Waktu Penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian

Adapun waktu yang diperlukan penulis dalam melakukan penelitian adalah selama 4 minggu. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel,suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian KBBI:889. Berdasarkan dari pengertian populasi diatas,maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Humor Abang Jampang yang terdapat dalam Harian SIB.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari pemakai bahasa yang mewakili dari satu populasi sudaryanto 1990:157. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak sepuluh edisi harian SIB pada bulan Agustus yang di ambil secara acak. Yang mana dalam setiap edisi memiliki dua topik pembicaraan.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Data dalam analisis wacana selalu berupa teks,baik lisan maupun tulisan.Sumber data dalam penelitian ini adalah data tulis yang terdapat dalam humor Abang Jampang pada Harian SIB. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode simak.Metode ini dinamakan demikian karena pelaksanaan metode ini adalah dengan menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993:133.Metode simak ini diwujudkan Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan teknik catat.Teknik catat ini digunakan untuk mencatat data- data yang dinutuhkan. 3.2 Metode dan Teknik Anlisis Data Setelah semua data dikumpulkan, kemudian diadakan analisis terhadap data untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data diolah dengan menggunakan metode padan yang menggunakan alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik dasar yaitu dengan memilah unsur-unsur penentu dan daya pilah yang sesuai denga penelitian ini adalah daya pilah pembeda reaksi.Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data dalam bentuk tulisan, maka akan dapat diketahui apakah mitra wicaranya akan a bertindak menuruti atau menentang apa yang dituturkan mitra wicaranya, b berkata dengan isi yang informatif c tergerak emosinya, atau d diam namun menyimak dan berusaha memahami apa yang dituturkan mitra wicaranya Sudaryanto, 1993: 13-52. Contoh:data A: ”HP mu baru ya? Mengapa tidak membeli N70 aja?” B : ”Ah, harganya terlalu mahal.” Contoh 1: . Contoh data A dan data B dianalisis dengan menggunakan teori tindak tutur dan implikatur. Tuturan pada data A data B akan dianalisis sebagai berikut. Tuturan pada data A adalah “HP mu baru ya? Mengapa tidak beli N70 aja?” Tuturan pada data B adalah “Ah, harganya terlalu mahal”. Langkah pertama untuk menganalisis implikaturnya adalah menentukan makna dasarnya. Mankna dasar tuturan A adalah menanyakan apakah data A HP baru dan kenapa tidak membeli N70 Makna dasar tuturan B adalah menjawab pertanyaan data A. Langkah berikutnya adalah menentukan implikaturnya. Dan Universitas Sumatera Utara untuk dapat menentukan implikatur tuturan pada data A dan B , terlebih dahulu harus diketahui apakah tuturan data A dan tuturan B mematuhi empat maksim percakapan yang dikemukakan Grice atau tidak. Nanti akan dapat diputuskan apabila tuturan A dan B terbukti telah melanggar salah satu dari empat maksim Grice, maka tuturan pada data A dan tuturan data B memiliki implikatur. Empat maksim percakapan tersebut adalah: 1. Maksim kuantitas mewajibkan setiap peserta tuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya.tuturan pada data A dan data B bersifat kooperatif karena telah meberikan kontribusi yang secara kuantitas memadai dan mencukupi. 2. Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta pertuturan mengatakan hal yang sebenarnya dan berdasarkan bukti-bukti yang memadai. Tuturan pada data A dan data B tidak bersifat kooperatif karena tidak menuturkan hal yang sebenarnya. 3. Maksim relevansi mewajibkan setiap peserta tuturan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Tuturan pada data A dan data B memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah. 4. Maksim pelaksana mewajibkan setiap peserta pertuturan berbicara secara langsung, tidak tabu, tidak taksa atau ambigu, dan tidak berlebih-lebihan serta runtut. Pada tuturan A dan B diungkapkan secara langsung. Berdasarkan empat maksim percakapan di atas, maka dapat diputuskan bahwa tuturan pada data A dan data B memiliki implikatur karena terbukti telah melanggar 1 dari empat maksim percakapan tersebut,yaitu maksim kualitas. Selanjutnya, setelah diketahui bahwa tuturan pada data A dan data B memiliki implikatur dapat dilanjutkan dengan melihat penganut prinsip Universitas Sumatera Utara kooperatifnya. Dalam membeli suatu barang kita harus tahu sampai dimana kemempuan kita untuk membeli barabg tersebut. data A dan data B manganut prinsip kooperatif. Langkah berikutnya adalah menentukan nilai evaluatifnya. Untuk menentukan nilai evaluatif tuturan pada data A dan data B, dibutuhkan pengetahuan mengenai konteks dan nilai kultural. Pada percakapan di atas dapat kita lihat bahwa pada data A menanyakan, apakah data A HP baru? Dan kenapa tidak beli N70? Yang kemudian mendapat jawaban pada data B harganya terlalu mahal . Pertimbangan nilai evaluatifnya adalah percakapan diatas mengatakan bahwa seseorang memiliki HP baru tidak membeli HP N70 karena harganya terlalu mahal,jadi dapat diambil kesimpulan bahwa belilah suatu barang dengan kemampuan kita. Searle mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan maksud ke dalam lima kategori, yakni :1 Representatif atau Assertif yaitu ilokusi yang bertujuan menanyakan, mengusulkan, menyatakan,mengusulkan, membual,mengeluh, mengemukakan pendapat, melaporkan . 2 Direktif yaitu ilokusi yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya memesan, memerintahkan, memohon, menuntut, memberi nasehat. 3 Komisif yaitu ilokusi yang terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya menjanjikan, penawaran. 4 Ekspresif yaitu ilokusi yang bertujuan mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi ,misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, mengucapakan bela sungkawa, memuji, menuduh,memberi maaf dan sebagainya. 5 Deklarasi yaitu menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan, misalnya mengundurkan Universitas Sumatera Utara diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang,mengangkat dan sebagainya. Berdasarkan lima kategori yang dikemukakan searle, dapat dikatakan bahwa tindak tutur yang terdapat pada data A dan data B termasuk ke dalam kategori ilokusi representatif,yaitu ilokusi yang berfungsi menanyakan, manyatakan, membual, memgemukakan pendapat, mengusulkan, memgeluh. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN

IMPLIKATUR TINDAK TUTUR HUMOR ABANG JAMPANG DI HARIAN SIB 4.1 Menentukan implikatur dan tindak tutur yang Terdapat pada Homor Abang Jampang Setelah data terkumpul maka akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Data 1: Contoh 1: 1 soal pemanfaaatan koruptor, Marzuki Alie mempertanyakan apakah dalam demokrasi tak boleh ada beda pendapat? 2 Presepsinya pun sudah berbeda. Contoh data 1 dan dat 2 dianalisis dengan menggunakan teori tindak tutur dan implikatur. Tuturan pada data 1 data 2 akan dianalisis sebagai berikut. Tuturan pada data 1 adalah “soal pemanfaatan koruptor, Marzuki Alie mempertanyakan apakah dalam demokrasi tak boleh ada beda pendapat?”. Universitas Sumatera Utara