. Maksim kuantitas menetapkan bahwa setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sesuai dengan yang diperlukan. Maksim relevansi mengharuskan bahwa setiap peserta pembicaraan harus memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak berlebih-lebihan serta runtut. Universitas Sumatera Utara Salah satu pegangan atau kaidah percakapan ialah bahwa pembicaranya mengikuti dasar-dasar atau maksim di atas. Apabila terdapat tanda-tanda bahwa salah satu dasar atau maksim tersebut tidak diikuti, maka ucapan itu mempunyai impliktur Siregar, 1997:30.

2.2.3 Tindak Tutur