Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) TANAMAN MENGHASILKAN DI
ANGSANA ESTATE, PT LADANGRUMPUN SUBURABADI,
TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

HERLINA NUR FATIYAH
A24090089

AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen
Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di
Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Herlina Nur Fatiyah
NIM A24090089

ABSTRAK
HERLINA NUR FATIYAH. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun
Suburabadi, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh ADE
WACHJAR
Kegiatan magang yang dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman bekerja secara nyata baik teknis maupun manajerial
di perkebunan kelapa sawit. Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari
secara mendalam mengenai manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit.
Kegiatan magang dilaksanakan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi,
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada bulan Februari - Juni 2013. Pemupukan

salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Ketepatan dosis di Angsana Estate
belum sepenuhnya tepat, hanya mencapai 96.89 % untuk pupuk RP dan 98.67 %
untuk pupuk Kieserite. Dalam hal ketepatan waktu pemupukan, masih ada
beberapa jenis pupuk yang tidak diaplikasikan tepat waktu. Realisasi dosis
pemupukan yang tidak mencapai 100 % pada tahun 2010/2011 tidak
mempengaruhi produksi karena pemupukan yang belum terealisasi dilakukan
pada periode tahun berikutnya dengan dosis yang sama.
Kata kunci: kelapa sawit, manajemen pemupukan, tanaman menghasilkan

ABSTRACT
HERLINA NUR FATIYAH. Fertilization Management of Oil Palm (Elaeis
guineensis Jacq.) Mature Plant at Angsana Estate, PT Ladangrumpun
Suburabadi, Tanah Bumbu, South Kalimantan. Supervised by ADE WACHJAR
Internship activities carried out to improve the knowledge, skills, and
experience of working in both technical and managerial real in oil palm
plantations. The specific objective of internship is to learn about fertilizer
management of oil palm plantations. Internship activities carried out in the
Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, regency of Tanah Bumbu, South
Kalimantan Province in February - June 2013. Fertilization is one of the factors
that affect production. The accuracy of the doses at Angsana Estate yet fully right,

it is only reached 96.89 % for the RP fertilizer and 98.67 % for the Kieserite
fertilizer. In terms of Timeliness fertilizations there are still some types fertilizers
that are not applied on time. Realization dosage of fertilization does not reach
100 % in 2010 to 2011 and it does not give the affect production due to
fertilization unrealized conducted over the next year with the same doses.
Keywords: oil palm, fertilization management, mature plant

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) TANAMAN MENGHASILKAN DI
ANGSANA ESTATE, PT LADANGRUMPUN SUBURABADI,
TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

HERLINA NUR FATIYAH
A24090089
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura


AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Manajemen Pe:c:;....: :- .-:: Ke]apa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
i-an d i Angsana Estate, PT Ladangrumpun
_
Tanaman r
Suburabadi, Ta セ@ Bum u, Kalimantan Selatan
オ イ@ f。エᄋ@
N@ セ@
: h・イャゥョ。n
Nama

NIM

: A24090089


Disetujui oleh

w·..·Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

0 9 DE.C 2UU

Judul Skripsi : Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun
Suburabadi, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
Nama
: Herlina Nur Fatiyah
NIM
: A24090089

Disetujui oleh

Dr Ir Ade Wachjar, MS
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman
Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Kadarsih dan Bapak Irman Husein, Spd selaku orang tua penulis serta
seluruh keluarga besar atas segala doa dan kasih sayangnya.
2. Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
masukan dan saran selama penyusunan skripsi.
3. Dr Ir Supijatno, MSi dan Dr Ir Heni Purnamawati, MSc.Agr. selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran dalam perbaikan skripsi.
4. Dr Ir Darda Efendi, MSi selaku pembimbing akademik yang memberikan
bimbingan dan arahan selama proses kegiatan akademik.
5. Direksi PT Ladangrumpun Suburabadi yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang.
6. Bapak Puji Sasmito sebagai Manajer Angsana Estate; Bapak Jaka Istiarta
sebagai Senior Asisten; Bapak Roisul Ustad sebagai Asisten Divisi I; Bapak
Purmono sebagai Asisten Divisi III; Bapak Muchammad suhadak sebagai
Kelapa Tata Usaha; dan Bapak Ginandar sebagai Asisten Gunung Sari Estate
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan kegiatan
magang.
7. Leo Herdana, Panji Jaswaty dan keluarga atas perhatian dan kasih sayang
selama penulis magang, serta teman-teman Socrates 46.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2013
Herlina Nur Fatiyah

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk dan Pemupukan
Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit
Rekomendasi Pemupukan
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM
Letak Geografi dan Letak Wilayah Administrasi
Keadaan Iklim dan Tanah
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN
Keefektifan Pupuk
Prestasi Tenaga Kerja Penabur
Hambatan dan Upaya Peningkatan Keefektifan Pemupukan
Defisiensi Unsur Hara Tanaman
Produktivitas
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
vii
viii
1
1
2
2

2
4
6
7
7
7
7
8
8
8
9
10
10
11
12
12
31
33
33
36

36
37
38
3839
39
41

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tipe Pupuk Anorganik Berdasarkan Beberapa Kriteria yang Umum
Dipergunakan
2. Kisaran Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan pada
Tanah Mineral
3. Jenis Tanah dan Topografi Angsana Estate
4. Populasi Tanaman Kelapa Sawit di Angsana Estate
5. Produksi dan Produktivitas Tandan Buah Segar di Angsana Estate
6. Jumlah Karyawan Staf dan Non Staf di Angsana Estate Tahun 2013
7. Kandungan Hara Daun Kelapa Sawit di Angsana Estate Tahun
2004 - 2012
8. Standar Hara dalam Daun Kelapa Sawit pada Kondisi Defisiensi,
Optimum, dan Berlebihan
9. Pengamatan Visual Defisiensi Unsur Hara pada Tanaman Kelapa
Sawit di Angsana Estate
10. Prestasi Kerja Penabur Pupuk di Angsana Estate Tahun 2013
11. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk yang Diaplikasikan di Angsana
Estate Tahun 2013
12. Realisasi Pemupukan di Angsana Estate Tahun 2011/2012
13. Ketepatan Dosis Pupuk Kieserite dan RP pada Tanaman Kelapa Sawit
di Angsana Estate Semester II Tahun 2012/2013
14. Waktu Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit di Angsana Estate
Tahun 2010/2011 - 2012/2013
15. Ketepatan Cara Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit di Blok C012
Tahun Tanam 1998 Angsana Estate
16. Jarak Tabur Pupuk RP dan Kieserite dari Pokok Sampai Titik Tabur
di Angsana Estate
17. Peralatan Panen yang Digunakan di Angsana Estate
18. Kriteria Tandan Buah Segar dan Batas Toleransi di Angsana Estate

3
6
10
11
11
12
18
19
19
21
21
22
22
23
24
24
28
29

DAFTAR GAMBAR
1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Angsana Estate Periode Tahun
2003 - 2012
2. Konservasi Tanah dan Air
3. Contoh Tanda-tanda pada Pokok Contoh dalam LSU
4. Aplikasi Pemupukan RP
5. Proses Aplikasi Janjang Kosong
6. Beneficial plants
7. Curah Hujan di Angsana Estate Tahun 2010 - 2013

9
14
17
20
25
26
35

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan SKU di Angsana
Estate Tahun 2013
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di
Angsana Estate Tahun 2013
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten Divisi di
Angsana Estate Tahun 2013
4. Hari Hujan dan Curah Hujan Bulanan di Angsana Estate Tahun
2003 - 2012
5. Peta Areal Statement Angsana Estate Tahun 2013
6. Struktur Organisasi di Angsana Estate Tahun 2013
7. Perbandingan Produktivitas dengan Realisasi Pemupukan di
Angsana Estate
RIWAYAT HIDUP

42
43
44
46
47
48
49
50

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman
perkebunan penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar
nabati (biodiesel) (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian 2008). Kelapa sawit memiliki peranan yang sangat penting bagi
perekonomian Indonesia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang
menjadi andalan ekspor dan penyumbang devisa non migas yang cukup besar bagi
Indonesia (Lubis 2008). Selain itu industri kelapa sawit mempunyai peranan
sebagai sumber lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat sekitarnya.
Usaha perkebunan kelapa sawit sangat berkembang pesat. Salah satu produk
utama kelapa sawit adalah minyak sawit (CPO = Crude Palm Oil). Setiap tahun
volume ekspor minyak sawit mengalami peningkatan yang pesat. Pada tahun 2006
ekspor minyak sawit mencapai 10 471 915 ton dengan nilai US$ 3 522 810 dan
pada tahun 2010 meningkat menjadi 16 291 856 ton dengan nilai US$ 13 468 966.
Pada tahun 2006 luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 6 594 914 ha
dengan produksi minyak sawit 17 350 848 ton dan diperkirakan pada tahun 2014
luas areal perkebunan kelapa sawit menjadi 10 586 339 ha dengan produksi
minyak sawit 29 412 691 ton (data estimasi) (Direktorat Jenderal Perkebunan
2011). Prospek industri minyak sawit akan terus berkembang karena permintaan
minyak nabati dunia akan terus meningkat. Indonesia mempunyai peluang yang
besar untuk meningkatkan pasokan minyak sawit (Purba et al. 2008).
Pemerintah memberikan dukungan dengan mengadakan program revitalisasi
perkebunan untuk perluasan areal maupun peremajaan tanaman kelapa sawit yang
tidak produktif (Kurniawan 2008). Luas areal kelapa sawit yang meningkat dari
tahun ke tahun, harus diimbangi dengan teknik budidaya yang baik agar dapat
meningkatkan produksi kelapa sawit. Menurut Rahutomo et al. (2008)
pemupukan merupakan salah satu kegiatan paling diperhatikan dalam teknik
budidaya di perkebunan kelapa sawit.
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit tidak 100 % menggunakan pupuk
anorganik, melainkan sebagian menggunakan pupuk organik atau limbah-limbah
kelapa sawit sebagai substitusi pupuk anorganik. Menurut Karsono et al. (2005)
pemupukan yang tepat merupakan kunci keberhasilan budidaya kelapa sawit.
Selanjutnya Mangoensoekarjo (2007) menyatakan manajemen pemupukan pada
kelapa sawit belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan
masih rendahnya produktivitas kelapa sawit.
Menurut Lubis (2008) pemupukan tanaman menghasilkan sangat penting
diperhatikan baik jenis, dosis, waktu, cara dan penempatan pemupukan, karena
biaya pemupukan sangat besar yaitu kurang lebih 60 % dari biaya perawatan.
Pada pemupukan kelapa sawit jenis pupuk, dosis, teknik aplikasi, dan waktu
pemupukan bergantung pada jenis tanah, umur tanaman, tingkat produksi yang
ingin dicapai, realisasi pemupukan sebelumnya, tenaga kerja yang tersedia, dan
analisis kadar hara pada daun. Menurut Rahutomo et al. (2008) kualitas

2
pemupukan meliputi tepat jenis, dosis, waktu, dan metode aplikasi sangat
menentukan produktivitas tanaman.

Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang yang dilaksanakan adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bekerja secara nyata baik teknis maupun
manajerial di perkebunan kelapa sawit. Tujuan khusus kegiatan magang adalah
mempelajari secara mendalam mengenai manajemen pemupukan tanaman kelapa
sawit. Selain itu menganalisis permasalahan serta mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan di perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk dan Pemupukan
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat
menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Menurut Pahan
(2012) pupuk yang digunakan untuk kelapa sawit terdiri atas pupuk anorganik dan
pupuk organik.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik terdiri atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk
tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara. Pupuk majemuk
adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara (Hardjowigeno 2007).
Tipe pupuk anorganik berdasarkan beberapa kriteria yang umum digunakan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Pupuk majemuk merupakan alternatif untuk mengatasi penyediaan pupuk
tunggal yang tidak tepat waktu (Lubis 2008). Menurut Adiwiganda (2005) ada
tujuh keunggulan pupuk majemuk, sebagai berikut:
1. Pupuk majemuk dapat mensuplai unsur hara dalam satu kali aplikasi, hal ini
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hara makro dan mikro tanaman secara
cepat.
2. Aplikasi pemupukan lebih efisien tenaga kerja dan waktu yang dipergunakan
mulai dari penanganan di gudang sampai kegiatan di lapangan.
3. Tanaman efektif menyerap unsur hara dari tanah, karena unsur hara tersedia
secara bertahap di dalam tanah.
4. Murah dan mudah dalam transportasi.
5. Kesehatan penabur pupuk dan pekerja di gudang lebih terjaga.
6. Gudang untuk menyimpan pupuk lebih sedikit.
7. Saat aplikasi pupuk pengawasan lebih mudah dikontrol.

3
Tabel 1. Tipe Pupuk Anorganik Berdasarkan Beberapa Kriteria yang
Umum Dipergunakan
No. Tipe/Kriteria Pupuk
Keterangan
Contoh Pupuk
1.
Metode Produksi
- Alam (natural)
Diambil dari alam, hanya sedikit diproses Rock Phospate
- Buatan (sintetik)
Dibuat dari proses industri
Urea, MOP
2.

3.

Jumlah Hara
- Pupuk tunggal
(straight)
- Pupuk Majemuk
(compound)
Jenis Pencampuran
- Pupuk campuran
(mix)
- Pupuk kompleks
(complex)

4.

Keadaan Fisik
- Padat (solid)
- Cair (liquid)
- Gas (gaseous)

5.

Cara kerja
- Bereaksi cepat
(quick acting)
- Bereaksi lambat
(slow acting)

Hanya mengandung 1 unsur hara (baik Urea, MOP
makro ataupun mikro)
Mengandung lebih dari 2 unsur hara NPK
makro
compound
Campuran 2 atau lebih unsur hara NPK mix
tunggal atau unsur hara majemuk secara
fisik
Campuran 2 atau lebih unsur hara Nitro
tunggal atau unsur hara majemuk secara Phospate, ZA
kimia

Berupa kristal, tepung, dan butiran Urea, TSP, RP,
dengan ukuran beragam
SP36, MOP
Berupa larutan atau suspensi
Pupuk daun
Gandasil
Berupa cairan pada tekanan rendah
Ammonia
Mudah larut dalam air dan segera Urea
tersedia
Mengalami
transformasi
sebelum TSP, RP
menjadi bentuk larut yang tersedia bagi
tanaman

Sumber : Pahan (2012)

Pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk akan memberikan
penghematan biaya pemupukan. Hal itu disebabkan rendahnya kehilangan unsur
hara dan biaya aplikasinya lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk tunggal
(Adiwiganda 2005). Pupuk majemuk mempunyai beragam komposisi haradan
adanya penambahan beberapa unsur mikro.
Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik. Di
perkebunan kelapa sawit, pupuk organik yang diaplikasikan berasal dari limbah
pabrik kelapa sawit dan sisa-sisa daun kacang-kacangan yang sengaja ditanam
saat pembukaan lahan. Pupuk organik bermanfaat untuk memperbaiki struktur
tanah dan memberikan hara bagi tanaman kelapa sawit (Pahan 2012).

4
Menurut Pahan (2012) penambahan bahan organik akan mempengaruhi sifat
kimia tanah melalui beberapa hal, sebagai berikut :
- Peningkatan nilai KTK tanah karena erapan (sorption) hara oleh asam humat.
- Persediaan hara dari dekomposisi humus dan mineral-mineral tanah yang
terlarut.
- Pengikatan hara dalam kompleks senyawa organik.
- Pengaruh dari pengatur tumbuh yang dihasilkan tanah. Misalnya, bahan
organik dapat mengakumulasi zat penghambat tumbuh pada monokultur.
Selain itu, bahan organik dapat menghasilkan antibiotik yang merangsang
pertumbuhan tanaman karena membunuh sejumlah bakteri sumber penyakit
(patogen) tanaman.

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit
Pemupukan kelapa sawit dilakukan pada 3 tahap perkembangan tanaman,
yaitu pada tahap pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), dan tanaman
menghasilkan (TM). Menurut Harahap et al. (2005) pemupukan di pembibitan
bertujuan untuk menjamin kecukupan dan keseimbangan hara tanaman.
Selanjutnya Lubis (2008) menyatakan pemupukan tanaman belum menghasilkan
dilakukan agar tanaman dapat tumbuh prima dan berproduksi tepat waktu.
Pemupukan tanaman menghasilkan dapat memberikan produksi tandan buah segar
(TBS) yang optimal.
Kebutuhan Hara Tanaman
Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut unsur hara makro,
sedangkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur hara
mikro. Unsur hara makro terbagi menjadi dua yaitu unsur hara makro melimpah
terdiri atas karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O); unsur hara makro terbatas
terdiri atas nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), belerang atau sulfur (S), kalsium
(Ca), dan magnesium (Mg). Unsur hara mikro terdiri atas boron (B), besi (Fe),
mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), molybdenum (Mo), dan khlorin (Cl)
(Hanafiah 2004).
Translokasi unsur hara merupakan penyerapan unsur hara dari akar ke
bagian atas tanaman atau bagian yang sedang tumbuh kemudian ke bagian
produksi. Unsur N, P, K, Mg, dan Cl merupakan unsur hara yang mobil, gejala
defisiensi berasal dari bagian tanaman yang tua, sedangkan unsur Ca, S, B, Fe, Zn,
Mo, Cu, dan Mn merupakan unsur hara yang immobil, gejala defisiensi berasal
dari bagian tanaman yang muda.
Unsur hara yang dibutuhkan oleh kelapa sawit antara lain unsur hara makro
N, P, K, dan Mg serta unsur hara mikro Cu dan B (Mangoensoekarjo 2007).
Fungsi unsur hara harus diperhatikan untuk meningkatkan keefektifan pupuk
terhadap produksi tanaman. Beberapa fungsi unsur hara yang penting bagi
tanaman kelapa sawit, antara lain:
1. Nitrogen (N), berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman
dan pembentukan protein. Gejala kekurangan N adalah tanaman menjadi
kerdil, tajuk tanaman tetap hijau tetapi daun-daun tua secara merata

5

2.

3.

4.

5.

6.

menguning kemudian mengering dan gugur, dan pertumbuhan akar terbatas.
Sumber unsur hara N adalah Urea atau ZA.
Fosfor (P), berfungsi untuk pembelahan sel, pembentukan bunga, buah, dan
biji, memperkuat batang agar tidak mudah roboh, pertumbuhan akar, dan
untuk metabolisme karbohidrat, serta meningkatkan mutu buah. Kekurangan P
menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun berwarna keunguan. Sumber
unsur hara P antara lain pupuk SP-18, Rock Phosphate, SP-36.
Kalium (K), berfungsi untuk pembentukan pati, pembukaan stomata, daya
tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit tinggi, dan mempengaruhi
proses fisiologis pada tanaman. Unsur K juga diperlukan dalam jumah banyak,
penting untuk penyusunan minyak dan mempengaruhi jumlah dan ukuran
tandan. Kekurangan unsur K akan terjadi pada daun tua karena unsur K
diangkut ke daun muda. Kekurangan unsur K ditandai dengan gejala klorosis
dan terdapat bercak kecil yang terletak pada bagian tepi atau ujung daun dan
antara tulang daun, lalu mengering. Sumber unsur hara K adalah pupuk KCl.
Magnesium (Mg), berfungsi sebagai penyusun klorofil dalam proses
fotosintesis dan pembentukan minyak. Kekurangan unsur Mg ditandai dengan
gejala klorosis pada daun-daun muda, ujung dan tepi daun menggulung dan
menguning atau kemerahan. Sumber unsur hara Mg adalah Dolomit.
Tembaga (Cu), berfungsi sebagai pembentuk klorofil daun dan katalisator
berbagai proses fisiologis tanaman. Kekurangan unsur Cu ditandai dengan
gejala krolosis pada daun muda berwarna hijau pusat sampai kuning keputihputihan. Sumber unsur hara Cu adalah CuSO4.
Boron (B), berperan penting dalam menstimulir kegiatan meristematik
tanaman, sintesis gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.
Kekurangan unsur B ditandai dengan munculnya daun pancing, daun kecil dan
daun sirip ikan, daun rapuh berwarna hijau gelap. Sumber unsur hara B adalah
Borax

Ketepatan Pemupukan
Pemberian pupuk harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci
keefektifan pemupukan, diantaranya jenis dan dosis pupuk, waktu pemberian, cara
pemberian dan penempatan pupuk serta daya serap akar tanaman. Pemupukan
yang tepat akan meningkatkan produksi kelapa sawit, mempercepat pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kelapa sawit (Mangoensoekarjo 2007).
Tepat jenis. Jenis pupuk yang sering digunakan di perkebunan kelapa sawit,
yaitu pupuk Urea atau ZA (unsur N), Rock Phosphate atau SP-36 (unsur P), MOP
atau KCl (unsur K), Dolomit atau Kieserite (unsur Mg), dan HGF-Borat (unsur B).
Pupuk yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pemupukan kelapa sawit.
Tepat dosis. Pemupukan yang optimal adalah pemupukan yang sesuai
dengan dosis rekomendasi. Tepat dosis artinya pupuk harus diberikan sesuai
dengan kebutuhan tanaman tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dosis
pupuk yang berlebihan tidak hanya menyebabkan biaya pemupukan semakin
tinggi, tetapi juga merugikan tanaman. Beberapa kisaran dosis pemupukan
tanaman kelapa sawit menghasilkan pada tanah mineral dapat dilihat pada
Tabel 2.

6
Tabel 2. Kisaran Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
pada Tanah Mineral
Kelompok Umur
(tahun)
3– 8
9 – 13
14 – 20
21 – 25

Jenis dan Dosis Pupuk
Urea
SP-36
MOP
Kieserite
Jumlah
……….………………. (kg/pohon) ………………………
2.00
1.50
1.50
1.00
6.00
2.75
2.25
2.25
1.50
8.75
2.50
2.00
2.00
1.50
7.75
1.75
1.25
1.25
1.00
5.25

Sumber: Lubis (2008)

Tepat waktu. Pemupukan yang efektif dilakukan pada saat tanah
mengandung cukup air yaitu pada awal atau akhir musim hujan. Pemupukan di
lakukan dua kali dalam setahun. Waktu pemupukan harus disesuaikan dengan
keadaan tanaman dan curah hujan. Waktu yang tepat untuk aplikasi pemupukan
pada kelapa sawit adalah pagi sampai siang hari.
Tepat cara dan tempat.Ada dua cara pemupukan yang umum dipakai pada
tanaman kelapa sawit yaitu dibenam (pocket) dan tabur langsung di atas piringan
pohon. Pada sistem tabur langsung, pupuk ditabur pada daerah piringan pohon
atau di sekitar bawah tajuk tanaman secara merata. Pupuk yang digunakan harus
remah dan tidak menggumpal.
Aplikasi pupuk pada tanaman menghasilkan untuk kelapa sawit dibedakan
atas sifat masing-masing sebagai berikut :
(a) Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran.
(b) P2O5dan MgO (Phosphate dan Magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari
tanaman sampai ujung bokoran. Akan tetapi apabila Rock Phosphate yang
digunakan, maka tempat penaburan pupuknya adalah di gawangan, di pinggir
rumpukan pelepah dan di atas gulma lunak yang tumbuh di sekitarnya.
(c) K2O (Kalium) ditaburkan di ujung bokoran.
Rekomendasi Pemupukan
Menurut Sugiyono et al. (2005) rekomendasi pemupukan tanaman kelapa
sawit untuk menentukan dosis dan jenis pupuk menggunakan beberapa
pertimbangan antara lain: hasil analisis tanah, hasil analisis daun, gejala defisiensi
hara dan kondisi tanaman di lapangan, produktivitas kelapa sawit, serta keadaan
iklim terutama curah hujan. Selanjutnya Lubis (2008) menyatakan dosis pupuk
pada tanaman menghasilkan kelapa sawit ditentukan berdasarkan berbagai faktor
antara lain hasil analisis daun, kesuburan tanah, produksi tanaman, percobaan
lapangan, dan pengamatan visual tanaman.
Menurut Hakim (2007) rekomendasi pemupukan dapat dikelompokkan pada
3 kriteria yaitu: (1) maintenance program, rekomendasi dosis pemupukan yang
akan menghasilkan produktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya; (2) down grade
program, rekomendasi dosis pemupukan yang akan menurunkan produksi; (3) up
grade program, rekomendasi dosis pemupukan yang akan menghasilkan
peningkatan produktivitas sesuai dengan keinginan agar laba usaha maksimal
dapat dicapai.

7

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun
Suburabadi, Minamas Plantation, Desa Bayansari, Kecamatan Angsana,
Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, selama 4 bulan mulai dari
bulan Februari sampai Juni 2013.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilakukan adalah melaksanakan pekerjaan di
lapangan dan kantor pada berbagai tingkat pekerjaan sesuai tahapannya mulai
dari karyawan Syarat Kerja Umum (SKU) sampai pendamping asisten divisi.
Pada bulan pertama penulis bekerja sebagai karyawan SKU, kemudian satu bulan
berikutnya menjadi pendamping mandor, dan dua bulan terakhir menjadi
pendamping asisten divisi. Penulis mempelajari secara mendalam mengenai
manajemen pemupukan kelapa sawit.
Pekerjaan yang dilakukan pada saat sebagai karyawan SKU adalah
pengendalian gulma, pemupukan, aplikasi limbah cair dan padat (janjang kosong),
pemanenan, dan pengangkutan hasil panen (Lampiran 1). Pekerjaan yang
dilakukan sebagai pendamping mandor adalah perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan. Pekerjaan yang diawasi adalah pengendalian gulma, pemupukan,
sensus generatif dan sensus vegetatif, pemanenan, dan pengangkutan hasil panen
(Lampiran 2). Penulis membuat laporan harian mandor, melakukan apel pagi,
mengawasi karyawan yang bekerja di lapangan.
Pekerjaan yang dilakukan sebagai pendamping asisten divisi adalah
perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Pekerjaan yang diawasi adalah
perawatan jalan, pemupukan, Leaf Sampling Unit (LSU), dan pemanenan
(Lampiran 3). Penulis membuat rencana kerja harian dan rencana kerja bulanan,
melaksanakan kegiatan yang telah disusun dan mengawasi semua kegiatan yang
sedang berlangsung di lapangan.

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan terhadap data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung baik melalui
pengamatan lapangan maupun berupa hasil diskusi atau wawancara dengan
asisten divisi, mandor dan karyawan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
pengamatan atau kegiatan lapangan terhadap kegiatan yang berlangsung di
perkebunan. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen kebun meliputi
lokasi dan letak geografis kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna
lahan, kondisi tanaman, produktivitas dan produksi, rekomendasi pemupukan,
struktur organisasi dan ketenagakerjaan. Selain itu dilakukan studi pustaka baik
berupa buku teks, jurnal, dan sumber pustaka lainnya. Berikut pengamatan yang
dilakukan selama magang:

8
1) Ketepatan jenis pupuk. Penulis mengamati jenis pupuk dan realisasi
pemupukan yang dicapai di Angsana Estate.
2) Ketepatan dosis pupuk. Data diperoleh dengan cara menimbang pupuk yang
diaplikasikan sebanyak 3 ulangan setiap penabur. Hasil penimbangan pupuk
dibandingkan dengan standar dosis rekomendasi pupuk yang ditetapkan oleh
kebun.
3) Ketepatan waktu. Penulis mengamati waktu realisasi pemupukan kemudian
menganalisis berdasarkan data curah hujan serta mengamati kesesuaian waktu
realisasi pemupukan di lapangan dengan waktu rekomendasi.
4) Ketepatan jarak tabur pupuk dan cara pelaksanaan pemupukan. Data diperoleh
dengan cara mengukur jarak tabur pupuk dari pokok sampai titik tabur
pemupukan sebanyak 10 ulangan. Penulis juga mengamati 20 tanaman contoh
setiap penabur untuk ketepatan cara menabur pupuknya, lalu dibandingkan
dengan ketetapan kebun.
5) Gejala defisiensi hara. Penulis mengamati gejala defisiensi hara yang muncul
pada tanaman contoh di baris 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, dan 110
sebanyak 3 blok. Pengamatan gejala defisiensi hara ini dilakukan secara visual
dan objektif dengan membandingkan gejala defisiensi pada tanaman dengan
gejala defisiensi dari pustaka yang ada.
6) Efisiensi tenaga kerja. Data diperoleh dengan menghitung prestasi kerja
penabur, lalu dibandingkan dengan standar kerja yang telah ditetapkan kebun.

Analisis Data dan Informasi
Semua data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan magang
dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematis yang meliputi nilai
rata-rata, persentase, ataupun perhitungan matematis sederhana lainnya. Setelah
itu, data dan informasi tersebut dibandingkan dengan standar dan aturan kerja dari
setiap kegiatan yang berlaku. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan
metode deskriptif.

KEADAAN UMUM
Letak Geografi dan Letak Wilayah Administrasi
Angsana Estate terletak di Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten
Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Angsana Estate merupakan bagian
dari PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI) yang terdiri atas 2 kebun yaitu Angsana
Estate dan Gunung Sari Estate serta 1 pabrik kelapa sawit. Angsana Estate terdiri
atas 3 Divisi yaitu Divisi I, II, dan III. Jarak Angsana Estate dari Banjarmasin
± 205 km dengan waktu tempuh sekitar 3.5 - 4 jam perjalanan darat. Secara
geografis kebun tersebut terletak pada koordinat diantara 3o 38' 45" - 3o 35' 39"
Lintang Selatan dan 115º 34' 04" - 115º 38' 11" Bujur Timur. Ketinggian tempat
Angsana Estate sekitar 15 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara
28 - 32 ºC. Wilayah Angsana Estate di sebelah utara berbatasan dengan Hutan

9
Tanaman Industri (HTI), di sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Sari Estate
(GSE), di sebelah barat berbatasan dengan PT Buana Karya Bakti (BKB) dan di
sebelah timur berbatasan dengan Sungai Sebamban.

Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan rata-rata tahunan di Angsana Estate dari tahun 2003 sampai
2012 adalah 2 673 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan tahunan 140 hari. Data
curah hujan Angsana Estate tahun 2003 - 2012 disajikan pada Lampiran 4. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan April dengan rata-rata 304 mm, sedangkan
curah hujan terendah terjadi pada bulan September dengan rata-rata 122 mm dapat
dilihat pada Gambar 1. Tahun 2010 curah hujan tahunannya mencapai 4512 mm
dengan 12 bulan basah, tidak mengalami bulan kering.
350
300
250
200
150
100
50
0

Gambar 1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Angsana Estate
Periode Tahun 2003 - 2012
Keadaan iklim di Angsana Estate termasuk ke dalam tipe B menurut
Schmidth - Ferguson yaitu daerah basah karena dengan rata-rata bulan basah (BB)
sebanyak 9 bulan dan bulan kering (BK) 2 bulan, sehingga didapatkan nilai Q
17.39%. Kriteria tipe iklim B menurut Schmidth - Ferguson apabila nilai Q lebih
dari 14.3% sampai 33.3%. Bulan basah sering terjadi pada bulan Februari - April,
sedangkan bulan kering sering terjadi pada bulan Agustus - Oktober. Pada
bulan Juni ada curah hujan mencapai 823 mm, tetapi pada bulan Juni bukan
merupakan bulan basah karena terdapat curah hujan di bawah 100 mm (bulan
basah > 100 mm).
Hasil analisis tanah yang dilakukan Minamas Research Center (MRC),
tanah di Angsana Estate termasuk ordo oxisol. Jenis tanah oxisol terbentuk pada
daerah berombak sampai berbukit, memiliki warna tanah kuning sampai merah
gelap, kandungan unsur N, P, K rendah dan memiliki tingkat kemasaman
(pH < 5.5). Keadaan jenis tanah dan topografi di Angsana Estate disajikan pada
Tabel 3. Angsana Estate terbagi atas tiga Satuan Peta Lahan (SPL), yaitu SPL 1,
SPL 2, dan SPL 3. Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan kelapa sawit, kelas lahan
di SPL 1 dan SPL 2 tergolong kelas kurang sesuai (S3), sedangkan kelas lahan di
SPL 3 tergolong kelas sesuai (S2). Semua SPL berpotensi menjadi kelas sesuai
(S2) dengan produksi yang optimal.

10

Tabel 3. Jenis Tanah dan Topografi Angsana Estate
SPL

Ordo

1
2
3

Oxisol
Oxisol
Oxisol

Seri Tanah
MM – 18 Petroferric Hapludox
MM – 18 Petroferric Hapludox
MM – 19 Plinthic Hapludox

Lereng
(%)
8 - 15
15 - 20
3-8

Luas
ha
1 855
389
903

%
59
12
29

Sumber : Minamas Research Center (2006)

Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Angsana Estate memiliki konsesi areal sebesar 3 249.99 ha. Luas areal yang
ditanami tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) seluas 3 047.56 ha atau 94%
dari luas keseluruhan. Areal yang digunakan untuk prasarana seluas 121.59 ha,
daerah bukit, sungai dan lembah seluas 46.33 ha. Angsana Estate terdiri atas 3
divisi dengan luas areal yang ditanami di Divisi I seluas 1 149.12 ha, Divisi II
seluas 825.85 ha, dan Divisi III seluas 1 072.59 ha. Peta Areal Statement Angsana
Estate disajikan pada Lampiran 5.
Angsana Estate memiliki penomoran blok lama dan baru. Penomoran blok
baru untuk meminimalkan nomor blok. Satu blok baru memiliki tahun tanam yang
sama. Penomoran blok baru di Divisi I Angsana Estate terdiri atas blok
A010 - A015, B011 - B016, dan C011 - C016, sedangkan penomoran blok lama di
Divisi I Angsana Estate terdiri atas A023 - A036, A24 - A36, dan B24 - B36.
Penomoran blok baru di Divisi II Angsana Estate terdiri atas D011 - D016 dan
E011 - E017, sedangkan penomoran blok lama di Divisi II Angsana Estate terdiri
atas C24 - C36 dan D24 - D38. Penomoran blok baru di Divisi III Angsana Estate
terdiri atas A007 - A009, B007 - B010, C007 - C010, D007 - D010, dan E010,
sedangkan penomoran blok lama di Divisi III Angsana Estate terdiri atas
A14 - A22, A14 - A23, B14 - B23, C14 - C23 dan D21 - D23.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang terdapat di Angsana Estate adalah varietas
Tenera, hasil persilangan Dura dan Pisifera. Varietas Tenera yang digunakan
berasal dari Tenera Marihat (PPKS), Tenera Socfindo, dan Tenera Guthrie. Jarak
tanam yang digunakan di Angsana Estate adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan
tata tanam segitiga sama sisi, populasi 136 tanaman/ha. Pada kenyataannya
jumlah populasi tanaman di Angsana Estate rata-rata 123 tanaman/ha, populasi
tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

11
Tabel 4. Populasi Tanaman Kelapa Sawit di Angsana Estate
Tahun
Tanam
1996
1998
1999
2000
2006
2007
2008
Total

Asal
Varietas
Socfindo
Marihat
Socfindo
Socfindo
Guthrie
Guthrie
Guthrie

Luas
(ha)
629.55
1 622.27
167.38
84.04
325.44
182.00
36.62
3 047.30

Jumlah Tanaman
(pokok)
80 840
204 479
19 842
9 795
35 362
21 084
5 100
376 502

Populasi
(tanaman/ha)
128
126
119
117
109
116
139
123

Sumber : Kantor Besar Angsana Estate (2013)

Keadaan produksi tandan buah segar (TBS) di Angsana Estate dari tahun
2007 hingga Juni 2013 dapat dilihat pada Tabel 5. Produksi TBS di Angsana
Estate selama 6 tahun terakhir rata-rata sebesar 49 318.52 ton/tahun dengan
produktivitas TBS rata-rata sebesar 17.80 ton/ha/tahun. Produksi TBS terendah
terjadi pada tahun 2008/2009 sebesar 38 451.91 ton dan tertinggi pada tahun
2012/2013 sebesar 57 339.13 ton.
Tabel 5. Produksi dan Produktivitas Tandan Buah Segar di Angsana Estate
Tahun
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011/2012
2012/2013
Rata-rata

Luas
(ha)
2 484
2 484
2 506
3 048
3 048
3 045
2 769

Produksi
(ton)
47 169.94
38 451.97
48 943.76
53 541.87
50 464.44
57 339.13
49 318.52

Produktivitas
(ton/ha/tahun)
18.81
15.48
19.53
17.57
16.56
18.83
17.80

Sumber : Kantor Besar Angsana Estate (2013)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Angsana Estate dipimpin oleh estate manager. Dalam melaksanakan
tugasnya estate manager dibantu oleh satu orang senior asisten, dua orang asisten
divisi, dan satu orang kepala tata usaha. Kepala tata usaha bertanggung jawab
terhadap administrasi kebun. Senior asisten bertugas mengkoordinasikan seluruh
asisten divisi, bertanggungjawab atas traksi, bengkel, dan emplasement. Asisten
divisi bertugas dan bertanggungjawab dalam mengelola seluruh kegiatan kebun.
Asisten kebun dibantu oleh mandor I dan krani divisi. Mandor I bertugas
mengontrol dan mengawasi seluruh kegiatan mandor lainnya. Krani divisi
bertugas dalam kegiatan administrasi di divisi dan melaporkannya ke kantor besar.
Struktur organisasi Angsana Estate disajikan pada Lampiran 6.
Hari kerja di Angsana Estate secara umum dilaksanakan selama 6 hari kerja
dalam seminggu (Senin - Sabtu). Lamanya jam kerja rata-rata selama 7 jam yang

12
dimulai pukul 07.00-12.00 WITA, istirahat selama dua jam (12.00-14.00 WITA),
lalu dilanjutkan bekerja selama dua jam dari pukul 14.00-16.00 WITA. Status
karyawan di Angsana Estate terdiri atas karyawan staf dan karyawan non staf.
Karyawan staf terdiri atas estate manager, senior asisten, asiten divisi, kepala tata
usaha, dan dokter, sedangkan karyawan non staf terdiri atas karyawan SKU
bulanan dan karyawan SKU harian. Jumlah karyawan staf dan non staf Angsana
Estate dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Karyawan Staf dan Non Staf di Angsana Estate Tahun 2013
Karyawan Staf
Estate Manager
Senior Asisten
Asisten Divisi
Kepala Tata Usaha
Dokter
Total

Jumlah
(orang)
1
1
2
1
1
6

Karyawan Non Staf
SKU-B Kantor
SKU-B Traksi
SKU-B Divisi
SKU Harian

Jumlah
(orang)
23
29
24
409
485

Sumber : Kantor Besar Angsana Estate (2013)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek teknis dari kegiatan magang yang dilakukan di Angsana Estate
meliputi kegiatan sensus generatif dan sensus vegetatif, konservasi tanah dan air,
pengendalian gulma secara manual dan kimia, pemupukan, aplikasi limbah cair
dan padat, pengendalian hama dan penyakit, penunasan, perawatan jalan,
pemanenan dan pengangkutan hasil panen.
Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis, yakni sebagai
karyawan SKU. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari mengikuti apel pagi pukul
06.00 WITA dan wolon (istirahat) pukul 10.30 - 11.00 WITA. Apel pagi dipimpin
oleh asisten divisi atau mandor I. Mandor I menyampaikan kegiatan hari ini serta
evaluasi hari sebelumnya lalu dilanjutkan oleh asisten. Setelah apel pagi, semua
mandor melakukan apel dengan pekerja masing-masing kemandoran.
Sensus Generatif dan Sensus Vegetatif
Di Angsana Estate terdapat satu blok riset yaitu Blok A015. Blok riset
merupakan salah satu blok yang digunakan untuk uji progeny trial di bawah
Departemen Minamas Research Center. Percobaan terdiri atas 43 plot persilangan,
setiap plot terdiri atas 12 pokok, masing-masing percobaan menggunakan empat
ulangan. Setiap plot nomor persilangannya tidak sama. Kegiatan yang terdapat di
blok riset adalah sensus produksi, sensus generatif dan sensus vegetatif. Tenaga
kerja yang ada di blok riset sebanyak 8 orang, yaitu satu tim panen terdiri atas satu
orang pemanen, satu orang penimbang TBS dan brondolan sekaligus mencatat

13
hasil timbangannya, satu orang pemberondol, satu orang yang mengeluarkan buah
serta empat orang lainnya sebagai tim perawatan. Sensus produksi, generatif dan
vegetatif dilakukan di ulangan 1 plot 1 sampai ulangan 4 plot 43.
Sensus produksi adalah pendataan hasil produksi dari kegiatan panen,
dengan menimbang berat tandan buah segar. Sensus generatif adalah kegiatan
pendataan jumlah bunga jantan, bunga betina, dan bunga hermaprodit. Sensus
vegetatif adalah kegiatan pengukuran perkembangan vegetatif tanaman kelapa
sawit meliputi tinggi pelepah dari permukaan tanah, panjang pelepah, jumlah anak
daun, lebar dan panjang anak daun, total pelepah pokok, dan penambahan pelepah
dari sensus sebelumnya. Kegiatan sensus produksi, generatif dan vegetatif
dilakukan di seluruh plot percobaan.
Sensus generatif dilakukan tiga bulan sekali. Sensus generatif bertujuan
untuk mengetahui penambahan buah selama 3 bulan mendatang. Dalam sensus
generatif tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tiga orang per tim sensus, dengan
prestasi kerja 15 sampai 20 plot per tim sensus per hari. Sensus vegetatif
dilakukan enam bulan sekali. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah empat orang
per tim sensus dengan prestasi kerja 6 sampai 7 plot per tim sensus per hari
dengan kondisi normal di lapangan. Waktu pengambilan data dan pengukuran tiap
plot harus pada hari yang sama agar tidak terjadi perbedaan waktu pengamatan
yang menyebabkan data kurang valid.
Konservasi Tanah dan Air
Kegiatan konservasi tanah dan air di Angsana Estate yaitu perumpukan
pelepah (U-Shape Front Stacking), pembuatan long bed, siltpite, road sidepite,
penanaman Neprolephis biserata (Gambar 2). Kegiatan konservasi tanah dan air
bertujuan untuk pencegahan erosi tanah, peningkatan bahan organik, menjaga
kelembaban tanah, dan perbaikan drainase tanah. Tanah mempunyai fungsi antara
lain sebagai sumber unsur hara bagi tanaman, tempat pertumbuhan akar, dan
penyimpanan air tanah. Fungsi tanah akan hilang jika kegiatan konservasi tanah
dan air tidak dilakukan dengan baik. Apabila kegiatan konservasi tanah dan air
tidak optimal, pemupukan tidak akan menghasilkan output yang maksimal.
Pembuatan long bed, siltpite, road sidepite sebagai tempat penyimpanan air
yang bertujuan untuk persediaan air selama musim kemarau sehingga tanaman
kelapa sawit tidak kekurangan air. Perumpukan pelepah (U-Shape Front Stacking),
penanaman Neprolephis biserata berfungsi sebagai mulsa untuk menekan
pertumbuhan gulma, menghambat laju aliran air agar air tidak langsung terbuang,
menjaga kelembaban dan mempertahankan kesuburan lahan. Penanaman
Neprolephis biserata dapat menjadi tanaman inang predator ulat api. Kegiatan
konservasi tanah dan air akan menekan kehilangan masa dan hara oleh aliran
permukaan, meningkatkan keefektifan pemupukan dan membantu kelancaran
panen serta aktivitas pekerjaan lainnya.
Perumpukan pelepah dilakukan bersamaan dengan pemanenan. Rumpukan
pelepah disusun atau dirumpuk di gawangan mati. Pelepah disusun memanjang
searah dengan barisan pokok, tidak berserakan dan pangkal pelepah letaknya
seragam. Pada areal berbukit, pelepah disusun dengan arah memotong kemiringan
lereng, dengan tujuan sekaligus konservasi tanah yaitu mengurangi laju run off
bila terjadi hujan. Rumpukan pelepah dapat sebagai bahan pupuk organik yang
bertujuan untuk menambah unsur hara tanah, menjaga struktur tanah dan

14
kelembaban sehingga merangsang pertumbuhan akar sawit di daerah gawangan
mati.

(A)

(B)

(C)

(D)

Gambar 2. Konservasi Tanah dan Air: (A) Perumpukan Pelepah
(U-Shape Front Stacking), (B) Penanaman Neprolephis
biserata, (C) Siltpite, (D) Long Bed
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma adalah kegiatan mengendalikan pertumbuhan gulma
untuk menekan persaingan antara tanaman utama dengan gulma. Pengendalian
gulma bertujuan untuk mengurangi kompetisi unsur hara, air dan cahaya matahari,
meningkatkan efisiensi pemupukan, mempermudah pengutipan brondolan,
mempermudah pengawasan panen dan pemupukan, dan menekan populasi hama.
Pengendalian gulma di Angsana Estate dilakukan pada tiga tempat yaitu piringan,
gawangan dan tempat penyimpanan hasil (TPH). Pengendalian gulma di Angsana
Estate dilakukan secara manual dan kimia. Kegiatan pengendalian gulma secara
manual terdiri atas penggarukan gulma di piringan (garuk piringan) dan
pembabadan gulma di gawangan (babad gawangan).
Garuk piringan. Piringan harus bebas dari gulma karena akar halus
tanaman kelapa sawit terletak di piringan agar tidak terjadi kompetisi dengan
gulma. Pembersihan gulma dilakukan dengan cara menggaru gulma, sekaligus
membersihkan kentosan dan sisa-sisa brondolan yang ada di piringan. Jenis gulma

15
yang dominan di piringan antara lain Ageratum conyzoides, Cyperus rotundus,
Axonopus compressus, Paspalum conjugatum dan Melastoma malabathricum.
Pekerjaan garuk piringan dilakukan oleh tenaga kerja SKU. Tenaga kerja SKU
dapat dialokasikan untuk semua pekerjaan bergantung keperluan perusahaan.
Rotasi garuk piringan tiga kali setahun dengan norma kerja 2 ha/HK, sedangkan
prestasi kerja karyawan SKU sebesar 0.25 - 0.5 ha/HK. Kendala yang dihadapi
penulis saat melakukan kegiatan garuk piringan adalah ada beberapa pekerja yang
tidak membawa penggaruk gulma dan penggarukan tidak dilakukan sesuai dengan
rotasi sehingga terdapat kentosan di piringan tanaman kelapa sawit.
Babad gawangan. Pekerjaan membabad gawangan dilakukan bersamaan
dengan dongkel anak kayu. Gawangan harus bebas dari gulma kayu-kayuan
seperti Chromolaena odorata (putihan), Melastoma malabathricum (senduduk),
Lantana camara (tahi ayam) dan Clidemia hirta (haredong). Untuk kegiatan
tersebut alat yang digunakan adalah cados (cangkul dodos) dan parang. Dongkel
anak kayu dilakukan dengan cara membongkar gulma sampai perakarannya.
Rotasi babad gawangan dilakukan dua kali setahun dengan norma kerja sebesar
4 - 5 ha/HK. Prestasi kerja yang dihasilkan karyawan SKU sebesar 1 ha/HK,
sedangkan prestasi penulis hanya sebesar 0.5 ha/HK. Kendala yang dihadapi
penulis adalah topografi kebun yang bergelombang dan tenaga kerja yang
digunakan tenaga kerja wanita dengan umur di atas 50 tahunan, sehingga
pekerjaan tidak sesuai dengan norma kerja perusahaan yaitu sebesar 4 - 5 ha/HK.
Selain itu topografi kebun banyak yang bergelombang dan daerah rendahan
sehingga gulma banyak tumbuh di daerah tersebut.
Di Angsana Estate pengendalian gulma secara kimia menggunakan sistem
Block Spraying System (BSS). Block Spraying System adalah sistem
penyemprotan yang terkonsentrasi pada satu blok tertentu, tim semprot harus
bergerak bersamaan sehingga tidak ada tenaga kerja yang arahnya berlawanan.
Sistem yang digunakan adalah sistem rayon, yaitu pengendalian gulma dikelola
oleh satu divisi tertentu yaitu Divisi III. Pengendalian gulma secara kimia terdiri
atas dua kemandoran yaitu kemandoran Tim Semprot Kebun (TSK) yang
menggunakan alat semprot manual dan kemandoran yang menggunakan alat
Micron Herby Sprayer (MHS). Pengendalian gulma secara kimia, baik TSK
maupun MHS dilakukan dengan sistem hanca giring tetap.
Kemandoran TSK. Alat yang digunakan oleh TSK adalah knapsack
sprayer Solo. Tempat kegiatan penyemprotan TSK yaitu gawangan. Tenaga kerja
yang digunakan adalah tenaga kerja SKU dengan jumlah 18 orang. Rotasi
penyemprotan gawangan adalah dua kali setahun dengan norma kerja 3 ha/HK
atau 12 kep/HK. Pekerja mendapatkan premi tetap sebesar Rp 2 500,00 per hari.
Herbisida yang digunakan adalah Prima up dengan bahan aktif isopropilamina
glifosat sebanyak 480 g/l. Dosis Prima up yang digunakan 250 ml/ha dengan
konsentrasi 0.5 %. Prima up digunakan untuk gulma berdaun lebar dan
diaplikasikan pada saat gulma tumbuh subur. Pada kemandoran TSK, sistem
penyemprotan hanya sampai pasar tengah untuk meningkatkan efisiensi
penyemprotan.
Kemandoran MHS. Alat yang digunakan oleh pekerja untuk penyemprotan
herbisida adalah Micron Herby Sprayer. Tempat kegiatan penyemprotan MHS
yaitu piringan, TPH, dan pasar rintis. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga
kerja SKU dengan jumlah 7 orang. Rotasi penyemprotan adalah tiga kali setahun

16
dengan norma kerja 4 - 5 ha/HK. Pekerja mendapatkan premi tetap sebesar
Rp 2 500,00 per hari. Herbisida yang digunakan adalah Prima up dan Starane
yang berbahan aktif fluroksipir metal heptil ester 295 g/l. Dosis Prima up yang
digunakan 200 ml/ha dengan konsentrasi 2 % sedangkan dosis Starane yang
digunakan 30 ml/ha dengan konsentrasi 0.1 %. Starane merupakan herbisida
purna tumbuh sistemik dan selektif untuk mengendalikan gulma berdaun lebar
dan tanaman kacangan penutup tanah pada tanaman kelapa sawit.
Penyemprotan MHS dilakukan dengan sistem satu hancak, artinya setiap
karyawan menyemprot sampai tembus blok, berbeda dengan TSK yang hanya
sampai pasar tengah. Satu kep MHS mempunyai kapasitas volume 10 l yang dapat
diaplikasikan untuk luas areal satu ha. Keunggulan alat MHS adalah dosis
herbisida luas areal per hektarnya lebih rendah daripada menggunakan TSK, hasil
semprotan berupa butiran halus dengan ukuran yang seragam, menggunakan
konsentrasi yang tinggi, alat ringan dan mudah pemakaiannya sehingga prestasi
kerja karyawan tinggi.
Pemupukan
Prinsip utama dalam aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit adalah
setiap pokok harus diberi semua jenis pupuk sesuai dosis yang telah
direkomendasikan oleh departemen riset untuk mencapai produktivitas tanaman
yang menjadi tujuan akhir dari bisnis perkebunan. Biaya pemupukan sangat
signifikan mencapai 60 % dari total biaya pemeliharaan, oleh karena itu ketepatan
aplikasi pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Sistem pemupukan yang
digunakan di Angsana Estate adalah Blok Manuring System (BMS), yaitu sistem
pemupukan yang terkonsentrasi dalam hancak pemupukan per kebun, dikerjakan
blok per blok dengan sasaran mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi lebih
fokus dan produktivitas yang lebih tinggi.
Leaf Sampling Unit (LSU). Salah satu cara penentuan rekomendasi
pemupukan adalah dengan menggunakan hasil analisis daun. Analisis daun sangat
tepat dilaksanakan pada tanaman kelapa sawit karena tanaman kelapa sawit
memproduksi daun dan tandan sepanjang tahun secara teratur sehingga
memudahkan tim pengambil daun untuk melaksanakan pengumpulan daun sampel.
Penyusunan rekomendasi pupuk tahun berikutnya hasil analisis daun dihubungkan
dengan data produksi pada periode sebelumnya, realisasi pemupukan dan hasil
pengamatan defisiensi hara di lapangan sebagai tanda akibat dari pemupukan pada
tahun sebelumnya. Tanaman kelapa sawit biasanya sangat responsif terhadap
pupuk pada dosis yang mendekati tingkat optimum.
Kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU) dilakukan setahun sekali. Pengambilan
LSU di Angsana Estate yaitu pada bulan April sampai awal Mei dua bulan
sebelum periode baru. Pengambilan LSU dilakukan pagi hari pada interval waktu
pukul 07.00-12.00 WITA. Jika hari hujan lebih dari 20 mm, maka pengambilan
LSU ditunda hingga 24 jam berikutnya. Alat dan bahan yang digunakan saat
pengambilan LSU adalah kertas label yang berisi keterangan: nama kebun/divisi,
blok dan tahun tanam, nomor LSU, sistem pengambilan LSU, nama pengambil
dan tanggal pengambilan LSU, egrek, gunting atau pisau, cat warna biru, kuas
yang dibuat dari ujung pelepah sawit.
Tanaman kelapa sawit tidak boleh dipakai sebagai tanaman contoh dalam
kegiatan LSU apabila pokok terletak di pinggir jalan, sungai, parit, dan bangunan;

17
bersebelahan dengan pokok mati atau kosong; pokok steril atau terserang
penyakit; pokok abnormal. Jika

Dokumen yang terkait

Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.)

0 71 17

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

1 29 212

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jaqc.) Di Gunung Sari Estate, Pt. Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

0 4 212

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Gunung Sari Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

1 21 167

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan.

0 5 216

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Pengelolaan Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate PT Ladangrumpun Suburabadi Minamas Plantation Kalimantan Selatan

0 13 62