BAB 5 PEMBAHASAN
Anak dengan usia kronologis yang sama tidak selalu menunjukkan tahap tumbuh sistem biologis yang sama.Usia kronologis hanya memberi gambaran
tumbuh kembang anak secara garis besar. Hal ini menimbulkan konsep usia biologis untuk menentukan tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Usia
biologis dinilai berdasarkan maturasi sistem jaringan tubuh, antara lain skeletal dan gigi.
1,2
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi hubungan antara tingkat maturasi skeletal vertebra servikalis dan maturasi gigi geligi yang dinilai secara
radiografis, serta untuk mengetahui korelasi antara kedua tahap tersebut. Klasifikasi vertebra servikalis merupakan pengembangan dari klasifikasi
Lamparski dan klasifikasi Hassel dan Farman. Klasifikasi Lamparski lebih reliabel digunakan pada anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hassel dan
Farman mengevaluasi ulang radiografis sefalometri lateral dan telapak tangan tanpa membedakan jenis kelamin. Indeks yang dihasilkan memiliki reliabilitas
dan validitas yang sebanding dengan analisis tulang telapak tangan pada pemeriksaan maturasi skeletal individual. Tiap tahap dalam kasifikasi servikal
vertebra menggambarkan secara jelas maturasi vertebra servikalis dari tahapan awal dengan sisa pertumbuhan 80-100 yang semakin meningkat tiap tahapnya
sampai pertumbuhan selesai pada tahap komplit. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan klasifikasi servikal vertebra untuk menilai tahap maturasi vertebra
servikalis secara radiografi.
6,9,10
Universitas Sumatera Utara
Usia gigi geligi diprediksi dengan menggunakan dua metode yaitu waktu erupsi dan maturasi gigi. Metode waktu erupsi gigi memiliki kekurangan antara
lain : sulit menentukan waktu erupsi yang sebenarnya karena kejadiannya berlangsung cepat, penilaiannya secara klinis dan dipengaruhi faktor lokal,
penyakit sistemik serta pola makan sehingga reliabilitasnya masih dipertanyakan.
12
Metode tahapan maturasi gigi merupakan proses yang berlangsung secara bertahap dan dapat dinilai secara radiografis. Metode
Demirjiyan dkk dipilih pada penelitian ini karena kriteria tiap tahapnya jelas berdasarkan bentuk dan proporsi panjang akar,menggunakan nilai relatif terhadap
tinggi mahkota daripada panjang sebenarnya. Elongasi tidak akan mempengaruhi reliabilitas pemeriksaan.
28
Penilaian usia skeletal untuk menilai tumbuh kembang anak melalui tahap maturasi vertebra servikalis dapat diperoleh dari radiografi sefalometri lateral.
Walaupun beberapa penelitian sebelumnya menggunakan radiografi tulang karpal, maturasi vertebra servikal menunjukkan korelasi terhadap pertumbuhan skeletal
selama masa pubertas. Penggunaan analisa radiografi sefalometri tidak membutuhkan radiografi tambahan,karena radiografi sefalometri merupakan
pemeriksaan yang rutin dalam perawatan ortodonti.
7,8
Distribusi usia kronologis terhadap tahap maturasi servikal vertebra dapat dilihat pada Tabel 1, bahwa rata-rata usia kronologis pada keseluruhan sampel
adalah berusia 10,63 + 1,835 tahun. Berdasarkan hasil uji Spearman rank order dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini diperoleh hubungan yang kuat antara
maturasi servikal vertebra dengan maturasi dental. Hasil penelitian hubungan maturasi gigi geligi dengan servikal vertebra menunjukkan yang kuat pada
Universitas Sumatera Utara
kaninus r=0,923, premolar pertama r=0,888, premolar keduar=0,888 pada laki-laki. Pada perempuan juga diperoleh hubungan maturasi dental dengan
servikal vertebra menunjukkan yang kuat pada kaninus r=0,774, premolar pertama r=0,767, premolar keduar=0,766.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Engstrom 1983 yang menyatakan ada korelasi yang signifikan antara maturasi servikal vertebra dengan kalsifikasi
gigi.
29
Chartkow dkk 1980 dan Cautinho 1993 juga menyatakan adanya korelasi yang sangat tinggi antara kalsifikasi gigi kaninus mandibula dengan
maturitas skeletal.
30
Berbeda dengan hasil penelitian Krailassiri dkk,Uysal dkk dan Gran dkk 2004 bahwa tidak ada korelasi yang tinggi antara tahap maturasi
servikal vertebra dengan kalsifikasi gigi. Hasil penelitian pada anak Thailand menunjukkan bahwa premolar kedua
bawah mempunyai hubungan yang paling kuat terhadap maturasi servikal vertebra. Penelitian pada anak Yunani menunjukkan hubungan yang kuat
antara tahap maturasi premolar dan skeletal. Hasil penelitian pada anak perempuan Turki menunjukkan hubungan yang kuat antara tahap maturasi
tulang karpal dengan premolar pertama r=0,797 dan premolar kedua r=0,804, sedangkan pada anak laki-laki menunjukkan hubungan yang kuat
dengan premolar pertama r=0,634 dan premolar kedua r=0,659. Pada penelitian ini secara khusus meneliti kalsifikasi gigi kaninus dan
premolar rahang bawah. Pembentukan mahkota kaninus selesai pada usia 6-8 tahun dan erupsi pada usia 11-13 tahun. Pembentukan mahkota premolar
selesai pada usia 5-7 tahun dan erupsi pada usia 10-12 tahun. Rentang usia 8- 15 tahun dipilih pada penelitian ini karena pada usia tersebut dimulainya percepatan
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan maksimum sirkum pubertal. Pada anak perempuan usia 10-12 tahun sedangkan laki-laki pada usia 12-14 tahun
Data tentang waktu puncak kecepatan pertumbuhan pada wajah dapat digunakan untuk melengkapi prosedur perawatan. Sebuah tanda, apakah
puncak pertumbuhan wajah sebentar lagi atau sudah komplit dapat menentukan bentuk perawatan. Untuk pergerakan gigi aktif maka tahap pertumbuhan paling
cepat merupakan saat yang paling menguntungkan. Tahap pertumbuhan yang paling cepat sesudah masa kanak – kanak merupakan periode pertumbuhan
pubertas dan beberapa operator menggunakan periode ini semaksimal mungkin sebagai bagian utama dari perawatan ortodonti korektif.
9,27
Periode pertumbuhan pubertas yang maksimal ini juga merupakan waktu yang tepat
untuk melakukan terapi dentofasial ortopedi.
6
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase distribusi tahap kalsifikasi gigi kaninus yang paling banyak berada di tahap E 37,5 pada laki-laki
sedangkan perempuan pada tahap F 3,3. Tahap kalsifikasi gigi premolar pertama persentase distribusi yang paling banyak berada di tahap D 31,8 pada
laki-laki sedangkan pada perempuan di tahap E 25,9. Persentase distribusi tahap kalsifikasi gigi premolar kedua yang paling banyak berada di tahap D
31,3 pada laki-laki,sedangkan pada perempuan di tahap F 29,6. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tahap kalsifikasi gigi lebih cepat terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Krailassiri dkk 2002,Uysal dkk 2004 bahwa tahap kalsifikasi gigi pada laki-
laki lebih cepat daripada perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi terbanyak kalsifikasi gigi kaninus terhadap maturitas vertebra servikalis dapat dilihat pada tabel 4. Pada tahap maturitas vertebra servikalis tahap
initiation CVMS1 gigi kaninus seluruhnya berada pada tahap E 100. Pada tahap CVMS 2 berada pada tahap E dan F 47,1. Pada tahap CVMS 3 berada
pada tahap F 69,2. Pada tahap CVMS4 berada di tahap G 47,4. Pada tahap CVMS5 berada di tahap G 50 dan H 50. Pada tahap CVMS6 berada di
tahap H 100. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Uysal dkk 2004 dan Basaran dkk 2007 pada masyarakat Turki.
Persentase distribusi terbanyak kalsifikasi gigi premolar pertama terhadap maturitas vertebra servikalis dapat dilihat pada Tabel 5. Pada tahap maturitas
vertebra servikalis tahap initiation CVMS1 seluruhnya berada pada tahap D 100. Pada tahap CVMS 2 berada di tahap D 41,2. Pada tahap CVMS3
berada di tahap E 53,8. Pada tahap CVMS4 berada di tahap F 36,8. Pada tahap CVMS5 berada di tahap G 58,3. Pada tahap CVMS6 berada di tahap H
100. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lila dkk 2009 serta Uysal dkk 2004 dan Basaran dkk 2007 pada masyarakat Turki.
Persentase distribusi terbanyak kalsifikasi gigi premolar kedua terhadap maturitas vertebra servikalis dapat dilihat pada Tabel 6. Pada tahap initiation
CVMS1 seluruhnya berada pada tahap D 100. Pada tahap CVMS 2 berada di tahap D 47,1. Pada tahap CVMS3 berada di tahap E 46,2. Pada tahap
CVMS4 berada di tahap F 52,6. Pada tahap CVMS5 berada di tahap G 58,3. Pada tahap CVMS6 berada di tahap H 87,5. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Lila dkk 2009 serta Uysal dkk 2004 dan Basaran dkk 2007 pada masyarakat Turki.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN