tertutup untuk ruas Waru-Gempol. Bersamaan dengan dibentuk dan dioperasikan- nya Cabang Surabaya-Gempol maka jalan layang tol Wonokromo diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Kodya Surabaya melalui Keputusan Presiden nomor : 24 tahun 1986 diktum keempat yaitu jalan layang tol Wonokromo dikembalikan
statusnya sebagai jalan umum tanpa tol, sedangkan karyawan Ranting Khusus Wonokromo statusnya menjadi karyawan Cabang Surabaya-Gempol. Kemudian
pada tahun 1994 Ranting Mojokerto bergabung dengan Cabang Surabaya-Gempol dan status Ranting Mojokerto menjadi Gerbang Tol sesuai dengan Keputusan
Direksi nomor : 066KPTS1994 tentang penggabungan organisasi Cabang Surabaya-Gempol dan Ranting Mojokerto, hingga kemudian nama Cabang
Surabaya-Gempol namanya berubah menjadi Cabang Surabaya-Gempol- Mojokerto. Kemudian pada tahun 2003 tepatnya tanggal 11 Juni 2003 Tol
Mojokerto menjadi jalan bukan tol, hal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden nomor : 37 tahun 2003, dan walaupun Tol Mojokerto sudah menjadi jalan bukan
tol namun seluruh aset dan untuk pemeliharaannya masih berada dan menjadi tanggung jawab PT. Jasa Marga Persero Tbk.
Sumber : http:www.jasamarga.cominfo-perusahaan.html
, 20 April 2011
2.1.2 Visi dan Misi
Sejalan dengan perubahan perundang undangan dan Peraturan Pemerintah mengenai jalan tol melalui UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan PP No.15
Tahun 2005 tentang Jalan Tol, dimana peran Jasa Marga yang semula sebagai otorisator, pengembang dan operator, berubah menjadi pengembang dan operator
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
saja, maka Perusahaan sejak tahun 2006 telah mengubah visi dan misinya menjadi sebagai berikut:
1. Visi Menjadi Perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian
jalan tol, menjadi pemimpin leader dalam industri jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia, serta memiliki daya saing yang
tinggi di tingkat Nasional dan Regional. 2. Misi
Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga Perusahaan menguasai paling sedikit 50 panjang jalan tol di Indonesia dan usaha terkait
lainnya, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan Perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunaan
teknologi yang optimal dan penerapan kaidah-kaidah manajemen Perusahaan modern dengan tata kelola yang baik. Sumber:
http:www.jasamarga.cominfo- perusahaan.html
, 20 April 2011
2.1.3 Kebijakan Mutu
Sebagai penyelenggara jasa jalan tol di Indonesia, Jasa Marga selalu berupaya meningkatkan pelayanan untuk mencapai sasaran mutu lancar, aman, dan nyaman.
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, Jasa Marga menerapkan sistem mutu sesuai dengan standar ISO 9001:2000 dan untuk mendukung komitmen tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jasa Marga mempunyai kebijakan sebagai berikut:
1. Mengusahakan jasa pelayanan yang bermutu tinggi untuk memenuhi
kelancaran, keamanan dan kenyamanan pelanggan. 2.
Mendorong seluruh karyawan untuk selalu meningkatkan keterampilan dan keahlian serta selalu bertanggung jawab dan tertib dalam menjalankan
tugas melayani pelanggan. 3.
Menyempurnakan sistem dan lingkungan kerja keras secara terus menerus ke arah yang telah efektif dan efisien untuk mendukung tercapainya mutu
pelayanan. Sumber: http:www.jasamarga.cominfo-perusahaan.html
, 20 April 2011
2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan