Evaluasi Toleransi Genotipe Padi Sawah (Oryza Sativa L ) Pada Persaingan Dengan Gulma Echinochloa Crus Galli

EVALUASI TOLERANSI GENOTIPE PADI SAWAH
(Oryza sativa L.) PADA PERSAINGAN DENGAN GULMA
Echinochloa crus-galli

USMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Toleransi Genotipe
Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Persaingan dengan Gulma Echinochloa crusgalli adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

Usman
NIM A253120201

RINGKASAN
USMAN. Evaluasi Toleransi Genotipe Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada
Persaingan dengan Gulma Echinochloa crus-galli. Dibimbing oleh BAMBANG
SAPTA PURWOKO, MUHAMAD SYUKUR dan DWI GUNTORO.
Salah satu masalah utama dalam budidaya tanaman padi adalah adanya
gangguan gulma. Gulma dapat menyebabkan kehilangan hasil lebih besar
dibanding organisme pengganggu lainnya. Echinochloa crus-galli merupakan
salah satu gulma penting pada pertanaman padi sawah. Gangguan yang
ditimbulkan gulma ini berupa persaingan dalam memperebutkan sumber daya
terbatas yang tersedia di lahan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh karakter agronomi yang
dapat digunakan sebagai indikator toleransi genotipe padi sawah dalam
berkompetisi dengan gulma E. crus-galli dan genotipe padi yang mampu
berkompetisi dengan gulma E. crus-galli. Penelitian terdiri atas percobaan rumah
kaca, menggunakan pot di rumah kaca Balai Besar Biogen, Bogor, dilanjutkan

dengan percobaan lapangan yang dilaksanakan di lahan sawah Desa Cibanteng,
Kec. Ciampea, Bogor.
Hasil percobaan I menunjukkan bahwa perlakuan kompetisi dengan 4 gulma
E. crus-galli pot-1 mengakibatkan penurunan relatif pada karakter tinggi
tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah isi per malai, bobot kering tajuk
per rumpun dan bobot gabah per rumpun. Kriteria toleransi genotipe ditentukan
berdasarkan rata-rata nilai tengah dan standar deviasi persentase penurunan relatif
bobot gabah per rumpun, jumlah anakan produktif dan bobot kering tajuk per
rumpun. Berdasarkan analisis data diperoleh 3 genotipe toleran (IR10L-155,
IR10L-133 dan BIO-R84-1 ), 19 genotipe moderat (KP1-3-1-2, KP4-42-2-1, KP442-2-3, KP4-43-1-2, IR83821-16-2-3-2, IR83821-99-2-2-2, IR81493-B-B-B-6-B2-1-2, IR82806-98-3-2-2-2-1, IR83840-90-3-2-1, IR85640-114-2-1-3, IR8562746-1-2-3, IR10L-130, IR10L-152, IR10L-135, IR10L-139, BIO-R68, BIO-R100,
IR 64, Fatmawati) dan 3 genotipe peka (IR84778-53-1-2-2-1, IR80376-12-2-3-3,
IR78119-24-1-2-2-2). Berdasarkan nilai korelasi komponen hasil terhadap bobot
gabah per rumpun, jumlah anakan produktif (r=0.89) dan bobot kering tajuk
(r=0.87) dapat dijadikan indikator toleransi genotipe padi dalam persaingan
dengan 4 gulma E. crus-galli pot-1.
Perlakuan kompetisi dengan 6 rumpun gulma E. crus-galli m-2 di lapangan
mengakibatkan penurunan pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif,
jumlah gabah isi per malai, dan produktivitas padi. Genotipe IR10L-155 dan
IR10L-133 merupakan genotipe yang secara berurutan memiliki produktivitas
paling tinggi 5.96 ton ha-1 dan 4.91 ton ha-1. Hal tersebut mengonfirmasi hasil

percobaan I yang menunjukkan kedua genotipe memiliki bobot gabah per rumpun
lebih berat dibandingkan genotipe lainnya pada kondisi bersaing dengan 4 rumpun
gulma E. crus-galli pot-1. Hasil analisis korelasi menunjukkan jumlah anakan
produktif dan jumlah gabah isi per malai layak dijadikan indikator toleransi
genotipe padi dalam bersaing dengan 6 rumpun gulma E. crus-galli m-2.
Kata kunci: Jajagoan, kompetisi, penurunan hasil

SUMMARY
USMAN. Tolerance Evaluation of Rice Genotypes (Oryza sativa L.) in
Competition with Echinochloa crus - galli (Superviced by BAMBANG SAPTA
PURWOKO, MUHAMAD SYUKUR and DWI GUNTORO).
Weed is a major problem in rice cultivation. It can cause yield losses
greater than other pests. Echinochloa crus-galli is one of the important weeds in
rice crops. Weed interference caused competition in limited resources available in
the area. The objective of this study was to obtain agronomic characters to predict
rice genotypes and rice genotypes that can compete with weeds E. crus – galli.
The study consisted of a green house experiment, using pots in the greenhouse of
Indonesian Centre of Agricultural Biotechnology and Genetic Resource
Research and Development, Bogor, and a field experiment conducted in the paddy
field in Cibanteng village, Ciampea subdistrict, Bogor.

The first experiment showed that competition with 4 weed E. crus - galli
pot-1 resulted in the reduction of plant height, number of productive tillers,
number of filled grains per panicle, shoot dry weight and grain weight per hill.
Genotype tolerance criteria were determined by mean and standard deviation of
the percentage decrease in the relative weight of grain per panicle, number of
productive tillers and shoot dry weight per hill. Based on the tolerance criteria, the
genotypes were classified as follows: 3 tolerant (IR10L-155, IR10L-133 and BIOR84-1), 19 moderate (KP1-3-1-2, KP4-42-2-1, KP4-42-2-3, KP4-43-1-2,
IR83821-16-2-3-2, IR83821-99-2-2-2, IR81493-B-B-B-6-B-2-1-2, IR82806-98-32-2-2-1, IR83840-90-3-2-1, IR85640-114-2-1-3, IR85627-46-1-2-3, IR10L-130,
IR10L-152, IR10L-135, IR10L-139, BIO-R68, BIO-R100, IR 64, Fatmawati) and
3 sensitive (IR84778-53-1-2-2-1, IR80376-12-2-3-3, IR78119-24-1-2-2-2)
genotypes. Based on the correlation between agronomic character and weight of
grain per panicle, number of productive tillers (r = 0.89) and shoot dry weight ( r
= 0.87 ) can be used as indicators of rice genotype tolerance in competition with 4
E. crus - galli pot-1.
Treatment of 6 E. crus-galli m-2 in the field resulted reduction in plant
height, number of productive tillers, number of filled grains per panicle, and
productivity of rice. IR10L-155 and IR10L-133 were genotypes having the
highest productivity of 5.96 ton ha-1 and 4.91 ton ha-1 respectively. This confirmed
the results of the first experiment. Both genotypes have weight of grain per hill
heavier than other genotypes in competition with 4 E. crus-galli pot-1. The results

of correlation analysis showed that the number of productive tillers and the
number of fertile grains per panicle were worthy indicators of tolerance of rice
genotypes in competing with 6 E. crus-galli m-2.
Keywords : Barnyard grass, competition, yield reduction

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

EVALUASI TOLERANSI GENOTIPE PADI SAWAH
(Oryza sativa L.) PADA PERSAINGAN DENGAN GULMA
Echinochloa crus-galli

USMAN


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Desta Wirnas, SP MSi

PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Kompetisi padi dengan gulma
Echinochloa crus-galli merupakan tema yang dipilih dalam penelitian yang telah
dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 hingga Oktober 2014 ini, dengan judul
Evaluasi Toleransi Genotipe Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Persaingan dengan
Gulma Echinochloa crus-galli.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1 Bapak Prof Dr Ir Bambang S. Purwoko, MSc, Prof Dr M. Syukur, SP MSi dan
Bapak Dr Dwi Guntoro, SP MSi atas bimbingan dan arahan selama
menyelesaikan studi ini.
2 Emak dan Bapak serta abang dan adik-adik atas dukungan dan doa ikhlas.
3 Terima kasih kepada isteriku atas doa dan kesabarannya mendidik kedua putri
kami selama ini.
4 Kepala dan staf BPTP Riau atas segala bantuan dan dukungan.
5 Badan Litbang Pertanian atas beasiswa dan bantuan pendanaan penelitian.
6 Bapak Suganda staf BB. Biogen yang telah membantu selama penelitian di
rumah kaca.
7 Bapak Ansor dan kelompok taninya yang telah membantu pelaksanaan
penelitian di lapangan.
8 Teman-teman PBT 2012 atas kebersamaan, doa dan saran.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2015
Usman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

iv
v
v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
1

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................. 1
Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 4

2


TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
Padi .............................................................................................................. 5
Jajagoan ....................................................................................................... 5
Kompetisi Antara Padi dengan Gulma ........................................................ 6
Pemuliaan Tanaman Padi ............................................................................ 8

3

UJI KOMPETISI GENOTIPE PADI SAWAH TERHADAP GULMA
Echinochloa crus-galli ................................................................................... 9
Pendahuluan ................................................................................................ 9
Bahan dan Metode ....................................................................................... 9
Waktu dan Tempat ................................................................................... 9
Bahan dan Alat ...................................................................................... 10
Metode Percobaan................................................................................. 10
Pelaksanaan Percobaan ........................................................................ 11
Analisis Data ......................................................................................... 12
Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 13
Tinggi Tanaman Padi ............................................................................ 13
Jumlah Anakan Produktif ...................................................................... 14

Umur Berbunga ..................................................................................... 16
Umur Panen........................................................................................... 17
Panjang Malai ....................................................................................... 18
Jumlah Gabah Total per Malai ............................................................. 19
Jumlah Gabah Isi per Malai.................................................................. 21
Persen Gabah Isi per Malai .................................................................. 21
Jumlah Gabah Hampa per Malai .......................................................... 23
Bobot Kering Tajuk per Rumpun........................................................... 25
Bobot Seratus Gabah ............................................................................. 27
Bobot Gabah per Rumpun ..................................................................... 27
Komponen Ragam dan Heritabilitas ..................................................... 28
Analisis Korelasi ................................................................................... 29
Simpulan .................................................................................................... 31

4

STUDI LAPANGAN KOMPETISI GENOTIPE PADI SAWAH
TERHADAP GULMA E. crus-galli ......................................................... 33
Pendahuluan ............................................................................................... 33
Bahan dan Metode ..................................................................................... 34

Tempat dan Waktu ................................................................................. 34
Bahan dan Alat ...................................................................................... 34
Metode Percobaan ................................................................................. 34
Pelaksanaan Percobaan ........................................................................ 34
Analisis Data.......................................................................................... 36
Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 36
Tinggi Tanaman Padi ............................................................................ 37
Jumlah Anakan Produktif ...................................................................... 38
Umur Berbunga ..................................................................................... 39
Umur Panen ........................................................................................... 40
Panjang Malai ....................................................................................... 40
Jumlah Gabah Total per malai .............................................................. 41
Jumlah Gabah Isi per Malai .................................................................. 42
Persen Gabah Isi per Malai................................................................... 43
Jumlah Gabah Hampa per Malai .......................................................... 44
Bobot Seribu Gabah .............................................................................. 44
Bobot Gabah per Rumpun ..................................................................... 45
Produktivitas .......................................................................................... 46
Analisis Korelasi .................................................................................... 47
Simpulan .................................................................................................... 48

5

PEMBAHASAN UMUM ............................................................................. 49

6

SIMPULAN UMUM DAN SARAN ........................................................... 51
Simpulan .................................................................................................... 51
Saran .......................................................................................................... 51

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN.......................................................................................................... 58
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 60

DAFTAR TABEL
1
2
3

Analisis ragam gabungan menggunakan model acak
13
Interaksi faktor perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi
terhadap tinggi tanaman
14
Interaksi faktor perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi
terhadap jumlah anakan produktif
15

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap umur berbunga
Interaksi faktor perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi
terhadap umur panen
Interaksi faktor perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi
terhadap panjang malai
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap jumlah gabah total per malai
Interaksi faktor perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi
terhadap jumlah gabah isi per malai
Interaksi perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi terhadap
persen gabah isi per malai
Interaksi faktor perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi
terhadap jumlah gabah hampa per malai
Interaksi perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi terhadap
bobot kering tajuk per rumpun
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap bobot 100 gabah
Interaksi faktor perlakuan gulma dengan genotipe padi terhadap bobot
gabah per rumpun
Komponen ragam dan nilai heritabilitas dari karakter agronomis padi
yang diamati
Korelasi antar peubah pada persaingan antara padi dengan gulma E.
crus-galli
Kriteria seleksi genotipe padi berdasarkan persentase penurunan relatif
Daftar genotipe padi dan kriteria toleransi berdasarkan penurunan relatif
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap tinggi tanaman di lapangan
Interaksi perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi terhadap
jumlah anakan produktif di lapangan
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap umur berbunga di lapangan
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap umur panen di lapangan
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap jumlah gabah total per malai di lapangan
Pengaruh perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi terhadap
panjang malai di lapangan
Interaksi perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi terhadap
jumlah gabah isi per malai di lapangan
Pengaruh perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi terhadap
persen gabah isi per malai di lapangan
Pengaruh faktor perlakuan gulma E. crus-galli dan genotipe padi
terhadap jumlah gabah hampa per malai di lapangan
Interaksi perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi terhadap
bobot seribu gabah di lapangan
Interaksi perlakuan gulma E. crus-galli dengan genotipe padi terhadap
bobot gabah per rumpun dan produktivitas di lapangan

16
17
19
20
22
23
24
25
26
28
29
30
31
31
37
38
39
40
41
41
42
43
44
45
46

29

Korelasi antar peubah pada persaingan antara padi dengan gulma E.
crus-galli di lapangan
47
DAFTAR GAMBAR

1
2
3

Bagan alir penelitian ........................................................................................4
Susunan tanaman padi dan gulma dalam pot .................................................10
Susunan tanaman dan gulma di lapangan ......................................................35

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Daftar genotipe padi sawah pada percobaan I di rumah kaca ........................58
Hasil analisis ragam karakter pengamatan pengaruh perlakuan gulma (P),
genotipe (G) dan interaksi G x P di rumah kaca ...........................................58
Daftar genotipe pada percobaan lapang hasil seleksi percobaan I .................59
Lay out petak tanaman di lapangan ...............................................................59
Hasil sidik ragam karakter agronomi genotipe padi sawah pada
persaingan dengan gulma Echinochloa crus-galli di lapangan .....................59

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan pokok bagi hampir
seluruh masyarakat Indonesia. Kedudukan beras sebagai makanan pokok masih
sulit digantikan oleh komoditas lain. Hal ini tergambar dari tingkat konsumsi
beras per kapita Indonesia masih tinggi (139 kg/kapita/tahun). BPS (2013)
meramalkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 sebanyak 273.2 juta
jiwa dengan tingkat konsumsi beras 139 kg per kapita per tahun sehingga
dibutuhkan beras sebesar 37.98 juta ton. Hal ini menjadikan padi sebagai
komoditas strategis bagi bangsa Indonesia.
Upaya pemenuhan kebutuhan beras telah lama dilakukan dengan berbagai
cara, seperti ekstensifikasi, namun cara ini tidak lagi dapat dilakukan akibat makin
berkurangnya lahan yang tersedia. Langkah peningkatan produksi yang masih
memungkinkan adalah intensifikasi pertanian dengan memanfaatkan teknologi
pertanian yang terus dikembangkan, seperti alat dan mesin pertanian,
pembentukan genotipe baru yang berdaya hasil lebih tinggi dan pemupukan yang
lebih baik. Intensifikasi pertanian juga masih menghadapi berbagai kendala yang
menyebabkan penurunan produksi nasional seperti alih fungsi lahan pertanian
menjadi perumahan, jalan tol, dan perkebunan. Selain kendala tersebut, tanaman
padi di lapangan masih dihadapkan dengan organisme pengganggu tanaman yang
menyebabkan penurunan hasil secara signifikan. Salah satu organisme
pengganggu tanaman padi tersebut adalah gulma.
Terdapat lebih dari 15 jenis gulma yang tumbuh dan berkompetisi dengan
tanaman padi di lahan sawah. Kompetisi didefinisikan sebagai kecenderungan
suatu tumbuhan yang hidup berdampingan untuk menggunakan sinar matahari,
nutrisi dari dalam tanah dan ruang tumbuh secara bersamaan, namun sumber daya
tersebut tersedia dalam jumlah yang terbatas. Faktor-faktor yang menentukan
tingkat kompetisi antara tanaman dengan gulma adalah jenis gulma, kerapatan,
distribusi dan waktu pertumbuhan gulma serta kultur teknis tanaman dan alelopati
(Sembodo 2010).
De Vida (2007) melaporkan bahwa kompetisi antara tanaman padi dan
gulma menyebabkan kehilangan hasil gabah berkisar antara 32% hingga 48%.
Kehilangan hasil gabah dapat mencapai 61% pada kondisi tekanan gulma yang
lebih besar (Saito et al. 2010). Selain penurunan produksi, adanya gulma di
pertanaman padi sawah yang dipersiapkan sebagai benih dapat menurunkan
kualitas akibat tercampurnya benih dengan biji gulma. Keberadaan gulma di
pertanaman menyebabkan biaya pengendalian yang besar sehingga menurunkan
pendapatan petani (Tungate et al. 2007).
Jajagoan atau Echinochloa crus-galli merupakan salah satu gulma penting
pada pertanaman padi sawah. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh gulma ini
bervariasi tergantung pada teknis budidaya, lamanya waktu tanaman berkompetisi
dengan gulma tersebut, kerapatan gulma dan genotipe tanaman padi. Guntoro
(2012) melaporkan hasil percobaan dalam pot yang menggunakan genotipe IR 64,
pada kerapatan gulma 80% (4 gulma : 1 padi) menyebabkan penurunan hasil
gabah isi sebesar 48%.

2
Pengendalian gulma pada daerah yang memiliki tenaga kerja banyak dan
murah, umumnya dilakukan secara manual, namun pada daerah yang kekurangan
tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan herbisida. Penggunaan herbisida
cukup efektif untuk gulma tertentu, namun tidak untuk E. crus-galli, karena gulma
ini mempunyai kemiripan dengan padi. Herbisida juga menimbulkan masalah bagi
ekosistem sawah, selain dapat membunuh mikroba penghuni sawah, penggunaan
herbisida juga menimbulkan resistensi gulma lain. Penggunaan herbisida secara
terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan flora dan
fauna yang hidup di areal pertanian tersebut (Cooke dan Burn 1995).
Dalam praktek pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
ketergantungan pada aplikasi herbisida untuk mengendalikan gulma sangat tidak
dianjurkan. Kepentingan mendesak mengurangi aplikasi herbisida untuk
melindungi lingkungan dari terbentuknya gulma yang lebih resisten terhadap
herbisida melalui proses evolusi dan mengurangi biaya produksi merupakan
tujuan utama dalam pengembangan genotipe yang dapat berkompetisi dengan
gulma (Callaway dan Forcella 1992; Jordan 1993; Pester et al. 1999). Tanaman
dengan kemampuan berkompetisi yang lebih baik akan lebih efektif dalam
menekan pertumbuhan gulma dan memiliki toleransi yang lebih baik dalam
memanfaatkan sumber daya (Jordan 1993). Pengembangan genotipe tanaman
yang mampu berkompetisi dengan lebih baik menjadi strategi pengelolaan gulma
yang menarik karena dinilai rendah biaya (Cousens 1996; Dingkuhn et al. 1999).
Genotipe yang memiliki kemampuan berkompetisi secara khusus akan
sangat berguna untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja penyiang pada
daerah-daerah yang memiliki tenaga kerja terbatas sementara kompetisi padi
dengan gulma merupakan pembatas utama dalam usaha tani padi (Johnson et al.
1998). Hasil penelitian lain menyebutkan, genotipe padi yang memiliki
kemampuan berkompetisi dengan gulma dapat menekan kehilangan hasil akibat
gulma, mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan mengurangi penggunaan herbisida
penyiang (Haefele et al. 2004). Pemanfaatan genotipe tanaman padi yang mampu
berkompetisi dengan gulma akan menjadi bagian tak terpisahkan dalam upaya
pengelolaan gulma secara terpadu (Aminpanah dan Javadi 2011).
Pemuliaan tanaman padi hingga saat ini terfokus pada produktivitas tinggi,
kualitas gabah lebih baik, tahan terhadap cekaman abiotik (keracunan besi,
aluminium, dan salinitas) dan cekaman biotik (hama dan penyakit tanaman).
Masih jarang seleksi terhadap tanaman padi yang diarahkan pada toleransi
terhadap kompetisi dengan gulma. Hingga saat ini informasi tentang genotipe padi
yang dapat berkompetisi dengan gulma di Indonesia masih belum banyak
dilaporkan sehingga perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Informasi dari
hasil penelitian ini akan memberikan peluang bagi pemulia tanaman padi untuk
merakit tanaman padi yang lebih mampu berkompetisi dengan gulma.
Perumusan Masalah
Kompetisi antara tanaman padi dengan gulma merupakan permasalahan
yang serius dalam produksi padi. Terdapat lebih dari 15 jenis gulma yang
berkompetisi dengan tanaman padi di persawahan. De Vida (2007) melaporkan
bahwa gulma menyebabkan kehilangan hasil gabah berkisar antara 32% hingga
48%. Peneliti lain mengatakan, pada kondisi tekanan gulma yang lebih besar,

3
kehilangan hasil gabah dapat mencapai 61% (Saito et al. 2010). Gulma juga
menurunkan kualitas benih padi dan menurunkan pendapatan petani (Tungate et
al. 2007). Salah satu gulma yang sangat kuat persaingannya dengan tanaman padi
adalah jajagoan atau Echinochloa crus-galli. Kehilangan hasil yang diakibatkan
oleh gulma ini mencapai besaran 48% (Guntoro 2012).
Pengendalian gulma secara manual memerlukan tenaga kerja yang banyak,
begitu pula pemanfaatan herbisida penyiang dapat menimbulkan masalah serius
bagi lingkungan. Aplikasi herbisida secara terus-menerus dapat menyebabkan
terjadinya gangguan keseimbangan flora dan fauna yang hidup di areal pertanian
tersebut (Cooke dan Burn 1995).
Untuk mengatasi hal tersebut, penggunaan genotipe padi yang memiliki
kemampuan berkompetisi lebih baik terhadap gulma menjadi alternatif untuk
diterapkan. Haefele et al. (2004) menyatakan bahwa genotipe padi yang memiliki
kemampuan berkompetisi dengan gulma dapat menekan kehilangan hasil akibat
gulma, mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan mengurangi penggunaan herbisida.
Berdasarkan uraian di atas, timbul pertanyaan penelitian berkaitan dengan
upaya mengatasi persaingan tanaman padi dengan gulma penting padi sawah.
Secara khusus dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1 Terdapat karakter agronomis yang dapat digunakan dalam pendugaan
kemampuan tanaman padi dalam berkompetisi dengan gulma Echinochloa
crus-galli.
2 Terdapat genotipe padi sawah yang mempunyai kemampuan berkompetisi
dengan gulma Echinochloa crus-galli.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah:
1 Mendapatkan karakter-karakter genotipe padi yang sesuai untuk menduga
kemampuan berkompetisi dengan gulma Echinochloa crus-galli.
2 Memperoleh genotipe tanaman padi sawah yang memiliki kemampuan
berkompetisi dengan gulma Echinochloa crus-galli.
Manfaat Penelitian

1

2
3

Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut:
Bahan pertimbangan bagi pemulia tanaman dalam merakit genotipe padi
sawah yang memiliki kemampuan berkompetisi dengan gulma Echinochloa
crus-galli.
Bermanfaat bagi masyarakat dalam usaha budidaya padi sawah dalam
mengatasi permasalahan gulma Echinochloa crus-galli.
Manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan rujukan dan
pengkajian lebih lanjut dalam pengembangan pertanian.

4
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian terdiri atas percobaan dalam pot, di rumah kaca
Balai Besar Biogen, Bogor, dilanjutkan dengan percobaan lapangan yang
dilaksanakan di lahan sawah Desa Cibanteng, Kec. Ciampea, Bogor. Tahapan
kegiatan penelitian disajikan pada Gambar 1.
Percobaan I
Uji kompetisi genotipe padi sawah terhadap gulma
Echinochloa crus-galli

Analisis data

- Karakter pendugaan toleransi genotipe padi pada
kompetisi dengan Echinochloa crus-galli
- Genotipe padi toleran pada kompetisi dengan
Echinochloa crus-galli

Percobaan II
Studi lapang kompetisi genotipe padi sawah terhadap gulma
Echinochloa crus-galli

Analisis data

informasi :
-Karakter pendugaan toleransi terhadap gulma E. crusgalli
-genotipe padi toleran terhadap gulma E. crus-galli

Gambar 1 Bagan alir penelitian

5

2 TINJAUAN PUSTAKA
Padi
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga
rumput-rumputan (Gramineae). Padi di Asia, terdiri atas dua sub spesies utama
yakni indica dan japonica. Berdasarkan analisis struktur genotipe dan hubungan
evolusioner kedua grup ini terbagi dalam lima kelompok utama: indica, aus,
aromatic, temperate japonica, tropical japonica. Keragaman ini diketahui sebagai
akibat dari penyebaran demografi (Garris et al. 2005).
Keragaman genetik tanaman padi meliputi karakter morfologis dan
fisiologis. Morfologis tanaman padi sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya,
seperti bentuk, ukuran dan posisi daun berkaitan dengan efektifitas penangkapan
radiasi matahari dan mempengaruhi suhu mikro tajuk tanaman (Makarim dan
Suhartatik 2009). Perakaran tanaman padi merupakan akar serabut yang tumbuh
dari buku terbawah batang dan perkembangannya berhubungan erat dengan
perkembangan daun. Apabila daun ke-n pada batang utama telah memanjang,
maka akan muncul akar sekunder pada buku yang ke (n-3) (Yoshida 1981).
Secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dibagi
dalam tiga fase utama yaitu: (1) vegetatif, merupakan pertumbuhan tanaman dari
awal hingga pembentukan bakal malai/primordial, lama fase ini tergantung pada
keseluruhan siklus tanaman, dengan waktu 45 hingga 65 hari; (2) reproduktif,
perkembangan tanaman mulai primordial hingga pembungaan, pada fase ini
panjang waktu sekitar 35 hari; dan (3) pematangan, dimulai dari masa
pembungaan sampai pematangan gabah dengan panjang waktu sekitar 30 hari
(Makarim dan Suhartatik 2009).
Secara umum diketahui bahwa padi merupakan tanaman yang mempunyai
daya kompetisi rendah terhadap gulma pesaingnya. Tanaman padi yang tumbuh
bersamaan dengan gulma di lapangan pada umumnya akan mengalami
pertumbuhan yang terhambat (Saito et al. 2010), namun beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pada dasarnya tanaman padi mempunyai keragaman
genotipe cukup luas. Salah satu keragaman genotipe tersebut adalah
kemampuannya dalam berkompetisi dengan gulma (Haefele et al. 2004; Zhao et
al. 2006). Penelitian lain menunjukkan bahwa genotipe padi yang mampu
berkompetisi dengan gulma mengalami penurunan hasil akibat kompetisi hanya 119%, sedangkan genotipe peka mengalami penurunan hasil berkisar antara 4156% (Haefele et al. 2004). Kemampuan berkompetisi genotipe padi tertentu
menjadi modal bagi pemulia untuk merakit padi yang memiliki kemampuan
berkompetisi dengan gulma di lapangan sehingga pada gilirannya dapat
mengurangi penggunaan herbisida dan curahan tenaga kerja pada usaha tani padi
sawah (Zhao et al. 2006).
Jajagoan
Jajagoan, jawan atau Echinochloa crus-galli merupakan gulma rumput yang
bersifat kosmopolitan, dapat tumbuh di semua daerah baik dengan iklim temperat
maupun pada daerah tropik. Gulma ini dilaporkan telah menginfestasi 36 jenis
tanaman budidaya di 61 negara di dunia (Holm et al. 1977). Maun dan Barrett

6
(1986) menjelaskan bahwa jajagoan terdiri atas tiga sub spesies yaitu E. crus-galli
var. cruss-galli, E. crus-galli var. particola dan E. crus-galli var. formosensis.
Jajagoan adalah gulma rumput bersifat semusim, berdaun sempit, berakar serabut.
Penampilan jajagoan tegak, dengan tinggi 20-150 cm bahkan bisa mencapai 200
cm tergantung pada kondisi tanah (Galinato et al. 1999). Sepanjang masa
pertumbuhannya, gulma ini membentuk anakan hingga 15 batang yang berasal
dari tunas aksilar pada daun melalui pembelahan sel embrionik ruas batang.
Gulma ini dalam kondisi normal dapat memproduksi biji hingga 7000 butir per
rumpun (Monaco et al. 1992). Gulma ini memiliki jalur fotosintesis sebagai
tumbuhan C4 sehingga lebih efisien dalam pemanfaatan energi (Holm et al. 1977).
Siklus hidup yang relatif singkat dan produksi biji per tanaman dalam
jumlah besar memberikan keuntungan bagi gulma ini dalam penyebaran dan
penjaminan keberadaannya pada pertanaman padi (Kim dan Park 1996).
Kemiripan gulma E. crus-galli dengan bibit tanaman padi pada fase bibit
menyulitkan petani untuk membedakan keduanya sehingga bibit keduanya sering
ikut tertanam pada sistem tanam pindah (Barret dan Wilson 1983).
E. crus-galli masih dapat tumbuh dan berkembangbiak pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan seperti pada lahan kering, namun dengan
ukuran morfologi yang lebih kecil, dan produksi biji yang lebih sedikit (Galinato
et al. 1999). Secara alami gulma E. crus-galli menyebar luas melalui burung
pemakan biji-bijian, terbawa bersama aliran air irigasi atau sungai dan hewan
herbivora. Selain itu, penyebaran secara tak langsung juga turut berperan dalam
penyebaran gulma ini. Kegiatan pemindahan dan pengangkutan gabah, mesin
pertanian dan peralatan lain mungkin ikut membawa biji gulma (Itoh 1991).
Kondisi tanah yang tidak menguntungkan bagi perkecambahan E. crus-galli
tidak menyebabkan kematian pada bijinya. Azmi et al. (1995) melaporkan, dalam
kondisi yang tidak menguntungkan untuk perkecambahannya, biji gulma jajagoan
mampu bertahan sampai 3 tahun di tanah dan masih mampu berkecambah dengan
baik setelah melewati enam musim tanam padi.
Kompetisi Antara Padi dengan Gulma
Terdapat beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat
kompetisi antara tanaman padi dengan gulma di lapangan, diantaranya adalah
kerapatan gulma, distribusi dan lama waktu bersaing dengan gulma, kultur teknis
dan alelopati (Sembodo 2010). Persaingan antara tanaman padi dengan gulma
terjadi dalam memperebutkan sumber hara dan ruang tumbuh sehingga laju
pertumbuhan dan kerapatan masing-masing tanaman sangat menentukan
kemampuannya dalam memenangkan kompetisi tersebut (Rao et al. 2007).
Genotipe tanaman padi memperlihatkan kemampuan yang berbeda dalam
berkompetisi dengan gulma. Caton et al. (2003) melaporkan hasil penelitiannya
bahwa kemampuan genotipe padi dalam berkompetisi dengan gulma tergantung
pada banyak karakter, diantaranya pertumbuhan sangat awal tanaman padi,
kemampuan pembentukan anakan lebih awal dan laju pertambahan tinggi
tanaman. Karakter lain yang turut berperan dalam menentukan kemampuan
berkompetisi tanaman padi yaitu Indeks Luas Daun dan Luas Daun Spesifik
(Fofana et al. 1995; Johnson et al. 1998; Dingkuhn et al. 1999; Mennan et al.
2012).

7
Garrity et al. (1992); Estorninos et al. (2002) mengemukakan bahwa
kemampuan berkompetisi padi terhadap gulma E. crus- galli juga ditentukan oleh
waktu berkecambah, periode pertumbuhan tanaman dan kemampuan penangkapan
sinar matahari. Johnson et al. (1998) mengemukakan bahwa kemampuan tanaman
padi berkompetisi dengan gulma juga ditentukan oleh tinggi tanaman. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan dalam memperebutkan sinar matahari.
Pembentukan anakan yang lebih awal berkontribusi besar dalam menentukan
kemampuan berkompetisi padi terhadap gulma, karena ruang tanam akan segera
tertutup oleh anakan tanaman padi sebelum gulma sempat tumbuh (Khush 1996).
Penelitian lain memperlihatkan bahwa kecepatan perkembangan akar tanaman
padi pada fase awal pertumbuhan tanaman sangat menentukan kemampuan padi
dalam berkompetisi dengan gulma E. crus-galli (Gibson et al. 1999).
Pemilihan genotipe tanaman padi yang lebih kompetitif terhadap gulma
memerlukan karakter-karakter seleksi yang dapat menduga sifat kompetitif
tersebut. Evaluasi terhadap genotipe tanaman akan berjalan efektif, idealnya
dilakukan dengan pengukuran kriteria yang berjalan cepat dan bersifat tidak
merusak tanaman (Jordan 1993; Pester et al. 1999). Banyak penelitian yang telah
dilakukan terhadap genotipe padi (Oryza sativa) dalam hal kemampuan
berkompetisinya terhadap gulma memberikan hasil yang konsisten. Pada
penelitian-penelitian tersebut, relatif sedikit sifat-sifat yang berpotensi
berpengaruh terhadap kompetisi diamati. Garrity et al. (1992) yang melakukan
penelitian terhadap 21 genotipe padi gogo dalam kompetisinya dengan gulma,
mendapatkan empat karakter yang berkaitan dengan produktivitas yaitu kerapatan
anakan, tinggi tanaman maksimum, bobot kering berangkasan dan bobot kering
akar. Gibson et al. (1999); Fofana dan Rauber (2000) memberikan argumentasi
yang menyatakan bahwa pertumbuhan akar tanaman padi memainkan peran yang
lebih penting dalam kompetisi antara padi dengan gulma dibandingkan karakter
tersebut di atas. Caton et al. (2003) melaporkan bahwa kemampuan berkompetisi
tanaman padi terhadap gulma dapat dievaluasi berdasarkan luas penutupan kanopi
padi terhadap tanah, kemampuan pembentukan anakan, rata-rata pertambahan
tinggi tanaman pada 7 dan 21 hari setelah tanam. Penilaian terhadap variabelvariabel tersebut dapat dilakukan dengan cepat tanpa merusak tanaman. Hal
paling penting dari semua karakter tersebut adalah rata-rata pertambahan tinggi
tanaman lebih awal dapat mengidentifikasi genotipe-genotipe yang memiliki
vigor rendah dalam pertanaman monokultur yang mengindikasikan kemampuan
lebih rendah dalam kondisi berkompetisi dengan tumbuhan lain.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mennan et al. (2012)
memperlihatkan adanya variasi kemampuan genotipe padi dalam berkompetisi
dengan gulma. Genotipe Koral menghasilkan jumlah anakan lebih banyak
dibandingkan genotipe lainnya dalam kondisi berkompetisi dengan gulma.
Genotipe ini juga menekan kerapatan dan pembentukan anakan gulma
Echinochloa crus-galli hingga 29.5%.
Tumbuhan dalam proses evolusinya telah mengembangkan kemampuan
mempertahankan diri dari gangguan herbivora dan kondisi lingkungan lain yang
tidak menguntungkan melalui strategi ketahanan kimiawi dengan memproduksi
senyawa alelokimia. Kato dan Noguchi (2008) mengatakan bahwa tanaman padi
memiliki potensi untuk menghasilkan senyawa alelopati yang dapat menghambat
perkecambahan biji dan pertumbuhan tumbuhan lain di sekelilingnya. Senyawa

8
yang ditemukan pada tanaman padi terdiri atas fenolik, asam lemak, indol dan
terpen, senyawa-senyawa tersebut dikeluarkan melalui eksudat akar. Beberapa
genotipe padi juga dilaporkan memproduksi dan mengeluarkan senyawa metabolit
sekunder (allelokimia) dan berpotensi untuk menekan perkecambahan dan
pertumbuhan gulma tertentu seperti E.crus-galli (L.) Beauv (Chung et al. 2001),
dan Cyperus diformis L. (Hasan et al. 1998).
Pemuliaan Tanaman Padi
Progeni hasil persilangan interspesifik dan galur-galur lanjut hasil
pemuliaan banyak tersedia (Heuer and Miezan, 2003; Heuer et al. 2003). Hingga
saat ini prioritas kriteria seleksi masih terbatas pada potensi hasil, kualitas beras,
dan toleransi pada berbagai cekaman biotik maupun abiotik seperti hama dan
penyakit, keracunan besi, dan salinitas. Pemuliaan tanaman padi sawah yang
langsung diarahkan pada kemampuan berkompetisi dengan gulma belum banyak
dilakukan sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap galur tersebut terhadap
kemampuannya berkompetisi dengan gulma (Hafaele et al. 2004).
Salah satu syarat dalam program pemuliaan adalah adanya keragaman
genetik dari tanaman yang dituju sehingga seleksi dapat dilakukan. Variasi yang
timbul sebagai akibat keragaman genetik merupakan sumber bagi setiap program
pemuliaan tanaman. Keragaman genetik menjadi perhatian utama para pemulia
tanaman untuk memperoleh varietas baru yang lebih baik (Welsh 2005).
Salah satu alat ukur dalam kegiatan seleksi adalah heritabilitas. Nilai
heritabilitas menggambarkan efektivitas seleksi genotipe berdasarkan penampilan
fenotipik (Fehr 1987). Hal lain yang dibutuhkan dalam seleksi tanaman adalah
nilai korelasi antar karakter fenotipik. Nilai korelasi antar karakter fenotipik
dilakukan untuk mengetahui karakter yang dapat dijadikan indikator seleksi
terhadap produktivitas yang tinggi (Suharsono et al. 2006; Wirnas et al. 2006).

9

3 UJI KOMPETISI GENOTIPE PADI SAWAH TERHADAP
GULMA Echinochloa crus-galli
Pendahuluan
Gulma merupakan masalah serius dalam usaha tani padi sawah, banyak
faktor yang menentukan tingkat kompetisi antara padi dengan gulma, diantaranya
adalah jenis gulma, kerapatan, distribusi dan lama waktu tanaman berkompetisi
dengan gulma serta kultur teknis tanaman (Chauhan dan Johnson 2010). Salah
satu gulma penting pada pertanaman padi sawah adalah jajagoan (barnyard grass)
atau Echinochloa crus-galli. Gulma ini menyebabkan kehilangan hasil gabah
mencapai 61% (Saito et al. 2010). Infestasi berat gulma ini pada pertanaman padi
tebar benih langsung dapat mengakibatkan kehilangan hasil mencapai 100% (Rao
et al. 2007). Selain penurunan kuantitas produksi, gulma dapat menurunkan
kualitas benih dan menyebabkan biaya pengendalian yang besar sehingga
menurunkan pendapatan petani (Tungate et al. 2007).
Salah satu metode untuk mengendalikan E. crus-galli adalah menggunakan
herbisida dan metode ini dinilai cukup efektif, namun seiring dengan kesadaran
akan kesehatan dan keamanan lingkungan, penggunaan herbisida ditekan pada
kondisi seminimal mungkin. Penggunaan herbisida secara terus-menerus di
beberapa negara, diduga telah mengakibatkan evolusi gulma menjadi lebih
resisten (Juliano et al. 2010) dan mengakibatkan polusi air permukaan dan bawah
tanah (Chauhan et al. 2011).
Padi diketahui merupakan tanaman yang memiliki daya kompetisi rendah
terhadap gulma, namun beberapa penelitian memperlihatkan bahwa secara genetik
terdapat perbedaan daya kompetisi antar kultivar (Rodenburg et al. 2009; Saito et
al. 2010). Kemampuan daya kompetisi tanaman padi terhadap gulma merupakan
kombinasi dari toleransi yaitu kemampuan mempertahankan hasil dalam kondisi
berkompetisi dan penekanan yaitu kemampuan tanaman padi menekan
pertumbuhan dan menghambat pembentukan biji gulma (Zhao et al. 2006).
Pengembangan genotipe padi yang mampu berkompetisi dengan lebih baik
terhadap gulma menjadi strategi pengelolaan gulma yang menarik karena dinilai
rendah biaya (Chauhan 2012). Hingga saat ini masih jarang penelitian yang
mengeksplorasi genotipe-genotipe padi untuk toleransi terhadap kompetisi dengan
gulma di Indonesia. Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh genotipe padi
yang toleran terhadap persaingan dengan gulma E. crus-galli perlu dilakukan.
Percobaan pertama dilaksanakan untuk menyeleksi galur-galur harapan padi
yang memiliki kemampuan berkompetisi dengan gulma Echinochloa crus-galli.
Bahan dan Metode
Waktu dan Tempat
Penelitian telah dilaksanakan di rumah kaca Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, Cimanggu,
Bogor. Penelitian berlangsung pada bulan Desember 2013 hingga Mei 2014.

10
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah 25 genotipe padi terdiri atas varietas peka IR
64, varietas toleran Fatmawati (Guntoro 2012) dan 23 galur harapan (Lampiran 1),
benih gulma Echinochloa crus-galli yang dikumpulkan dari persawahan di Bogor,
pupuk Urea, SP-36 dan KCl serta insektisida. Peralatan yang digunakan terdiri
atas pot kedap air dengan ukuran diameter 35 cm dan tinggi 40 cm, bak semai,
kamera digital, neraca, dan oven.
Metode Percobaan
Percobaan dilakukan dengan rancangan petak terbagi (split-plot design) dan
diulang sebanyak 4 kali. Percobaan terdiri atas 2 faktor yaitu kompetisi padi
dengan gulma dan genotipe padi. Kompetisi padi dengan gulma sebagai petak
utama terdiri atas 2 taraf: tanpa gulma (dalam tabel disebut sebagai Kontrol) dan
kompetisi antara padi dengan gulma (dalam tabel disebut Bergulma). Rasio antara
padi dan gulma adalah 1:4, rasio ini merupakan hasil penelitian menggunakan
metode replacement series terhadap varietas padi IR64, hasil penelitian tersebut
memperlihatkan penurunan hasil gabah sebesar 48% (Guntoro 2012). Genotipe
padi sebagai anak petak terdiri atas 25 taraf (G). Satuan percobaan adalah 1 pot
tanaman padi atau 1 padi + 4 gulma E. crus galli. Secara keseluruhan terdapat
200 satuan percobaan. Susunan tanaman padi dan gulma dalam pot disajikan
pada Gambar 2.

=
tanaman padi
= gulma Echinocloa crus-galli
padi
a
Gambar 2 Susunan tanaman padi dan gulma dalam pot
Model linier dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + Bk + Pi + δik + Gj + (GP)ij + Σijk
Dengan :
i
= 1,2
j = 1,2,3,……..,25 k = 1,2,3,4
Yijk
= nilai pengamatan karena pengaruh gulma pada taraf ke-i dan faktor
genotipe padi pada taraf ke-j serta pada ulangan ke-k
µ
= nilai rataan umum
Bk
= pengaruh blok atau ulangan ke-k
Pi
= pengaruh faktor kompetisi antara padi dengan gulma pada taraf ke-i
δik
= galat petak utama
Gj
= pengaruh faktor genotipe padi pada taraf ke-j
(GP)ij = pengaruh interaksi faktor kompetisi antara padi dengan gulma pada taraf
ke-i dan faktor genotipe padi pada taraf ke-j
Σijk
= pengaruh galat faktor kompetisi antara padi dengan gulma pada taraf
ke-i, dan faktor genotipe padi pada taraf ke-j dan pada kelompok ke-k.

11
Pelaksanaan Percobaan
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan penyemaian
benih padi dan gulma. Tanah yang digunakan sebagai media persemaian berasal
dari lahan BB. Biogen. Tanah yang telah dipisahkan dari kotoran seperti batu dan
sisa akar dimasukkan ke bak semai dengan ketinggian 20 cm. Tanah dilumpurkan
dengan cara menambahkan air dan diaduk. Masing-masing genotipe padi disemai
dalam bak yang terpisah, benih padi disebarkan pada media tanam secara merata.
Sebelumnya benih padi direndam dalam air bersih selama 24 jam dan telah
ditiriskan selama 24 jam. Satu minggu kemudian dilakukan penyemaian benih
gulma dengan cara yang sama seperti penyemaian benih padi, namun sebelumnya
benih gulma direndam dahulu selama 4 jam dengan larutan giberelin 500 ppm.
Media tanam yang digunakan pada penanaman padi dalam pot berasal dari
tanah yang berada di Cimanggu. Tanah yang telah dibersihkan dari akar tumbuhan
dan batu, dimasukkan ke pot yang telah disiapkan seberat 10 kg untuk masingmasing pot. Media tanah dalam pot dilumpurkan dengan cara menambahkan air
hingga jenuh sambil diaduk, selanjutnya media tanam digenangi air setinggi 5 cm
dari permukaan media. Bibit padi yang telah berumur 21 hari setelah semai dan
gulma yang berumur 14 hari setelah semai ditanam dalam pot sesuai dengan
perlakuan genotipe padi dan rasio antara padi dengan gulma.
Pupuk diberikan dengan dosis urea 1.25 g pot-1, SP36 0.5 g pot-1 dan KCl
0.5 g pot-1. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan
mengaplikasikan sepertiga bagian urea, seluruh dosis SP36 dan setengah bagian
KCl. Sepertiga bagian urea diaplikasikan pada umur 28 hari setelah tanam (HST).
Pemupukan terakhir dengan mengaplikasikan sepertiga bagian urea dan setengah
bagian KCl pada umur 54 HST. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman dan
gulma yang mati, dengan cara mengganti tanaman mati dengan bibit yang
berumur sama, hal ini dilakukan 1 minggu setelah tanam. Air dipertahankan pada
ketinggian 5 cm dari permukaan media, gulma yang tumbuh di dalam pot selain
E.crus-galli yang diinfestasikan dibuang secara manual. Panen dilakukan pada
tanaman padi ketika 80% bulir padi telah menguning pada masing-masing satuan
percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap peubah-peubah pertumbuhan vegetatif
dan generatif antara lain:
1
Tinggi tanaman (cm), tinggi tanaman yang diamati adalah tanaman tertinggi
dalam satu rumpun, diukur mulai dari permukaan tanah hingga ujung daun
terpanjang, pengamatan dilakukan menjelang tanaman panen.
2
Jumlah anakan produktif, merupakan jumlah anakan padi dalam 1 rumpun
yang menghasilkan malai.
3
Umur berbunga (hari), umur berbunga merupakan jumlah hari yang dihitung
sejak dilakukan penyemaian hingga 50% tanaman menghasilkan bunga pada
masing-masing satuan percobaan.
4
Umur panen (hari), umur panen merupakan jumlah hari yang dihitung sejak
dilakukan penyemaian hingga 80% gabah menguning pada masing-masing
satuan percobaan.
5
Panjang malai (cm), diukur mulai dari pangkal malai hingga ujung malai,
pengamatan dilakukan terhadap 5 malai contoh dari 1 rumpun tanaman pada
masing-masing satuan percobaan.

12
6
7
8
9
10

11
12

13
∆Y
∆Y
YGR0
YGR

Jumlah gabah total per malai (butir), merupakan rata-rata dari semua gabah
5 malai contoh pada rumpun tanaman masing-masing satuan percobaan.
Jumlah gabah isi per malai (butir), merupakan rata-rata gabah isi 5 malai
contoh pada rumpun tanaman masing-masing satuan percobaan.
Persen gabah isi (%), merupakan persentase gabah isi per malai terhadap
jumlah gabah total per malai dari masing-masing satuan percobaan.
Jumlah gabah hampa per malai (butir), merupakan rata-rata gabah hampa
dari 5 malai contoh pada masing-masing satuan percobaan.
Bobot gabah per rumpun (gram), merupakan bobot kering gabah dengan
kadar air 14%, berasal dari 1 rumpun tanaman padi pada masing-masing
satuan percobaan.
Bobot 100 gabah (gram), merupakan bobot 100 butir gabah dari masingmasing satuan percobaan, ditimbang pada kadar air biji 14%.
Bobot kering tajuk tanaman (gram), merupakan total bobot bagian atas
tanaman hingga batas leher akar, dilakukan dengan memotong bagian atas
tanaman sebatas leher akar pada saat panen dari 1 rumpun tanaman pada
masing-masing satuan percobaan, kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven pada suhu 72oC selama 96 jam

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

12 108 56

Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Pada Tanah Salin

4 60 61

Keragaman morfologi dan genetik serta derajat kompetisi beberapa aksesi gulma Echinochloa crus galli (L) Beauv terhadap tanaman padi sawah

2 16 152

Studi Kompetisi antara Gulma Echinochloa crus-galli dan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dengan Pendekatan Replacement Series

0 5 5

Keragaman morfologi dan genetik serta derajat kompetisi beberapa aksesi gulma Echinochloa crus-galli (L.) Beauv. terhadap tanaman padi sawah

0 6 364

PENGARUH ALLELOPATI BEBERAPA GENOTIPE PADI (Oryza sativa L.) LOKAL SUMATERA BARAT TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN AWAL GULMA Echinochloa cruss-galli (L.) Beauv.

0 2 12

IDENTIFIKASI FRAGMEN-FRAGMEN RAPD SPESIFIK TERKAIT TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP GULMA Echinochloa cruss-galli.

0 3 6

PERTUMBUHAN AWAL BEBERAPA GENOTIPE PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI RESPON TERHADAP ALLELOPATI GULMA JAJAGOAN (Echinochloa cruss-galli L. Beauv.).

0 0 6

PENGARUH ALLELOPATI BEBERAPA GENOTIPE PADI (Oryza sATiva L.) LOKAL SUMATERA BARAT TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL GULMA PADI- PADIAN (Echinochloa cruss-galli (L) Beauv.).

0 1 6

Toleransi Galur Harapan Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Persaingan dengan Gulma Echinochloa crus-galli Tolerance of Rice Promising Lines (Oryza sativa L.) in Competitivenes with Echinochloa crus-galli

0 0 8