PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SISWA YANG DIBERI DISCOVERY LEARNING PADA MTS AL JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG.

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PROBLEM BASED LEARNING

DENGAN SISWA YANG DIBERI DISCOVERY LEARNING PADA MTS AL JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG

Oleh: Rizki Ramadhana

NIM. 4122111015

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PROBLEM BASED LEARNING

DENGAN SISWA YANG DIBERI DISCOVERY LEARNING PADA MTS AL JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG

Rizki Ramadhana (4122111015) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang diberi problem based learning dengan siswa yang diberi discovery learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung dan untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 dan kelas VIII-6 sebanyak 64 orang. Kelas VIII-2 diberi problem based learning dan kelas VIII-6 diberi discovery learning. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis ANCOVA. Diperoleh persamaan regresi kelas eksperimen I adalah ̂ dan persamaan regresi kelas eksperimen II adalah ̂ . Hasil uji ANCOVA menunjukkan Fhitung yaitu 7,255 dan Ftabel adalah 3,15. Karena , sehingga ditolak dan diterima sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kedua model pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Besar pengaruh model problem based learning adalah 42,5% dan model discovery learning adalah 37,7% terhadap kemampuan pemecahan masalah. Ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang diberi problem based learning dengan siswa yang diberi discovery learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis antara Siswa yang Diberi Problem Based Learning dengan Siswa yang Diberi Discovery Learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

6. Bapak Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.


(5)

v

7. Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

8. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Dr. Mulyono, M.Si, dan Bapak Dr. Hermawan Syahputra, M.Si, sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.

10. Bapak Muhammad Zubir Nasution, S.Ag, sebagai Kepala Madrasah yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung.

11. Bapak Amri Makmur Nasution, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung dan peserta didik kelas VIII atas kerjasama dan kesediannya dalam membantu penulisan ini.

12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Budi Purnomo dan Ibunda Nurlis Piliang untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar, do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali mengecewakan, dan terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk penulis selama ini.

13. Adikku tersayang Rizka Maharani, untuk dukungan, semangat, dan perhatian yang diberikan.

14. Kepada keluarga besar saya yang telah memberikan doa, semangat, serta dukungan.

15. Kepada kakak-kakak dan abang-abang, Widi Aulia Widakdo, Silvia Yanti, Debby Masteriana, M. Taufik Hidayat, Khairil Muarief Hsb dan Maryam yang telah memberikan semangat yang luarbiasa dan dukungan yang tiap detiknya dalam pengerjaan skripsi ini.

16. Khusus kepada sahabat-sahabat pengurus, Totok, Bela, Memed, Geby, Siti dan Hakim, untuk dukungan, semangat, support yang luarbiasa.

17. Teman seperjuangan Matematika terkhusus Tia Mariani dkk, Windy dkk, Rikardo untuk support dan canda tawa yang telah dilewati bersama.


(6)

vi

18. Sahabat perjuangan kuliah Maulida Hafni, Riski ASL Melayu, Roy, Khairul, Putri, Aim, Eky, Rahmat, Lisna, Tio dan Sahabat Matematika DIK B 2012 untuk dukungan dan memberikan kenangan selama kuliah empat tahun. 19. Seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika dan Himpunan

Mahasiswa Islam untuk dukungan yang telah diberikan selama ini.

20. Seluruh teman-teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita dan membekaskan kenangan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Medan, 31 Agustus 2016 Penulis,

Rizki Ramadhana NIM 4122111015


(7)

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Masalah Matematika 8

2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah 9 2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning 15

2.1.3.1. Problem Based Learning 15 2.1.3.2. Langkah-langkah Problem Based Learning 18 2.1.3.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based

Learning 19

2.1.4. Model Pembelajaran Discovery Learning 20

2.1.4.1. Discovery Learning 20


(8)

viii

2.1.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning 25 2.1.5. Perbedaan Model Pembelajaran Discovery dan Problem Based

Learning 26

2.2. Materi Ajar Kubus dan Balok 27

2.2.1. Kubus 27

2.2.2. Balok 30

2.2.3. Jaring-jaring Kubus dan Balok 32 2.2.4. Luas Permukaan Kubus dan Balok 35

2.2.5. Volume Kubus dan Balok 37

2.3. Penelitian Relevan 38

2.4. Kerangka Konseptual 38

2.5. Hipotesis 39

BAB III. METODE PENELITIAN 40

3.1. Jenis Penelitian 40

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 40

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 40

3.3.1. Populasi Penelitian 40

3.3.2. Sampel Penelitian 40

3.4. Variabel dan Instrumen Penelitian 41

3.4.1. Variabel Penelitian 41

3.4.1.1.Variabel Bebas 41

3.4.1.2.Variabel Terikat 41

3.4.2. Instrumen Penelitian 42

3.4.2.1.Uji Validitas 44

3.4.2.2.Uji Reliabelitas 45

3.5. Desain Penelitian 46

3.6. Prosedur Penelitian 46

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian 46 3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 47


(9)

ix

3.7. Teknik Analisis Data 48

3.7.1. Uji Normalitas 48

3.7.2. Uji Homogenitas 49

3.7.3. Uji Hipotesis 50

BAB IV PEMBAHASAN 56

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 56 4.1.1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 56 4.1.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

pada Pretes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 57 4.1.3. Nilai Postes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 58 4.1.4. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

pada Postes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 59 4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 60

4.2.1. Uji Normalitas 60

4.2.2. Uji Homogenitas 61

4.2.3. Pengujian Hipotesis 62

4.2.3.1. Uji ANCOVA 62

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 72

5.1. Kesimpulan 72

5.2. Saran 72


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Tahap Pemecahan Masalah 14 Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Problem Based Learning 18 Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Discovery Learning 24 Tabel 2.4 Perbedaan Model PBL dan Discovery Learning 26 Tabel 3.1 Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 43 Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 44 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pretes 44 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Postes 45 Tabel 3.5 Koefisien Reliabel Cronbach’s Alpha 45

Tabel 3.6 Desain Penelitian 46

Tabel 3.7 Analisis Varians untuk Regresi Linier Sederhana 51 Tabel 3.8 Analisis Varians Linearitas Persamaan Regresi 52

Tabel 3.9 Ringkasan ANCOVA 54

Tabel 3.10 Klasifikasi Nilai Indeks Determinasi 54 Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Nilai Pretes 56 Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Nilai Postes 58 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes 60 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Postes 61 Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 62 Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Postes 62 Tabel 4.7 Model Persamaan Regresi Kelas Eksperimen I 63 Tabel 4.8 Model Persamaan Regresi Kelas Eksperimen II 63 Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Signifikan Regresi Kelas Eksperimen I 64 Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Signifikan Regresi Kelas Eksperimen II 65 Tabel 4.11 Hasil Uji Liniearitas Regresi Kelas Eksperimen I 65 Tabel 4.12 Hasil Uji Liniearitas Regresi Kelas Eksperimen II 66 Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Persamaan Regresi 66

Tabel 4.14 Hasil ANCOVA 67


(11)

xi


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Contoh Alternatif Jawaban Siswa 2 Gambar 2.1 Tahap Kemampuan Pemecahan Masalah 11

Gambar 2.2 Kubus 27

Gambar 2.3 Dadu 27

Gambar 2.4 Benda berbentuk Balok 30

Gambar 2.5 Jaring-jaring Kubus 34

Gambar 2.6 Jaring-jaring Balok 34

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian 48 Gambar 4.1 Diagram Data Kemampuan Rata-Rata Siswa dalam Setiap

Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen I dan Kelas

Eksperimen II pada Pretes 57

Gambar 4.2 Diagram Data Kemampuan Rata-Rata Siswa dalam Setiap Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen I dan Kelas

Eksperimen II pada Postes 59

Gambar 4.3 Grafik Persamaan Regresi Kelas Eksperimen I 63 Gambar 4.4 Grafik Persamaan Regresi Kelas Eksperimen II 64


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Pendapat Siswa 77

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen I 78 Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen II 86 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa I 94 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa II 102

Lampiran 6 Kisi-kisi Pretes 109

Lampiran 7 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah: Pretes 111

Lampiran 8 Lembar Jawaban Pretes 112

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian: Pretes 117

Lampiran 10 Kisi-kisi Postes 121

Lampiran 11 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah: Postes 123

Lampiran 12 Lembar Jawaban Postes 125

Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian: Postes 131 Lampiran 14 Jawaban Angket Pendapat Siswa 136 Lampiran 15 Lembar Validator Instrumen 137

Lampiran 16 Hasil Uji Validitas 143

Lampiran 17 Hasil Uji Reliabelitas 145 Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa-Pretes 146 Lampiran 19 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa-Postes 149 Lampiran 20 Presentase Kemampuan Siswa Dalam Setiap Langkah

Pemecahan Masalah: Pretes 152

Lampiran 21 Presentase Kemampuan Siswa Dalam Setiap Langkah

Pemecahan Masalah: Postes 154

Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas 156

Lampiran 23 Hasil Uji Homogenitas 158

Lampiran 24 Hasil Uji Hipotesis 160

Lampiran 25 Tabel r Product Moment 168

Lampiran 26 Tabel Distribusi t 170


(14)

xiv


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa pada setiap jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa bidang studi matematika penting dalam pendidikan, dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Banyak alasan yang menjadikan mata pelajaran matematika perlu dipelajari oleh siswa. Menurut Cornelius (Abdurrahman 2012 : 204) mengemukakan:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap

perkembangan budaya.”

Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Cockroft (Abdurrahman 2012 : 204) mengemukakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya pendidikan matematika, baik melalui peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun peningkatan


(16)

2

prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika.

Pembelajaran matematika tidak hanya diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung, tetapi juga diarahkan kepada peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah (Problem Solving), berdasarkan hasil belajar matematika yang semacam itu maka Lerner (dalam Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) ketrampilan, dan (3) pemecahan masalah.

Untuk itu maka kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika. Menurut Sanjaya (2009: 219)

“Pemecahan Masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru”.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 04 Februari 2016 di MTs Al Jamiyatul Wasliyah ditemukan masalah yang berhubungan dengan hasil pembelajaran matematika siswa.

Gambar 1.1. Contoh Alternatif Jawaban Siswa

Dari gambar di atas, siswa tidak memahami soal dengan baik. Sehingga perencanaan penyelesaian dari permasalahan tersebut terdapat kekeliruan. Siswa tidak menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah seperti pemahaman masalah, perencanaan, penyelesaian masalah dan memeriksa jawaban.


(17)

3

Kemampuan pemecahan masalah matematis pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah

dapat dikategorikan rendah.

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada 100 siswa di MTs Al Jamiyatul Wasliyah, 86% siswa mengetahui pentingnya mempelajari matematika. Didapatkan 39% siswa belajar matematika selama 3 jam di luar jam pelajaran sekolah dan 33% siswa tidak pernah belajar matematika di luar jam pelajaran sekolah. Diperoleh 55% siswa mengatakan bahwa matematika itu sulit, 45% mengatakan tidak begitu sulit jika mereka belajar dengan serius dan tidak ada siswa yang mengatakan matematika itu mudah.

Berdasarkan observasi dan angket, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa di MTs Al Jamiyatul Wasliyah masih rendah dan mereka menganggap matematika sulit bagi mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Menurut Sumiati (2007:25-26) :

”Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri sendiri meliputi kemampuan dasar, baik kemampuan dasar umum (kecerdasan), maupun kemampuan dasar khusus (bakat), kesiapan untuk melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran , minat untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya , dan kemampuan atau motivasi untuk belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri meliputi semua upaya yang dilakukan oleh guru, baik dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan dan dorongan untuk terjadinya proses belajar.”

Sehingga tidak hanya siswa yang dapat menyebabkan kemampuan siswa kurang dalam pemahaman matematika, tetapi guru dan lingkungan juga berpengaruh. Berdasarkan observasi, penulis mengamati proses pembelajaran matematika di kelas masih berpusat pada guru. Sehingga siswa tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru menerapkan metode ceramah (direct) selama proses pembelajaran di kelas. Metode yang diterapkan tidak variatif dan inovatif, hanya menerapkan metode direct dalam proses pembelajaran setiap pertemuan.

Guru dapat mengurangi masalah ini dengan memberikan strategi pembelajaran inovatif yang mengembangkan kemampuan siswa. Salah satunya


(18)

4

adalah dengan memberikan learning by doing dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang mendukung pembelajaran aktif dalam kemampuan pemecahan masalah adalah discovery learning dan problem based learning. Discovery learning merupakan model pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran. Menurut Prasad (2011), dalam discovery learning, siswa membuat perkiraan, memformulasikan hipotesis, atau menemukan kebenaran matematika dengan menggunakan proses deduktif maupun induktif, pengamatan, serta ekstrapolasi. Pada model ini siswa akan dituntut untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memverifikasi dan menarik kesimpulan dari suatu masalah. Melalui berbagai proses yang mendukung siswa untuk aktif dan memudahkannya terbentuk pengetahuan yang baru dapat memahami permasalahan. Sehingga siswa dapat menyelesaikan permasalahan dan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik.

Problem based learning adalah salah satu model yang membuat

pembelajaran yang aktif. Arends (2012) mengatakan: “Dasar pembelajaran

berbasis masalah adalah menyuguhkan siswa dengan masalah yang nyata dan bermakna sebagai papan loncatan untuk melakukan pengamatan dan

pemeriksaan”. Dari masalah-masalah autentik yang diberikan pada proses problem based learning (PBL), siswa diharapkan mampu menerapkan matematika dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat White (dalam Komalasari, 2014: 2) bahwa:

Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dengan teman sekelas untuk memecahkan masalah yang kompleks dan otentik untuk membantu mengembangkan pengetahuan konten serta pemecahan masalah, komunikasi, dan penilaian kemampuan sendiri. Masalah-masalah ini juga membantu untuk mempertahankan minat siswa dalam materi pelajaran karena siswa menyadari bahwa mereka belajar tentang keterampilan untuk sukses di lapangan.

Problem based learning (PBL) tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa tetapi siswa dituntut untuk bisa mengembangkan dan mengobservasi sendiri dari permasalahan tersebut. Melalui model ini siswa dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaian suatu permasalahan. Berdasarkan penjelasan di


(19)

5

atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis antara Siswa yang Diberi Problem Based Learning dengan Siswa yang Diberi Discovery Learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas diperoleh beberapa identifikasi masalah maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung masih rendah.

2. Penggunaan model pembelajaran yang tidak variatif dan inovatif. 3. Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru

4. Siswa mengatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, masalah penelitian dibatasi hanya untuk mengetahui adanya Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis antara Siswa yang Diberi Problem Based Learning dengan Siswa yang Diberi Discovery Learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung pada materi Kubus dan Balok

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang diberi problem based learning dengan siswa yang diberi discovery learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung?

2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran problem based learning dengan discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung?


(20)

6

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang diberi problem based learning dengan siswa yang diberi discovery learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung

2. Besarnya pengaruh model pembelajaran problem based learning dengan discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi dan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa yang akan datang.

2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

3. Bagi guru, dapat memperluas pengetahuan mengenai model pembelajaran problem based learning dan discovery learning dalam membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

5. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian sejenis.

1.7.Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah, yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah.


(21)

7

2. Model pembelajaran problem based learning adalah suatu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Langkah-langkah dalam problem based learning yaitu memberikan orientasi, mengorganisasi, investigasi, mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi serta menganalisis dan mengevaluasi proses. 3. Model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran untuk

menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran. Pada model ini siswa akan dituntut untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memverifikasi dan menggenerelasasi sehingga mereka dapat menarik kesimpulan dari suatu masalah.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberi Problem Based Learning dengan siswa yang diberi Discovery Learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung. Hal ini dibuktikan dengan hasil postes siswa yang diberi problem based learning adalah 89,06 dan hasil postes siswa yang diberi discovery learning adalah 84,75.

2. Besar pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah 42,5% dan besar pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah 37,7% pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung. Pada model regresi terdapat perbedaan sebesar 2,483 antara model regresi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Kepada guru yang menerapkan model problem based learning dan discovery learning harus memperhatikan persiapan dan penggunaan waktu dalam pembelajaran, serta harus memperhatikan setiap langkah model pembelajaran secara teliti agar terciptanya suasana belajar yang aktif dalam manajemen kelas.

2. Kepada guru matematika dapat menjadikan model problem based learning dan discovery learning sebagai model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.


(23)

73

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dan menerapkan problem based learning dan discovery learning diharapkan untuk lebih memperhatikan penggunaan atau alokasi waktu dan lembar aktivitas siswa sehingga mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa lebih tinggi.


(24)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arends, R. I., (2012), Learning To Teach, New York: Mc Grew Hill.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Asmin., (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan.

Balim, A. G., (2009), The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills, Egitim Arastirmalaria-Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20.

Carson, J., (2007), A Problem With Problem Solving: Teaching Thingking Without Teaching Knowledge, The Mathematics Educator Journal, 17 (2), 7-14. Ellison, G. J., (2009), Increasing Problem Solving Skills in Fifth Grade Advanced

Mathematics Student, Journal of Curriculum and Instruction, 3 (1), 15-31. Ferguson, (2004), Career Skill Library: Problem solving, Second Edition, An Imprint

of Facts on File Inc, New York.

Herlambang, (2013), Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahiang Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hielle. Tesis, PPS Universitas Bengkulu, Bengkulu

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, Malang.

Hudoyo dan Sutawijaya., (1997). Pendidikan Matematika I, Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta.

Inayah, N., (2007), Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa


(25)

75

Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.

Koen, V., (2003), Intelligent Support for Discovery Learning, Twente University Press, Netherlands.

Komalasari, M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Penelitian Eksperimen Semu di Kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014), Skripsi, FBS UPI, Bandung

Masteriana, D., (2015), The Difference of Effect of Problem – Based Learning and Numbered Heads Together toward Students’ Problem Solving Ability on The Topic of Statistics in Grade XI SMA Negeri 2 Balige, Skripsi. FMIPA UNIMED, Medan

Noor, J., (2011), Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Polya, G., (1973), How to Solve it, Princeton University Press, New Jersey.

Prasad, K. S., (2011), Learning Mathematics by Discovery, Academic Voices a Multidisplinary Journal, 1, 31-33.

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Santrock, J. W., (2011), Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, Kencana, Jakarta.

Sinambela, NJM. P., (2013), Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran, Jurnal Generasi Kampus Universitas Negeri Medan, 6, 21-33.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, (2009), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sumiati, A., (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.

Syaiful, (2012), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Edumatica, 2, (1), 36-44.


(26)

76

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Widakdo, W. A., The Difference Of Students' Mathematical Representation Ability By Using Project Based Learning And Problem Based Learning On The Topic Of Statistics In Grade X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, Skripsi. FMIPA Unimed, Medan.


(1)

2. Model pembelajaran problem based learning adalah suatu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Langkah-langkah dalam problem based learning yaitu memberikan orientasi, mengorganisasi, investigasi, mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi serta menganalisis dan mengevaluasi proses. 3. Model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran untuk

menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran. Pada model ini siswa akan dituntut untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memverifikasi dan menggenerelasasi sehingga mereka dapat menarik kesimpulan dari suatu masalah.


(2)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberi Problem Based Learning dengan siswa yang diberi

Discovery Learning pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung. Hal

ini dibuktikan dengan hasil postes siswa yang diberi problem based learning adalah 89,06 dan hasil postes siswa yang diberi discovery learning adalah 84,75.

2. Besar pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah 42,5% dan besar pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah 37,7% pada MTs Al Jam’iyatul Washliyah Tembung. Pada model regresi terdapat perbedaan sebesar 2,483 antara model regresi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Kepada guru yang menerapkan model problem based learning dan discovery learning harus memperhatikan persiapan dan penggunaan waktu dalam pembelajaran, serta harus memperhatikan setiap langkah model pembelajaran secara teliti agar terciptanya suasana belajar yang aktif dalam manajemen kelas.

2. Kepada guru matematika dapat menjadikan model problem based learning dan discovery learning sebagai model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.


(3)

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dan menerapkan problem based learning dan discovery learning diharapkan untuk lebih memperhatikan penggunaan atau alokasi waktu dan lembar aktivitas siswa sehingga mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa lebih tinggi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arends, R. I., (2012), Learning To Teach, New York: Mc Grew Hill.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Asmin., (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan.

Balim, A. G., (2009), The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills, Egitim Arastirmalaria-Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20.

Carson, J., (2007), A Problem With Problem Solving: Teaching Thingking Without Teaching Knowledge, The Mathematics Educator Journal, 17 (2), 7-14. Ellison, G. J., (2009), Increasing Problem Solving Skills in Fifth Grade Advanced

Mathematics Student, Journal of Curriculum and Instruction, 3 (1), 15-31. Ferguson, (2004), Career Skill Library: Problem solving, Second Edition, An Imprint

of Facts on File Inc, New York.

Herlambang, (2013), Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahiang Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hielle. Tesis, PPS Universitas Bengkulu, Bengkulu

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, Malang.

Hudoyo dan Sutawijaya., (1997). Pendidikan Matematika I, Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta.

Inayah, N., (2007), Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa


(5)

Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.

Koen, V., (2003), Intelligent Support for Discovery Learning, Twente University Press, Netherlands.

Komalasari, M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Penelitian Eksperimen Semu di Kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014), Skripsi, FBS UPI, Bandung

Masteriana, D., (2015), The Difference of Effect of Problem – Based Learning and Numbered Heads Together toward Students’ Problem Solving Ability on The Topic of Statistics in Grade XI SMA Negeri 2 Balige, Skripsi. FMIPA UNIMED, Medan

Noor, J., (2011), Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Polya, G., (1973), How to Solve it, Princeton University Press, New Jersey.

Prasad, K. S., (2011), Learning Mathematics by Discovery, Academic Voices a Multidisplinary Journal, 1, 31-33.

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Santrock, J. W., (2011), Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, Kencana, Jakarta.

Sinambela, NJM. P., (2013), Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran, Jurnal Generasi Kampus Universitas Negeri Medan, 6, 21-33.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, (2009), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sumiati, A., (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.

Syaiful, (2012), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Edumatica, 2, (1), 36-44.


(6)

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Widakdo, W. A., The Difference Of Students' Mathematical Representation Ability By Using Project Based Learning And Problem Based Learning On The Topic Of Statistics In Grade X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, Skripsi. FMIPA Unimed, Medan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

3 29 61

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DI SMP AL- HIDAYAH MEDAN.

1 5 50

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DI MTSN ULUMUL QUR’AN LANGSA.

0 2 43

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN PAIKEM.

0 3 58

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN METAKOGNISI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

4 15 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 5 59

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING: Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di salah satu SMP di Bandung Barat.

0 1 28

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING.

4 19 48

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 4 40

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 2 22