Peralatan Yang Digunakan Percobaan Motor Tiga Fasa Dengan Tahanan Rotor Yang Berbeda

4.2 Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1. Motor induksi tiga fasa tipe : rotor belitan spesifikasi motor : - AEG Typ C AM 112MU 4RI - ∆Y 220380 V 10,7 6,2 A - 2,2 Kw, cosφ 0,67 - 1410 rpm, 50 Hz - isolasi B 2. Amper meter 3. Volt Meter 4. Tahanan Geser 5. Watt Meter 3φ 6. Sumber tegangan AC dan DC

4.3 Percobaan Untuk Mendapatkan Parameter – Parameter Motor Induksi

Tiga Fasa Untuk dapat menentukan parameter motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan, maka dapat dilakukan dengan percobaan berikut ini :

4.3.1 Percobaan Tahanan DC

A. Percobaan Tahanan DC Pada Belitan Stator 1. Rangkaian Percobaan

A V U V W + - V DC Variabel R u R v R w Gambar 4.1 Rangkaian percobaan tahanan DC pada stator

2. Prosedur Percobaan

1. Hubungan belitan stator dibuat hubungan Y. yang akan diukur adalah dua dari ketiga belitan stator. 2. Rangkaian belitan stator dihubungkan dengan suplai tegangan DC 3. Tegangan DC suplai dinaikkan sampai pada nilai tertentu. 4. Ketika tegangan menunjukkan pada besaran 15,4 Volt, penunjukan alat ukur voltmeter dan amperemeter dicatat 5. Jika telah selesai rangkaian dilepas.

3. Data Hasil Percobaan

Rdc = I V Ω Tabel 4.1 Data hasil percobaan tahanan dc pada belitan stator Phasa V volt I Ampere U – V 13,4 4,32 4. Analisa Data Untuk data di atas di peroleh : Rdc = I V = = 3,1 Ω Karena hubungan pada stator adalah Y , maka Rdc adalah Rdc = = 1.55 Ω Rac = 1.2 x 1.55 = 1.86 Ω Maka tahanan stator adalah R 1 = 1.86 Ω

B. Percobaan Tahanan DC pada Belitan Rotor 1. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.2 Gambar percobaan tahanan DC pada rotor

2. Prosedur Percobaan

1. Hubungan belitan rotor dibuat hubungan Y, yang akan diukur adalah dua dari ketiga belitan rotor. 2. Rangkaian belitan rotor dihubungkan dengan suplai tegangan DC 3. Naikkan Tegangan DC suplai secara perlahan, sampai pada nilai tertentu. 4. Ketika tegangan menunjukkan pada besaran 3,5 Volt, penunjukan alat ukur voltmeter dan amperemeter dicatat 5. Jika telah selesai Rangkaian dilepas.

3. Data Hasil Percobaan Tabel 4.2

Data Hasil Percobaan Tahanan DC Pada Belitan Rotor Phasa V volt I Ampere K – M 5,2 6,84 4. Analisa Data Untuk data di atas di peroleh : Rdc = I V Ω = = 0.76 Ω Karena hubungan pada rotor adalah Y , maka Rdc adalah Rdc = = 0. Ω Rac = 1.2 x 0.38 = 0,456 Ω Maka tahanan rotor adalah R 2 = 0.456 Ω

4.3.2 Percobaan Rotor Tertahan Block Rotor 1. Rangkaian Percobaan

Dari data yang didapat pada pengukuran motor dalam keadaan rotor tertahan atau hubung singkat maka dihitung X s dan X r . Rangkaian pengukuran ketika terhubung singkat ditunjukkan pada Gambar 4.3 di bawah ini W3phasa PT AC1 3 Phasa MI V 1 A 1 T Mesin DC S 3 S 2 PT DC 1 PT DC 2 A 3 S 1 V 2 V 3 Gambar – 4.3 Gambar 4.3 Gambar rangkaian percobaan rotor tertahan

2. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data hubung singkat adalah : 1. Motor induksi dikopel dengan mesin arus searah 2. Semua switch dalam keadaan terbuka, pengatur tegangan dalam kondisi minimum. 3. Switch S 1 ditutup, PTAC 1 dinaikkan sehingga motor induksi mulai berputar perlahan. 4. Switch S 3 kemudian ditutup, PTDC 2 dinaikkan sampai penunjukan amperemeter A 3 mencapai harga arus penguat nominal mesin arus searah 5. Switch S 2 ditutup dan PTDC 1 dinaikkan sehingga mesin arus searah memblok putaran motor induksi dan putaran berhenti. Kemudian penunjukan alat ukur A 1 , W dan T dicatat 6. Pengukuran diulang beberapa kali untuk mendapatkan nilai yang paling baik.

3. Data Hasil Percobaan Rotor Tertahan

=2 π 50=314 Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Block Rotor Vbr Volt BR I Ampere BR P Watt F 1 Hz Fb r Hz 87 5,5 452,6 50 50

4. Analisa Data

Dari data di atas diperoleh : = = 9.125 Ω = = = = 7.65 Ω = 3.825 Ω = 3.825 Ω

4.3.3 Percobaan Beban Nol 1. Rangkaian percobaan

PT AC1 3 Phasa A V MI Watt Meter 3 Φ R S T Beban Nol Gambar – 4.4 Gambar 4.4 Rangkaian percobaan beban nol

2. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah : 1. Semua switch terbuka, pengatur tegangan pada posisi minimum. 2. Switch S 1 kemudian ditutup, PTAC 1 dinaikkan perlahan sampai tegangan 350 Volt. 3. Ketika tegangan 350 Volt, dicatat besar pembacaan alat ukur amperemeter masing masing phasa dan wattmeter. 4. Setelah dicatat, rangkaian dilepas.

3. Data Hasil Percobaan

=2 π 50=314 Tabel 4.4 Data Hasil Percobaan Beban Nol V Volt P watt I Ampere 300 258,6 2,85

4. Analisa Data

Dari dara di atas diperoleh : 1 1 3 X I V X nl m − = Ω = = 56.94 Ω 1 1 1 1 jX R I V E o + ∠ − ∠ = θ ϕ = 300 – 2,58 x 1,86 + j 3.825 = 289, 02 1 2 c R I P P − = = 258,6 – 2,85 2 x 1,86 = 246,2 Watt 2 1 c P E R = Ohm = PT AC1 3 Phasa MI V 1 A 1 T Mesin DC S 2 PT DC 1 A 3 S 1 A4 A 2 R K L R S T n = 339,28 Ohm

4.4 Percobaan Motor Tiga Fasa Dengan Tahanan Rotor Yang Berbeda

1. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.5 Rangkaian percobaan pengaruh besar tahanan rotor terhadap torsi dan efisiensi motor induksi tiga phasa 1. Rangkailah rangkaian percobaan seperti Gambar 4.5 di atas. 2. Buat hubungan tahanan luar dalam hubungan Y. 3. Hubungkan tahanan luar ke terminal rotor, masing – masing tahanan luar buat pada harga 3 Ohm. 4. Naikkan PTDC1 sampai A3 menunjukan arus penguat nominal . 5. Naikkan PTAC1 sampai tegangan nominal yang ditentukan. 6. Beban yang berupa lampu pijar dipasang dengan harga yang ditentukan . 7. Tutup S1 lalu catat penunjukan A 1 ,A 4 ,W , dan T . 8. Ulangi prosedur no 4 sampai 7 dengan menambahkan tahanan luar sebesar 5 Ω dan 7 Ω. 9. Percobaan selesai.

2. Data Hasil Percobaan

Tabel 4.5 Data Hasil Pengujian Motor Induksi Dengan Besar Tahanan Rotor yang Berbeda Vin = 300 Volt Vs = = 173,2 Volt f = 50 Hz Tahanan Rotor Ω Beban Generator Dc Watt Nr Rpm Slip I 2 A I s P in KW Torsi Nm 3,456 125 1225 0,18 0,6 2,19 0,18 0,95 200 1125 0,25 1,05 2,21 0,2 1,02 325 1110 0,26 1,47 2,25 0,25 1,25 5,456 125 1250 0,16 0,5 1,97 0,15 0,75 200 1230 0,13 1,11 1,84 0,2 1 325 1200 0,2 1,5 1,97 0,25 1,25 7,456 125 1100 0,26 0,71 1,81 0,13 0,95 200 1020 0,32 1,01 1,83 0,15 1 325 1000 0,33 1,27 1,84 0,2 1,2

3. Analisa Data -

Torsi a. R 2 = 3,456 Ω  Beban 125 W P ts = 3. I 1 2 . R 1 Watt = 3. 2,19 2 . 1,86 = 26,76 Watt P i = C R E 2 1 . 3 = = – = 1,45 Watt P cu = P in – P ts – P i Watt = 180 – 26,76 – 1,45 = 151,79 Watt P tr = 3. I 2 2 . R 2 Watt = 3. 0,6 2 . 3,456 = 3,74 Watt T e = = – – = = 1,15 Nm  Beban 200 W P cu = P in – P ts – P i Watt = 200 – 26,76 – 1,45 = 171,79 Watt P tr = 3. I 2 2 . R 2 Watt = 3. 1,05 2 . 3,456 = 11,43 Watt T e = = – – = = 1,36 Nm  Beban 325 W P cu = P in – P ts – P i Watt = 250 – 26,76 – 1,45 = 221,79 Watt P tr = 3. I 2 2 . R

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Satu Fasa Stator Terbuka Terhadap Torsi Dan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

5 87 84

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisa Pengaruh Tahanan Rotor Tidak Seimbang Terhadap Torsi Dan Putaran Motor Induksi Rotor Belitan (Aplikasi Pada Laboratorium konversi Fakultas Teknik USU)

0 24 117

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 11

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 5

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum - Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 0 33

TUGAS AKHIR - Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 0 11