Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Variabel Penelitian Metode Analisis Data

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan- catatan perusahaan yang ada. Data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari sittus http:www.idx.co.id.

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk pengujian hipotesis terdapat variabel laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas. Operasionalisasi dari ketiga variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Laba Bersih

Laba bersih yang diperoleh dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Penggunaan laba bersih sebagai variabel independen dikarenakan laba bersih adalah laba yang menunjukan kinerja dan pertanggungjawaban manajemen.

2. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi adalah arus kas yang diperoleh dari selisih penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi.

3. Variabel Dividen Kas

Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen kas. Besarnya dividen kas dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan pada bagian laporan perubahan ekuitas perusahan. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mencari keeratan hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi periode ini dengan nilai dividen kas yang dibagikan perusahaan.

F. Metode Analisis Data

Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan linear, maka haruaslah memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model linear Ghozali, 2005, melalui uji asumsi klasik, setelah data memenuhi asumsi klasik, maka data layak dianalisis lebih lanjut utuk pengujian hipotesis dengan analsis pengujian linear. Universitas Sumatera Utara

1. Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pernyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2005 : 110. Universitas Sumatera Utara b. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90 maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas Ghozali, 2005 : 57. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10 Ghozali, 2005 : 91. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali 2005 : 105, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan Universitas Sumatera Utara telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakuka uji gletser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001 : 69. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2005: 95. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston DW test.

2. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda multiple liner regresion adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Dimana : Y = Dividen Kas X 1 = Laba Bersih Universitas Sumatera Utara X 2 = Arus Kas Operasi Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Uji Simultan Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. b. Uji Parsial Uji t Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel indipendennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5, dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinas R 2 pada intinya mengukut seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005: 169. Universitas Sumatera Utara

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian