Pengalaman sebagai Pelaku Ekonomi dan Perdagangan Membangun Ekonomi Keluarga

103 Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Sejarah Nabi Muhammad saw. dalam Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan A.

1. Pengalaman sebagai Pelaku Ekonomi dan Perdagangan

a. Pengalaman menggembala kambing

Semenjak yatim piatu dan hidup bersama pamannya Abu Talib, Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang wirausahawan dalam penggembalaan kambing. Beliau menggembalakan milik Abu Talib dan milik penduduk Mekah lainnya. Pengalaman sebagai seorang wirausahawan entrepreneurship, beliau memiliki sifat ulet, sabar, tabah, tenang, dan terampil.

b. Pengalaman mengikuti pamannya berdagang ke negeri

Syam Sejak usia 12 tahun, Nabi Muhammad memperoleh pengalaman berdagang ke negeri Syam sekarang Syria, Jordan dan Lebanon. Dalam perjalanan tersebut beliau dapat memperluas wawasan pengetahuan dengan menyaksikan bekas peninggalan sejarah berupa reruntuhan kerajaan zaman dulu. Karena itu dengan pengalaman ini telah membawa beliau mulai tumbuh jiwa kemandirian dalam berdagang.

c. Pengalaman sebagai karyawan dari pengusaha

Khadijah Sekitar usia 20 hingga 25 tahun, Muhammad memiliki jiwa kewirausahaan yang tangguh. Hal ini dibuktikan dengan mendapatkan kepercayaan dari Khadijah binti Khuwailid seorang pengusaha wanita yang berhasil, untuk menjalankan perniagaannya ke negeri Syam, ketika itu beliau didampingi pembantu Khadijah bernama Maisarah. Perdagangan atau perniagaan yang dilaksanakan Muhammad saat itu sukses besar. Kesuksesan perniagaan beliau dengan menggunakan tata cara perniagaan yang Islami yakni: berlaku jujur dan sopan santun dalam menawarkan dagangan, sehingga disukai para pembeli, barang dagangan laku terjual, dan mendapatkan keuntungan besar. Jiwa kemandirian dalam berdagang dan menghadapi persaingan dari para pedagang lainnya dihadapi dengan kejujuran dan sopan santun. Di unduh dari : Bukupaket.com 104 Pendidikan Agama Islam Kelas VIII

2. Membangun Ekonomi Keluarga

Setelah Muhammad menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun, beliau menjalankan bisnis perniagaannya hingga berkembang pesat. Berbagai negara didatanginya antara lain Yaman, Oman, dan Bahrain. Dalam berdagang beliau tetap menggunakan prinsip jujur dan sopan santun. Dari latar belakang ekonomi Khadijah yang sudah konglomerat itu, ditambah kesuksesan suaminya dalam menjalankan bisnisnya, maka rumah tangga Muhammad tergolong memiliki perekonomian yang mapan, dan sejarah mencatat bahwa setelah diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun, semua harta yang dimilikinya digunakan untuk biaya dakwah. Muhammad berhasil membangun perekonomian keluarga dengan cemerlang sebelum berusia 40 tahun. Setelah Muhammad mendapatkan kepercayaan dan berhasil merukunkan masyarakat Arab terkait peristiwa peletakan Hajar Aswad pada usia 35 tahun sehingga memperoleh gelar Al-Amin, dan prihatin akan kebobrokan moral bangsa Arab saat itu yang jahiliyah, maka dengan kehidupan perekonomian keluarga yang dipandang mapan, beliau mulai mengurangi usaha bisnisnya sekitar usia 37 hingga 40 tahun. Beliau prihatin dan aktif merenungkan diri untuk mendapatkan solusi dari Allah swt. bagaimana agar kebobrokan moral bangsa Arab yang jahiliyah itu dapat segera dihentikan. Akhirnya beliau diangkat oleh Allah swt. sebagai Rasulullah pada usia 40 tahun ditandai dengan penerimaan wahyu yang pertama pada tanggal 17 Ramadan, yang tertulis dalam Al-Qur’an surah Al-‘Alaq ayat 1-5.

3. Membangun Ekonomi dan Perdagangan Umat