Studi Kompetisi Tanaman Padi pada Beberapa Kepadatan Populasi Gulma Echinochloa crus-galli dengan Pendekatan Parsial Aditif

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
STUDI KOMPETISI TANAMAN PADI PADA BEBERAPA KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli
DENGAN PENDEKATAN PARSIAL ADITIF
Study of Rice Competition in Some Population Density of Echinochloa crus-galli with Partial Additive Approach
Dwi Ari Novianti1 dan Dwi Guntoro2
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB
2
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB
1

Abstract
Echinochloa crus-galli is a dominant weed that can decrease rice production. One factor that can determine the decreasing rate
production is population density of weed. The objective of the research was to study the effect of Echinochloa crus-galli population
density on growth and production of rice with partial additive approach. This research was conducted at Green House in Cikabayan
experimental station from April until August 2009. The treatment was arranged in a Completely Randomized Block Design with 3
replications. The factor was Echinochloa crus-galli population density which consist of nine treatments: monoculture of 2,4,6,and 8
weeds/pot, monoculture of rice (as control), and 2,4,6 and 8 weeds/pot established with one rice/pot. The result showed that two
weeds/pot decreased 49,8% of rice grain. Density 8 weeds/pot reduced 77.8% grain yield, 12.2% plant height, 80.4% tillers per plant,
36.9% root length, 28.5% grains per panicle, and 23% total dry weight of biomass. Eight weeds/pot established with one rice/pot

significantly reduced total dry weight of biomass by 45.7% compare with monoculture treatment.
Key words: Echinochloa crus-galli, population density, rice, competition, grain yield
PANDAHULUAN
Latar Belakang
Kedudukan beras sebagai makanan pokok bagi
sebagian besar masyarakat masih sulit digantikan oleh komoditi
lain. Hal ini tergambar dari tingkat konsumsi beras per kapita
Indonesia masih tinggi. Menurut FAO-OECD, konsumsi beras
per kapita Indonesia tertinggi ketiga setelah Vietnam dan
Bangladesh (Herdiman, 2008). Sejalan dengan pertambahan
jumlah penduduk, kebutuhan beras dalam periode 2005-2025
diproyeksikan terus meningkat dengan laju peningkatan rata-rata
5,7% per tahun. Kebutuhan beras pada tahun 2005 sebesar 52,8
juta ton gabah kering giling (GKG), maka kebutuhan beras pada
tahun 2025 diproyeksikan 65,9 juta ton GKG (Deptan, 2007).
Salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat
menurunkan produksi beras adalah gulma. Echinochloa crusgalli merupakan salah satu jenis gulma utama pada lahan sawah.
Hasil penelitian di Indramayu, E. crusgalli dapat mengakibatkan
kehilangan hasil padi gogo hingga mencapai 90% (Pane et al.,
2004). Padi merupakan tanaman C3, sedangkan E. crus-galli ini

termasuk tanaman C4. Tumbuhan berjalur C4 lebih efisien
dalam menggunakan cahaya matahari, air dan unsur hara
(Setyowati et al., 2007). Sehingga tanaman atau gulma dengan
siklus C4 memiliki kapasitas tinggi dalam berproduksi dan
berkompetisi.
Kompetisi ialah salah satu bentuk hubungan antar dua
individu atau lebih yang mempunyai pengaruh negatif bagi
kedua pihak (Mulyaningsih et al., 2008). Salah satu faktor yang
mempengaruhi besarnya persaingan dalam pertanaman padi
sawah adalah kepadatan gulma yang ada di sekitar pertanaman.
Menurut Islam et al. (2003), populasi delapan E. crusgalli per
pot menurunkan 97% hasil gabah. Semakin tinggi kepadatan
gulma, semakin menurunkan hasil tanaman padi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kompetisi
padi pada beberapa kepadatan populasi gulma E. crus-galli.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Cikabayan,
Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai bulan

Agustus 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain
benih gulma E. crus-galli ekotipe Karawang, benih padi varietas
IR64, GA3, alkohol, aquadest, pupuk Urea, SP-18, KCl dan
media tanam berupa tanah sawah jenis Latosol. Peralatan yang
digunakan adalah seperangkat alat budidaya, pot hitam, bak
semai, meteran, timbangan, gelas ukur, oven, dan alat tulis.

Metode Penelitian
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu populasi gulma E.
crus-galli per pot. Jumlah perlakuan ada sembilan yaitu:
E0P1 = 1 padi tanpa E. crus-galli
E2P1 = 2 E. crus-galli dan 1 padi
E2 = 2 E. crus-galli
E4P1 = 4 E. crus-galli dan 1 padi
E4 = 4 E. crus-galli
E6P1 = 6 E. crus-galli dan 1 padi
E6 = 6 E. crus-galli

E8P1 = 8 E. crus-galli dan 1 padi
E8 = 8 E. crus-galli
Satuan percobaan berupa pot dengan diameter 30 cm.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 27
satuan percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan
menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf nyata 5%.
Apabila hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan nyata,
dilakukan uji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range
Test) pada taraf nyata 5%.
Pelaksanaan Penelitian
Media tanam yang digunakan adalah jenis tanah sawah
Latosol yang telah dikeringanginkan dan diaduk agar tercampur
rata. Tanah dimasukkan ke dalam pot sebanyak 9 kg/pot dan
dilumpurkan. Padi dan gulma E. crus-galli yang berumur 14 hari
setelah semai dipindah tanam ke dalam pot. Penanaman
dilakukan secara bersamaan. Pemupukan dilakukan dengan
dosis total pupuk Urea 1.35 g/pot, SP-18 0.90 g/pot, dan KCl
0.90 g/pot. Pemupukan dilakukan tiga kali, yaitu 1/3 dosis pada
saat tanam, 1/3 dosis pada 4 MST, dan 1/3 dosis pada 8 MST.
Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanah tergenang

dengan ketinggian genangan 3 cm. Pada 4 MST dan 8 MST
dilakukan panen destruktif . Panen dilakukan pada saat 95%
malai padi sudah menguning dan diremas 30% gabah sudah
rontok.
Pengamatan
Peubah yang diamati pada tanaman padi meliputi:
tinggi, jumlah anakan, jumlah daun, panjang dan lebar daun,
luas daun bendera, panjang akar, bobot biomassa, panjang malai,
jumlah gabah/malai, jumlah gabah/pot, bobot gabah kering
panen, bobot 100 butir gabah, total hasil relatif, dan koefisien
pendesakan padi terhadap E.crus-galli.
Peubah yang diamati pada gulma E.crus-galli meliputi:
tinggi, jumlah anakan, jumlah daun, waktu keluarnya stage
daun, panjang dan lebar daun, luas daun bendera, panjang akar,
bobot biomassa, panjang malai, jumlah gabah/malai, jumlah
gabah/pot, bobot 1000 butir biji, total hasil relatif dan koefisien
pendesakan E.crus-galli terhadap padi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Kondisi Umum
Suhu harian rata-rata rumah kaca selama penelitian
adalah 41.67oC, dengan kelembaban udara rata-rata 66.58%.
Berdasarkan hasil analisis tanah awal diketahui bahwa tanah
bereaksi masam dengan pH 4.9. Kandungan C-organik 3.52%
dan kandungan N 0.24%. Tekstur tanah termasuk liat dengan
perbandingan fraksi pasir : debu : liat adalah 15 : 32 : 53. Hama
yang mulai menyerang ketika gulma E. crus-galli dan padi
dalam persemaian adalah burung. Tanaman padi selama
percobaan mengalami serangan beberapa hama dan penyakit
ketika fase vegetatif dan memasuki fase generatif. Hama dan
penyakit yang menyerang yaitu ulat, burung, dan wereng.
Gulma lain selain E. crus-galli yang tumbuh di pot adalah
Fimbristylis litolaris.
Pertumbuhan Vegetatif dan Produksi Padi
Tinggi Tanaman
Perlakuan populasi gulma E.crus-galli berpengaruh
terhadap tinggi tanaman padi pada 3 MST. Tabel 1
menunjukkan pada 3 MST perlakuan E4P1 dan E6P1 mampu
menekan tinggi tanaman padi hingga 14.60% dibanding kontrol

(E0P1). Sedangkan pada akhir pengamatan (9 MST), perlakuan
E0P1 memberikan rata-rata tinggi tanaman tertinggi dan
terendah pada perlakuan E8P1.
Tabel 1. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Tinggi Tanaman Padi
Tinggi Tanaman
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
------------------------(cm)------------------------E0P1
53.29a
64.14
72.12
77.80
83.07
E2P1
50.88ab
60.53
70.67

74.73
81.73
E4P1
45.51b
57.14
63.92
71.40
74.62
E6P1
45.51b
57.52
64.37
70.13
77.58
E8P1
46.79b
56.28
62.57
70.40
76.88

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%
Perlakuan
Populasi

Jumlah Anakan
Perlakuan populasi gulma E.crus-galli berpengaruh
terhadap jumlah anakan tanaman padi pada 4, 5, 7 dan 8 MST.
Pada umur 4 MST, rata-rata jumlah anakan tertinggi terdapat
pada perlakuan E2P1 dan yang terendah pada perlakuan E6P1
dan E8P1. Sedangkan pada 8 MST perlakuan E8P1 menekan
jumlah anakan padi hingga 52% dibanding kontrol (Tabel 2).
Tabel 2. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Jumlah Anakan Tanaman Padi
Jumlah Anakan
Perlakuan
Populasi
4 MST
5MST
6MST
7MST

8 MST
E0P1
0.56b
1.00ab
2.50
2.67a
4.17a
E2P1
1.00a
1.25a
2.50
3.17a
3.67ab
E4P1
0.22c
0.50b
2.00
2.67a
3.17a-c
E6P1

0.11c
1.25a
2.25
2.75a
2.67bc
E8P1
0.11c
0.50b
1.50
1.50b
2.00c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Jumlah Daun, Panjang Daun dan Lebar Daun
Populasi gulma berpengaruh terhadap jumlah daun padi
pada 8 MST dengan jumlah daun tertinggi pada perlakuan tanpa
gulma dan yang terendah pada E8P1. Populasi gulma E.crusgalli tidak berpengaruh terhadap panjang daun tanaman padi.
Populasi gulma E.crus-galli berpengaruh terhadap lebar daun
tanaman padi pada 4 dan 8 MST. Pada 8 MST, rata-rata lebar
daun tertinggi pada perlakuan kontrol yang berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya, kecuali dengan perlakuan E6P1
(Tabel 3).
Alfandi dan Dukat (2007) menyatakan bahwa fotosintat
pada fase vegetatif dialokasikan untuk membentuk organ-organ
vegetatif termasuk daun, selanjutnya ketika memasuki fase
generatif fotosintat dialokasikan ke organ reproduktif. Hal ini
menyebabkan penurunan jumlah daun padi pada 9 MST dan
penurunan panjang daun pada 10 MST.

Tabel 3. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Jumlah, Panjang, dan Lebar Daun Padi pada 8MST
Perlakuan
Populasi

Jumlah Daun

Panjang Daun

Lebar Daun

----------------cm--------------E0P1
25.00a
56.70
1.08a
E2P1
22.67ab
51.85
0.96b
E4P1
20.50a-c
51.73
0.92b
E6P1
18.33bc
51.48
0.98ab
E8P1
15.67c
51.13
0.92b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Luas Daun Bendera
Populasi gulma E.crus-galli tidak berpengaruh terhadap
luas daun bendera padi. Perlakuan E4P1 menekan luas daun
bendera padi hingga 41.7% dibanding kontrol (Tabel 4). Ratarata luas daun bendera tertinggi pada perlakuan kontrol dan yang
terendah pada perlakuan E4P1.
Tabel 4. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Luas Daun Bendera Tanaman Padi
Luas Daun Bendera (cm2)
35.60
35.60
20.75
23.64
28.38

Perlakuan Populasi
E0P1
E2P1
E4P1
E6P1
E8P1

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Panjang Akar
Populasi gulma E.crus-galli berpengaruh terhadap
panjang akar padi pada 8 MST dan panen (Tabel 5). Rata-rata
panjang akar terpanjang dimiliki oleh perlakuan E0P1 dan
terpendek perlakuan E8P1 pada saat panen. Padi yang ditanam
dengan 8 gulma E. crus-galli mampu menekan panjang akar
dibanding kontrol hingga 16.8% pada 8 MST dan 36,9% pada
saat panen.
Tabel 5. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Panjang Akar Padi
Perlakuan
Panjang Akar (cm)
Populasi
4 MST
8 MST
Panen
E0P1
17.93
33.17b
43.40a
E2P1
20.83
34.77ab
43.30a
E4P1
21.93
44.00a
41.97a
E6P1
17.53
29.67b
28.73b
E8P1
17.20
27.60b
27.40b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Bobot Kering Tajuk, Akar, Malai dan Total
Populasi gulma E.crus-galli berpengaruh terhadap
bobot kering tajuk tanaman padi hanya pada 4 dan 8 MST, juga
bobot kering akar dan bobot kering total pada 4 MST, namun
tidak berpengaruh terhadap bobot kering malai. Saat 8 MST,
perlakuan E8P1 menurunkan bobot kering tajuk padi sebesar
49.7% (Tabel 6). Penurunan bobot kering terbesar saat panen
dihasilkan oleh perlakuan dengan populasi 6 gulma yang
menurunkan bobot kering total sebesar 34.6% dari kontrol
(Tabel 7).
Tabel 6. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Bobot Tajuk, Akar, dan Malai Padi
Populasi

Bobot Kering
4MST

Tajuk
8MST

Panen

4MST

Akar
8MST

Panen

Malai
Panen

-----------------------------------------(gram)----------------------------E0P1
0.89a
7.78a
8.54
0.50a
9.51
9.51
3.03
E2P1
0.56b
5.49ab
9.27
0.40ab
10.22
9.08
2.68
E4P1
0.31bc
4.64b
7.54
0.41ab
8.28
6.85
2.48
E6P1
0.27c
4.55b
5.27
0.25bc
6.22
6.46
2.06
E8P1
0.26c
3.91b
6.09
0.15c
8.40
8.39
1.73
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Tabel 7. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Bobot Total Padi
Bobot Kering Total (gram)
Perlakuan
Populasi
4MST
8MST
Panen
E0P1
1.39a
17.29
21.07
E2P1
0.96b
15.71
21.03
E4P1
0.72bc
12.93
16.87
E6P1
0.52c
10.77
13.78
E8P1
0.41c
12.31
16.22
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, Jumlah Gabah/Pot
Populasi gulma E.crus-galli hanya berpengaruh nyata
terhadap jumlah gabah per pot. Rata-rata panjang malai padi
tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol mencapai 21.17 cm
dan yang terendah pada perlakuan E6P1 dan E8P1 (Tabel 8).
Perlakuan E8P1 menekan jumlah gabah per malai 28.5%
dibanding kontrol.
Tabel 8. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap
Panjang Malai, Jumlah Gabah Per Malai dan Per Pot
Jumlah Gabah
Per Malai
Per Pot
(cm)
---------butir------E0P1
21.17
73.20
468a
E2P1
20.54
68.40
370ab
E4P1
19.10
61.38
237c
E6P1
18.24
57.78
325bc
E8P1
18.30
52.35
237c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%
Perlakuan
Populasi

Panjang Malai

Produksi Gabah Padi
Populasi gulma E. crus-galli berpengaruh terhadap
produksi gabah pada peubah bobot gabah isi, bobot gabah total
dan persentasi bobot gabah hampa. Perlakuan E8P1 mampu
menurunkan bobot gabah kering total sebesar 77.8% dibanding
kontrol. Pada peubah bobot gabah isi, nilai rata-rata tertinggi
dihasilkan oleh perlakuan E0P1 dan yang terendah pada
perlakuan E8P1. Persentase gabah hampa terbesar terdapat pada
perlakuan E8P1 sebesar 72.78% (Tabel 9).
Tabel 9. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap
Komponen Produksi Gabah Tanaman Padi
Bobot Gabah
Persentase
Bobot 100
Gabah Hampa
Butir Gabah
Isi
Hampa
Total
-------------gram-----------(%)
(gram)
E0P1
3.43a
0.62
4.06a
14.85d
0.82
E2P1
1.22b
0.83
2.04b
39.81c
1.19
E4P1
0.48cd
0.90
1.38b
63.97ab
0.97
E6P1
0.76bc
0.74
1.50b
51.23bc
1.15
E8P1
0.24d
0.67
0.90b
72.78a
0.69
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%
Perlakuan
Populasi

Pertumbuhan Vegetatif dan Produksi Gulma E. crus-galli
Tinggi Tanaman
Populasi gulma E. crus-galli berpengaruh terhadap
tinggi gulma pada 4 dan 9 MST. Tinggi tanaman tertinggi pada
9 MST dimiliki oleh perlakuan E2 yang mencapai 137.63 cm
dan perlakuan E8P1 memiliki tinggi terendah yaitu 89.30 cm
(Tabel 10).
Tabel 10. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Tinggi Gulma E. crus-galli
Perlakuan
Populasi

Tinggi Tanaman
4MST
5MST
6MST 7MST
8MST
9MST
---------------------------------(cm)---------------------------------E2
52.95a
68.88
81.03
99.05
115.80 137.63a
E4
44.88cd
55.19
68.73
86.40
100.02 128.20ab
E6
48.37a-c
56.26
66.37
79.51
97.00 117.17ab
E8
44.61cd
53.09
63.95
76.78
86.88 107.28bc
E2P1
52.33ab
61.63
74.18
90.85
106.40 120.88ab
E4P1
45.71b-d
53.82
68.50
80.76
98.28 118.24ab
E6P1
49.71a-c
59.82
75.86
88.56
103.6 120.87ab
E8P1
40.39d
48.61
59.87
71.22
89.30c
82.13
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Jumlah Anakan
Populasi gulma E. crus-galli berpengaruh terhadap
jumlah anakan E. crus-galli pada 6, 7, 9 hingga 17 MST. Pada
Tabel 11 dapat terlihat bahwa secara umum rata-rata jumlah
anakan gulma yang ditanam secara monokultur tidak berbeda
nyata dengan gulma yang ditanam bersama padi, kecuali pada
perlakuan E2 yang berbeda nyata dengan E2P1 pada 6 MST, E4
yang berbeda nyata dengan E4P1 pada 7, 12 hingga 17 MST dan
E8 yang berbeda nyata dengan E8P1 pada 17 MST.
Tabel 11. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Rata
rata Jumlah Anakan Gulma E. crus-galli
Jumlah Anakan E. crus-galli
Waktu Pengamatan (MST)
11
12
13
14
15
16
E2
3.50a
4.00a
7.17a
7.50a
9.83a
10.00ab
E4
1.83b-d
2.17bc
3.33d
4.50bc
5.42bc
6.08bc
E6
1.89bc
2.33bc
3.84cd
4.72bc
6.44a-c
7.56a-c
E8
1.33cd
1.88c
3.58d
4.00bc
5.33bc
6.17bc
4.50a
E2P1
2.13bc
5.50a-c
7.83a
9.50a
11.33a
4.00a
E4P1
2.75ab
6.25ab
7.00a
9.50a
11.17a
3.50ab
E6P1
2.50b
5.33bc
6.11ab
8.00ab
9.83ab
1.34c
E8P1
2.59d
2.75c
3.25c
4.25c
0.88d
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%
Perlakuan
Populasi

Waktu Keluarnya Stage Daun
Waktu keluarnya stage daun gulma dipengaruhi oleh
populasi gulma E.rus-galli pada stage daun ke-3, 5, 6, dan 7.
Pada stage daun ke-3, gulma dengan perlakuan E8
membutuhkan waktu yang paling lama untuk keluarnya stage
daun (Tabel 12).
Tabel 12. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Waktu Keluarnya Stage Daun E. crus-galli
Stage Daun
3
4
5
6
7
--------------------------(MST)----------------------E2
2.0b
3.2
4.3c
5.5c
6.7c
E4
2.7ab
4.7
5.7a-c
6.5a-c
7.2bc
E6
3.0a
4.5
6.0ab
7.3ab
8.5ab
E8
3.5a
5.3
6.5a
8.0a
9.5a
E2P1
2.8a
3.8
5.0bc
6.2bc
7.5bc
E4P1
3.3a
4.7
5.7a-c
6.8a-c
7.5bc
E6P1
3.0a
3.8
5.5a-c
6.8a-c
7.8bc
E8P1
3.2a
5.7
6.8a
8.0a
8.7ab
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%
Perlakuan
Populasi

Jumlah Daun, Panjang Daun, dan Lebar Daun
Populasi gulma E. crus-galli mempengaruhi jumlah
daun pada 8 hingga 10 MST. Pada 8 MST, perlakuan populasi 2
gulma yang ditanam bersama padi menurunkan jumlah daun E.
crus-galli sebesar 14,04% dibandingkan dengan perlakuan
monokulturnya (Tabel 13). Populasi gulma E.crus-galli
berpengaruh terhadap panjang daun gulma pada 4 hingga 6
MST. Kepadatan populasi gulma berpengaruh terhadap lebar
daun gulma E. crus-galli pada 4 hingga 6 MST, dan 7 hingga
10 MST.
Tabel 13. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Jumlah, Panjang, dan Lebar Daun E. crus-galli
pada 8 MST
Perlakuan
Populasi

Jumlah Daun

Panjang Daun

Lebar Daun

------------------cm---------------E2
11.25a
38.07
1.39a
E4
9.83ab
38.51
1.14bc
E6
7.61b-d
36.30
1.09bc
E8
7.31d
37.61
1.03bc
E2P1
9.67a-c
41.58
1.18a-c
38.45
E4P1
9.09a-d
1.09bc
39.43
E6P1
9.36a-d
1.21ab
37.35
E8P1
7.48cd
0.98c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Luas Daun Bendera
Populasi gulma E.crus-galli tidak berpengaruh terhadap
luas daun bendera E.crus-galli. Luas daun bendera pada
perlakuan populasi monokultur 4 gulma E. crus-galli
memberikan nilai rata-rata tertinggi mencapai 11.95 cm2, luas

daun bendera terendah pada perlakuan E8P1 mencapai 8.14 cm2
(Tabel 14).
Tabel 14. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Luas Daun Bendera E. crus-galli
Perlakuan Populasi

Luas Daun Bendera (cm 2)

E2
11.37
E4
11.95
E6
11.73
E8
11.10
E2P1
9.01
E4P1
11.77
E6P1
12.67
E8P1
8.14
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Panjang Akar
Panjang akar gulma E.crus-galli dipengaruhi oleh
populasi gulma pada saat panen dimana perlakuan populasi 2
gulma E.crus-galli yang hidup bersama satu padi per pot
menurunkan panjang akar gulma 29.6% dibanding perlakuan
monokulturnya.
Tabel 15. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Panjang Akar
Panjang Akar (cm)
Perlakuan
Populasi
4MST
8MST
Panen
E2
16.90
38.25
46.62a
E4
19.33
28.42
29.86b
E6
16.50
30.33
32.67b
E8
16.07
25.47
29.67b
E2P1
16.65
30.22
32.38b
E4P1
15.13
24.55
27.06b
E6P1
17.02
24.87
28.23b
E8P1
16.01
25.75
25.42b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Bobot Kering Tajuk, Akar, Malai, dan Total
Perlakuan populasi gulma E.crus-galli berpengaruh
terhadap bobot kering tajuk, akar, dan bobot kering total gulma
pada 4 MST hingga panen. Saat panen, perlakuan E8P1
menurunkan 37% bobot kering tajuk, 35.7% bobot kering akar,
dan 45.7% bobot kering total dibandingkan dengan perlakuan
monokulturnya (E8). Perlakuan populasi gulma E.crus-galli
berpengaruh terhadap bobot kering malai gulma pada saat
panen, dimana rata-rata bobot kering malai tertinggi diberikan
oleh perlakuan E8 dan yang terendah pada perlakuan
E8P1(Tabel 16 dan 17) .
Tabel 16.Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Bobot Kering Tajuk dan Akar E.crus-galli
Perlakuan

E2
E4
E6
E8
E2P1
E4P1
E6P1
E8P1

Bobot Kering Tajuk
Bobot Kering Akar
4MST
8MST
Panen
4MST
8MST
Panen
------------------------------------------(gram)-------------------------------------0.47c
5.87b-d
8.82bc
0.21d
11.47a
6.02bc
0.57bc
3.22d
12.69a-c
0.27cd
3.64c
4.98c
1.02a
7.94a-c
14.68ab
0.47b-d
10.87ab
12.31a
0.97ab
7.38a-d
15.51ab
0.59a-c
11.99a
11.83ab
0.56bc
3.70d
6.46c
0.32b-d
3.24c
4.08c
0.82a-c
5.30cd
13.37a-c
0.63ab
4.69c
5.95bc
1.08a
9.70ab
17.38a
0.88a
5.58bc
6.03bc
0.76a-c
10.34a
9.77bc
0.55b-d
7.37a-c
7.61a-c

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Tabel 17. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Bobot Kering Malai dan Bobot Kering Total
Perlakuan
Populasi

Bobot Kering Malai
Bobot Kering Total
8MST
Panen
4MST
8 MST
Panen
---------------------------(gram)------------------------E2
0.82
3.21bc
0.67d
18.16a
18.05de
E4
0.46
2.95bc
0.84cd
7.32c
20.62c-e
E6
1.09
3.70bc
1.49a-c
19.90a
30.69ab
E8
0.90
9.11a
1.55ab
20.28a
36.45a
E2P1
0.68
2.57c
0.88b-d
7.62c
13.11e
E4P1
0.51
5.07b
1.45a-c
10.50bc
24.39b-d
E6P1
1.82
3.93bc
1.96a
17.09ab
27.35bc
E8P1
0.66
2.40c
1.31a-d
18.37a
19.78c-e
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

(a)

(b)

Gambar 1. Bobot Biomassa saat Panen. (a) Bobot Biomassa per
pot Padi dan E.crus-galli, (b) Bobot Biomassa per
individu E.crus-galli monokultur
Gambar 1(a) di atas, menunjukkan semakin tinggi
populasi E.crus-galli, semakin menurunkan bobot biomassa padi
dan meningkatkan bobot biomassa E.crus-galli. Namun
sebaliknya pada populasi 8 gulma, bobot biomassa padi
meningkat dan bobot biomassa E.crus-galli menurun. Gambar
1(b) menunjukkan semakin tinggi populasi gulma, semakin
menurunkan bobot biomassa gulma E.crus-galli yang ditanam
secara monokultur.
Panjang Malai, Jumlah Biji/Malai, Jumlah Biji/Pot, dan
Bobot 1000 Butir Biji
Populasi gulma E.crus-galli hanya berpengaruh
terhadap panjang malai dan jumlah biji per malai E.crus-galli.
Jumlah biji per pot tertinggi pada perlakuan E8 sebesar 9541
butir per pot (Tabel 18). Populasi 8 gulma E.crus-galli per pot
menekan bobot 1000 biji hingga 20% jika dibandingkan dengan
monokulturnya.
Tabel 18. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Komponen Produksi Biji E.crus-galli
Jumlah Gabah
Panjang
Bobot 1000
Malai
Butir Biji
Per Malai
Per Pot
(cm)
------butir-----(gram)
E2
11.64a
330.24a
6226
1.28
E4
10.09ab
235.30bc
7078
1.23
E6
9.75bc
225.90bc
9083
1.34
E8
8.96bc
184.27bc
9541
1.40
E2P1
10.08ab
255.33ab
6311
1.09
E4P1
8.13c
192.91bc
8443
1.20
E6P1
8.27bc
207.20bc
8809
1.32
E8P1
8.15c
151.27c
8597
1.12
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%
Perlakuan
Populasi

Penetapan Kompetisi
Total Hasil Relatif
Perlakuan populasi gulma E.crus-galli hanya
berpengaruh terhadap hasil relatif padi pada 4 MST (Tabel 19).
Hasil relatif E.crus-galli (HRE) pada umumnya lebih besar
daripada hasil relatif padi (HRP). Hal ini menunjukkan bahwa
kompetisi intraspesifik E.crus-galli lebih besar daripada padi.
Nilai total hasil relative (THR) lebih besar dari satu
menunjukkan tidak terjadi kompetisi antara E.crus-galli dan
padi (Gambar 2).
Tabel 19. Pengaruh Populasi Gulma E.crus-galli terhadap Ratarata Hasil Relatif Padi, Hasil Relatif E.crusgalli dan Total Hasil Relatif
Perlakuan
HRP
HRE
THR
4MST
8MST
18MST
4MST
8MST
18MST
4MST
8MST
18MST
Populasi
E2P1
0.72a
0.95
1.04 1.40 0.41 0.73 2.11 1.37
1.77
E4P1
0.51 b 0.79
0.79 1.65 1.79 1.24 2.16 2.59
2.03
E6P1
0.38bc 0.69
0.66 1.33 0.86 0.93 1.71 1.55
1.59
0.31c
0.77
0.76 0.85 1.17 0.55 1.15 1.94
1.30
E8P1
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

(a)

(b)

(c)
Keterangan: Sumbu absis menunjukkan tingkat populasi E.crus-galli. Sumbu
ordinat menunjukkan kurva hasil relatif padi dan E.crus-galli dan
kurva THR.

Gambar 2. Kurva Total Hasil Relatif. (a) THR pada 4 MST,
(b) THR pada 8 MST, (c) THR pada 18 MST
Koefisien Pendesakan
Perlakuan populasi gulma E.crus-galli berpengaruh
terhadap koefisien pendesakan padi terhadap E.crus-galli (KPPE)
pada 8 MST dan panen, namun tidak mempengaruhi koefisien
pendesakan E.crus-galli terhadap padi (KPEP ). Pada Tabel 20
menunjukkan bahwa peningkatan populasi gulma menurunkan
nilai KPPE dan meningkatkan nilai KPEP . Gambar 3
menunjukkan bahwa koefisien pendesakan E.crus-galli lebih
besar dibandingkan koefisien pendesakan padi. Hal ini
menunjukkan E.crus-galli lebih kompetitif dibandingkan dengan
tanaman padi.
Tabel 20. Pengaruh Populasi E.crus-galli terhadap KPPE dan
KPEP
Perlakuan
KPPE
KPEP
Populasi 4MST 8MST 18MST 4MST 8MST 18MST
E2P1
0.54 2.98a 1.43a 2.11 0.62
0.76
E4P1
0.33 0.72b 0.71b 3.60 2.72
1.67
E6P1
0.28 0.84b 0.72b 3.75 1.52
1.39
E8P1
0.37 0.78b 1.38a 3.00 1.78
0.74
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji lanjut DMRT taraf 5%

Gambar 3. Koefisien Pendesakan Padi dan Gulma E.crus-galli
Pembahasan
Semakin tinggi populasi gulma, semakin menekan
pertumbuhan tinggi, jumlah anakan, jumlah dan ukuran daun.
Hasil ini sejalan dengan laporan Islam et al. (2003) yang
menyatakan bahwa keberadaan gulma E.crus-galli mulai
populasi 2 per pot menurunkan tinggi tanaman padi. Purba
(2007) juga melaporkan bahwa kerapatan E. crus-galli 10
tegakan per meter bujursangkar mampu menurunkan tinggi
tanaman padi 11%. Semakin tinggi populasi gulma, semakin
menekan panjang akar padi. Menurut Suardi (2002), peran akar
padi dalam menyerap air selama pertumbuhan menentukan
kelancaran proses fotosintesis dalam menghasilkan gabah.
Persaingan antara tanaman padi dengan gulma E.crusgalli mempengaruhi hampir seluruh peubah hasil padi baik itu
bobot kering tajuk, bobot kering akar, bobot kering total, jumlah
gabah per pot, bobot gabah isi, dan persentase bobot gabah
hampa. Perlakuan populasi 8 gulma mampu menurunkan bobot
gabah kering sebesar 77.8% dibanding kontrol. Hasil penelitian
Frauke (2007) menyatakan bahwa populasi gulma E. crus-galli

sebanyak 4 per pot menurunkan produksi tanaman padi dalam
bentuk bobot gabah kering sebesar 48% dan menurunkan bobot
gabah isi sebesar 46.2%. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
populasi gulma yang ditanam bersama padi, berakibat pada
penurunan produksi gabah padi.
Bobot biomassa mencerminkan status nutrisi tanaman.
Kerapatan tanam tinggi membuat semakin kecilnya hasil
fotosintesis sebagai akibat berkurangnya penerimaan cahaya
matahari, unsur hara dan air, sehingga semakin kecil pula hasil
fotosintesis yang ditranslokasikan dan disimpan (Mursito dan
Kawiji, 2001). Semakin tinggi populasi E.crus-galli, semakin
menurunkan bobot biomassa padi dan meningkatkan bobot
biomassa E.crus-galli. Namun sebaliknya pada populasi 8
gulma, bobot biomassa padi meningkat dan bobot biomassa
E.crus-galli menurun. Hal ini diduga karena adanya persaingan
intraspesifik antar E.crus-galli yang menekan pertumbuhan dan
pada akhirnya menghilangkan pengaruhnya terhadap tanaman
padi. Effendi (2006) menyatakan bahwa biomassa tanaman per
satuan luas tanah akan tinggi sampai tingkat kepadatan tanaman
tertentu, kemudian menurun kembali karena terjadi kompetisi
sesama jenis dalam kebutuhan faktor tumbuh.
Semakin tinggi populasi gulma, semakin menurunkan
panjang malai, jumlah gabah per malai, serta memperlambat
waktu keluarnya stage daun E. crus-galli,. Halvorson dan
Guertin (2003) menyatakan bahwa pengendalian E.crus-galli
efektif dengan menggunakan herbisida yang kontak langsung
dengan biji yang sedang berkecambah atau pada pertumbuhan
awal bibit. Hal tersebut terkait dengan waktu munculnya stage
daun, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk munculnya
setiap stage daun, maka aplikasi herbisida semakin efektif.
Menurut Kadir (2007), untuk mengendalikan E.crus-galli,
aplikasi herbisida harus dilakukan maksimal 14 hari setelah
tanam.
Pada saat panen, mulai dari perlakuan populasi 2 gulma
E.crus-galli yang hidup bersama satu padi per pot menurunkan
panjang akar gulma 29.6% dibanding perlakuan monokulturnya.
Karakter bobot 1000 biji merupakan karakter tidak langsung
untuk melihat ukuran biji E.crus-galli, semakin besar bobot
1000 biji maka ukuran biji E.crus-galli juga semakin besar.
Ukuran biji dipengaruhi oleh kadar karbohidrat yang
ditranslokasikan ke biji pada fase generatif (Suud, 2007).
Perera et al. (2006) melaporkan bahwa dalam
pertanaman campuran, total hasil relatif antara E.crus-galli dan
padi mendekati satu (THR1). Hal ini menunjukkan tidak terjadi
kompetisi antara E.crus-galli dan padi. Menurut Schmid (2008),
total hasil relatif lebih besar dari satu menunjukkan adanya
penambahan sumberdaya, pemakaian kebutuhan sarana tumbuh
yang berbeda, kejadian simbiosis, atau adanya interaksi positif.
Pengujian dengan menggunakan koefisien pendesakan
didapatkan hasil bahwa kemampuan kompetisi tanaman padi
semakin menurun dengan bertambahnya populasi gulma E.crusgalli. Sebaliknya pada koefisien pendesakan E.crus-galli
terhadap tanaman padi didapatkan hasil bahwa kemampuan
kompetisi E.crus-galli terus meningkat dengan meningkatnya
populasi E.crus-galli. Hal ini menunjukkan gulma E.crus-galli
lebih kompetitif dibandingkan padi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pertanaman padi yang tumbuh bersama gulma E.crusgalli menunjukkan pengaruh kompetisi E.crus-galli terhadap
pertumbuhan dan produksi padi. Populasi 2 gulma per pot telah
mampu menurunkan pertumbuhan dan produksi padi. Semakin
tinggi populasi
gulma E. crus-gallii per pot, semakin
menurunkan pertumbuhan dan produksi padi. Populasi E. crusgalli sebanyak 8 per pot menurunkan bobot gabah kering
sebesar 77.8% dan bobot gabah isi sebesar 93.0%. Perlakuan
populasi 8 gulma E.crus-galli yang ditanam bersama padi
menekan bobot kering total sebesar 45.7% dari perlakuan
monokulturnya.
Nilai THR lebih besar dari satu menunjukkan tidak
terjadi kompetisi antara E.crus-galli dan padi. Sedangkan dari

peubah koefisien pendesakan didapatkan bahwa gulma E.crusgalli lebih kompetitif dibandingkan padi.
Saran
Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan
varietas padi yang berbeda sehingga dapat diketahui pengaruh
dari varietas yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Alfandi dan Dukat. 2007. Respon pertumbuhan dan produksi
tiga kultivar kacang hijau (Vigna radiata L.) terhadap
kompetisi dengan gulma pada dua jenis tanah. Jurnal
Agrijati 6 (1): 20-29.
Azmi, M. dan B.B. Baki. 1995. The succession of noxious
weeds in tropical asian rice fields with emphasis on
Malaysia rice ecosystems, p. 140-148. The 15th AsianPacific Weed Science Society Conference. Tsukuba,
Japan, July, 24-30.
Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan
Agribisnis Padi. Edisi Kedua. Departemen Pertanian.
Jakarta. 69 hal.
Effendi, F.B. 2006. Uji Beberapa Varieta Jagung (Zea mays L.)
Hibrida pada Tingkat Populasi Tanaman yang Berbeda.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 41
hal.
Frauke, Rosalia. 2007. Studi Kompetisi Beberapa Ekotipe
Gulma Echinochloa crus-galli terhadap Tanaman Padi
(Oryza sativa L.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. 48 hal.
Halvorson,W.L. dan P. Guertin. 2003. Status of introduced
plants in southern arizona parks factsheets for:
Echinochloa
Beauv.
Spp.
http://sbsc.wr.usgs.gov/sdrs/products/products_db. [5
Oktober 2009].
Herdiman,
F.S.
2008.
Swasembada
beras.
http://www.jurnalnasional.com. [27 Oktober 2008].
Islam, M.F. dan S.M.R.Karim. 2003. Effect of population
density of Echinochloa crus-galli dan Echinochloa
colona on rice. P:275-281. Proceedings I The 19th
Asian-Pacific Weed Science Society Conference.
Manila-Philippines, March, 17-21.
Kadir, M. 2007. Efektifitas berbagai dosis dan waktu aplikasi
herbisida
2,4
dimetilamina
terhadap
gulma
Echinochloa colonum, Echinochloa crus-galli, dan
Cyperus iria pada padi sawah. Jurnal Agrisistem 3: 4449.
Mulyaningsih, S., F.T. Kadarwati, dan I. Sadikin. 2008. Periode
kritis kompetisi gulma pada kapas yang ditumpangsari
dengan jagung. Agrivita 30: 35-44.
Mursito, D. Dan Kawiji. 2002. Pengaruh kerapatan tanam dan
kedalaman olah tanah terhadap hasil umbi lobak
(Raphanus
sativus
L.).
http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/peng_ke
rpt_tan_kawiji.pdf. [1 November 2009].
Pane, Hamdan. 2003. Kendala dan peluang pengembangan
teknologi padi tanam benih langsung. Jurnal Litbang
Pertanian 22:4.
Perera, K.K., P.G.Ayres, and H.P.M. Gunasena. 2006. Root
growth and the relative importance of root and shoot
competition in interactions between rice (Oryza sativa)
and Echinochloa crus-galli. Weed Research 32: 67-76.
Purba, Edison. 2007. Respons padi terhadap kerapatan jajagoan
(Echinochloa crus-galli). Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia.http://unib.ac.id/faperta/jurnal/abstrak.php?id
_isijur=184&id_jurnal=1&PHPSESSID. [2 Oktober
2009].
Schmid, B., A. Hector, P. Saha, and M. Loreau. 2008.
Biodiversity effects and transgressive overyielding.
Journal of Plant Ecology 2(1): 95-102.
Setyowati, N., U. Nurjanah, dan L.S. Sipayung. 2007.
Pergesaeran gulma pada tanaman cabai besar akibat
perbedaan waktu pengendalian gulma. Jurnal IlmuIlmu Pertanian Indonesia 1: 21-27.

Suardi, D. 2002. Perakaran padi dalam hubungannya dengan
toleransi tanaman terhadap kekeringan dan hasil. Jurnal
Litbang Pertanian 21 (3): 100-108.
Suud, M.I. 2008. Studi Karakteristik Morfologi Gulma
Echinochloa crus-galli dari Beberapa Tipe Ekologi.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 50
hal.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Penyiangan dan Tingkat Populasi Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Aceh Tenggara.

6 95 200

Keragaman morfologi dan genetik serta derajat kompetisi beberapa aksesi gulma Echinochloa crus galli (L) Beauv terhadap tanaman padi sawah

2 16 152

Studi karakteristik morfologi gulma Echinochloa crus-galli dari beberapa tipe ekologi

6 35 91

Studi Kompetisi antara Gulma Echinochloa crus-galli dan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dengan Pendekatan Replacement Series

0 5 5

Keragaman morfologi dan genetik serta derajat kompetisi beberapa aksesi gulma Echinochloa crus-galli (L.) Beauv. terhadap tanaman padi sawah

0 6 364

Evaluasi Toleransi Genotipe Padi Sawah (Oryza Sativa L ) Pada Persaingan Dengan Gulma Echinochloa Crus Galli

1 7 74

tudi Potensi Kompetisi beberapa Aksesi Gulma Jajagoan (Echinochloa crus-galli L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Hibrida.

0 2 76

PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK KULIT JENGKOL (Pithecelobium jiringa (Jack) Prain ex King.) TERHADAP VIABILITAS DDAN VIGOR GULMA (Echinochloa crus-galli Beauv.) SERTA TANAMAN PADI (Oriza Sativa L.).

0 0 8

Toleransi Galur Harapan Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Persaingan dengan Gulma Echinochloa crus-galli Tolerance of Rice Promising Lines (Oryza sativa L.) in Competitivenes with Echinochloa crus-galli

0 0 8

Pengaruh Waktu Penyiangan dan Tingkat Populasi Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Aceh Tenggara.

0 1 6