35
2. Fungsi Keluarga
Sebagaimana halnya dengan institusi lain, maka keluarga pun menjalankan fungsi. Fungsi yang dijalankan keluarga diantaranya adalah:
1 Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. 2
Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3 Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. 4
Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5 Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6 Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan keluarga.
7 Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
36
8 Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai
generasi selanjutnya. 9
Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Menurut Horton fungsi-fungsi keluarga meliputi: 1
Fungsi Pengaturan Seksual yaitu keluarga berfungsi sebagai lembaga pokok yang merupakan wahana bagi masyarakat untuk mengatur dan mengorganisasikan
kepuasan keinginan seksual. 2
Fungsi Reproduksi yaitu keluarga untuk memproduksi atau menghasilkan anak. 3
Fungsi Afeksi sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia akan kasih sayang dan dicintai Su‟adah, 2005.
Fungsi-fungsi suatu lembaga adalah tipe aktivitas yang secara berbeda dapat ditunjukkan. Secara historis keluarga telah menghilangkan berbagai fungsi-fungsi
karakteristik yang telah melayani anggota-anggotanya dan masyarakat. Beberapa sebab misalnya yaitu karena adanya perekonomian, pengaruh uang, produksi atau
pengaruh individualisme, sistem kekeluargaan ini menjadi kabur. Hal ini disebabkan karena urbanisasi, emansipasi sosial wanita dan adanya pembatasan kelahiran yang
disengaja. Akibat pengaruh-pengaruh perkembangan keluarga itu menyebabkan
hilangnya peranan-peranan sosial yaitu: 1
Keluarga berubah fungsinya, dari kesatuan yang menghasilkan menjadi kesatuan yang memakai semata-mata. Dahulu keluarga menghasilkan sendiri keluarganya,
Universitas Sumatera Utara
37
tetapi lama kelamaan fungsi ini semakin jarang karena telah dikerjakan oleh orang-orang tertentu.
2 Tugas untuk mendidik anak-anak sebagian besar diserahkan kepada sekolah-
sekolah, kecuali anak-anak kecil yang masih hidup dalm lingkungan keluarga. 3
Tugas bercengkerama di dalam keluarga menjadi mundur, karena tumbuhnya perkumpulan-perkumpulan modern, sehingga waktu untuk berada di tengah-
tengah keluarga makin lama makin sedikit Ahmadi, 2007: 223
2.3.5 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah:
1. Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala keluarga serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya. 2.
Istri sebagai ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
38
3. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual Ramlan, 2001.
2.4 Sosial Ekonomi
Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus
mencari jawaban bagaimana sumber daya bumi ini dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistim pemerintahan
yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotanya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat
ketika itu.
Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan, teman. Artinya
kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja, teman sekampung dan sebagainya. Artinya kawan adalah mereka orang-orang yang ada disekitar kita,
yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain Fahruddin, 2012:8. Kata sosial menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sementara dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut mahluk sosial yang
artinya bahwa manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya.
Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaiu “Oikos”yang artinya rumah tangga dan
“Nomos”artinya mengatur. Secara harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana.
Universitas Sumatera Utara
39
Seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam
posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dangan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status
Soekanto, 2007. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, kesehatan, sedangkan tingkat ekonomi seperti
pendapatan, jenis pekerjaan, pangan, dan investasi. Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor
yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh Mahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development
Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititikberatkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, pangan, pendapatan dan air yang sehat yang
didukung oleh pekerjaan yang layak. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi maka akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup manusia misalnya perumahan,
sandang, pangan,
kesehatan, pendidikan,
luas lahan
dan pendapatan
Susanto,1984:120. Menurut pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam
lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil
mencukupi hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
40
2.5 Kesejahteraan Sosial
Menurut Frienlander kesejahteraan sosial adalah system yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan social dan institusi-institusi yang dirancang untuk
membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial. Hal ini
memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.
Menurut UU No. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan social menyatakan bahwa kesejahteraan sosial kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Kesejahteraan sosial mempunyai tujuan yaitu : 1.
Mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi social
yang harmonis dengan lingkungan nya. 2.
Mencapai penyesuaian diri yang baik khusus nya dengan masyarakat dilingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan
mengembangkan taraf hidup yang memuaskan. Berdasarkan defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesejahteraan
sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional,sosial ekonomi, ataupun
kehidupan spiritual Fahrudin, 2012:8-10.
Universitas Sumatera Utara
41
2.6 Kerangka Pemikiran dan Bagan Alur Pikir
Anak-anak yang bekerja working children di Indonesia dapat disaksikan secara kasat mata dan keberadaan mereka tidak dapat disangkal. Kita bisa
menyaksikan nya dengan banyaknya fenomena-fenomena anak-anak yang bekerja layaknya orang dewasa baik itu bekerja di sector formal maupun informal. Mencari
nafkah ataupun mengorbankan waktu yang seharusnya untuk bermain dan belajar di sekolah digunakan anak-anak untuk bekerja. Anak yang bekerja merupakan anak
yang melakukan pekerjaan karena membantu orangtua baik dalam membantu pemenuhan kebutuhan sosial dan kebutuhan ekonomi keluarga. Anak yang bekerja
berasal dari berbagai latar belakang keluarga. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak mulai bekerja atau terpaksa
bekerja pada usia dini baik bekerja. Ada yang bekerja pada sector formal dan sector informal. Beberapa diantaranya disebabkan faktor kemiskinan, kondisi krisis
ekonomi, lemahnya penegakan hukum dibidang pengawasan umur minimum untuk bekerja dan kondisi pekerjaaan, faktor adanya urbanisasi, faktor sosial budaya.
Kehidupan keluarga atau orang tua yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari akibat tekanan kemiskinan memaksa anak untuk turut bekerja membantu
menghidupi ekonomi keluarga. Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu terpaksa harus bekerja, baik
membantu pekerjaan orang tua ataupun bekerja di luar rumah untuk membantu ekonomi keluarga. Kontribusi yang diberikan dapat berupa kondisi sosial ekonomi.
Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud meliputi kondisi perumahan, kondisi sandang dan pangan, kondisi pendapatan, kondisi pendidikan, dan kondisi kesehatan,.
Universitas Sumatera Utara
42
Selanjutnya memudahkan kita memahami bagaimana kontribusi anak bekerja terhadap ekonomi keluarga studi kasus anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan,
di Terminal Terpadu Amplas berikut ini disajikan bagan alur pikir.
Bagan alur pikir:
2.7 Defenisi Konsep
Konsep adalah bagian penting dari metodologi penelitian, karena apabila konsep penelitian, dibagun secara asal-asalan maka akan mengacaukan bagian
penting lainnya. Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Konsep
Sosial Ekonomi Keluarga:
1. Pendidikan 2. Kesehatan