Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Peningkatan Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor

PENGARUH MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PADA UKM
CLUSTER MINUMAN HERBAL DI BOGOR

MIRZA ANDINA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Modal Insani
dan Modal Sosial terhadap Peningkatan Kinerja pada UKM Cluster Minuman
Herbal di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Mirza Andina
NIM H24100034

ABSTRAK
MIRZA ANDINA. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap
Peningkatan Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor. Dibimbing
oleh ANGGRAINI SUKMAWATI.
Usaha Kecil dan Menengah kluster minuman herbal adalah usaha yang
menghasilkan produk ramuan tradisional dengan bantuan tenaga kerja yang
tersedia. Modal insani dan modal sosial memiliki peran penting dalam
pengembangan kinerja UKM. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis
perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai oleh UKM
kluster minuman herbal di Bogor, (2) Menganalisis pengaruh dari modal insani
dan modal sosial terhadap kinerja UKM kluster minuman herbal di Bogor, dan (3)
Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan
kinerja UKM kluster minuman herbal di daerah Bogor. Hasil penelitian

menyatakan permasalahan utama yang dihadapi UKM adalah sumberdaya
manusia. Hasil analisis Structural Equation Modelling (SEM) menyatakan modal
insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM dengan
modal sosial sebagai variabel perantara. Pada implikasi manajerial akan dibentuk
model peningkatan kinerja UKM dengan The House Model dan analisis kuadran
untuk memetakan variabel yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan
kinerja.
Kata kunci: kinerja, modal insani, modal sosial

ABSTRACT
MIRZA ANDINA. The influence of human capital and social capital on
performance improvement of UKM cluster herbal drink in Bogor. Supervised by
ANGGRAINI SUKMAWATI.
UKM clusters herbal drink is a business that produces traditional herbal
with labour help. Human capital and social capital has an important role in
performance of UKM development. The objective for this research to (1) Analyze
the interest rate comparisons with the performance achieved of UKM cluster
herbal drink Bogor, (2) Analyze the influence of human capital and social capital
on the performance of UKM cluster herbal drink in Bogor, (3) Analyze factors
driving and inhibiting to improve the performance of UKM cluster herbal drink in

Bogor. The results of this research show that the main problem of low
performance of the UKM is human resource. The results of SEM analysis show
that human capital has positive and significant influence of UKM’s performance
with social capital as a intervening variable. In managerial implications will be
form a model of UKM’s performance improvement and quadrant analysis to map
the variables plotted based on the level of interest and performance.
Keywords : human capital, performance, and social capital

PENGARUH MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PADA UKM
CLUSTER MINUMAN HERBAL DI BOGOR

MIRZA ANDINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTASEKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Peningkatan
Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor
Nama
: Mirza Andina
NIM
: H24100034

Disetujui oleh

Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah
Peningkatan Kinerja Melalui Pembentukan Modal Insani dan Modal Sosial pada
UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM
selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Febri Sugianto dari UKM El-Iman, Ibu Ersi Herlina dari UKM Liza Herbal
Internationl, Ibu Suryati dari UKM Wedang Jahe Merah, dan Ibu Masugiarti dari
UKM jamu Masugiarti yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua tercinta (Bapak
Amiruddin Syino dan Ibu Arba’atun Novalena) serta kakakku tercinta Alan Rizki
dan Mirzhaldy Andhoni, seluruh keluarga, para sahabat (Viana, Icha, Desi,
Tommy, Heru, Wida, Melia, Devi, Ayu, Marda, Riri, Dita, Fia, Feby, Mpud, dan

Icoh) dan teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014
Mirza Andina

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian


3

TINJAUAN PUSTAKA

3

METODE

4

Kerangka Pemikiran

4

Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Jenis Data dan Sumber Data


6

Metode Pengambilan Sampel

6

Metode Pengolahan dan Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Karakteristik Responden

10

Permasalahan di UKM


12

Force Field Analysis (FFA)

13

Persepsi Karyawan UKM terhadap Modal Insani, Modal Sosial, dan Kinerja 14
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM
dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

15

Implikasi Manajerial

17

SIMPULAN DAN SARAN

20


DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

22

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Jumlah UKM di Bogor tahun 2007-2012
Karakteristik tenaga kerja UKM minuman herbal Kota Bogor
Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor
Persepsi karyawan terhadap modal sosial, modal insani, dan kinerja
Hasil evaluasi outer model dan inner model 1, 2, dan 3
Hasil inner model pada analisis smartPLS
Analisis kuadran IPA

1
11
12
14
15
16
18

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran
2 Model I pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM
3 Model II pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM
4 Model III pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM
5 Permodelan Dream House
6 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor
7 Force Field Analysis UKM minuman herbal Kota Bogor
8 Model inner yang terpilih
9 The House Model UKM minuman herbal Kota Bogor
10 Diagram kartesius IPA

5
8
9
9
10
12
13
16
18
19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuesioner penelitian khusus pegawai
Kuesioner penelitian khusus pemilik
Uji validitas dan reliabilitas
Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM melalui modal
insani dan modal sosial
5 Hasil pengolahan PLS

22
26
30
31
35

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berperan penting dalam peningkatan
perekonomian Indonesia dan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan
pendapatan nasional. Usaha kecil dan menengah memiliki kemampuan dalam
penyedia barang dan jasa bagi konsumen. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
merupakan motor penting dari pertumbuhan ekonomi, inovasi dan progres teknologi
(Thornburg dalam Tambunan 2009).
Pengembangan usaha kecil dan menengah merupakan salah satu strategi
pembangunan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Dalam upaya pengembangan usaha kecil dan menengah ini
diperlukan informasi yang lengkap, mudah, dan cepat. Selain itu pada informasi
potensi suatu sektor usaha ekonomi atau komoditas untuk dikembangkan pada
suatu wilayah tertentu, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangannya,
serta prospek pengembangan program kemitraan terpadu untuk sektor usaha atau
komoditas tersebut.
Usaha Kecil dan Menengah Kota Bogor merupakan industri yang masih
terus berkembang karena kegiatan bidang ini tidak terpengaruh dengan adanya
krisis. Terlihat dari beberapa industri kecil yang masih tetap berproduksi seperti
biasanya, bahkan ada diantaranya produk yang semakin berkembang sehingga
merambah pasar luar. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM Kota
Bogor, jumlah UMKM pada tahun 2012 mencapai 33.572 usaha, dengan
penyerapan tenaga kerja sebesar 58.249 pekerja. Jumlah ini meningkat dari tahun
sebelumnya yakni sebesar 33.559 usaha dan 57.107 pekerja. Dari hasil tersebut
mengindikasikan bahwa kontribusi UKM sangat besar terutama dalam menyerap
tenaga kerja serta pemulihan ekonomi nasional. Pada Tabel 1 dapat terlihat jumlah
UMKM yang terdapat di Kota Bogor.
Tabel 1 Jumlah UMKM di Bogor Tahun 2007-2012
Jenis Usaha
2007
2008
2009
2010
Usaha Mikro
23.873 25.718 25.804 26.320
Usaha Kecil
6.366
4.822
4.838
4.936
Usaha Menengah 1.598
1.607
1.614
1.646
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor (2013)

2011
26.846
5.038
1.679

2012
27.383
5.139
1.710

Dilihat dari Tabel 1 kontribusi UKM selalu mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah UKM yang mendominasi unit usaha di Bogor.
Peningkatan ini tidak dialami oleh UKM kluster minuman herbal Kota Bogor.
Jumlah UKM minuman herbal hanya mencapai 22 unit usaha yang masih aktif
dan terdaftar di Dinas Koperasi, UMKM, dan Pasar Kota Bogor.
Saat ini konsumen sudah mulai sadar akan gaya hidup sehat, sehingga
membuat konsumen sadar pula untuk mengkonsumsi produk-produk herbal
seperti jamu tradisional dan madu. Namun berdasarkan data yang diperoleh
dilapangan jumlah UKM kluster minuman herbal Kota Bogor mengalami
penurunan. Pada tahun 2011 jumlah UKM minuman herbal mencapai 33 unit

2
usaha tetapi pada tahun 2012 menurun menjadi 22 unit usaha. Kinerja UKM
minuman herbal ini belum mampu memenuhi permintaan pasar. Pada produk
jamu UKM hanya mampu memproduksi sebanyak 6 ton setiap bulannya
sedangkan permintaan pasar mencapai 9 ton.
Seperti usaha-usaha besar lainnya, UKM Kota Bogor juga sering dihadapi
pada berbagai permasalahan, antara lain kompetensi tenaga kerja yang relatif
rendah karena tingkat pendidikan yang rendah, aspek permodalan, kesulitan bahan
baku, dan kurang pengetahuan manajemen keuangan. Hal lain yang menjadi
kendala untuk pengembangan UKM adalah akses informasi yang terbatas dan
teknologi. Kesulitan-kesulitan ini menyebabkan keterbatasan usaha kecil untuk
berkembang dan melemahkan peran dan kemampuan bersaing UKM
dibandingkan pelaku usaha lainnya. Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut
modal insani dan modal sosial perlu dikembangkan agar menghasilkan kinerja
UKM yang lebih baik dan berkembang.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang menjadi faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam
peningkatan kinerja UKM minuman herbal Kota Bogor?
2. Bagaimana pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM
minuman herbal Kota Bogor?
3. Bagaimana perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah
dicapai oleh UKM minuman herbal Kota Bogor?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan
kinerja UKM minuman herbal Kota Bogor.
2. Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM minuman herbal Kota Bogor.
3. Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah
dicapai oleh UKM minuman herbal Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya :
1. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat aplikasi manajerial bagi para
pengusaha dan pemerintah dalam pengembangan UKM minuman herbal Kota
Bogor.
2. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dalam
pengembangan ide dan pengetahuan terkait dengan modal insani, modal sosial,
dan kinerja pada UKM.

3

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh yang diberikan dari
modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja UKM di Kota Bogor.
Variabel dari modal insani dibatasi pada metode umum dan spesifik on the job
training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya. Variabel ini mengacu
pada Becker 1993. Penelitian untuk modal sosial dibatasi pada dimensi struktural,
relasional dan kognitif. Dimensi-dimensi tersebut mengacu dari Nahapiet dan
Goshal (1998). Objek penelitian ini adalah SDM dari UKM kluster minuman
herbal Kota Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA
Modal Insani
Menurut Moeheriono (2009), human capital (modal insani) adalah sumber
daya insani yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan. Peranan sumber daya
insani diyakini oleh banyak kalangan merupakan asset terpenting bagi perusahaan
karena keberhasilan perusahaan sangat tergantung kepada bagaimana perusahaan
mengelola karyawannya. Becker (1993) menjelaskan lebih spesifik bahwa
investasi modal insani dapat dilakukan melalui komponen metode umum on the
job training dan spesifik on the job training, pendidikan formal, serta
pengetahuan lainnya.
Modal Sosial
Sujiyanto (2009), menyatakan modal sosial adalah norma dan hubungan
sosial yang menyatu dalam struktur sosial masyarakat yang mampu
mengkoordinasikan tindakan dalam mencapai tujuan. Nahapiet dan Ghoshal
(1998) berfokus pada tingkat analisis individu dalam menyusun dimensi modal
sosial menjadi tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, dimensi relasional, dan
dimensi kognitif. Dimensi struktural merupakan sebuah pola hubungan antar
orang dan interaksi sosial yang ada dalam organisasi. Dimensi relasional
merupakan aset yang diciptakan dan tumbuh dalam hubungan antar organisasi
yang mencakup kepercayaan, kelayakan, kelayakan dipercaya, norma dan sangsi,
kewajiban dan harapan, serta identitas dan identifikasi. Dimensi kognitif
merupakan sumber daya yang memberikan representasi dan interpretasi bersama,
serta menjadi sistem makna antar pihak dalam organisasi. Dimensi kognitif juga
didefinisikan sebagai bahasa bersama (shared languages), berbagi cerita (shared
narratives) dan visi bersama (shared vision) yang memfasilitasi pemahaman
tentang tujuan kolektif dan cara bertindak dalam suatu system sosial.
Kinerja
Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja adalah singkatan dari kinetika
energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Kinerja

4
adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan
tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Ukuran kinerja dapat dilihat
dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi atau perusahaan. Hal
itu sangat terkait dengan fungsi organisasi atau pelakunya, sedangkan kinerja
organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari
perilaku anggota organisasi.
Studi Terdahulu yang Relevan
Penelitian mengenai modal insani, modal sosial, dan kinerja UKM telah
dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh
Rutha (2013) di UKM kluster Kerajinan Kota Bogor membuktikan bahwa modal
insani dan modal sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
UKM. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyuningrum (2013) mengenai
UKM kerajinan Kota Depok yang menyatakan bahwa modal insani memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM dengan modal sosial
sebagai variabel perantara. Penelitian yang juga dilakukan oleh Nishantha (2011)
mengenai hubungan antara modal insani, modal sosial dan pertumbuhan
organisasi membuktikan bahwa modal insani memiliki pengaruh tidak langsung
melalui modal sosial dalam mempengaruhi pertumbuhan organisasi.

METODE
Kerangka Pemikiran
Sektor usaha kecil dan menengah merupakan bagian integral dari
perekonomian yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang penting
dalam laju pertumbuhan ekonomi terhadap PDRB Kota Bogor. UKM kluster
minuman herbal merupakan salah satu sektor usaha yang berpotensi dalam
penciptaan lapangan kerja dan peningkatan jumlah UKM. Penelitian mengenai
modal insani dan modal sosial di UKM kluster minuman herbal diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dan juga masukan dalam upaya meningkatkan
kinerja UKM. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Berikut tahaptahap yang harus dilakukan dalam penelitian ini:
1. Tahap pertama, mengidentifikasi permasalahan dan menganalisis faktor
pendorong dan penghambat dari model tersebut. Data diperoleh melalui
wawancara mendalam (deep interview) kepada pemilik dan pakar di
bidang UKM. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Diagram
Ishikawa (fishbone chart) dan Force Field Analysis (FFA).
2. Tahap kedua, menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial
terhadap peningkatan kinerja. Analisis akan dilakukan menggunakan
metode Structural Equation Modeling (SEM).
3. Tahap ketiga, merancangan model peningkatan kinerja UKM melalui The
House Model dan menentukan prioritas melalui perbandingan antara
tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang telah dicapai organisasi. Dari
hasil analisis tersebut disarankan beberapa implikasi manajerial yang

5
diharapkan dapat digunakan untuk peningkatan kinerja UKM. Kerangka
alur pemikiran operasional tersebut dijabarkan dalam Gambar 1.
UKM industri klusterminuman herbaldi
Bogor potensial untuk dikembangkan

Analisis
diagram tulang
ikan (fishbone
chart)

Melalui modal insani
(Becker 1993):
1. Metode umum on
the job training
2. Metode spesifik on
the job training
3. Pendidkan formal
4. Pengetahuan lainnya

Identifikasi
permasalahan
yang dihadapi

Analisis faktor
pendorong dan
penghambat dari model
peningkatan kinerja

Upaya peningkatan
kinerja UKM

Force Field
Analysis
(FFA)

Melalui modal sosial
(Nahapiet dan
Ghoshal 1998):
1. Dimensi struktural
2. Dimensi relasional
3. Dimensi kognitif

Analisis pengaruh
modal insani dan
modal sosial terhadap
peningkatan kinerja

Structural Equational
Modeling (SEM)

Implikasi manjerial

The House
Model

Perancangan
model
peningkatan
kinerja UKM

Identifikasi prioritas
dengan
membandingkan
antara tingkat yang
dipentingkan dengan
tingkat kinerja
organisasi.

UKM berkinerja tinggi

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Importanceperformance
analysis (IPA)

6
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada UKM kluster minuman herbal yang berada
di Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
bulan Juli 2013 sampai bulan Oktober 2013.
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait, yaitu
para pakar di bidang UKM, dan penyebaran kuisioner ke UKM kluster minuman
herbal. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, menggunakan buku,
penelitian terdahulu, internet, dan data dari instansi-instansi yang terkait.
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel yang tepat merupakan salah satu teknik dalam
penelitian. Karena sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang diambil untuk
mewakili gambaran populasi sebenarnya. Menurut Gay dan Dhiel (1992),
pengambilan ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis
penelitiannya. Jika penelitiannya bersifat deskriptif dengan populasi relatif kecil
minimum 20 persen dari populasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 22
UKM kluster minuman herbal yang masih aktif dan terdaftar di Dinas Koperasi,
UMKM, dan Pasar Kota Bogor, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini
berjumlah 4 UKM yang terdiri dari pemilik dan tenaga kerja. Tenaga kerja yang
menjadi responden sebanyak 33 orang dengan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah convenience sampling. Hal ini dilakukan karena
mempertimbangkan ketersediaan responden sehingga dapat memudahkan peneliti
dalam pengambilan sampel.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis
menggunakan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, Analisis Deskriptif, Diagram
Ishikawa, Force Field Analysis (FFA), Analisis Structural Equation Modelling
(SEM) dengan Partial Least Square (PLS), The House Model dan ImportancePerformance Analysis (IPA).
Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Uji validitas bertujuan mengukur ketetapan atau kecermatan suatu instrumen
dalam mengukur alat ukur (kuisioner). Melalui hasil perhitungan korelasi akan
didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas
suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak atau tidak untuk
digunakan. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut.
Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

7
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Suliyanto 2005).
Pengujian ini menggunakan aplikasi Stastical Product and Service Solution
(SPSS) versi 19.00. Hasil uji validitas karyawan pada taraf signifikasi korelasi
5 % menyatakan bahwa seluruh pertanyaan valid. Uji reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik Cronbach Alpha.Variabel
dikatakan reliabel jika secara statistik Cronbach Alpha >0.60 dan hasil reliabilitas
kuesioner karyawan pada penelitian ini adalah 0,858, sehingga dapat disimpulkan
seluruh pertanyaan dalam kuesioner reliabel.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang
data yang telah diperoleh selama penelitian. Gambaran umum ini bisa menjadi
acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh. Data yang telah
diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Sesuai dengan ruang
lingkupnya, analisis deksriptif meliputi penyajian data, baik dalam bentuk tabel
maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto 2005).
Analisis Diagram Ishikawa
Diagram ishikawa juga disebut diagram fishbone merupakan suatu alat
visual untuk mengidentifikasi permasalahan dan menentukan penyebab dari
munculnya permasalahan tersebut. Selain digunakan untuk mengidentifikasi
masalah dan menentukan penyebabnya, diagram fishbone ini juga dapat
digunakan pada proses perubahan. Pada diagram fishbone permasalahan mendasar
diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka
tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.
Force Field Analysis (FFA)
Force Field Analysis (FFA) adalah alat perubahan manajemen yang sangat
berharga. Analisis kekuatan lapangan (FFA) adalah mengevaluasi dampak bersih
dari semua kekuatan yang mempengaruhi perubahan. Kekuatan ini dapat dibagi
menjadi dua kelompok yakni kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat.
Driving forces adalah semua kekuatan yang mendorong dan mempromosikan
perubahan. Sedangkan restraining forces adalah kekuatan yang membuat
perubahan yang lebih sulit. Kekuatan ini melawan kekuatan pendorong dan
mengarah pada penghindaran atau resistensi perubahan .
Structural Equation Modeling (SEM)
Kusnendi (2008) menyatakan bahwa struktural Equation Modeling (SEM)
merupakan metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model
pengukuran dan model struktural variabel laten. SEM dapat digunakan untuk
mempelajari hubungan struktural yang diekspresikan oleh seperangkat persamaan,
yang serupa dengan seperangkat persamaan regresi berganda. Variabel dalam
SEM ada 2 yaitu variabel laten dan variabel terukur. Variabel laten merupakan
konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung. Variabel laten ini
ada 2 yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel terukur merupakan
variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut
sebagai indikator (Wijayanto 2008). Model dari penelitian ini menggunakan dua

8
variable laten independen (eksogen) yaitu modal insani dan modal sosial serta
kinerja sebagai variabel laten dependen (endogen).
1. Modal insani (human capital)
Modal Insani terdiri dari empat variabel , yaitu program pendidikan
formal, metode umum on the job training, metode on the job training
spesifik, dan pengetahuan lainnya (Becker 1993).
2. Modal sosial (social capital)
Modal sosial terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, dimensi
relational, dan dimensi kogntif (Nahapiet dan Ghoshal 1998).
3. Kinerja UKM
Kinerja SDM terdiri dari dua variabel terukur, yaitu produktivitas dan
daya inovasi (Dokko 2004).
Variabel terukur dan tidak terukur tersebut membentuk model struktural
yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian Rutha (2013) di
UKM kluster Kerajinan Kota Bogor membuktikan bahwa modal insani dan modal
sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM. Maka
dibuat model pertama yang akan menganalisis pengaruh langsung dari variabel
modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM dapat dilihat pada Gambar 2.
Metode umum on
the job training
Metode spesifik on
the job training

Pendidikan Formal

Modal
Insani

Pengetahuan lainnya

Dimensi Struktural
Dimensi Relational

Modal
Sosial

Kinerja
UKM

Produktivitas

Daya inovasi

Dimensi Kognitif

Gambar 2 Model I pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM
Penelitian yang dilakukan Nishantha (2011) mengenai hubungan antara
modal insani, modal sosial dan pertumbuhan organisasi membuktikan bahwa
modal insani memiliki pengaruh tidak langsung melalui modal sosial dalam
mempengaruhi pertumbuhan organisasi. Dari penelitian ini terbentuklah model
ketiga yang menganalisis pengaruh terhadap kinerja UKM dengan modal sosial
sebagai variabel perantara.

9
Metode umum on
the job training

Pendidikan Formal

Metode spesifik on
the job training

Produktivitas
Kinerja
UKM

Modal
Insani
Pengetahuan
lainnya

Daya inovasi
Modal
Sosial

Dimensi Struktural

Dimensi Kognitif

Dimensi Relational

Gambar 3 Model II pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM
Berdasarkan penelitian Stam dan Elfring (2008) mengenai peran jejaring
intra dan ekstra industri sebagai salah satu unsur pembentuk modal sosial,
membuktikan modal sosial merupakan media mediasi yang memperkuat
hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. Dari penelitian ini
terbentuklah model kedua yang menganalisis pengaruh langsung dari variabel
modal insani terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel
moderator.
Metode umum on
the job training

Pendidikan Formal

Metode spesifik on
the job training
Pengetahuan lainnya

Produktivitas
Kinerja
UKM

Modal
Insani

Daya inovasi

Modal
Sosial

Dimensi Struktural

Dimensi Relational

Dimensi Kognitif

Gambar 4 Model III pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM
The House Model
The House Model merupakan gambaran usaha dari suatu organisasi untuk
mengubah mimpi menjadi suatu tindakan nyata. Menurut Horovitz dan AnneValerie Ohlsson-Corboz (2007) hal utama yang dibutuhkan organisasi untuk
berubah adalah visi inspirasional masa depan organisasi, yaitu impian dengan

10
batas waktu, dimana membutuhkan pilar-pilar yang dapat menyokong keberadaan
dan pencapaian dari organisasi tersebut.

Dream with a dedline
(Impian dengan batasan waktu)
Key way (cara utama)

Key way (cara utama)

Key way (cara utama)

Action and milestone
(tindakan dan batu
pijakan yang
digunakan)

Action and milestone
(tindakan dan batu
pijakan yang
digunakan)

Action and milestone
(tindakan dan batu
pijakan yang
digunakan)

Suporting behavior
(Tindakan pendukung)

Gambar 5 Permodelan Dream House
Importance Performance Analysis (IPA)
Metoda Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan
oleh Martilla dan James (1977). Importance Performance Analysis adalah suatu
teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kinerja
penting apa yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi
kepuasan para pengguna jasa mereka (konsumen). Importance-Peformance
Analysis terdiri atas dua komponen yaitu analisis kuadran dan analisis
kesenjangan (gap). Dengan analisis kuadran dapat diketahui respon konsumen
terhadap variabel yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dari
variabel tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk melihat
kesenjangan antara kinerja suatu variabel dengan harapan konsumen terhadap
variabel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini diambil dari 4 UKM minuman herbal di
Kota Bogor yang berjumlah 33 responden. Analisis deskriptif digunakan untuk
mengidentifikasi karakteristik responden. Karakeristik tenaga kerja berdasarkan
tingkat pendidikan, usia, lama bekerja, penghasilan, jumlah tanggungan, dan
hubungan kekerabatan, sedangkan karakteristik UKM berdasarkan jenis usaha,
skala usaha dan lama UKM telah berdiri.
Karakteristik Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dijadikan responden berjumlah 33 orang yang dipilih
melalui teknik convinience sampling. Dapat dilihat pada tabel 2 karakteristik
tenaga kerja UKM minuman herbal Kota Bogor.

11

Tabel 2 Karakteristik Tenaga Kerja UKM Minuman Herbal Kota Bogor
Karakteristik
Jumlah Tenaga
Karakteristik
Jumlah Tenaga
Kerja (orang)
Kerja (orang)
Pendidikan :
SD
SMP
SMA
D3
S1
TOTAL

1
2
27
2
1
33

Usia :
45
TOTAL
Jumlah Tanggungan :
0-2 orang
3-4 orang
5-6 orang
7-8 orang
>9 orang
TOTAL

0
17
11
3
2
33

9
19
2
1
2
33

penghasilan :
1500000
TOTAL
Lama bekerja :
0-4 tahun
5-8 tahun
9-12 tahun
>12 tahun
TOTAL
Hubungan
kekerabatan :

Ada
Tidak ada
TOTAL

0
8
15
8
2
33
21
11
0
1
33

9
24
33

Sumber : Data diolah (2014)

Dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan tenaga kerja UKM minuman
herbal Kota Bogor, didominasi oleh pendidikan terakhir SMA/sederajat yaitu
sebanyak 27 orang dari 33 responden . Sedangkan dari usia, tenaga kerja paling
banyak berada pada rentang usia 16-25 tahun. Ini menunjukan bahwa sebagaian
besar tenaga kerja telah berada pada usia yang produktif dan telah mendapat
pendidikan yang layak.
Dari segi penghasilan tenaga kerja UKM minuman herbal medapatkan
penghasilan berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki serta
kesanggupan pemilik UKM dalam memberikan upah. Penghasilan sejumlah Rp
750.001,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 mendominasi penghasilan karyawan
UKM minuman herbal di Kota Bogor. Sebagian besar tenaga kerja ini diperoleh
dari daerah sekitar dimana mereka tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan
pemilik UKM. Responden dilihat juga berdasarkan lamanya bekerja, sebanyak 21
responden telah bekerja selama 0-4 tahun sedangkan 11 responden telah bekerja
selama 5-8 tahun dan 1 responden lebih dari 12 tahun. Hasil ini menunjukkan
tingginya tingkat turn over karyawan sehingga pemilik UKM harus lebih
memperhatikan dan memperbaiki pengelolaan SDM untuk menunjang tercapainya
tujuan perusahaan. Selain itu agar karyawan lebih semangat bekerja, berdisiplin
tinggi, dan bersikap loyal pada UKM.

12
Karakteristik UKM
UKM minuman herbal Kota Bogor yang menjadi sampel penelitian
berjumlah 4 UKM. Dimana 4 UKM tersebut telah berdiri diatas 5 tahun.
Karakteristik UKM dilihat dari 2 sisi yaitu lama berdiri dan skala UKM. Pada
Tabel 3 akan dijelaskan karakteristik UKM yang menjadi responden penelitian.
Tabel 3 Karakteristik UKM Minuman Herbal Kota Bogor
Nama UKM

Tahun
Berdiri

Skala
Usaha

Jenis Usaha

Jumlah
tenaga
kerja

Omset

1.

El-iman

6

Menengah

Industri madu

30

Rp 3.500.000.000

2.

8

Menengah

Produk herbal

30

Rp

800.000.000

3.

Liza Herbal
International
Wedang jahe merah

5

Kecil

Jahe merah

8

Rp

100.000.000

4.

Masugiarti

15

Kecil

Jamu

10

Rp

250.000.000

Sumber : Data diolah (2014)

Dari 4 UKM yang menjadi sampel penelitian, 2 diantaranya UKM berskala
menengah dan 2 berskala kecil. Dimana tenaga kerja yang dimiliki oleh usaha
berskala kecil 8-10 orang dan usaha berskala menengah mencapai 30 orang
dengan omset tertinggi hingga Rp 3.500.000.000,00. Ini menunjukkan bahwa
UKM minuman herbal telah mampu menyerap tenaga kerja dengan baik. UKM
minuman herbal pada umumnya bergerak dibidang industri madu, jamu, jahe
merah, dan produk herbal lainnya.
Permasalahan di UKM
Pada Diagram Ishikawa (fishbone chart) dijelaskan permasalah yang terdapat
di UKM minuman herbal di Kota Bogor. Permasalahan mendasar diletakkan pada
bagian kanan dari diagram, sedangkan bagian kepala dari kerangka tulang ikan
melambangkan akibat dari permasalahan. Penyebab permasalahan digambarkan
pada sirip dan duri, serta penyebab utama digambarkan pada ekor yang dapat
dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor

13
Permasalahan utama bagi UKM saat ini adalah sumberdaya manusia yang
kurang pengetahuan terkait dengan produksi minuman herbal. Penyebab dari
SDM ini adalah pelatihan bagi karyawan dirasa masih kurang dimana dari 33
karyawan hanya 10 karyawan yang pernah mengikuti pelatihan yang terdiri dari
pelatihan keamanan pangan, pelatihan tentang product canvassing, dan pelatihan
teknis untuk meningkatkan kapasitas UKM. Selain itu perlakuan yang diterima
para karyawan kurang layak sehingga menyebabkan rendahnya semangat kerja,
kejenuhan karyawan, dan kurangnya komitmen kerja. Penyebab kedua adalah
material yang terdiri dari kurangnya modal dan kesulitan dalam mendapatkan
bahan baku yang berkualitas. Mereka tidak memiliki banyak referensi sumber
bahan baku sehingga menjadi penghambat UKM untuk berkembang dan
meningkatkan kinerjanya.
Penyebab ketiga adalah produksi dimana produksi ini tak kalah pentingnya
untuk diperhatikan dan diperbaiki. Penyebabnya yaitu kurangnya inovasi teknik
produksi agar menjadi lebih efisien serta tempat produksi yang belum memadai.
Proses produksi pada UKM sebagain besar masih dilakukan dalam satu ruangan,
seperti pada proses pembuatan produk dan pengemasan. Hal tersebut dapat
menciptakan lingkungan kerja menjadi tidak nyaman. Penyebab keempat adalah
dari sistem pemasaran. Pihak UKM dirasa kurang maksimal dalam melakukan
promosi. Promosi yang dilakukan didominasi dengan cara penjualan secara
personal. Selain itu tenaga pemasaran yang dimilikipun masih sedikit, karena
pihak UKM lebih befokus pada tenaga produksi.
Force Field Analysis (FFA)
Usaha kecil dan menengah Kota Bogor memiliki faktor pendorong dan
penghambat untuk berkembang dan mencapai peningkatan kinerja. Faktor
pendorong dan penghambat tersebut dianalisis menggunakan Force Field Analysis
(FFA) seperti yang digambarkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Force Field Analysis UKM minuman herbal Kota Bogor

14
Dilihat dari Gambar 7 tujuan UKM adalah menjadi UKM yang
berkelanjutan dan dikenal dalam 5 tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut UKM
dihadapi pada faktor-faktor pendorong dan penghambat. Dimana faktor
pendorong merupakan kekuatan dorongan yang dimiliki oleh UKM untuk
berkembang dan memiliki kinerja yang lebih baik. Faktor pendorong diantaranya
target pasar jelas, pengendalian mutu jelas, memiliki hubungan kekeluargaan yang
baik, dan produk yang diminati. Kelima faktor pendorong tersebut dihadapi
dengan faktor penghambat dalam mencapai tujuan. Faktor penghambat
merupakan kelemahan yang dimiliki oleh UKM diantaranya kurangnya tenaga
pemasaran, teknik produksi masih kurang, aliran informasi terhambat, dan
terbatasnya jaringan distribusi.
Persepsi Karyawan UKM terhadap Modal Insani, Modal Sosial, dan Kinerja
Karyawan UKM minuman herbal kota Bogor memiliki penilaian terkait
variabel modal insani, modal sosial, dan kinerja. Penilaian persepsi karyawan
UKM terhadap variabel modal insani, modal sosial, dan kinerja dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Persepsi karyawan terhadap modal sosial, modal insani dan kinerja
Variabel
Modal Sosial

Moidal Insani

Kinerja

Persentase (%)

Keterangan

1. Dimensi Struktural

57,1

Setuju

2. Dimensi Relasional

65,8

Setuju

3. Dimensi Kognitif

65,7

Setuju

1. Pendidikan Formal

59,1

Setuju

2. Metode umum on the job training

59,1

Setuju

3. Metode spesifik on the job training

56,1

Setuju

4. Pengetahuan Lain

69,7

Setuju

1.Produktivitas

58,4

Setuju

2. Daya Inovasi

55,5

Setuju

Sumber : Data diolah (2014)

Persepsi karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor terhadap modal
sosial secara keseluruhan menunjukkan nilai persentase setuju pada setiap
variabelnya. Persentase tertinggi pada dimensi relasional sebesar 65,8 persen. Ini
menunjukkan bahwa modal sosial dianggap penting dan perlu dipertahankan.
Begitu pula pada modal insani pengetahuan lain memiliki persentase tertinggi
yaitu 69,7 persen. Dimana karyawan menganggap bahwa pengetahuan lain
mempengaruhi dalam pembentukkan modal insani.
Kedua variabel pada kinerja UKM memiliki persepsi yang setuju dari
karyawan. Produktivitas memiliki nilai persentase yang lebih penting dalam
pembentukan kinerja yang baik yakni sebesar 58,4 persen sehingga karyawan
harus terus meningkatkan produktivitasnya untuk mencapai tujuan UKM.

15
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM
dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)
Pada panelitian ini akan menguji model menggunakan 3 variabel laten yakni,
modal insani, modal sosial, dan kinerja. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan Partial Least Square (PLS) yang diolah dengan SmartPLS 2.0.
Secara umum, evaluasi dan interpretasi dari ke 3 model dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil evaluasi outer model dan inner model model 1, 2 dan 3
Kriteria

1.Loading
Factor

Standar penilaian
menurut Chin
1998 disitasi
Ghozali 2008
Nilai loading faktor
> 0.70

MODEL 1

MODEL 2

MODEL 3

tidak ada indikator
yang berada
dibawah 0,7 tidak
ada indikator yang
direduksi. Seluruh
indicator telah
merefleksikan
variabel-variabel
laten (Valid)

tidak ada indikator
yang berada dibawah
0,7 tidak ada indikator
yang direduksi.
Seluruh indikator
telah merefleksikan
variabel-variabel laten
(Valid)

tidak ada
indikator yang
berada dibawah
0,7 tidak ada
indikator yang
direduksi. Seluruh
indikator telah
merefleksikan
variabel-variabel
laten (Valid)
m. insani
(0,9994), m.sosial
(0.9998),
m.insani*m.sosial
(0,9999), kinerja
(0.9998) (Valid)
m. insani
(0,9994), m.sosial
(0.9998),
m.insani*m.sosial
(0,9999), kinerja
(0.9998) (Valid)
M. insani
(0,9994), m.
sosial (0.9999),
m.insani*m.sosial
(1,0000), kinerja
(0.9998)
(Reliabel)
Insani>>Kinerja
(0,159) (Tidak
berpengaruh)
Insani*Sosial>>K
inerja (1,349)
(Berpengaruh)
Sosial >> Kinerja
(2,831)
(Berpengaruh
positif)

2.Average
Variance
Extracted

Nilai AVE > 0.50

m. insani (0,9994),
m.sosial (0.9998),
kinerja (0.9998)
(Valid)

m. insani (0,9994),
m.sosial (0.9998),
kinerja (0.9998)
(Valid)

3.Communlity

Nilai > 0,5

m. insani (0,9994),
m.sosial (0.9998),
kinerja (0.9998)
(Valid)

m. insani (0,9994),
m.sosial (0.9998),
kinerja (0.9998)

4.Cronchbachs
alpha

Cronchbachs alpha
> 0.7

M. insani (0.9994),
m. sosial (0.9999),
kinerja (0.9998)
(Reliabel)

M. insani (0.9994),
m. sosial (0.9999),
kinerja (0.9998)
(Reliabel)

5.Signifikansi

Nilai T-Startistik >
1,96 (5%)

Insani >>Kinerja
(0,941) (Tidak
berpengaruh)

Insani >>Kinerja
(0,616) (Tidak
berpengaruh)

Sosial >> Kinerja
(4,294)
(Berpengaruh
positif)

Insani >> Sosial
(3,669)
(Berpengaruh
positif)
Sosial >> Kinerja
(3,654)
(Berpengaruh
positif)

16
Kriteria

Standar penilaian
menurut Chin
1998 disitasi
Ghozali 2008

6.R-Square

R-square sebesar
0.67, 0,33, dan 0,19
menunjukan model
kuat, moderate,
lemah

MODEL 1

R-square kinerja
sebesar 0,9997
(Model Kuat)

MODEL 2

R-square kinerja
sebesar (0,9997)
M.sosial (0,9994)
(Model Kuat)

MODEL 3

R-square kinerja
sebesar 0,9998
(Model Kuat)

Sumber : Data diolah (2014)

Dari Tabel 5 didapatkan hasil evaluasi dari tiga model, dimana hasil yang
paling baik adalah pada model kedua. Untuk menguji valid dan reliabel
menggunakan nilai AVE, Communlity, dan Cronchbachs alpha dimana ketiga
model telah memenuhi nilai tersebut. Model kedua melihat pengaruh tidak
langsung modal insani terhadap kinerja dengan modal sosial sebagai variabel
perantara. Berdasarkan nilai T-statistik dan R-square yang didapat model kedua
memiliki nilai yang paling besar. Hasil inner model yang terpilih dapat dilihat
pada Gambar 8.

Gambar 8 Model Inner yang terpilih
Pada Tabel 6 dapat dilihat hasil analisis inner model dari smartPLS. Nilai
original sample (O) untuk melihat hubungan positif atau negatif antar variabel
sedangkan T-statistik untuk melihat adanya pengaruh yang signifikan atau tidak.
Tabel 6 Hasil inner model pada analisis smartPLS
Original
Sample
Standard
Sample
Mean
Deviation
(M)
(STDEV)
Insani->kinerja 0,244820 0,031374 0,397705

T Statistic

Keterangan

0,615581

Insani->sosial
Sosial->kinerja

3,669172
3,654248

Tidak
Signifikan
Signifikan
Signifikan

0,999755 0,771385
0,755110 0,648372

Sumber : Data diolah (2014)

0,272474
0,206639

17
Tabel 6 menunjukkan nilai T-statistik pada model kedua. Ini akan menjawab
hipotesis yang diajukan pada penelitian ini. Jika nilai T hitung > dari T tabel yaitu
1,96 untuk tingkat error 5% hubungan tersebut adalah :
1. Laten modal insani terhadap kinerja UKM memiliki pengaruh yang positif
dan tidak signifikan dimana T-statistik sebesar 0,616. Nilai T hitung < dari T
tabel.
2. Laten modal insani terhadap modal sosial memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan dimana T-Statistik sebesar 3,669. Nilai T hitung > T tabel.
3. Laten modal sosial terhadap kinerja UKM memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan dimana T- statistik sebesar 3,654. Nilai T hitung > T tabel.
Gambar 8 menggambarkan pengaruh modal insani dan modal sosial
terhadap kinerja UKM. Modal sosial memiliki pengaruh langsung terhadap
kinerja UKM minuman herbal Bogor sedangkan modal insani memiliki pengaruh
tidak langsung terhadap kinerja dimana modal sosial sebagai variabel perantaranya.
Hasil ini telah sesuai bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya oleh
Nishantha (2011) mengenai hubungan antara modal insani, modal sosial dan
pertumbuhan organisasi membuktikan bahwa modal insani memiliki pengaruh
tidak langsung melalui modal sosial dalam mempengaruhi pertumbuhan
organisasi. Modal sosial terdiri dari dimensi struktural, dimensi relasional, dan
kognitif sementara modal insani adalah pendidikan formal, pelatihan, dan
pengetahuan lainnya.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan implikasi manajerial yang
dapat menjadi masukan bagi UKM minuman herbal Kota Bogor adalah dengan
pembentukan The House Model dalam penigkatkan kinerja. Hal utama yang
dibutuhkan UKM untuk berkembang adalah visi inspirasional masa depan UKM
tersebut seperti yang dijelaskan pada Gambar 9. Gambar 9 menjelaskan The
House Model UKM minuman herbal Kota Bogor dengan visi yang terletak pada
bagian atap dan pilar-pilar dari The House Model merupakan tindakan yang harus
dilakukan untuk mendukung terwujudnya visi. Visi UKM ini adalah “Menjadi
UKM yang berkelanjutan dan dikenal dalam 5 tahun”. Terdapat 4 pilar dalam
mendukung pencapaian visi tersebut. Pilar-pilar itu diantaranya pengembangan
strategi pemasaran, tata kelola kuangan yang baik, peningkatan mutu produk, dan
pengelolaan SDM yang baik sebagai pilar utamanya. Hal ini dikarenakan SDM
merupakan faktor terpenting yang harus dimiliki. Strategi yang dilakukan yaitu
memiliki karyawan dengan komitmen tinggi pada pekerjaan dan menurunkan
tingginya tingkat turn over karena karyawan merasa belum diperlakukan dengan
layak dan upah yang diterima relatif kecil. Selain itu adanya sistem seleksi
karyawan. Apabila SDM yang baik telah dimiliki maka UKM dapat dengan
mudah berkembang dengan didukung pilar-pilar lainnya. Keempat pilar tersebut
diperkuat dengan fondasinya dalam mencapai kinerja UKM yang berkelanjutan.

18

Menjadi UKM yang berkelanjutan dan
dikenal dalam 5 tahun
Pengembangan
strategi
pemasaran

Tata kelola
keuangan yang
baik

Memperluas
jaringan distribusi
produk

Peningkatan mutu
produk

Pengelolaan SDM
yang baik

Membuat laporan
keuangan secara
rutin

Memakai bahan
baku yang
berkualitas

Karyawan dengan
komitmen tinggi
pada pekerjaan

Promosi yang
lebih baik

Mencatat
setiap
transaksi keuangan

Menetapkan
standar mutu pada
produk

Menurunkan
tingkat turn over

Sasaran target
pasar yang jelas

Membuat susunan
anggaran
(budgeting)

Adanya sistem
seleksi karyawan

Adanya
pengendalian
mutu

Komitmen, konsisten, dan bekerja keras dalam mencapai kinerjaberkelanjutan

Gambar 9 The House Model UKM Minuman Herbal Kota Bogor
Setelah didapatkan model peningkatan kinerja dengan pembentukan The
House Model selanjutnya akan dilakukan analisis kuadran. Analisis ini digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor kinerja penting apa yang harus ditunjukkan
oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para pengguna jasa mereka
(konsumen) yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Analisis kuadran IPA
No

Variabel

Kuadran I
Pencatatan keuangan harian
2
Administrasi SDM
12
Inovasi produk
7
Inovasi teknik produksi
8
Jaringan distribusi
11
Kuadran II
Tujuan usaha
20
Sarana prasarana
3
Standar pelaksanaan produksi
4
Pelatihan SDM
13
Laporan keuangan
1
Standar mutu
5
Target pasar
9
Promosi produk
10
Rencana jangka pendek
15
Kuadran III
Visi usaha terdokumentasi
18
Misi usaha terdokumentasi
19
Budaya organisasi
21

Kinerja (x)

Kepentingan (y)

Gap

2,75
2,75
3,25
3,25
3,25

4,50
4,50
4,50
4,50
4,50

-1,75
-1,75
-1,25
-1,25
-1,25

3,50
3,50
3,50
3,50
4,00
3,75
3,75
3,75
3,75

4,75
4,50
4,50
4,50
4,75
4,50
4,50
4,50
4,50

-1,25
-1,00
-1,00
-1,00
-0,75
-0,75
-0,75
-0,75
-0,75

3,00
3,00
2,25

4,25
4,25
4,25

-1,25
-1,25
-2,00

19
No
Variabel
Struktur organisasi formal
22
Kuadran IV
Sistem pengendalian mutu
6
Sistem kompensasi
14
Rencana jangka menengah
16
Rencana jangka panjang
17
Jumlah
Rata-rata

Kinerja (x)
3,00

Kepentingan (y)
4,25

Gap
-1,25

3,75
3,50
3,50
3,75
74,00
3,36

4,25
4,25
4,25
4,25
97,50
4,43

-0,50
-0,75
-0,75
-0,50
-23,50
-1,07

Sumber : Data diolah (2014)

Pada Tabel 7 dapat dilihat nilai rata-rata kinerja ( ̿ ) sebesar 3,36 sedangkan
nilai rata-rata kepentingan ( ̿ ) sebesar 4,43. Dimana nilai rata-rata kepentingan
lebih tinggi dibandingkan kinerja sehingga menimbulkan gap (kesenjangan)
sebesar -1,07. Pada Gambar 10 akan dijelaskan diagram kartesius yang
menunjukkan prioritas UKM yang dibagi dalam empat kuadran.
Prioritas Pengembangan Kinerja UKM Minuman Herbal Kota Bogor
5
4,9

Kuadran II

Kuadran I

Kepentingan

4,8
20

4,7
4,6

1

7,8 dan11 3,4 dan 13

2 dan 12

4,5

5,9,10 dan 15

4,4

Kuadran III

4,3

18,19 dan 22

14 dan 16

Kuadran IV

21

4,2
2

6 dan 17
2,5

3

3,5

4

Kinerja

Gambar 10 Diagram Kartesius IPA
Seluruh variabel yang telah ditentukan akan tersebar ke empat bagian dalam
kuandran analisis pada Gambar 10. Penyebaran variabel-variabel penelitian
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kuadran I (Prioritas utama)
Variabel-variabel di bagian ini memiliki tingkat kinerja di bawah rata-rata
tetapi tingkat kepentingan tinggi. Variabel yang masuk ke dalam kuadran I
adalah variabel 2,7,8,11, dan 12.
b. Kuadran II (Pertahankan kinerja)
Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja
yang diatas rata-rata. Variabel-variabelnya adalah variabel 1,3,4,5,9,10,13,15,
dan 20.
c. Kuadran III (Prioritas rendah)
Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan cukup rendah dan
kinerjanya juga dinilai rendah. Variabelnya adalah variabel 18,19,21, dan 22.

20
d. Kuadran IV (Kinerja berlebihan)
Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan cukup rendah tetapi kinerja
cukup tinggi, sehingga dianggap berlebihan oleh pemilik. Pada kuadran ini,
fokus sumber daya dapat dialihkan ke variabel lain yang lebih diprioritaskan.
Variabel yang termasuk kuadran ini adalah variabel 6,14,16, dan 17.
Dari Gambar 10 didapatkan pada kuadran I variabel-variabel yg perlu
diperbaiki dan kuadran II yang perlu dipertahankan. Variabel-variabel yang
menjadi prioritas utama perbaikan adalah pencatatan keuangan harian, inovasi
produk, inovasi teknik produk, jaringan distribusi, dan administrasi SDM. Upaya
yang dapat dilakukan UKM untuk memperbaiki variabel-variabel tersebut adalah
seperti yang digambarkan melalui The House Model.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Permasalahan utama yang dimiliki oleh UKM minuman herbal Kota Bogor
adalah pada sumberdaya manusia. Hal ini juga menyebabkan tingginya tingkat
turn over karyawan dikarenakan perlakuan yang diterima karyawan kurang layak.
Selain itu upah yang diterima karyawan masih relatif kecil. Hasil analisis
perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja menyatakan bahwa ada 5 yang
menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Kelima variabel itu adalah pencatatan
keuangan yang rinci dan dicatat ketika ada pengeluaran, inovasi terhadap produk
yang dihasilkan, inovasi terhadap teknik produksi agar lebih efisien,
mengembangkan jaringan distribusi produk, dan memiliki administrasi SDM yang
baik. Hasil analisis Structural Equation Modelling (SEM) didapatkan bahwa adanya
pengaruh langsung modal sosial terhadap kinerja UKM minuman herbal Kota
Bogor dan modal insani memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kinerja
dimana modal sosial sebagai variabel perantaranya.
Faktor pendorong dan penghambat dalam peningkatan kinerja dapat menjadi
evaluasi bagi UKM untuk terus meningkatkan kinerjanya. Faktor pendorong
perkembangan UKM terdiri dari target pasar jelas, pengendalian mutu jelas,
adanya hubungan kekeluargaan yang baik, dan produk yang diminati. Sementara
yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya tenaga pemasaran, teknik
produksi yangt kurang, aliran informasi terhambat, dan terbatasnya jaringan
distribusi.
Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Para pelaku usaha disarankan memperlakukan para tenaga kerja lebih layak
dan pemberian upah yang sesuai dengan UMR di