Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja Studi Kasus Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Makanan dan Minuman Kota Bogor

PENGARUH MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL TERHADAP
KINERJA STUDI KASUS USAHA KECIL DAN MENENGAH
(UKM) MAKANAN DAN MINUMAN KOTA BOGOR

LAYLA KHOIRRINI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Modal Insani
dan Modal Sosial terhadap Kinerja Studi Kasus Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) Makanan dan Minuman Kota Bogor adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Layla Khoirrini
NIM H24100085

ABSTRAK
LAYLA KHOIRRINI. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap
Kinerja Studi Kasus Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Makanan dan Minuman
Kota Bogor. Dibimbing oleh LINDAWATI KARTIKA.
UKM makanan dan minuman kota Bogor mampu menyerap banyak tenaga
kerja. Tenaga kerja merupakan aset bagi perusahaan dalam bentuk modal insani
dan modal sosial. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis secara deskriptif,
menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM
makanan dan minuman Kota Bogor, serta membuat rekomendasi untuk
meningkatkan kinerja UKM. Metode penelitian yang digunakan antara lain
analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), fishbone diagram,
dan Structural Equation Modelling (SEM) dengan pendekatan Partial Least
Squares (PLS). Hasil analisis SEM menyatakan bahwa pengetahuan lain
merefleksikan modal insani dan dimensi struktural merefleksikan modal sosial,

dimana modal insani dan modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja. Oleh karena itu, peningkatan kinerja pada UKM direkomendasikan
melalui beberapa kegiatan penunjang antara lain membuat kegiatan informal rutin
per periode, membentukan sistem pengendalian mutu dan penyusunan standar
pelaksanaan produksi, memperbaiki sarana prasarana yang dimiliki oleh UKM,
serta ikut serta dalam pelatihan yang diadakan oleh pemerintah.
Kata kunci : kinerja, modal insani, modal sosial, UKM

ABSTRACT
LAYLA KHOIRRINI. The Influence of Human Capital and Social Capital
on Performance Case Study on Small and Medium Enterprises (SMEs) of Foods
and Beverages Bogor City. Supervised by LINDAWATI KARTIKA.
SMEs foods and beverages Bogor City capable of absorbing much labor.
Labor is the assets for the company in the form of human capital and social capital.
The purposes of this research are to analyze the case descriptively, to analyze the
influence of human capital and social capital of SMEs, and to give recomendation
for performance improvement of SMEs. This research uses some methods, which
are descriptive analysis, Importance Performance Analysis (IPA), fishbone
diagram, and Structural Equation Modelling (SEM) with the approach of Partial
Least Squares (PLS). The result of SEM shows that other knowledge reflects

human capital and structural dimension reflects social capital. The result also
shown the human capital and social capital influence positively and significantly
to performance. Therefore, some supporting activitives are recomended to
improve of SMEs, such as formation of informal activities per periods, composing
system of quality control and drafting standar the implementation of production,
improving infrastructure owned by SMEs, as well as participate in training who is
held by goverment.
Keyword : performance, human capital, social capital, SMEs

PENGARUH MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL TERHADAP
KINERJA STUDI KASUS USAHA KECIL DAN MENENGAH
(UKM) MAKANAN DAN MINUMAN KOTA BOGOR

LAYLA KHOIRRINI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja Studi
Kasus Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Makanan dan Minuman
Kota Bogor
Nama
: Layla Khoirrini
NIM
: H24100085

Disetujui oleh

Lindawati Kartika, SE, MSi
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Mukhamad Nadjib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga penyusunan karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 hingga bulan September 2013
ini berjudul Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja Studi
Kasus Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Makanan dan Minuman Kota Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Lindawati Kartika, SE, MSi
selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu pemilik UKM makanan
dan minuman Kota Bogor yang membantu dalam pengumpulan data. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, keluarga, serta seluruh teman
dan sahabat di Manajemen 47 dan Keluarga Asad atas doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya bidang manajemen.

Bogor, Mei 2014
Layla Khoirrini

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian


3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Modal Insani

4

Modal Sosial

4

Kinerja

4

METODE PENELITIAN


4

Kerangka Pemikiran

4

Lokasi dan Waktu Penelitian

5

Jenis dan Sumber Data

5

Metode Pemilihan Sampel

6

Uji Instrumen


6

Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

7

PEMBAHASAN
Karakteristik UKM
Karakteristik Tenaga Kerja

9
9
10

Persepsi Karyawan UKM terhadap Modal Insani, Modal Sosial, dan Kinerja 11
Importance-Performance Analysis (IPA)

12

Permasalahan di UKM


13

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM
dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

14

Implikasi Manajerial

17

PENUTUP
Kesimpulan

18
18

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
Jumlah unit Industri Kecil, Besar dan Menengah Formal Kota Bogor
Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner
Responden penelitian UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor
Karakteristik Tenaga Kerja UKM Makanan dan Minuman Kota
Bogor
5 Persepsi karyawan terhadap modal sosial, modal insani dan kinerja
6 Analisis Kuadran dan Analisis Kesenjangan IPA
7 Hasil evaluasi outer model dan inner model model 1 dan 2
8 Nilai koefisien dan T-Hitung model 1
9 Nilai koefisien dan T-Hitung model 2
10 Indikator terpilih dalam penilaian alat analisis

1
2
3
4

1
7
9
10
11
12
15
16
16
17

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Perkembangan UKM Kota Bogor Tahun 2009-2013
Kerangka Pemikiran
Struktur Model 1
Struktur Model 2
Diagram Kartesius IPA
Diagram Tulang Ikan
Hasil inner model 1
Hasil inner model 2

2
5
8
8
13
14
15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuesioner karyawan
Kuesioner Pemilik
Uji validitas dan reliabilitas
Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM

21
24
27
28

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara-negara berkembang kini mulai mengubah orientasinya ketika
melihat pengalaman di Negara-negara maju tentang peranan dan sumbangan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
usaha di Indonesia pun mengalami pertumbuhan tiap tahunnya sehingga UKM
memberikan kesempatan kerja yang potensial. Pemerintah kota bogor merupakan
salah satu pemerintahan yang memperhatikan mengenai masalah UKM di
wilayahnya. Unit usaha kecil dan menengah di kota bogor dibagi menjadi dua
jenis yaitu formal dan non formal dengan masing-masing jenis usaha berbeda.
Usaha formal merupakan usaha yang telah memiliki hukum dan ijin dari
pemerintah dalam mendirikan usahanya. Perbandingan jumlah antar jenis usaha
dan total tenaga kerja usaha kecil dan menengah di Kota Bogor terdapat pada
Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Jumlah unit industri kecil, besar dan menengah formal kota bogor
Jenis usaha
Makanan
Minuman
Kayu Olahan/Rotan
Pulp dan Kertas
Bahan Kimia Industri
Bahan Galian
Non Logam
Kimia
Mesin dan Rekayasa
Logam
Alat Angkut
Industri Tekstil
Industri Kulit
Industri Alpora

Industri kecil
formal
Unit
Tenaga
usaha
kerja
235
2.207
67
528
120
1.104
93
652
25
226
37
823
72
618
6
211
89
849
54
1.109
88
3.176
75
1.695
15
180
9
47

Industri besar dan
menengah formal
Unit
Tenaga
usaha
kerja
27
1.480
13
1.819
12
2.347
11
667
8
409
2
65
10
1.329
12
1.966
6
1.349
29
21.673
2
68
1
300
3
712

Total
Unit
usaha
262
80
132
104
33
39
82
6
101
60
117
77
16
12

Tenaga
kerja
3.687
2.347
3.451
1.319
635
888
1.947
211
2.815
2.458
24.849
1.763
480
759

Sumber : Dinas Industri dan Perdagangan Kota Bogor (2009)

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa total unit usaha makanan dan
minuman memiliki total unit usaha sebanyak 342 yang merupakan jumlah terbesar
dibanding sektor lainnya. Selain itu, UKM makanan dan minuman pun mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 6.034 orang. Hal ini membuktikan bahwa
industri makanan dan minuman merupakan potensi yang besar untuk
dikembangkan. Kondisi cuaca di Bogor mendukung para pelaku usaha untuk
mendirikan usaha kecil dan menengah. Melihat adanya peluang mendapatkan
keuntungan, saat ini masyarakat berlomba-lomba menginvestasikan uangnya
dalam bentuk UKM. Sehingga, jumlah UKM kota Bogor pun mengalami
peningkatan dalam kurun waktu lima tahun. Jumlah UKM Kota Bogor tahun
2009-2013 ditunjukan oleh Gambar 1.

2

6000

Jumlah UKM

5000
4000

4838

4936

5038

5139

5155
menengah

3000

kecil

2000
1000

1614

1646

1679

1477

1485

2009

2010

2011
Tahun

2012

2013

0

Gambar 1 Perkembangan UKM Kota Bogor Tahun 2009-2013
(Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, 2014)
Gambar 1 menunjukan bahwa terjadi dinamika jumlah usaha kecil dan
menengah di Kota Bogor. Pada usaha kecil jumlah usaha mengalami peningkatan
tiap tahunnya. Namun, pada usaha menengah terjadi penurunan jumlah unit usaha
dari tahun 2011 ke tahun 2012. Penurunan jumlah unit usaha menengah diduga
adanya kenaikan potensi usaha menjadi usaha besar. Menurut Tambunan (2009)
pada usaha menengah sebagian besar pemilik usaha telah berpendidikan baik,
memiliki akses program pemerintah, dan sudah memperkerjakan manajer
profesional. Hal tersebut menandakan bahwa usaha menengah memiliki modal
insani yang baik. Selain itu, telah terbentuknya manajemen dan struktur organisasi
formal pada usaha menengah mempresentasikan modal sosial yang baik pula.
Oleh karena itu, tenaga kerja atau sumberdaya manusia disebut sebagai intangible
asset. Intangible asset ini dapat direpresentasikan melalui modal insani dan modal
sosial.
Pada penelitian Stam dan Elfring (2008) memfokuskan peran jejaring intra
dan ekstra industri sebagai salah satu unsur pembentuk modal sosial, dapat
membuktikan modal sosial merupakan media mediasi yang memperkuat
hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. Hasil penelitian
Wahyuningrum (2013) membuktikan bahwa modal insani dan modal sosial
memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja pada UKM Kerajinan di Depok.
Kedua penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa kinerja dipengaruhi oleh
modal insani atau modal sosial. Namun, belum ada penelitian yang menyatakan
bahwa modal insani dan modal sosial berpengaruh terhadap kinerja pada UKM
cluster makanan dan minuman kota Bogor.
Perumusan Masalah
UKM makanan dan minuman di Kota Bogor merupakan unit usaha dengan
jumlah terbesar dibandingkan dengan unit usaha lainnya. Oleh karena itu, perlu
peningkatan dalam hal pengembangan tenaga kerjanya agar terwujud
keberlangsungan usaha dan meningkatkan daya saing. Pada penelitian sebelumnya
membuktikan bahwa tenaga kerja merupakan modal insani dan modal sosial yang
berpengaruh terhadap kinerja. Namun, belum ada penelitian yang menyatakan
modal insani dan modal sosial berpengaruh terhadap kinerja pada UKM makanan

3
dan minuman kota Bogor. Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi mengenai modal insani, modal sosial dan kinerja di
UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor?
2. Bagaimana hasil analisis pengaruh antara modal insani dan modal sosial
terhadap kinerja UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor?
3. Apakah model terbaik untuk meningkatkan kinerja UKM Makanan dan
Minuman Kota Bogor?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan yang dikaji, tujuan yang akan dicapai pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis secara deskriptif mengenai modal insani, modal sosial dan
kinerja di UKM makanan dan minuman Kota Bogor.
2. Menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM
makanan dan minuman Kota Bogor.
3. Memilih model terbaik untuk meningkatkan kinerja UKM makanan dan
minuman Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah:
1. Bagi UKM makanan dan minuman: hasil penelitian dapat digunakan sebagai
data dan informasi tambahan untuk pembuatan strategi dalam pengelolaan
sumber daya manusia.
2. Bagi peneliti selanjutnya: menambah pengetahuan dan referensi literatur
untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis pengaruh kinerja terhadap
modal sosial dan modal insani pada Usaha Kecil Menengah (UKM) makanan dan
minuman di Kota Bogor. Variabel-variabel pada penelitian ini adalah kinerja,
modal sosial, dan modal insani. Mengacu pada Dokko (2004) variabel kinerja
sebagai variabel dependen dengan indikator antara lain produktivitas dan daya
inovasi. Menurut Becker (1993) yang disitasi oleh Zula (2006) variabel modal
insani sebagai variabel independen dengan indikatornya adalah edukasi formal,
metode on the job training dan pengetahuan lainnya. Nahapiet dan Goshal (1998)
menyatakan bahwa indikator untuk modal sosial yaitu dimensi struktural,
relasional dan kognitif.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Modal Insani
Menurut Moeheriono (2009) modal insani adalah sumber daya manusia
yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan. Peranan sumber daya manusia
diyakini oleh banyak kalangan merupakan asset terpenting bagi perusahaan karena
keberhasilan perusahaan sangat tergantung kepada bagaimana perusahaan
mengelola karyawannya. Manusia yang mengatur suatu perusahaan dan yang
menyatakan nilai tambah. Becker (1993) menyatakan bahwa indikator yg dapat
merefleksikan modal insani (human capital) terdiri atas metode umum dan
spesifik on the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya.
Modal Sosial
Menurut Djohan (2007) modal sosial adalah keadaan yang membuat
masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Di
dalam prosesnya, gerakan itu ditopang oleh nilai dan norma yang khas, yaitu trust,
saling memberi dan menerima, toleransi, penghargaan, partisipasi, kerja sama, dan
proaktif serta nilai-nilai positif yang dapat membawa kemajuan bersama. Nahapiet
dan Ghoshal (1998) menyatakan bahwa modal sosial terdiri atas tiga dimensi,
yaitu dimensi relasional, struktural, dan kognitif.
Kinerja
Kinerja merupakan suatu hasil karya dari pelaksanaan pekerjaan tertentu.
Menurut Dokko (2004), dua hal yang dapat mengukur kinerja organisasi yaitu
produktivitas dan daya inovasi. Produktivitas adalah aspek dari kinerja tentang
seberapa banyak dan cepat suatu pekerjaan dapat diselesaikan sedangkan, daya
inovasi adalah aspek dari pekerja untuk melihat ke depan dan melakukan sebuah
perubahan untuk memperbaiki kinerjanya.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Kota Bogor dikenal memiliki ragam inovasi usaha kulinernya. Hal ini
menarik perhatian instansi terkait seperti pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi
untuk mengembangkan UKM. Penelitian mengenai pengaruh modal insani dan
modal sosial diharapkan menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kinerja
UKM. Pada tahap awal akan dianalisis secara deskriptif mengenai UKM makanan
dan minuman. Selanjutnya, menganalisis tingkat kepentingan antara kinerja yang
dicapai dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan

5

Gambar 2 Kerangka Pemikiran
mengidentifikasi permasalahan yang ada di UKM dengan analisis tulang ikan
(fishbone chart). Tahap berikutnya menentukan pengaruh dari modal insani dan
modal sosial terhadap kinerja pada UKM makanan dan minuman Kota Bogor.
Alur penelitian dijelaskan pada Gambar 2.
Penelitian membahas mengenai pengaruh modal insani dan modal sosial
terhadap kinerja. Pengaruh tersebut dilihat dengan menggunakan alat analisis
deskriptif dan Strucktural Equation Modeling (SEM) melalui pendekatan Partial
Least Square (PLS). Hasil penelitian memberikan beberapa implikasi manajerial
yang dapat dijadikan masukan dalam upaya peningkatan kinerja UKM.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UKM yang bergerak dalam bidang makanan
dan minuman di Bogor, Jawa Barat dengan pertimbangan seperti yang telah
disebutkan di dalam perumusan masalah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Juli-Oktober 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait yaitu
para pakar di bidang UKM dan kuesioner sebagai instrument penelitian yang
disebar ke UKM industri makanan dan minuman. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari berbagai literatur antara lain buku, penelitian terdahulu, internet,
serta data-data lainnya yang terkait. Kuesioner untuk pemilik dan karyawan UKM
terdapat pada lampiran 1 dan 2.

6
Metode Pemilihan Sampel
Pemilihan populasi UKM makanan dan minuman di Bogor berdasarkan
kriteria: terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) dan
Dinas KOPERASI dan UMKM Kota Bogor, memiliki minimum 5 orang pekerja,
pemilik aktif mengikuti pelatihan dari dinas terkait, dan UKM yang dinilai
mampu untuk menerapkan pelatihan. Sehingga, didapatkan jumlah populasi
sebanyak 65 unit usaha. Menurut Umar (2003) pengambilan ukuran sampel jika
populasi relatif kecil, maka ukuran sampel minimum 20% dari populasi. Berikut
perhitungan sampel menggunakan rumus Gay.

Keterangan:
= Jumlah Populasi dan
UKM yang diteliti.

= Jumlah Sampel. Maka dari 65 populasi diambil sampel sebanyak 13

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode non-probabilitas
dengan cara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria
tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi.
Adapun sampel karyawan berasal dari 13 UKM terpilih dengan kriteria karyawan
yang berpendidikan minimal Sekolah Dasar (SD), minimal sudah bekerja selama
1 tahun, dan dinilai berkinerja baik oleh pemilik. Sehingga, diperoleh 65
karyawan.
Uji Instrumen
Penggunaan uji instrumen adalah untuk melihat keakuratan kuesioner pada
penelitan ini. Uji yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas.
Uji Validitas
Menurut Umar (2003), validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur
penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pada penelitian ini, uji
validitas pada kuesioner dilakukan dengan menggunakan Ms. Excel. Jumlah
responden pada uji validitas ini sebanyak 38 orang karyawan dari 13 UKM.
Penelitian dianggap valid jika memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap skor
total item. Dengan syarat nilai r hitung > r tabel (0,32). Hasil uji validitas terdapat
pada lampiran 3.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemantapan atau stabilitas antar hasil pengamatan
dengan instrumen atau pengukuran. Uji reliabilitas pada kuesioner dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 19.0. Jumlah responden pada uji validitas ini
sebanyak 38 orang karyawan dari 13 UKM. Penelitian dianggap reliabel apabila
nilai cronbach alpha > 0.60. Hasil uji reliabilitas terdapat pada lampiran 3.

7
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskritif mengenai tanggapan
yang diberikan responden pada kuesioner. Pembobotan yang telah ditetapkan
antara 1 hingga 5 dibuat rentang skala. Rentang skala dapat dibuat dengan rumus :

Berdasarkan hasil persamaan dan bobot nilai yang digunakan dalam
penelitian ini maka diperoleh rentang skala 0,8. Rentang skala untuk interpretasi
jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner
Interval

Skala

1 sd 1,80
1,80 sd 2,60
2,60 sd 3,40
3,40 sd 4,20
> 4,20

Sangat Tidak Setuju
Kurang Setuju
Cukup Setuju
Setuju
Sangat Setuju

Analisis Kepentingan-Kinerja / Importance Performance Analysis (IPA)
Teknik analisis kepentingan-kinerja
responden diminta untuk
memeringkatkan berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat
pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu, responden juga diminta
memeringkatkan kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut.
Rumus penghitungan mengenai tingkat kesesuaian responden sebagai berikut.

Keterangan:
Tki = Tingkat kesesuaian responden, Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan, Yi = Skor penilaian
harapan responden

Fishbone Diagram
Fishbone diagram adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan
dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab
suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Nasution, 2001).
Structural Equation Modelling dengan pendekatan Partial Least Squares
(PLS)
Structural Equation Modelling (SEM) adalah persamaan regresi ganda
dengan tujuan menguji model pengukuran dan model struktural. Model
pengukuran menjelaskan prediksi atau hipotesis hubungan antara variabel

8
penyebab terhadap variabel akibat. Sementara model struktural menjelaskan
operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang
dinyatakan dalam bentuk diagram jalur (Kusnendi, 2008). Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Squares (PLS).
Pada penelitian ini akan melihat pengaruh antara variabel dalam dua bentuk
model. Penelitian Stam dan Elfring (2008) memfokuskan peran jejaring intra dan
ekstra industri sebagai salah satu unsur pembentuk modal sosial, dapat
membuktikan modal sosial merupakan media mediasi yang memperkuat
hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. Maka, model pertama
akan membuktikan bahwa modal insani berpengaruh langsung terhadap kinerja
dan modal sosial sebagai variabel moderator. Model pertama akan dijelaskan pada
Gambar 3.

Gambar 3 Struktur Model 1
Pada penelitian sebelumnya (Wahyuningrum, 2013) dijelaskan bahwa modal
insani dan modal sosial memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja. Maka,
model kedua dibuat untuk menunjukan pengaruh langsung modal sosial dan
modal insani terhadap kinerja yang ditunjukan pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur Model 2

9
Berdasarkan pada kedua model tersebut didapatkan hipotesis yang diajukan
untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H01,2,3 : Tidak ada pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM
H11,2,3 : Terdapat pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM

PEMBAHASAN
Karakteristik UKM
Bogor telah dikenal sebagai salah satu kota kunjungan wisata. Jenis
makanan dan minuman yang ditawarkan oleh UKM cukup beragam dan unik. Hal
ini menarik wisatawan untuk kembali berkunjung ke Kota Bogor. Pada penelitian
ini sampel UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor berjumlah 13 UKM dengan
kriteria tenaga kerja minimal berjumlah 5 orang. Karakteristik UKM yang
menjadi responden penelitian ini ditunjukan pada Tabel 3.
Tabel 3 Responden penelitian UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor
Nama UKM
1.

Tahun
Berdiri

Skala
Usaha

Jenis Usaha

Jumlah
tenaga
kerja

Omset

20

kecil

Bolu pisang

9

Rp

14

menengah

Minuman jelly
Brownis dan
bolu

66

Rp 800.000.000

11

Rp 100.000.000

2.

Bolu pisang ibu
onih
Mitra makmur

3.

Brownies el-sari

10

kecil

4.

Sahazah krupuk

3

kecil

Krupuk

18

Rp

5.

Anofood prima
nusantara

14

menengah

Gepuk dan
catering

30

Rp 600.000.000

6.

Risollaku

3

kecil

Risol

5

Rp

35.000.000

7.
8.

Papa pia
Akazia cake n
bakery
Dodol talas

4

kecil

Pia

10

Rp

12.500.000

6

kecil

Kue kering

6

Rp

30.000.000

10

Kecil

6

Rp

6.000.000

10. 3-roses

5

Kecil

18

Rp

70.000.000

11. Asih aulia

10

Kecil

7

Rp

11.000.000

12. Cielo

3

Kecil

12

Rp

135.000.000

13. Simping dewi

43

Kecil

Dodol talas
Kue kering, pia,
dan roti
Kue kering
Minuman sirup
pala
simping

5

Rp

35.000.000

9.

50.000.000

44.000.000

Pada Tabel 3 menunjukan bahwa UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor
memiliki karekteristik yang cukup bertahan karena 7 dari 13 sampel UKM telah
berdiri selama 10 tahun ke atas. Berdasarkan data di lapangan, pemilik UKM telah
ahli dalam mengenal pasar sehingga persaingan usaha terlihat cukup baik dengan
aneka ragam kuliner berbeda dan unik yang ditawarkan kepada konsumen oleh
tiap UKM. Inovasi tersebut dapat berupa bentuk, kemasan, dan rasa. Inovasi

10
tersebut dapat mendatangkan omset usaha rata-rata UKM mencapai diatas
Rp30.000.000,00 per bulan.
Terlihat pula bahwa UKM makanan dan minuman mampu menyerap tenaga
kerja, usaha kecil mampu menyerap 5-8 tenaga kerja, sedangkan usaha menengah
mencapai 66 tenaga kerja dan menghasilkan omset tertinggi sebesar
Rp800.000.000,00. Meskipun tenaga kerja di UKM tidak mempermasalahkan
mengenai pendidikan namun pemerintah Kota Bogor membekali keterampilan
tenaga kerja dengan adanya pelatihan.
Karakteristik Tenaga Kerja
UKM makanan dan minuman Kota Bogor dapat meningkatkan kinerjanya
melalui perbaikan kualitas SDM. Karyawan (SDM) diperhitungkan sebagai aset
bagi perusahaan dengan kategori intangible asset atau aset yang tidak berwujud
namun berperan penting dalam meningkatkan kinerja UKM. Adapun karakteristik
tenaga kerja dapat dilihat dari aspek usia, pendidikan, penghasilan, hubungan
kekeluargaan, jumlah tanggungan keluarga, dan lama bekerja selanjutnya dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Karakteristik Tenaga Kerja UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor
Karakteristik
Pendidikan :
SD
SMP
SMA
D3
S1
TOTAL
Usia :
45
TOTAL
Jumlah Tanggungan :
0-2 orang
3-4 orang
5-6 orang
7-8 orang
TOTAL

Jumlah Tenaga Kerja
(orang)
9
22
28
1
0
60
0
26
22
7
5
60
3
49
7
1
60

Karakteristik
Penghasilan :
1500000
TOTAL
Lama bekerja :
0-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
>9 tahun

Jumlah Tenaga Kerja
(orang)
7
15
15
18
5
60
37
10
4
9

TOTAL
Hubungan
kekerabatan :

60

Ada
tidak ada
TOTAL

16
44
60

Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar

Pada dasarnya perusahaan adalah sebuah organisasi dimana suatu organisasi
membutuhkan tenaga kerja yang berpengetahuan dan berpendidikan. Pendidikan
tenaga kerja UKM makanan dan minuman Kota Bogor terbanyak pada tingkat
SMA. Setara dengan hal tersebut usia tenaga kerja terbanyak pada rentang 16-25
tahun yang mana usia tersebut termasuk dalam kategori usia produktif dan siap
bersaing di dunia kerja. Setiap UKM memiliki kriteria tertentu dalam memberikan

11
kompensasi terhadap karyawannya. Penghasilan yang diperoleh karyawan UKM
berdasarkan pada keterampilan yang dimiliki, hasil kerja, dan kemampuan dalam
bekerja. Rata-rata pendapatan karyawan berada pada rentang Rp1.000.001,00
sampai Rp1.500.000,00. Pendapatan tersebut berada di atas UMK kota Bogor
tahun 2012 sebesar Rp 1.174.200,00. UKM telah merekrut tenaga kerja dengan
profesional dan rata-rata tenaga kerja UKM tidak memiliki hubungan keluarga
dengan pemilik. Namun, pada umumnya UKM makanan dan minuman belum
menerapkan struktur organisasi formal dan manajemen dipimpin langsung oleh
pemilik. Akibatnya, tingkat turn over karyawan menjadi cepat yaitu berkisar
antara 0-3 tahun.
Persepsi Karyawan UKM terhadap Modal Insani, Modal Sosial, dan Kinerja
Persepsi adalah penilaian yang diajukan seseoerang sebagai bentuk
pencapaian yang diraih. Penilaian persepsi karyawan UKM terhadap variabel
modal insani, modal sosial, dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap modal sosial, modal insani dan kinerja
No

Variabel

Nilai

Keterangan

3,90

Setuju

4,05
3.90

Setuju
Setuju

3.28
3.46

Cukup Setuju
Setuju

Modal Sosial
1

Dimensi Struktural

2
Dimensi Relasional
3
Dimensi Kognitif
Modal Insani
1
Pendidikan Formal
2
Metode umum on the job training
3

Metode spesifik on the job training

3,46

Setuju

4

Pengetahuan Lain

3,69

Setuju

Kinerja
1

Produktivitas

3.86

Setuju

2

Daya Inovasi

4

Setuju

Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar

Berdasarkan Tabel 5 karyawan setuju akan adanya pengaruh sosial terhadap
kinerja yang dihasilkan dengan nilai terbesar 4,05 pada dimensi relasional. Hasil
dari masing-masing indikator menunjukan nilai setuju, artinya modal sosial perlu
dipertahankan kondisinya. Pada variabel modal insani terlihat bahwa pendidikan
formal memiliki nilai yang rendah. Hal ini menandakan bahwa pendidikan formal
dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting bagi karyawan, bagi pemilik yang
terpenting adalah keterampilan atau keahlian yang dimiliki untuk menekuni suatu
bidang. Adapun penilaian kinerja paling disetujui oleh karyawan adalah daya
inovasi sehingga karyawan berkenan untuk merubah cara kerja untuk
mengaplikasikan inovasi agar tujuan UKM dapat tercapai. Hasil mengenai
persepsi karyawan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.

12
Importance-Performance Analysis (IPA)
Importance-Performance Analysis (IPA) terdiri atas dua komponen, yaitu
analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Analisis kuadran akan
memetakan atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja,
sedangkan analisis kesenjangan digunakan untuk melihat kesenjangan antara
harapan dengan kinerja yang dicapai oleh atribut terkait (Supranto, 2004).
Analisis kuadran dan Analisis Kesenjangan
Analisis kuadran dengan diagram kartesius digunakan untuk memetakan
atibut-atribut kinerja dan kepentingan/harapan yang telah dianalisis ditunjukan
pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Analisis Kuadran dan Analisis Kesenjangan IPA
No

Variabel

1
Laporan keuangan
2
Pencatatan keuangan harian
3
Sarana prasarana
4
Standar pelaksanaan produksi
5
Standar mutu
6
Sistem pengendalian mutu
7
Inovasi produk
8
Inovasi teknik produksi
9
Target pasar
10 Promosi produk
11 Jaringan distribusi
12 Administrasi SDM
13 Pelatihan SDM
14 Sistem kompensasi
15 Rencana jangka pendek
16 Rencana jangka menengah
17 Rencana jangka panjang
18 Visi usaha terdokumentasi
19 Misi usaha terdokumentasi
20 Tujuan usaha
21 Budaya organisasi
22 Struktur organisasi formal
Jumlah
Rata-rata

Kinerja
(x)
3,69
3,62
3,31
3,38
3,85
3,38
3,62
3,54
3,77
3,46
3,92
3,15
3,15
3,69
3,62
3,46
3,23
2,31
2,31
3,62
3,38
3,23
74,69
3,46

Kepentingan (y)
4,46
4,46
4,08
4,08
4,17
4,08
4,17
4,08
4,17
4,17
4,42
3,92
3,69
4,08
3,92
3,92
3,92
3,85
3,85
3,85
4
4
93,39
4,06

Tingkat kesesuaian
(Tki%)
82,76
81,03
81,13
82,89
92,31
82,89
86,77
86,66
90,46
83,08
88,82
80,39
85,42
90,57
92,16
88,24
82,35
60,00
94,00
84,62
80,77
85,25
1837,3
83,51

Gap
-0,77
-0,85
-0,77
-0,7
-0,32
-0,7
-0,55
-0,54
-0,4
-0,71
-0,49
-0,77
-0,54
-0,38
-0,31
-0,46
-0,69
-1,54
-1,54
-0,23
-0,62
-0,77
-14,64
-0,66

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan sebesar 83,51
artinya kepuasan tinggi. Adanya kesenjangan antara harapan dan kinerja sebesar 0,66 menunjukan bahwa kinerja kurang dari harapan yang dipersepsikan. Sejalan
dengan itu rata-rata harapan lebih besar dibanding dengan rata-rata kinerja.
Selanjutnya, dengan adanya analisis kuadran dapat diketahui indikator yang akan
menjadi prioritas untuk dikembangkan. Prioritas tersebut dapat dilihat melalui
gambar 5.

13
4,50

K
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n

2 1
4,25

II

I
10

7

9 5

8
3 6,4
14
22
21
12 17
16
15
20

4,00

III
3,75

11

18 ,19

IV

13
3,50
2,25

2,75

3,25

3,75

4,25

K i ne r ja

Gambar 5 Diagram Kartesius IPA
Seluruh variabel yang telah ditentukan akan tersebar ke empat bagian dalam
kuandran analisis pada Gambar 5. Penyebaran variabel-variabel penelitian
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kuadran I (Prioritas utama)
Variabel-variabel di bagian ini memiliki tingkat kinerja di bawah rata-rata
tetapi tingkat kepentingan tinggi. Variabel yang masuk ke dalam kuadran I
adalah variabel : 3,4,6,21,22
b. Kuadran II (Pertahankan kinerja)
Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja
yang diatas rata-rata. Variabel-variabelnya adalah 1,2,5,7,8,9,10,11,14
c. Kuadran III (Prioritas rendah)
Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan cukup rendah dan
kinerjanya juga dinilai rendah. Variabelnya adalah variabel: 12,13,17,18,19
d. Kuadran IV (Kinerja berlebihan)
Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan cukup rendah tetapi kinerja
cukup tinggi, sehingga dianggap berlebihan oleh pemilik. Pada kuadran ini,
fokus sumber daya dapat dialihkan ke variabel lain yang lebih diprioritaskan.
Variabel yang termasuk kuadran ini adalah variabel 15,16,20
Permasalahan di UKM
Diagram tulang ikan menggambarkan rincian permasalahan utama yang
dihadapi oleh UKM Makanan dan Minuman Kota Bogor. Kepala ikan
melambangkan akibat dari berbagai permasalahan, duri melambangkan penyebab
pendukung dari permasalahan utama, dan ekor melambangkan penyebab utama.
Gambar 4 dibawah ini akan menggambarkan berbagai permasalahan tersebut.

14

Gambar 6 Diagram Tulang Ikan
Penyebab utama permasalahan UKM adalah manusia karena berpengaruh
penting terhadap keberlanjutan usaha dan keunggulan daya saing. Minimnya
tenaga kerja yang berpendidikan dan kurangnya pelatihan keterampilan terhadap
karyawan menyebabkan UKM sulit untuk maju. Penyebab kedua adalah
rendahnya mutu produk. Hal ini berpengaruh besar pada kepuasan konsumen dan
kepercayaan terhadap UKM tersebut. UKM di Bogor khususnya makanan dan
minuman memiliki kendala dalam mutu produk yaitu produk cepat kadaluarsa.
Keadaan tersebut tidak didukung adanya pengendali mutu yang memadai dan
tidak adanya standart mutu yang jelas.
Keadaan di lapangan ditemukan bahwa beberapa UKM masih menyatukan
rumah pribadi dengan tempat produksi sehingga terdapat keterbatasan dalam
kapasitas produksi. Peralatan dan perlengkapan produksi juga masih tradisional.
Penyebab keempat yaitu ditinjau dari segi material. Material merupakan seluruh
bahan yang diperlukan untuk melakukan suatu proses di organisasi. Penyebab
dikeluhkan oleh para pelaku usaha adalah sosialisasi khusus dari perguruan tinggi.
Bogor memiliki salah satu universitas terbaik negri yang menjadi harapan bagi
pelaku usaha agar usahanya mudah untuk berkembang. Namun, pada
kenyataannya sosialisasi mengenai informasi pelatihan yang dibutuhkan UKM
baik itu keamanan mutu, gizi, sertifikasi halal, dan lain-lain, belum sampai kepada
pemilik usaha. Dalam hal ini dibutuhkan integrasi sistem informasi yang tepat
antara perguruan tinggi dan UKM.
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM
dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)
Alat analisis yang digunakan adalah SEM dengan pendekatan Partial Least
Square (PLS) yang diolah dengan SmartPLS. Evaluasi model dilakukan untuk
melihat pengaruh variabel eksogen terhadap variabel laten endogen serta
menentukan model terbaik dari kedua model penelitian. Secara umum, evaluasi
dan interpretasi dari ketiga model dapat dilihat pada Tabel 7.

15

Tabel 7 Hasil evaluasi outer model dan inner model model 1 dan 2
Kriteria

Standar penilaian

Model 1

Model 2

Loading factor

Nilai loading faktor
> 0.70

Nilai loading factor PL,
KOG, STR, DO, PRO
diatas 0,7

Nilai loding factor KOG,
RLS, STR, PL, PRO, DO
diatas 0,7

Average
Variance
Extracted

Nilai AVE > 0.50
(Valid)

m. insani (1.0000),
m.sosial (0.7916), kinerja
(0.6373)

m. insani (1,0000),
m.sosial (0.6326), kinerja
(0.6512)

Communlity

Nilai > 0,5 (Valid)

m. insani (1.0000),
m.sosial (0.7916), kinerja
(0.6373)

m. insani (1.0000),
m.sosial (0.6326), kinerja
(0.6512)

Composite
Reliability

Composite
Reliability > 0.7
(Reliabel)

M. insani (1.0000), m.
sosial (0.8856), kinerja
(0.7781)

M. insani (1.0000), m.
sosial (0.8477), kinerja
(0.7729)

Signifikansi

Nilai T-Statistik >
1,96 (5%)

Insani>>kinerja (5.0174)
(Berpengaruh)
Sosial >> Kinerja
(2.6150) (Berpengaruh)
Sosial - > insani (2.9148)

Insani - >Kinerja (5.4875)
(Berpengaruh)
Sosial >> Kinerja
(5.4310) (Berpengaruh)

R-Square

R-square
menunjukan tingkat
kekuatan model

R-square kinerja sebesar
0.1067 insani 0.1164

R-square kinerja sebesar
0.2998

Berdasarkan Tabel 7 nilai hasil SEM tersebut mampu mengevaluasi dan
menentukan model terbaik untuk menjadi model penelitian dan menjawab
hipotesis. Hasil evaluasi dari kedua model menunjukan bahwa terdapat indikator
yang direduksi, namun pada model kedua indikator yang direduksi lebih sedikit.
Uji valid dan reliabel model menggunakan nilai AVE, Communlity, dan
Composite Reliability. Pada kedua model sudah memenuhi kriteria valid dan
reliabel. Hasil analisis inner dari model 1 dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Hasil inner model 1
Berdasarkan Gambar 7 diketahui bahwa indikator terpilih yang
merefleksikan modal sosial antara lain dimensi struktural dan dimensi relasional.
Indikator yang merefleksikan modal insani yaitu pengetahuan lain. Pada variabel

16
kinerja indikator yang merefleksikan adalah daya inovasi dan produktivitas. Uji
hipotesis untuk model 1 diketahui dengan membandingkan nilai t-statistik/t-hitung
dengan t-tabel (1,96) dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Nilai koefisien dan T-Hitung model 1
Alur

Original Sample Standard Error T-Statistik

InsaniKinerja
SosialInsani

0,326
-0,341

0,065
0,117

5,017
2,914

Evaluasi
model
signifikan
signifikan

Nilai koefisien Tabel 8 menjawab hipotesis yang diajukan pada penelitian
yaitu modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
UKM ditujukan dengan nilai T-hitung (5,017) > T-tabel (1,96). Nilai negatif pada
original sampel menunjukan bahwa modal sosial tidak berpengaruh langsung
terhadap kinerja, namun berpengaruh signifikan terhadap modal insani sehingga
Terima H11. Selanjutnya, analisis hubungan pengaruh untuk model 2 ditunjukan
oleh Gambar 8.

Gambar 8 Hasil inner model 2
Berdasarkan Gambar 8 diketahui bahwa terdapat pengaruh modal insani dan
modal sosial terhadap kinerja UKM. Adapun indikator yang merefleksikan modal
sosial antara lain dimensi struktural, dimensi relasional, dan kognitif. Indikator
yang merefleksikan modal insani hanya pengetahuan lain. Pada kinerja indikator
yang merefleksikan adalah daya inovasi dan produktivitas. Nilai dari pengaruh
tersebut dan uji hipotesis dapat dilihat nilai koefisien pada Tabel 9.
Tabel 9 Nilai koefisien dan T-Hitung model 2
Alur

Original Sample

Standard Error

T-Statistik

Insani kinerja
Sosial  kinerja

0,411883
0,447438

0,075057
0,082384

5,487572
5,431095

Evaluasi
model
Signifikan
Signifikan

Nilai koefisien Tabel 9 menjawab hipotesis yang diajukan pada penelitian
yaitu :
a) Terima H12, ditunjukan dari T-hitung (5,431095) > T-tabel (1,96) artinya
modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

17
b) Terima H13, ditunjukan dari T-hitung (5,487572) > T-tabel (1,96) artinya
modal insani berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Jika dibandingkan antara model 1 dan model 2 maka dapat dinyatakan
bahwa nilai T-statistik dan R-square model dua mempunyai nilai yang lebih besar.
Maka, model dua adalah model terpilih dalam penelitian ini. Selanjutnya model 2
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan implikasi manajerial.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis baik secara deskriptif maupun dengan SEM
SmartPLS menunjukan bahwa modal insani dan mosal sosial berpengaruh positif
terhadap kinerja. Maka, kegiatan yang mendukung meningkatnya kualitas modal
insani dan modal sosial perlu dilakukan program penunjang. Tabel 10 berikut
menunjukan indikator terpilih melalui penilaian SEM, analisis deskriptif, dan
analisis IPA yang menjadi acuan dalam pembuatan program UKM.
Tabel 10 Indikator terpilih dalam penilaian alat analisis
Indikator
Modal insani
Modal sosial
Kinerja
Faktor
pendukung

Analisis
deskriptif
Pengetahuan
lain
Dimensi
relasional
Daya Inovasi

Analisis SEM

Analisis kepentingan-kinerja

Pengetahuan
lain
Dimensi
struktural
Daya Inovasi

-

-

-

Budaya organisasi, struktur organisasi
formal
Sistem pengendalian mutu, standar
pelaksanaan produksi
Sarana prasarana

Berdasarkan Tabel 10 beberapa indikator terpilih tersebut dijadikan acuan
sebagai pembuatan rekomendasi program penunjang kemajuan UKM. Untuk
menghasilkan kinerja yang baik maka UKM membutuhkan sistem yang baik.
Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar melainkan melibatkan pihak-pihak
terkait langsung yaitu sumber daya manusia. Salah satu sistem manajemen yang
menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset adalah
knowledge management yang diukur dengan tiga variabel yaitu personal
knowledge, job procedure, dan technology (Honeycutt 2005).
Dalam hal ini Personal knowledge membutuhkan pengetahuan lain yang
dimiliki individu, dimensi relasional, dan dimensi struktural, sehingga dapat
membentuk inovasi. Pengetahuan lain adalah pengetahuan yang diperoleh dari
berbagai sumber sehingga dapat membentuk personal knowledge. Praktek
membentuk personal knowledge dapat dilakukan melalui mengomunikasikan
pengalaman kerja dengan rekan kerja. Pemilik/manajer membentuk forum diskusi
secara rutin untuk menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentar dari para
karyawan. Kegiatan forum diskusi difokuskan untuk meningkatkan kinerja.
Pembahasan diskusi dapat mengenai metode pemasaran (internet marketing,
pelatihan personal branding, strategi marketing melalui promosi) dan metode
produksi (peningkatan mutu produk dan keselamatan keamanan kerja). Pada
metode pemasaran mensyaratkan bahwa semua karyawan (divisi) bekerja
bersama-sama dengan perusahaan sebagai tim untuk melayani pelanggan,

18
sehingga dapat meningkatkan penjualan dengan konsep pemasaran yang telah
disepakati.
Tanggung jawab karyawan pun dapat diuji dengan adanya Standar
Operational Procedure (SOP). SOP berisi standar pelaksanaan produksi dan
sistem pengendalian mutu. Donoghue et al. dalam (Kosasih, 2007)
mengemukakan bahwa knowledge management yang efektif membutuhkan
kombinasi dari berbagai macam elemen organisasi contohnya teknologi dengan
praktisi sumber daya manusia, struktur organisasi dan budaya dalam artian untuk
memastikan bahwa pengetahuan yang benar diperlukan untuk bertahan pada saat
yang tepat. Selanjutnya, rekomendasi yang diajukan yaitu memperbaiki sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh UKM. Perbaikan sarana dan prasarana bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mempercepat cara kerja produksi, dan
menghasilkan mutu produk tinggi.
Diharapkan program-program rekomendasi tersebut dapat menjadi pemacu
bagi UKM makanan dan minuman sebagai jalan menuju UKM berkinerja unggul.
Mengenai faktor-faktor penghambat keberlanjutan UKM perlu dianalisis
kemudian dijadikan sebagai kajian bagi para stakeholder untuk meningkatkan
kinerja UKM.

PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan dari hasil penelitian Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial
Terhadap Kinerja UKM makanan dan minuman Kota Bogor adalah sebagai
berikut :
1. Hasil analisis deskriptif pada penelitian ini adalah karyawan menilai bahwa
dimensi relasional merupakan dimensi yang paling disetujui dalam
membentuk modal sosial. Pengetahuan lain mendapat nilai terbesar yang
dianggap paling diprioritaskan dalam membentuk modal insani. Pada kinerja
variabel yang paling disetujui adalah daya inovasi.
2. Hasil analisis model 1 menyatakan bahwa modal insani berpengaruh langsung
dan signifikan terhadap kinerja dengan modal sosial sebagai variabel
moderator. Hasil analisis model 2 menyatakan bahwa modal insani dan modal
sosial berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja.
3. Model terbaik adalah model 2 karena memiliki nilai R-square dan nilai Tstatistik yang lebih besar daripada model 1. Sehingga model 2 digunakan
sebagai pertimbangan dalam implikasi manajerial.
Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemilik UKM diharapkan dapat memberikan penghargaan bagi karyawan
yang aktif dan berprestasi atau memiliki wawasan luas, sehingga karyawan
dapat termotivasi dalam mengembangkan pengetahuan.

19
2. Bagi pemerintah diharapkan dapat membantu dalam mempermudah akses
perijinan badan usaha, merek, sertifikat halal, mempermudah sistem birokrasi,
dan meringankan biaya pengurusannya.
3. Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait
dengan peningkatan kinerja UKM melalui peningkatan kepemimpinan
dan/atau motivasi.

DAFTAR PUSTAKA
Becker GS. 1993. Human Capital. Chicago (US): The University Chicago Press.
Djohan Robby. 2007. Lead to Togetherness. Edisi ke-1. Jakarta (ID): Fund Asia
Education.
Dokko G. 2004. What you know or who you know, human and social capital as
deteterminants of individual performance. [disertasi]. Pennsylvania (US):
University of Pennsylvania.
Donoghue LP, Harris JG, Weitzman BA. 1999. Knowledge Management Strategis
that Create Value, Outlook 1:48-53
Honeycutt J. 2005. Knowledge Management Strategies; Strategi manajemen
pengetahuan. Jakarta (ID) : PT. Elex Media Komputindo.
Kosasih Natalia. 2007. Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja
Karyawan: Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel.
Jurnal Manajemen Perhotelan. 3 (2): 80-88
Kusnedi MS. 2008. Model-model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup
Sample dengan LISREL. Bandung (ID): CV ALFABETA.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor (ID) :
Ghalia Indonesia.
Nahapiet J, Ghoshal S. 1998. Social capital, intellectual capital, and the
organizational advantage.Academic of Management Review. 23(2): 242266.
Nasution MN. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.
Stam W, Elfring T. 2008. Entrepreneurial orientation and new venture
performance: the moderating role of intra and extraindustry social capital.
Academic of Management journal. 51 (1): 97-111.
Supranto J. 2004. Analisis Multivariat, Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID): Rineka
Cipta.
Tambunan T. 2009. UMKM di Indonesia. Cetakan Pertama. Bogor (ID): Ghalia
Indonesia.
Umar H. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta (ID): PT
Raja Grafindo Persada
Wahyuningrum P. 2013. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) Kluster Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal
Sosial [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

20
Zula JK. 2006. The Development and Initial Assessment of an Instrument for
Human Capital Planning [Tesis]. Pennsylvania (US): The Pennsylvania
State University.

21
Lampiran 1 Kuesioner karyawan
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM)
Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Pengaruh
Modal Insani Dan Modal Sosial terhadap Kinerja Studi Kasus Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) Makanan dan Minuman Kota Bogor.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu
responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden : …………………………………………………
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)
Alamat
: …………………………………………………
Nama UKM
: ..........................................................................
Alamat UKM
: ..........................................................................
Telp/HP
: ………………… / ….…………………………
e-mail
: …………………………………………………
Petunjuk pengisian:
- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda
- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat
yang telah disediakan
I. Karakteristik Responden:
1. Usia Anda saat ini:
a. 45 tahun, sebutkan....
c. 26-35 tahun
2. Status pernikahan:
a. Sudah menikah
b. Belum menikah
c. Janda/Duda
3. Pekerjaan Anda saat ini:………………………………………..
4. Jumlah tanggungan/keluarga:
a. 1-2 orang
d. 7-8 orang
b. 3-4 orang
e. > 9 orang, sebutkan....
c. 5-6 orang
5. Pendidikan terakhir :
a. SD/sederajat
d. Diploma
g.Lainnya
(sebutkan)….
b. SMP/sederajat
e. Sarjana (S1)
c. SMA/sederajat
f. S2/S3
6. Penghasilan per bulan:
a. < Rp 500.000
d.Rp1.250.000–Rp 1.500.000
b. Rp 500.000 – Rp 750.000
e. > Rp 1.500.000, sebutkan......
c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000

22
Lanjutan lampiran 2 Kuesioner karyawan
7. Jenis Pelatihan yang pernah diikuti....... tahun .............oleh........................
8. Lama bekerja di UKM…… tahun …. Bulan
9. Jenis pelatihan yang ingin diikuti......................................
10. Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM...................................
11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM?
II. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui
Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial
Petunjuk pengisian:
Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi
modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM. Pilihlah jawaban
yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai.
Keterangan:
STS= Sangat Tidak Setuju S= Setuju N = Netral/Tidak tahu
TS= Tidak Setuju
SS = Sangat Setuju.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

14.

15.
16.

Pernyataan
Dimensi Struktural
Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama
dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya.
Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama
dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya.
Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflikkonflik yang muncul di dalam UKM
Semua informasi tersebar secara merata pada seluruh
lapisan karyawan yang ada di UKM
Jabatan
struktural tidak
menjadi pembatas dalam
berkomunikasi di dalamUKM tempat say