Tindak Tutur Landasan Teori

Salah satu pegangan atau kaidah percakapan ialah bahwa pembicaranya mengikuti dasar-dasar atau maksim di atas. Apabila terdapat tanda-tanda bahwa salah satu dasar atau maksim tersebut tidak diikuti, maka ucapan itu mempunyai impliktur Siregar, 1997:30.

2.2.3 Tindak Tutur

Dalam komunikasi bahasa terdapat tindak tutur. Tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa.Sebagaimana komunikasi bahasa yang dapat berwujud pernyataan, petanyaan, dan perintah. Tindak tutur dapat pula berwujud pertanyaan, pernyataan, dan perintah dalam Rani, 2004 :158. Tindak tutur dalam ujaran suatu kalimat merupakan penentu makna kalimat itu, maka suatu kalimat tidak ditentukan oleh satu-satunya tindak tutur seperti yang berlaku pada kalimat yang diujarkan itu, tetapi selalu dalam prinsip adanya kemungkinan untuk manyatakan secara tepat apa yang dimaksud oleh penuturnya.Dengan demikian, teori tindak tutur adalah teori yang lebih cenderung meneliti tentang makna kalimat dan bukan teori yang lebih cenderung berusaha menganalisis struktur kalimat. Teori tindak tutur seperti yang disebutkan di atas berkembang dan dimajukan oleh J.L.Austin Lubis, 1991 9-10. Ia mengatakan bahwa secara analitis dapat kita pisahkan 3 macam tindak bahasa yang terjadi secara serentak. 1. Tindak ”lokusi” yang mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam suatu ungkapan . 2. Tindak ”ilokusi”, yaitu pengucapan suatu penyataan, tawaran, janji pertanyaan dan sebagainya. Ini erat hubungannya dengan bentuk-bentuk kalimat yang mewujudkan suatu ungkapan. Universitas Sumatera Utara 3. Tindak ”perlokusi”, yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan kalimat itu. Dalam ilmu bahasa dapat kita samakan tindak lokusi itu dengan ”prediksi”, tindak ilokusi dengan ”maksud kalimat”, dan tindak perlokusi dengan ”akibat suatu ungkapan”. Atau dengan kata lain dapat kita katakan bahwa lokusi adalah makna dasar atau referensi kalimat itu. Ilokusi adalah sebagai daya yang ditimbulkan oleh pemakainya sebagai perintah, ejekan, keluhan,pujian,dan lain-lain. Perlokusi adalah hasil dari ucapan tersebut terhadap pendengarnya. Searle mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan maksud ke dalam lima kategori, yakni: 1. Representatif atau Assertif yaitu ilokusi yang bertujuan menyatakan, mengusulkan membual,mengeluh,mengemukakan pendapat,melaporkan. 2. Direktif yaitu ilokusi yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya memesan, memerintahkan, memohon, menuntut, memberi nasehat. 3. Komisif yaitu ilokusi yang terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya menjanjikan, penawaran. 4. Ekspresif yaitu ilokusi yang bertujuan mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi ,misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, mengucapakan bela sungkawa, memuji, menuduh,memberi maaf dan sebagainya. 5. Deklarasi yaitu menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan, misalnya mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang,mengangkat dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

2.3 Tinjauan Pustaka