Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
87
a. Kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung sebagai
tempat menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari. b.
Tingkat kemakmuran warga kota yang dilihat dari daya belinya. c.
Tingkat pendidikan dan kebudayaan penduduk masing-masing kota. d.
Sarana dan prasarana dalam kota yang memadai. Sebagai pusat kegiatan kota harus dilengkapi fasilitas yang mendukung
aktivitas masyarakat. Adapun fasilitas-fasilitas yang harus dimiliki kota antara lain sebagai berikut.
a. Fasilitas untuk perkantoran, permukiman, pendidikan, pasar,
pertokoan, bioskop rumah sakit, dan sebagainya. b.
Fasilitas perhubungan baik berupa jaringan jalan maupun jaringan telepon. c.
Taman-taman kota, alun-alun, lapangan olah raga, taman bemain dan rekreasi keluarga, dan areal parkir yang memadai.
Lambat dan cepatnya perkembangan kota menunjukkan dinamika sosial masyarakat yang berbeda. Salah satu faktor yang mendominasi
adalah morfologi. Kota dengan morfologi datar akan lebih cepat berkembang dibandingkan kota dengan morfologi perbukitan.
Adanya berbagai fasilitas dan beragamnya aktivitas masyarakat kota membentuk struktur kota yang berbeda dengan struktur di desa. Struktur
ruang kota dapat di ukur berdasarkan kerapatan bruto dan kerapatan netto. Kerapatan bruto adalah ukuran yang meliputi bangunan gudang, tempat
parkir, tempat bongkar muat, rel kereta api dan jalan di dalam kawasan pabrik, ruang terbuka taman, serta ruang yang belum terpakai. Sedangkan
kerapatan netto adalah ukuran yang hanya meliputi bangunan yang efektif digunakan, misalnya untuk bangunan pabrik meliputi gudang, tempat parkir,
dan tempat bongkar muat saja.
Kota ideal adalah kota yang mempu mengakomodasi dan menye- laraskan antara aktivitas masyarakat dan bentuk penggunaan lahannya.
Untuk itu banyak pemikiran tentang konsep kota ideal yang diwujudkan dalam teori-teori kota ideal.
a. Holmer Hoyt
Sector Theory
Holmer Hoyt berpendapat bahwa struktur ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor dari pada berdasarkan lingkaran-
lingkaran konsentrik. CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menye-rupai
irisan kue bolu. Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan
transportasi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pola Keruangan Desa-Kota
88
Susunan kota menurut teori sektor Gambar 4.11.
1. Sektor pusat kegiatan bisnis yang
terdiri atas bangunan-bangunan kontor, hotel, bank, bioskop, pasar,
dan pusat perbelanjaan.
2. Sektor kawasan industri ringan dan
perdagangan. 3.
Sektor kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman kaum
buruh.
4. Sektor permukiman kaum menengah
atau sektor madya wisma. 5.
Sektor permukiman adi wisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas
yang terdiri dari para eksekutif dan pejabat.
b. Ernes W. Burgess Teori Memusat
Konsentris
Burgess mengemukakan teori memu- sat atau konsentris yang menyatakan bahwa
daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam zona Gambar 4.12.
1. Zona pusat daerah kegiatan
Central Business District, yang merupakan
pusat pertokoan besar, gedung perkan- toran yang bertingkat, bank, museum,
hotel restoran dan sebagainya.
2. Zona peralihan atau zona transisi, me-
rupakan daerah kegiatan. Penduduk zona ini tidak stabil, baik dilihat dari
tempat tinggal maupun sosial ekonomi. Daerah ini sering ditemui kawasan
permukiman kumuh yang disebut slum karena zona ini dihuni penduduk
miskin. Namun demikian sebenarnya zona ini merupakan zona pengem-
bangan industri sekaligus menghu- bungkan antara pusat kota dengan
daerah di luarnya.
1 2
3 3
3 3
4
5
4 3
2 3
Holmer Hoyt
Sector Theory
Gambar 4.11 Struktur kota berdasarkan teori sektor oleh Homer
Hoyt, 1 daerah dagang; 2 pabrik-pabrik ringan; 3 rumah-rumah kecil; 4 rumah-rumah sedang; 5 rumah-
rumah besar milik orang kaya; 6 pabrik-pabrik besar; 7 daerah dagang dipinggir kota; 8 rumah para pegawai di
luar kota yang kerja dalam kota; 9 daerah industri di luar kota; 10 daerah para pelaju commuters.
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Concentric Zone Theory 1
2 3
4 5
10
Burgess
Gambar 4.12 Struktur kota berdasarkan teori konsentris oleh Ernest
.W. Burgess., 1 daerah dagang; 2 pabrik-pabrik ringan; 3 rumah-rumah kecil; 4 rumah-rumah sedang; 5
rumah-rumah besar milik orang kaya; 6 pabrik-pabrik besar; 7 daerah dagang dipinggir kota; 8 rumah para
pegawai di luar kota yang kerja dalam kota; 9 daerah industri di luar kota; 10 daerah para pelaju commuters.
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Di unduh dari : Bukupaket.com
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
89
3. Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena
dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang
kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini
workingmens homes. 4.
Zona permukiman kelas menengah residential zone, merupakan
kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas
proletar.
5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai
dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan
pejabat tinggi.
6. Zona penglaju
commuters, merupakan daerah yang yang memasuki daerah belakang
hinterland atau merupakan batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran.
c. CD Harris EL Ullman Teori Berganda