4
BAB II DASAR TEORI
Dasar teori akan menjelaskan tentang komponen pembentukan “pembangkit dan
pengenalan kode morse berbasis suara”, yang terdiri penjelasan kode morse, mic, sampling, normalisasi dan sliding window averaging.
2.1 Penjelasan Tentang Kode Morse
Kode morse adalah sistem representasi huruf-huruf, huruf-huruf yang diwakili dengan menggunakan kode “titik” “ • ” dan “garis” “ - ” yang telah di atur mewakili setiap karakter
sesuai dengan ketetapan yang disepakati seperti pada lampiran look up table. [1] Pada pengirim kode morse kita harus memperhatikan waktu yang diberikan pada
setiap kode “titik” dan “garis” yang mewakili setiap huruf, waktu yang diberikan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan yaitu 1 : 3 sesuai pada acuan [2]. Waktu yang
diberikan melingkupi, lama waktu pada masing- masing kode morse “titik” “.” dan “garis” “-
“ jeda waktu antara karakter atau jeda waktu antara kode titik “.” Dan garis “-”, jeda waktu antara huruf.
Perbedaan waktu inilah yang harus diperhatikan agar hasil suara keluaran pada morse dapat dibedakan antara kode yang mewakili huruf yang satu dengan lainnya.
2.2 Mic
Penulis juga menambahkan mic pada laptop 2 , penambahan mic bertujuan sebagai alat bantu tambahan bagi laptop 2 untuk menangkap suara keluaran kode morse dari laptop 1,
mikrofon yang digunakan adalah microfon jenis mini multimedia microphone Genius MIC- 01A. Spesifikasi dari mini multimedia microphone Genius MIC-01A dapat dilihat pada table
2.1.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.1. Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A Tabel 2.1. Spesifikasi Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A
Frequency Response 100Hz~10KHz
Sensitivity -62dB
Output Impedance 2.2KΩ 1KHz
Cable length 3.0 Meters
Audio Output Connector 3.5mm Stereo Audio Plug
2.3 Sampling
Sampling adalah proses pengambilan sebuah sinyal terhadap waktu tertentu. Dalam proses sampling, sinyal suara yang diambil akan menjadi gelombang diskrit. Pada saat proses
sampling , nilai frekuensi sampling harus diperhatikan. Frekuensi sampling merupakan laju pengambilan yang menandakan banyak pengambilan sinyal analog dalam satu detik. Nilai
satuan frekuensi sampling yakni Hertz Hz. Harry Nyquist dari Bell Laboratory mempelajari proses sampling dan membuat kriteria untuk menentukan laju sampling sampling rate
minimun untuk sinyal analog kontinyu [4]. Nilai frekuensi sampling sebaiknya tertuju pada kriteria Nyquist. Saat ini laju sampling minimum dikenal sebagai Nyquist sampling rate yang
menyatakan bahwa frekuensi sampling minimal harus dua kali lebih besar dari frekuensi tertinggi dari sinyal yang disampling tersebut [5]. Rumus pada kriteia Nyquist dapat dituliskan.
Keterangan : F
s
= frekuensi sampling Hz F
m
= frekuensi sinyal analog Hz
2.4 Normalisasi