52
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
2. Contoh Perilaku Hasad
Perhatikan contoh perilaku hasad berikut ini Ketika penerimaan rapor kenaikan kelas yang lalu, Dude
mendapatkan nilai yang bagus sehingga menjadi juara 1 di kelasnya. Dude pun mengucap syukur Alhamdulillah berkat semangatnya
yang rajin belajar disertai doa setelah melaksanakan salat lima waktu, akhirnya ia menjadi juara. Ayah dan ibunya pun bangga kepada
Dude. Sebagai hadiahnya, Dude dibelikan sebuah notebook untuk keperluan dalam menunjang belajarnya.
Suatu sore, teman-temannya bermain ke rumah Dude. Mereka tahu bahwa Dude mempunyai notebook baru yang dibelikan
ayahnya. Beberapa teman Dude merasa senang karena diizinkan untuk memakai notebook tersebut. Berbeda denganTiton. Ia merasa
iri terhadap Dude yang memiliki notebook baru. Ia pun membuat cerita bohong bahwa notebook milik Dude itu hasil korupsi ayahnya
yang bekerja sebagai pegawai negeri. Hal ini dilakukan Titon karena rasa irinya terhadap Dude.
Perilaku yang dimiliki Titon seperti itu biasa disebut hasad. Hasad mempunyai arti iri atau dengki terhadap kenikmatan yang
diterima oleh orang lain. Sebagai anak muslim yang baik, tentunya kamu dapat menjauhkan diri dari sifat hasad ini karena termasuk
sifat tercela.
3. Akibat Perilaku Hasad
Akibat buruk yang ditimbulkan dari perilaku hasad antara lain: a.
Orang yang memiliki sifat hasad akan dibenci orang lain dan hidupnya tidak akan tenang dan tenteram.
b. Menimbulkan rasa dendam dan keinginan untuk
membalasnya bagi orang yang dirugikan. c.
Menimbulkan perasaan tertekan dan kegelisahan bagi pelakunya, apabila belum bisa melampiaskan keinginan dan
maksudnya.
d. Dapat menyebabkan seseorang bersikap sombong atau
takabur, dan tidak mau menerima kebenaran. e.
Merusak keimanan seseorang dan semakin menjauhkan hubungannya dengan Allah swt.
f. Perbuatan hasud dapat menghapus amal kebajikan seseorang
yang telah dilakukannya. g.
Merusak tali persaudaraan dan silaturahmi, akibatnya hubungan yang terbina baik menjadi retak atau terputus.
Di unduh dari : Bukupaket.com
53
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
1. Pengertian Gibah
Gibah atau menggunjing adalah membicarakan aib atau keburukan orang di depan orang lain. Dalam masalah ini Rasulullah
saw bersabda:
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian apakah gibah itu? Mereka menjawab :
Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda : Gibah, yaitu engkau menyebut saudaramu dengan
sesuatu yang dibencinya”. Ditanyakan, bagaimana jika yang aku katakan itu memang terdapat pada saudaraku?
Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka kamu telah menggunjingnya
melakukan gibah dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya.” H.R. Muslim, Sahih Mus-
lim, IV:2219
2. Contoh Perilaku Gibah
Perhatikan contoh perilaku gibah berikut ini Dalam agama Islam, gibah termasuk perilaku yang tercela dan
dilarang. Gibah termasuk perbuatan tercela yang memakan kebaikan, mendatangkan keburukan, serta membuang-buang
waktu secara sia-sia. Gibah biasanya dalam bentuk membicarakan orang lain dengan hal yang tidak disenanginya bila ia
mengetahuinya, baik kekurangan yang ada pada badan, nasab,
D. Gibah
Di unduh dari : Bukupaket.com
54
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
tabiat, ucapan maupun agama hingga pada pakaian, rumah atau harta miliknya yang lain. Menyebut kekurangannya yang ada pada
badan seperti mengatakan ia pendek, hitam, kurus, dan sebagainya. Atau pada agamanya seperti mengatakan ia pembohong, fasik,
munafik dan lain-lain.
Kadang orang melakukan gibah dengan cara pujian dengan mengatakan,”Betapa baik orang itu, tidak pernah meninggalkan
kewajibannya. Namun sayang, ia mempunyai perangai seperti kita, kurang sabar.” Ia menyebut juga dirinya dengan maksud mencela
orang lain dan mengisyaratkan dirinya termasuk golongan orang- orang saleh yang selalu menjaga diri dari gibah. Bentuk gibah yang
lain misalnya mengucapkan,”Saya kasihan terhadap teman kita yang selalu diremehkan ini. Saya berdoa kepada Allah agar dia tidak
lagi diremehkan.” Ucapan semacam ini bukanlah doa. Jika ia menginginkan doa untuknya, tentu ia akan mendoakannya dalam
kesendiriannya dan tidak mengatakan semacam itu.
3. Menghindari Perilaku Gibah
Gibah merupakan perilaku tercela. Oleh karenanya tentu mempunyai akibat negatif yang ditimbulkan. Gibah adalah akhlak
tercela yang dilarang oleh Allah swt. sebagaimana firman-Nya.
Y± ayyuhal-la©³na ±manujtanib μ ka£³ram mina§-§anni, inna ba‘«a§-
§anni i¡muw wa l± tajassas μ wa l± yagtab ba‘«ukum ba‘«±n,
ayu¥ibbu a¥adukum ay ya’kula la¥ma akh³hi maitan fa karihtum
μhu, wattaqull±ha, innall±ha taww±bur ra¥³mun
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” QS. Al-Hujurat: 12
.
Di unduh dari : Bukupaket.com
55
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
Cara menghindari perilaku gibah atau menggunjing tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyadari bahwa Allah swt. membenci terhadap orang yang menggunjing,
2. Mengingat bahwa kita juga memiliki kekurangan karena tidak
ada seorang pun yang tidak memiliki cela atau aib.
1. Pengertian Namimah