Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Masa Pasal 23 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1.Latarbelakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkanPancasila danUdang-undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang sangat pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan seluruh potensi masyarakat. Agar proses pembangunan selanjutnya berjalan lancer perlu adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara Angaran pendapatan dan Belanja Negara secara dinamis dan proposional dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

Pebangunan yang dilakukan oleh Indonesia disegalabidang yaitu : 1. Bidang ekonomi

2. Sosial budaya 3. Hukum

Bidang-bidang tersebut mempunyai tujuan yang sama dengan yang terdapa tpada pembukuan undang-undang Dasar 1945 alenia ke empat yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejaterahkan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung trusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejatraan rakyat baik material maupun seperitual untuk merealisasikan tujuantersebut perlubanyak memperhatikan masalah pembiayaan


(2)

pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujutkan kemandirian suatu bangsa-bangsa yaitu dengan mengali sumber daya yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk biaya pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan Nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyrakat besama-sama pemerintah.

Pajak menjadi andalan utama bagi sebuah Negara yang mempunyai tekad kemandirian dalam pembiayaan pembangunan. Tanpa adanya pemasokan pajak, maka Negara tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh karena itu pemerintah patut meningkatkantax rasioyang masih rendah.

Kebijakan pajak menjadi instrument penting dalam suatu Negara untuk mening katkan pendapatan pajak dan membiayai pembangunan bagi masyarakat, terutama dalam pembangunan danpengem bangan Negara dimana pajak merupakan sumber utama pendapatan Negara, yang dapat membuat stabilitas ekonomi dan pembangunan ekonomi yang merata dalamsuatu Negara.

Peranan pajak dalam suatu Negara sangatlah besar disamping dapat meningkatkan pendapatan Negara dan mensejaterahkan rakyat karena semakin tingginya pendapatan pajak suatu Negara maka semakin makmur kehidupan rakyat ini dan semakin tertutupi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembanguanan Negara. .

Masalah yang dihadapi dalam suatu Negara untuk menikatkan pendapatan pajak dalam suatu Negara adalah sulitnya kesadaran wajib


(3)

pajak untuk mebayar pajak dan kepatuhan pajak dan palayanan kator pelayanan pajak (KPP) yang kurang, sehingga membuat wajib pajak menghidari pajak dan hal ini berdanpak besar bagi penerimaan pajak untuk menekan kerendahan pendapatan pajak.

Dan untuk menghadapi kendala-kendala yang terurai di atas maka untuk mencapai hasil yang maksimal pemerintah melalui Direktorat Jendaral Pajak membentuk lembaga pendidikan yang mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di bidang perpajakan yang dapat memberikan kontribusi dari semua lapisan masyarakat. Dengan diadakannya perguruantinggi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satu caranya adalah bekerja sama dengan lembaga perpajakan, dimana salah satu kegiatannya adalah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertujuan untuk menyelaraskan teori yang didapat dengan kegiatan yang sebenarnya dilapangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dalam kerja praktek ini tertarik untuk melakukan penelitian terhadap tinjauan prosedur atas prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur dengan judul :“Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur”.


(4)

1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud penulis mengadakan kerja praktek ini adalah untuk mengetahuitinjauan atas Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur. Sedangkan tujuan penelitian dalam Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur.

2. Untuk Mengetahui hambatan-hambatan dan upaya penanggulangan Dalam penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Pada dasarnya kerja praktek merupakan suatu implementasi dari teori menjadi praktek. Dari pelaksanaan kerja praktek lapangan ini penulis mengharapkan banyak manfaat dan kegunaan yang diperoleh baik bagi penulis, pihak intansi maupun pihak lain yang terkait.

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap akuntansi pajak khususnya mengenai analisa proses penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23, juga sebagai sarana untuk mengklasifikasikan ilmu


(5)

pengetahuan yang telah diproleh dibangku kuliah dan dibandingkan dengan keadaan dilapangan.

2. Bagi Instansi

Semoga hasil penelitian/ kerjapraktek ini diharapkandapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pajak terutama dalam masalah penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 dan Sebagai bahan masukan tentang prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur .

3. Bagi Pihak Lain

Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan referensi atau masukan tambahan bagi yang membutuhkan dan sebagai saran untuk penelitian yang berhubungan dengan penulisan ini.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam menyusun Laporan Kerja Peraktek ini, penulis mengunakan dengan metode BLOK RELEAS yaitu, penelitian yang di lakukan pada waktu tertentu dalam waktu satubulan. Sedangkan dalam penulisan penulis mengunakan metode deskriftif yaitu suatu metode yang menggambarkan dan melaporkan suatu kejadian atau pristiwa pada waktu peneliti mengadakanp enelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakana dalah :


(6)

Penulis melakukan Tanya jawab secara langsung kepada para karyawan (narasumber) tentanghal-hal yang berhubungan dengan oprasional kerja dimana penulis ditempatkan.

2. Pengamatan Langsung (Observasi)

Penulis mengamati dan mempelajari secara langsung dilapangan mengenai aturan-aturan prosedur penghapusan SPT PPh pasal 23 atas wajib pajak orang pribadi.

3. Studi Pustaka

Penulis mencari literature yang berhubungan dengan topic laporan seperti buku-buku perpustakaan dan laporan yang di duplikasikan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.5. Lokasidan Waktu Penelitian

Penulis ini meneliti tentang tinjauan atas prosedur penerimaan SPT PPh (PajakPenghasilan) masa pasal 23 atas wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Cianjur. Adapun waktu praktek kerja lapangan sendiri ini dimulai tanggal 04 Juli 2011 sampai dengan tanggal 05 Agustus 2011. Berikutdata perusahaan yang bersangkutan :

Nama : Kantor Pelayan Pajak Pratama Cianjur

Alamat : Jl. Raya Cianjur-Bandung KM. 3


(7)

Waktu Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 s/d 5 Agustus 2011.

Tabel 1.1

AktivitasKerjaPraktekdan Kantor

No Hari Waktu Keterangan

1 Senin-Jumat

07.30 – 17.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB

AktivitasKerja Istirahat

2 Sabtu Libur

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan Permohonan KKP

2 Mencari Tempat KKP 3 Pelaksanaan KKP 5 Mengajukan Judul 6 Mencari Data KKP 7 Membuat Lap. KKP

Bimbingan Lap. KKP a. Judul

b. BAB I c. BAB II d. BAB III e. BAB IV

KEGIATAN NO

BULAN

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

Tabel 1.2


(8)

8

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 SEJARAH KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIANJUR

Kantor Pelayanan Pajak (KKP) Pratama Cianjur secara Geografis dan administratif berada di bawah kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak jawa barat I yang berkedudukan di bandung.

KKP Pratama Cianjur di bentuk berdasarkan surat keputusan menteri keuangan republik Indonesia No.276/KMK/.01/1989, tanggal 25 maret 1989 dengan kriteria Type B, yang pada saat itu bernama kantor inpeksi pajak (KIP) cianjur. Dengan perkembangan tugas yang semakin bertambah seiring meningkat dan meluasnnya potensi ekonomi kabupaten cianjur maka dalam rangka reorganisasi Direktorat jenderal pajak 1997 maka di bentuk kantor pelayanan Pajak Cianjur, dimana wilayah kerja KKP cianjur adalah meliputi seluruh wilayah administrasi kabupaten daerah tingkat II Cianjur seluas 350.148 ha, yang terdiri dari 24 kecamatan dan 2 kemantren.

Sebelum menjadi KKP Cianjur, wilayah kabupaten cianjur termasuk dalam wilayah kerja Kantor Inpeksi Pajak (KIP) Sukabumi sebagai kantor dinas luar (KDL) Tingkat I. pada tahap awal berdirinya, KKP cianjur menempati gedung KDL Tingkat I di jalan siliwangi No.71 Cianjur dan menyewa gedung yang terletak di jl. Sililwangi Ir,H. Juanda No.88 Cianjur. Gedung yang terletak di jl. Siliwangi No.71 Cianjur di


(9)

tempati oleh seksi penagihan dan seksi penerimaan/keberatan. kepala kantor dan seksi-seksi lainnya menempati gedung di Jl.Ir.H Juanda No.88 Cianjur.

Pada tahun 1993 KKP Pratama Cianjur mendapat dana untuk pembelian tanah seluas 3850 M2 di Jl. Arief Rahman Hakim No 55 Cianjur. Pada tahun 1996 KKP Pratam Cianjur mendapat dana lagi untuk proyek pembangunan gedung, dan sejak tahun itu bangun gedung KKP Ciajur berlantai II dengan luas bangunan 1900 M2. Gedung tersebut selesai di bangun pada bulan oktober 1997 dan di resmikan oleh direktur jenderal pajak Dr. Fuad Bawazier pada tanggal 24 november 1997. Semenjak itu seluruh kegiatan KKP Cianjur dilakukan dalam satu gedung dengan alamat Jl. Arief Rahman Hakim No. 55 Cianjur. Dan pada awal bulan September tahun 2007, Direktur jenderal pajak mencetus untuk menggabungkan Kantor Palayanan Pajak (KKP) dengan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan bangunan menjadi kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur dan bertempat dalam satu gedung yaitu di Jl. Raya Bandung KM 3 Cianjur, hal ini bertujuan agar memudahkan kepada wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakanya.


(10)

2.2 Visi dan Misi Kantor PelayananPajakPratamaCianjur

Adapun Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak yang harus diwujudkan dengan kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur yaitu:

1. Visi Direktorat Jenderal Pajak

Menjadi model Pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia, yang dipercaya dan di banggakan masyarakat.

2. Misi Direktorat Jenderal Pajak a. Fiskal

Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan UU Perpajakan dengan tingkat efesiensi yang tinggi. b. Ekonomi

Mendukung kebijakan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan bijaksana.

c. Politik

Mendukung proses demokratisasi bangsa. d. Kelembagaan

Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknologi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.


(11)

8

2.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi sangat penting untuk terlaksananya fungsi pengorganisasian dengan baik, sebab dengan adanya struktur organisasi akan terlihat dengan jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang terdapat dalam hirearki organisasi dan ini akan memudahkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Gambar 2.1 StrukturOganisai

KANTOR PEMERIKSAAN DAN

PENYIDIKAN PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

KKP PRATAMA

KEPALA KANTOR

SUBAGIAN UMUM

SEKSI EKSTENTIFIKASI

PERPAJAKAN

SEKSI

PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

SEKSI PELAYANAN

SEKSI PENGAWASAN DAN

KONSULTASI

SEKSI PEMERIKSAAN

SEKSI PENAGIHAN

KELOMPOK FUNGSIONAL JABATAN


(12)

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIANJUR

Gamabar 2.2.StrukturOrganisasi KPP

Kepala KPP Pratama Cianjur Siscka Mirela Juniati

NIP. 060087419 Kepala Seksi Penagihan Waloyo Imam Santoso NIP.060055352 2 Kepala Seksi Pelayanan Suyono,SE NIP.0600556 87 Kepala Seksi Pengolahan Data Dan Informasi Sujud Sujana NIP.06005027 9 Kepala Sub.Bag.Umum Bambang Siswanto NIP.060059269 Pegawai pongsional 10 pegawai Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Furqon Aziz NIP.060093045 Kepala Seksi Pemeriksaan Antonios Yogi Purbantoro NIP.060080250 Pjs. Kepala Seksi Ekstensifikasi M.Khusaeri NIP.06008342 1 Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Pornomo Yudiarto NIP.060078331 Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Ratih Kirana NIP. 060087320


(13)

8

2.4 Uraian TugasInstansi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

Adapun tugas dan wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah mengkoordinasikan dan mengagendakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang PPh, PPN/PPN-BM dan PTLL berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak.

2. Kasubag Umum

Dalam hal ini Kasubag Umum mempunyai tugas dan fungsi dalam mengkoordinasikan tugas pelayanan kesektariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha Kepegawaian, Keuangan serta Rumah Tangga dan Perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama menyusun laporan pemeriksaan sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran disiplin pegawai berdasarkan Peraturan Pemerintah dan melakukan pemberhentian gaji dan tunjangan terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengawasi pengumpulan atau perincian, menerima, pemecahan, penyortiran, pengindentifikasian, editing, perekaman data perpajakan, peminjaman data, penyajian data potensial, penatausahaan data masukan dan data


(14)

keluaran perpajakan, serta ekstensifikasi data wajib pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan untuk menyajikan informasi perpajakan yang diperlukan.

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Tugas dari seksi Pengawasan dan Konsultasi

a. Untuk mengawasi pembayaran pajak, untuk konsultasi wajib pajak terhadap keluhak atau ketidak cocokan yang terjadi pada wajib pajak.

b. Pengawasan penerbitan surat teguran kepada wajib pajak yang belum menyapaikan surat pemberitahuan (SPT)

c. Melakukan Pengawasan, penelitian dan analisa kepatuhan material wajib pajak

5. Seksi Pelayanan

Prosedur kerja pada bagian Seksi Pelayanan secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Mentatausahakan surat-surat masuk untuk seksi pelayanan. Bagian pelayanan mentatausahakan surat-surat yang diterima untuk bagian pelayanan. Surat-surat tersebut kemudian diteliti untuk dibuat suat jawaban, kemudian diteruskan kepada Subag Umum.

b. Menyelesaikan registrasi wajib pajak

Dalam menyelesaikan registrasi wajib pajak bagian pelayanan menerima, meneliti, dan merekam data wajib pajak yang akan menyelesaikan registrasinya, baik itu untuk pembuatan


(15)

kartuNPWP ataupun untuk pembuatan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

c. Mengadministrasikan Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Pemberitahuan masa PPN dan SPT masa PPh

Dalam hal ini pelaksana bagian pelayanan menerima, meneliti dan merekam SPT yang diterima dari Wajib pajak kemudian mencetaknya dan memaraf pada Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) untuk dilampirkan pada SPT

6. Seksi Pemeriksaan

Fungsi dari Seksi Pemeriksaan adalah mengkoordinasikan pelaksana penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksana aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi perpajakan lainnya berdasarkan ketentuan yang berlaku. Seksi pemeriksaan hanya ,e,erilsa secara fisik administrasi atau hanya dokumen-dokumen wajib pajak saja, sedangkan yang memeriksa atau mengevaluasi langsung ke lapangan adalah Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun tugas-tugas yang dikerjakan oleh seksi pemeriksaan yaitu sebagai berikut :

a. Membuat rencana kerja tahunan seksi pemeriksaan

b. Meminjam berkas dan data wajib pajak dari seksi pelayanan dan seksi pengolahan data dan Informasi.Pada hal ini, salah seorang pelaksana pada seksi pemeriksaan membuat nota peminjaman


(16)

berkas dan data wajib pajak sesuai dengan daftar nominatif wajib pajak yang akan diperiksa. Kemudian menyampaikan berkas tersebut kepada tim pemeriksa melalui ketua Kelompok Jabatan Fungsional pemeriksaan pajak, selanjutnya mengembalikan tanda terima ke seksi pelayanan dan Seksi Pengolahan data dan Informasi.

c. Memeriksa SPT tahunan/ SPT masa

Dalam hal ini bagian pemeriksaan memeriksa SPT yang lebih dalam pembayaran ataupun yang kurang bayar. Selain dari tugas-tugas tersebut diatas seksi pemeriksaan juga bertugas dalam penghapusan NPWP, tetapi dalam penghapusan NPWP bagian pemeriksaan hanya menerima dan meneliti administrasi wajib pajak yang berupa dokumen, sedangkan yang memeriksa ke lapangan bagian Fungsional.

7. Seksi Penagihan

a. Mengkoordinasikan piutang pajak dan tunggakan pajak b. Pelaksanaan penagihan

c. Pembuatan Nota perhitungan SPT bunga penagihan

d. Pelaksanaan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak e. Penghapusan piutang pajak serta menyiapkan laporan dibidang

penagihan sesuai ketentuan yang berlaku guna ketertiban dalam administrasi penagihan pajak pada KPP.


(17)

8. Seksi Eksensifikasi

a Penilaian PBB non Fungsional

- Melaksanakan pengecekan, penelitian, dan kelengkapan berkas wajib pajak OP PBB yang mengajukan data baru, mutasi, pembetulan dan pembatalan SPPT PBB serta mengadministrasikan berkas Wajib Pajak OP PBB yang telah diselesaikan.

- Pengawasan Pendataan Objek Pajak dalam rangka SISMIOP - Pembuatan Klasifikasi ZNT/NIR

- Merespon/ menjawab surat-surat Wajib Pajak OP PBB

- Pembentukan data update peta digital pada program Smart Map - Mengumpulkan Data Nilai Pasar Properti

- Update Daftar Biaya dan Komponen Bangunan

b Pengolahan dan Penata Usaha Data dan Potensi Perpajakan (Intensifikasi dan Ekstensifikasi)

- Melaksanakan penatausahaan surat masuk dan surat keluar - Membuat laporan – laporan (mingguan, bulanan, Triwulan)

- Melaksanakan SE-06/PJ.9/2001, PER-175/PJ/2006 dan PER-16/2007 - Membuat rencana Penggalian Potensi Perpajakan

- Membuat kartu jalan yang bersumber dari pemutakhiran data PBB/KPP

- Membuat himbauan data alat keterangan yang bersumber dari kata PPAT, KPP/KPP Pratama Lainnya dan Canvassing


(18)

-9. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas dari kelompok jabatan Fungsional yaitu sebagai berikut :

a. Mengadakan pemeriksaan sederhana lapangan kelompok Fungsional bertugas memeriksa ke lapangan tentang wajib pajak berdasarkan dengan surat pemerintahan

b. Membuat daftar hasil pengamatan/ pemeriksaan ke lapangan

c. Meminjam data wajib pajak pada bagian Pelayanan dan bagian Pengolahan Data dan Informasi untuk memperlancar proses pemeiksaan ke lapangan.


(19)

19

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, penulis ditempatkan di bagian pelayanan. Bidang kajian dalam pelaksanaan kerja praktek yang penulis laksanakan adalah di bidang perpajakan yang memfokuskan pada prosedur penerimaan dan pengolahan SPT Masa PPh Pasal 23 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

3.1.1 Definisi yang Berhubungan dengan Perpajakan 3.1.1.1 Pengertian Pajak

Didalam melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan dari pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan oleh karena itu pula dikelola untuk meningkatkan peran serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya, maka untuk mewujudkan tujuan dalam melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional, salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat menunjang untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983

Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagai berikut: “Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara oleh yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan


(20)

untuk digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Definisi pajak menurut Andriani yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodihardjo (2003)adalah sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelengarakan pemerintahan”.

Menurut Prof. Dr. P.J.A Adriani yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo dalam buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak “

mengemukakan bahwa :

“Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

(2000 : 2 )

Sedangkan pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.,

dalam buku “Teori Perpajakan dan Kasus” mengemukakan bahwa definisi pajak adalah :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjuk. Dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

(2007 : 1)

Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi :

“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”.


(21)

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan tentang cirri-ciri atau unsur pokok yang terdapat pada pengertian pajak yaitu:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidakdapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya terdapat surplus, diperuntukan untuk membiayai public investment.

5. Pajak pula mempunyai fungsi sebagai budgetair dan regulerend.

3.1.1.2 Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri pajak yang diatas ada dua fungsi pajak yaitu: 1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Contoh : Dimasukannnya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam Negeri.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan-kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.


(22)

Contoh : Dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minumankeras dan terhadap barang mewah pula, sehingga penggunaannya dapat ditekan dan dibatasi.

3.1.1.3 Jenis - Jenis Pajak

Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi dalam berbagai kelompok pajak. Pengelompokan jenis pajak dapat dibagi atas:

1. Berdasarkan Golongan

Pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada oranglain atau pihak lain.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) yang harus dibayar atau ditanggung oleh pihak pihak tertentu yang memproleh penghasilan tersebut.

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada oranglain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terjadi karena terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa. Pajak ini dibayarkan oleh produsen tetapi dapat dibebankan kepadakonsumen baik secara eksplisit maupun implicit (dimasukan dalam harga jual barang atau jasa).


(23)

2. Berdasarkan Sifatnya

Pembagian pajak menurut sifatnya dimaksudkan pembedaan dan pembagiaannya berdasarkan ciri-ciri prinsip :

a. Pajak subjektif adalah yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. Contoh: Dalam PPh terdapat subjek pajak (wajib pajak) dan harus

memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status perkawinan, banyaknya tanggungan, dan lainnya), hal ini selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan yang tidak kena pajak.

b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaaan, perbuatan, atau pristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan subjek pajak maupun tempat tingggal.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

3. Dasar Hukum

Landasan hukum pajak penghasilan adalah Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

3.1.2 Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) 3.1.2.1 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat pemberitahuan (SPT) merupakam dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang


(24)

diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang. Sementara itu pengertian SPT sendiri dalam pasal 1 butir 10 UU KUP dijelaskan bahwa “Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada dasarnya SPT harus diisi sendiri oleh wajib pajak karena wajib pajaklah yang mengetahui tentang transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan perpajakannya. Setelah diisi SPT harus dikembalikan atau disampaikan lagi ke Kantor Pelayanan Pajak dan wajib pajak akan diberi tanda terima SPT, namun jika disampaikan melalui kantor pos harus tercatat dan resi pos merupakan tanda bukti atas penyampaian SPT tersebut. SPT sendiri memiliki jangka waktu penyampaian yaitu untuk :

1. SPT masa selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir masa pajak 2. SPT tahunan selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir tahun

3.1.2.2 Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Fungsi dari SPT sendiri bagi wajib pajak adalah:

a. Memberikan data dan angka yang relevan dengan penghitungan kena pajak

b. Menentukan besarnya pajak yang harus dibayar

c. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan oleh wajib pajak

d. Melaporkan pembayaran dari kegiatan pemotongan atau pemungutan pajak


(25)

e. Melaporkan pembayaran pajak yang dipungut. Terdapat dua macam SPT yaitu:

1. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.

2. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

3.1.3 Pajak Penghasilan Pasal 23 3.1.3.1 Pengertian PPh Pasal 23

Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan pajak penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

3.1.3.2 Subjek Pajak PPh Pasal 23

Subjek pajak atau penerima penghasilan yang dipotong pajak penghasilan Pasal 23 adalah wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Pemotong Pajak PPh Pasal 23: 1. Badan pemerintah.

2. Subjek pajak badan dalam negeri. 3. Penyelenggara kegiatan.

4. Bentuk Usaha Tetap.


(26)

6. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23, yaitu :

a. Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut adalah camat, pengacara, dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas, atau

b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran berupa sewa.

3.1.3.3 Objek PPh Pasal 23

Jenis penghasilan atau jasa yang termasuk objek PPh Pasal 23 diantaranya: 1. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis.

2. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.

3. Royalti.

4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus kendaraan angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis.

6. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunan harta selain kendaraan angkutan darat, dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis, kecuali sewa dan


(27)

penghasilan lain sehubungan dengan persewaan tanah dan atau bangunan yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final.

7. Jasa teknik

Adalah pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan dan ilmu pengetahuan.

8. Jasa manajemen.

Adalah pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan manjemen dalam balas jasa berupa imbalan manajemen (management fee).

9. Jasa konsultan.

10. Jasa lain yang meliputi:

a. Jasa penilai (appraisal); b. Jasa aktuaris;

c. Jasa akuntansi;

d. Jasa perancang (design);

e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi, kecuali yang dilakukan oleh BUT;

f. Jasa penunjang di bidang penamambangan migas;

g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas;

h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; i. Jasa penebangan hutan;


(28)

j. Jasa pengolahan limbah;

k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsearching services) l. Jasa perantara dan/atau keagenan;

m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga kecuali yang dilakukan Bursa Efek, KSEI, dan KPEI.

n. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan kecuali yang dilakukan KSEI;

o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/sulih sura; p. Jasa mixingfilm;

q. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perwatan, pemeliharaan dan perbaikan.

r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atay TV kabel selain yang dikakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagaipengusaha konstruksi;

s. Jasa perwatan/perbaikan/pemeliharaan mesin , peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel selain yang dikakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izindan/atau sertifikasi sebagaipengusaha konstruksi; t. Jasa makloon;

u. Jasa penyelidikan dan keaman,

v. Jasa penyelengaraan kegiatan/event organizer; w. Jasa pengepakan;


(29)

x. Jasa penyedia tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atua media lain untuk penyampaina informasi;

y. Jasa pembasmi hama;

z. Jasa kebersihan/cleaning service;

- Jasacateringatau tata boga.

3.1.3.4 Tidak Termasuk Objek PPh Pasal 23

Yang tidak termasuk objek PPh pasal 23 diantaranya sebagai berikut: 1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.

2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi.

3. Dividen:

- yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, BUMN/D, bank pemerintah dan bank pembangunan daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

b. Bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. Yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri (bersifat final).


(30)

4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.

5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.

6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknis pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan oleh penulis adalah dengan melaksanakan praktek dan pengamatan secara langsung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan kerja praktek di bagian pelayanan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengagendakan dan mencatat surat masuk dan keluar perusahaan.

2. Melakukan penomoran atas surat permintaan konfirmasi dan klarifikasi PPh maupun PPN.

3. Membuat laporan pengeposan surat.

4. Mengklasifikasikan Laporan Pemeriksaan Arus Dokumen (LPAD) menurut jenis SPT.


(31)

5. Membuat Register Harian yang berdasarkan pada Laporan Pemeriksaan Arus Dokumen (LPAD) yang telah diklasifikasi. 6. Mengarsipkan berkas wajib pajak.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

Di bawah ini merupakan uraian prosedur penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayan Pajak Pratama Cianjur yaitu sebagi berikut:

1. Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak menyampaikan SPT Masa baik langsung maupun melalui Pos/Ekspedisi ke Kantor Pelayanan Pajak. 2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima SPT Masa yang

disampaikan langsung oleh Wajib Pajak dan SPT Masa yang disampaikan melalui Pos/Ekspedisi. Untuk SPT Masa Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain yang diterima secara langsung harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan Surat Pengantar. 3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT Masa

berdasarkan ketentuan:

a. Untuk SPT Masa lengkap, dilanjutkan dengan merekam data SPT Masa atau kelengkapannya, menerbitkan BPS/LPAD, menyampaikan langsung atau mengirimkan BPS ke Wajib


(32)

Pajak atau kuasanya, menggabungkan LPAD dengan SPT Masa atau dokumen kelengkapan SPT Masa.

b. Untuk SPT Masa tidak lengkap yang diterima langsung harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Wajib Pajak dengan disertai Surat Penolakan SPT Tahunan c. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu meneruskan konsep Surat

Pengantar Penerusan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak lain dan Surat Penolakan SPT ke Kepala Seksi Pelayanan, dan meneruskan SPT beserta batch header ke Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang diterima. Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen WP dan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.

5. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi mengecek dan mencocokkan kebenaran fisik SPT Masa apakah telah sesuai dengan isi batch header, merekam SPT Masa lengkap, dan mengirimkan SPT Masa yang telah direkam ke Seksi Pelayanan.

6. Account Representative meneliti dan memproses SPT yang terdapat kesalahan matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil perekaman SPT. Dalam hal terdapat kesalahan matematis, Account Representative membuat Surat Himbauan (SOP tentang Tata Cara Himbauan Perbaikan Surat Pemberitahuan) sedangkan dalam hal


(33)

terjadi keterlambatan penyampaian/pembayaran SPT dibuatkan STP (SOP tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP).

7. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima SPT yang sudah direkam dari Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi dan menatausahakan SPT Masa. SPT Masa LB yang meminta pengembalian dikirim ke Seksi Pemeriksaan dan ditindaklanjuti dengan SOP Tata Cara Pemeriksaan. 8. Proses Selesai.

3.3.2 Bagian-bagian yang Terkait dalam Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

Bagian-bagian yang terkait dalam Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, yaitu:

1. Wajib Pajak, yang tugas pokoknya yaitu:

a. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.

b. Menyampaikan secara langsung SPT Masa pajak penghasilan ke Kantor Pelayanan Pajak.

c. Menerima Bukti Penerimaan Surat (BPS) sebagai SPT yang telah disampaikan telah lengkap dan sesuai dengan ketentuan perpajakan.

2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), tugas pokoknya yaitu: a. Menerima, meneliti, dan melakukan validasi kelengkapan Surat


(34)

kertas maupun dalam bentuk didgital yang diterima oleh KPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk masing-masing jenis surat pemberitahuan atau laporan sebelum dilakukan perekaman melalui aplikasi komputerisasi untuk diterbitkan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) atau Bukti Penerimaan Surat (BPS).

b. Mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) atau Bukti Penerimaan Surat (BPS).

c. Merekam SPT Masa atau laporan yang diterima melalui surat tercatat PT. Pos Indonesia atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mencetak LPAD/BPS dengan tanggal penerimaan sesuai dengan tanggal penerimaan pada PT. Pos Indonesia atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

d. Mencantumkan nama, NIP, dan tanda tangan petugas TPT yang bersangkutan serta cap KPP Partama Cianjur

e. Menyatukan LPAD dengan SPT Masa sebagai alat pengawasan proses penyelesaian tindak lanjut SPT Masa Tersebut.

f. Mencetak register harian penerimaan SPT Masa pajak penghasilan setiap akhir hari kerja.

3. Kepala Seksi Pelayanan, tugas pokoknya yaitu:

Meneliti dan menandatangani konsep surat pengantar ke KPP lain, atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan ke SOP Tata Cara


(35)

Penatausahaan Dokumen WP dan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.

4. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), tugas pokoknya yaitu:

a. Menerima dan meneliti register harian dengan SPT Masa yang diterima dari petugas Tempat Pelayan Terpadu (TPT)

b. Mengecek dan mencocokkan kebenaran fisik SPT Masa apakah telah sesuai dengan isi batch header.

c. Merekam SPT Masa yang telah lengkap

d. Mengirimkan SPT Masa yang telah direkam ke Seksi Pelayanan. 5. Account Representative(AR), tugas pokoknya yaitu:

a. Meneliti dan memproses SPT yang terdapat kesalahan matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil perekaman SPT.

b. Membuat Surat Himbauan apabila terdapat terdapat kesalahan matematis sedangkan dalam hal terjadi keterlambatan penyampaian/pembayaran SPT diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) 6. Seksi Pemeriksaan, tugas pokoknya yaitu:

Menindaklanjuti SPT Masa Lebih Bayar (LB) yang meminta pengembalian dengan Standard Operating Procedures (SOP) Tata Cara Pemeriksaan.


(36)

- Menerima berkas SPT Masa yang telah selesai direkam oleh seksi PDI.

- Mencetak surat himbauan apabila terdapat kesalahan matematis pengisian SPT.

- Menatausahakan SPT Masa.

3.3.3 Dokumen dan Formulir yang Digunakan dalam Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

1. Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa)

SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Yang digunakan dalam pelaksaan prosedur ini adalah SPT Masa PPh Pasal 23.

SPT Masa dapat disampaikan secara langsung oleh wajib pajak ke Kantor Pelayanan Pajak dan akan diberi tanggal penerimaan dan bukti penerimaan oleh petugas yang ditunjuk. SPT Masa juga dapat dikirimkan melalui Kantor Pos secara tercatat, dan bukti pengiriman/resi sebagai bukti penerimaan.

2. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)

Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) adalah dokumen yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam proses pengelolaan SPT Tahunan maupun SPT Masa. Dokumen ini menunjukkan catatan dari tahapan-tahapan pengelolaan SPT yang melibatkan beberapa bagian terkait yang dimulai dari SPT diterima


(37)

sampai berkas SPT selesai diarsipkan. Dokumen ini dihasilkan oleh petugas TPT ketika SPT yang disampaikan telah lengkap dan dikeluarkan bersamaan dengan bukti penerimaan surat.

3. Bukti Penerimaan Surat (BPS)

Bukti Penerimaan Surat (BPS) adalah dokumen yang diterima oleh wajib pajak yang berasal dari petugas di bagian Tempat Pelayan Terpadu (TPT) sebagai tanda bukti penerimaan SPT yang disampaikan oleh wajib pajak atau kuasanya. Bukti Penerimaan Surat (BPS) diterbitkan setelah petugas TPT melakukan penilaian tentang kebenaran penulisan, SPT yang sudah lengkap akan dibuatkan BPS. 4. Surat Penolakan SPT Masa.

Adalah dokumen yang dikeluarkan oleh petugas tempat pelayanan terpadu apabila SPT Masa yang disampaikan wajib pajak ke Kantor Pelayanan Pajak tidak lengkap.

5. Surat Pengantar Penerusan SPT Masa ke KPP lain

Adalah surat yang dikeluarkan oleh petugas pelayanan terpadu untuk wajib pajak yang tidak terdaftar di KPP yang bersangkutan ketika meyampaikan SPT melaui pos/ekspedisi. Petugas TPT akan menolak SPT untuk wajib pajak yang tidak terdaftar di KPP dan akan meneruskan SPT tersebut ke tempat wajib pajak terdaftar dengan surat pengantar penerusan SPT ke KPP tersebut melalui pos/ekspedisi.


(38)

3.3.4 Catatan yang Digunakan dalam Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

Catatan yang digunakan dalam prosedur penerimaan SPT Masa yaitu Register Harian Penerimaan SPT.

1. Tujuan dan Fungsi Register Harian Penerimaan SPT.

Tujuannya dibuatnya register harian penerimaan SPT adalah sebagai bukti tanda terima bahwa SPT yang disampaikan telah lengkap.

Fungsinya adalah sebagai internal control mengenai tanggal pembayaran, penyampaian SPT dan perekaman jenis pajak berdasarkan jenis SPT. register harian juga berfungsi sebagai dasar untuk proses lebih lanjut dalam prosedur pengolahan data SPT yang dialakukan oleh bagian seksi pengolahan data dan informasi. 2. Dasar Pencatatan

Dasar pembuatan/pencatatn register harian penerimaan SPT adalah setiap SPT beserta dokumen-dokumen lainnya yang disampaikan oleh wajib pajak dinyatakan telah lengkap oleh petugas TPT.

3. Cara Pelaksanaan

Wajib pajak yang menyampaikan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak dan dinyatakan telah lengkap maka dibuatlah register harian. Register harian dibuat berdasarkan Lembar Arus Pengawasan


(39)

Dokumen (LPAD). Register harian memuat beberapa keterangan yaitu:

a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) b. Nama wajib pajak

c. Nomor Registrasi d. Tanggal terima SPT. e. Pengirim.


(40)

Assalamualaikum Wr. Wb

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Hasil Kerja Praktek dengan judul “Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur”.

Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salahsatu syarat untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

Selain itu penulis menyadari bahwa Laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarnya-besarnya kepada .

1. Dr. Ir. Eddy SuryantoSoegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(41)

3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Ibu Ony Widilestari Ningtyas, SE.,M.Si.,selaku Dosen Wali 4 AK 4.

5. Bapak Inta Budi, SE,.M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktekini.

6. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia Bandung.

7. Ibu Siscka Mirela Juniarti, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, penulis ucapakan trimakasih.

8. Bapak Soyono SE, selaku Kepala Pimpinan seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

9. Bapak Amuh Muslihat, selaku pembimbing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktekini.

10. Ibu Sandra, Pak Saepul, Pak Hendro, yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian tugas kerja paraktek ini.

11. Seluruh Staf dan Pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.


(42)

kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta selalu dalam lindungan Allah SWT.

13. Kakak serta Adik-ku tersayang yang selalu memberikan semangat.

14. Buat Sinta, yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis serta cinta dan kasih sayangnya.

15. Teman-teman kerjapraktek Hilman, Dea, Indra, Imam, serta Raka, penulis ucapkan trimakasih atas kerja samanya.

16. Teman-teman-ku Hery, Ega, Catur , Basit, Frega, Faris, Iren, Mba Rani, Anggun, Rislian, terimakasih atas kebersamaan, bantuan, dan semangatnya sehingga terselesaikannya laporan kuliah kerja praktek ini, serta teman-teman akuntansi angkatan 2008 khususnya kelas AK-4, terimakasih atas kebersamaannya.

17. Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu.

Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan kurang berkenan. Semogaapa yang telah penulis sajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat khusunya bagi peulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.


(43)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2011 Penulis

HemdriJhonHevi NIM. 21108185


(44)

Bandung: Genesis

Rahayu, SitiKurnia, 2010, Perpajakan Indonesia KonsepdanAspek Formal, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu

Rahayu, SitiKurnia, 2010, Perpajakanteoridanteknisperhitungan, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu

SitiResmi. 2007 PerpajakanTeoridanKasus.Jakarta :SalembaEmpat

Waluyo, Wirawan B Ilyas. 2000 Perpajakan Indonesia.Jakarta :SalembaEmpat www.pajak.go.id, definisiSuratPemberitahuan (SPT)


(1)

BAB III Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

39

Dokumen (LPAD). Register harian memuat beberapa keterangan yaitu:

a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) b. Nama wajib pajak

c. Nomor Registrasi d. Tanggal terima SPT. e. Pengirim.


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Hasil Kerja Praktek dengan judul “Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur”.

Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salahsatu syarat untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

Selain itu penulis menyadari bahwa Laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarnya-besarnya kepada .

1. Dr. Ir. Eddy SuryantoSoegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(3)

2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung

3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Ibu Ony Widilestari Ningtyas, SE.,M.Si.,selaku Dosen Wali 4 AK 4.

5. Bapak Inta Budi, SE,.M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktekini.

6. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia Bandung.

7. Ibu Siscka Mirela Juniarti, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, penulis ucapakan trimakasih.

8. Bapak Soyono SE, selaku Kepala Pimpinan seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

9. Bapak Amuh Muslihat, selaku pembimbing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktekini.

10. Ibu Sandra, Pak Saepul, Pak Hendro, yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian tugas kerja paraktek ini.

11. Seluruh Staf dan Pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.


(4)

12. Kedua Orangtuaku penulis ucapkan banyak terimakasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan, dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta selalu dalam lindungan Allah SWT.

13. Kakak serta Adik-ku tersayang yang selalu memberikan semangat.

14. Buat Sinta, yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis serta cinta dan kasih sayangnya.

15. Teman-teman kerjapraktek Hilman, Dea, Indra, Imam, serta Raka, penulis ucapkan trimakasih atas kerja samanya.

16. Teman-teman-ku Hery, Ega, Catur , Basit, Frega, Faris, Iren, Mba Rani, Anggun, Rislian, terimakasih atas kebersamaan, bantuan, dan semangatnya sehingga terselesaikannya laporan kuliah kerja praktek ini, serta teman-teman akuntansi angkatan 2008 khususnya kelas AK-4, terimakasih atas kebersamaannya.

17. Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu.

Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan kurang berkenan. Semogaapa yang telah penulis sajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat khusunya bagi peulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.


(5)

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2011 Penulis

HemdriJhonHevi NIM. 21108185


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Narimati, U., Anggani, S.D., Ismawati, L. (2011).PenulisanKaryaIlmiah. Bandung: Genesis

Rahayu, SitiKurnia, 2010, Perpajakan Indonesia KonsepdanAspek Formal, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu

Rahayu, SitiKurnia, 2010, Perpajakanteoridanteknisperhitungan, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu

SitiResmi. 2007 PerpajakanTeoridanKasus.Jakarta :SalembaEmpat

Waluyo, Wirawan B Ilyas. 2000 Perpajakan Indonesia.Jakarta :SalembaEmpat


Dokumen yang terkait

Mekanisme Perekaman Data Informasi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 65 63

Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

0 31 71

Tatacara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

9 116 58

Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 37 70

Prosedur Pengisian Dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja

0 52 66

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 43 43

Mekanisme Administrasi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (SPT PPH OP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat

0 48 61

Prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama bandung karees

0 8 1

Prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan pasal 21 pada kantor pelayanan pajak pratama bandung karees

1 6 1