Musik Klasik dan Proses Sosial

11 dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syair- syair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan. Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama musiknya seperti termasuk yang paling dikenal dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.

1.3.9. Fungsi Pemersatu Bangsa

Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan national anthem yang mewakili citarasa estetik, semangat kebangsaan, dan watak dari budaya masing-masing. Lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Keaneka-ragaman budaya yang sangat banyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa; Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya antara lain Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung, dan Syukur.

1.3.10. Fungsi Promosi Dagang

Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju.

1.4. Musik Klasik dan Proses Sosial

Di unduh dari : Bukupaket.com 12 Di atas telah disinggung berbagai pemahaman musik serta fungainya sehingga dapat kita maklumi bahwa musik memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan manusia pada umumnya dan pada kebudayaan tertentu khususnya. Keberadaan musik pada suatu kebudayaan adalah statu yang wajar karena ia adalah bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari ciri kebudayaan universal. Manfaat dan fungsi musik sebagaimana yang telah diuraikan di atas mengandung pengertian atau definisi bahwa musik ialah proses sosial. Walaupun musik klasik termasuk ke dalam kategori musik seni yang mengutamakan segi estetik dan artistik namun dalam beberapa kesempatan secara insidental juga digunakan sebagai proses sosial. Jenis musik klasik yang digunakan dalam proses sosial seperti misalnya, resepsi perkawinan, pengangkatan jabatan, perayaan-perayaan, dan sebagainya, biasanya dipilih yang ringan atau bersifat menghibur. 1.5 Musik Klasik dan Ekspresi Artistik Walaupun sama-sama memiliki fungsi menghibur, perbedaan musik klasik dengan jenis-jenis musik hiburan lainnya adalah: Sementara musik hiburan melayani kebutuhan pelepas lelah maka musik klasik melayani rasa haus estetik dan artistik yang lebih tinggi. Pada musik hiburan audiens cenderung dilayani sehingga tidak perlu repot-repot mencurahkan perhatiannya. Dengan kata lain audiens cenderung bersikap pasif. Pada musik klasik audiens tidak semata-mata dilayani tapi juga disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari sudut-sudut kenikmatan dalam suatu karya musik. Sehubungan dengan itu musik hiburan biasanya sederhana sedangkan kekuatannya terletak pada lirik yang didukung oleh melodi sederhana yang logis. Dari segi sitem musikal sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan di antara musik hiburan dengan musik klasik diatonis; misalnya di antara lagi Ebied G. Ade dan sonata W.A. Mozart. Namun pengolahannya yang mendalam pada musik klasik sehingga mampu mewadahi tidak hanya semata-mata ekspresi estetis namun juga artistik. Audiens musik klasik tidak melulu membutuhkan hiburan tapi secara aktif membutuhkan kenikmatan estetis dan artistik. Guna memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai musik klasik maka pada bab berikutnya akan dibahas latar sejarah singkat musik klasik. Di unduh dari : Bukupaket.com 13

BAB 2 DOMINASI SISTEM TONAL DALAM SEJARAH MUSIK KLASIK

Musik klasik yang hidup pada masa sekarang telah berkembang kepada bentuk-bentuk kompleks dan sukar dideteksi. Perkembangan tersebut ternyata memiliki latar belakang sejarah yang panjang dan unik. Mungkin tidak banyak orang yang memahami bahwa sejarah awal musik klasik tidak hanya memiliki hubungan latar belakang dengan konsep- konsep filosofis namun juga dengan konsep-konsep bilangan. Konsep tersebut tidak hanya menjadi landasan pengembangan musik namun juga estetika secara umum, estetika musik, dan bahkan juga dasar pijakan bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern. Konsep bilangan dasar Pythagoras abad ke-6 SM, tetraktys, yang menyangkut perbandingan tersebut kemudian mengalami perkembangan berabad- abad, mencapai kesempurnaan, mengalami eksplorasi, hingga akhirnya dianggap usang dengan ditemukannya konsep-konsep baru yang tidak tergantung dari konsep dasar tersebut. Sebelum memahami perkembangan musik klasik secara lebih rinci, terlebih dahulu dalam bab ini akan ditinjau secara umum perkiraan asal mula musik, evolusi teori awal sistem diatonis, dominasi sistem diatonis.

2.1. Perkiraan Awal Mula Musik

Untuk memperkirakan asal mula keberadaan musik, pada mulanya para ahli menggunakan teori-teori antropologi klasik, khususnya teori evolusi kebudayaan. Walaupun dalam beberapa hal teori evolusi kebudayaan mendapat kecaman sejak berkembangnya kritik tajam terhadap teori evolusi perkembangan manusia sejak masa purba, namun hingga saat ini masih tetap digunakan untuk beberapa keperluan studi sejarah musik. Sehubungan dengan itu sebelum membahas perkiraan awal mula musik maka terlebih dahulu akan dijelaskan dasar-dasar pengetahuan teori evolusi. 2.1.1. Landasan Teoretik Rekonstruksi Sejarah Musik Teori evolusi mulanya dikembangkan dalam Biologi oleh Charles Darwin 1809-1882 dalam The Origin of Species 1859, kemudian menjadi konsep evolusi sosial universal. Pada paruh kedua abad ke-19, teori ini telah mempengaruhi pemikiran para cendekiawan dari berbagai bidang ilmu sosial seperti untuk menyelidiki asal mula kelompok keluarga, negara, dan religi. Teori evolusi sosial memandang bahwa segala sesuatu dalam kehidupan manusia telah berkembang dengan lambat dari tingkat-tingkat yang sederhana hingga kompleks Koentjaraningrat, 1987: 22-31. Di unduh dari : Bukupaket.com