Perjanjian Pemasangan Papan Reklame Antara PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising dengan PT.Samsung Elektronik Indonesia di Medan

(1)

TESIS

Oleh

DEWI MEIVISA HARAHAP

087011028/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

DEWI MEIVISA HARAHAP

087011028/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Nomor Pokok : 087011028 Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 2. Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn

3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Notaris Syafnil Gani, SH, MHum


(5)

Nama : DEWI MEIVISA HARAHAP

Nim : 087011028

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN REKLAME

ANTARA PT. SUMO INTERNUSA INDONESIA ADVERTISING DENGAN PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA DI MEDAN

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

\

Nama :DEWI MEIVISA HARAHAP


(6)

i

perjanjian tersebut tumbuh dan berkembang dalam masyarakat karena kebutuhan masyarakat itu sendiri. Meskipun perjanjian pemasangan papan reklame tidak diatur dalam KUH Perdata, namun Pasal 1319 KUH Perdata berbunyi : “Semua perjanjian baik mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu tunduk pada peraturan umum dalam bab ini dan bab yang lalu”. Artinya semua perjanjian baik yang punya nama khusus maupun yang tidak memiliki nama tertentu dalam KUH Perdata wajib tunduk pada peraturan umum yang mengatur tentang perjanjian yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata. Perjanjian pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising dituangkan ke dalam suatu akta perjanjian di bawah tangan yang ditandatangani oleh masing pihak melalui pimpinannya masing-masing. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian, faktor-faktor yang dapat menimbulkan sengketa dalam pelaksanaan perjanjian dan penyelsaian hukum yang ditempuh oleh para pihak apabila terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame tersebut.

Jenis penelitian tesis ini adalah penelitian yuridis normatif yang bersifat deskriptif analitis, dimana analisa data didasarkan pada teori hukum yang bersifat umum, diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data yang lain. Dari pendekatannya, penelitian ini bersifat memaparkan dan menganalisa permasalahan yang ada untuk kemudian ditarik kesimpulan yang menjadi inti dari solusi permasalahan tersebut. Analisa data dilakukan evaluasi dann analisis data secara kualitatif, membahas permasalahan berdasarkan akta perjanjian pemasangan papan reklame yang dibuat di bawah tangan yang tunduk pada asas umum perjanjian yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata dengan metode deduktif. Uraian hasil analisa didiskripsikan secara kualitatif dengan menggunakan gambaran baru atau mengikatkan gambaran yang sudah ada dalam menjawab permasalahan dan membuat kesimpulan serta saran yang bermanfaat.

Perjanjian pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak dalam pelaksanaannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian yang juga didasarkan kepada aturan hukum yakni asas umum perjanjian yang terdapat dalam KUH Perdata. Disamping perjanjian


(7)

ii

papan rekalme yang pada akhirnya menimbulkan perselisihan sengketa bagi para pihak. Solusi penyelesaian masalah yang ditempuh oleh para pihak dengan lebih mengedepankan asas musyawarah mufakat diantara kedua belah pihak dengan lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi untuk mencapai titik temu berdasarkan prinsipwin-win solution.Dengan tercapainya prinsip win-win solution maka perselisihan dapat dihentikan/dihindari sehingga kesinambungan pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame tersebut dapat berjalan dengan lancar kembali sehingga berakhir jangka waktu perjanjian pemasangan papan reklame tersebut sesuai kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian.

Kata Kunci : Perjanjian Pemasangan Papan Reklame, PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisng


(8)

contract grows and develops in the public because the public need it. Even though the contract of installing billboards is not stipulated in the Civil Code, Article 1319 of the Civil Code says: “All contracts, either specific or anonymous, should comply with general regulations in this chapter and in the previous chapter.” It means that all contracts, either specific or anonymous in the Civil Code, have to comply with general regulations which regulate contracts stipulated in Book III of the Civil Code. The contract of installing billboards between PT. Samsung Elektronik Indonesia and PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising is embodied in an underhanded contract signed by the manager of each party. The problems discussed in this research included the right and obligation of both parties in implementing the contract, some factors which caused dispute in the implementation of the contract, and the legal resolution which will be taken by both parties when there is a dispute in implementing the contract of installing the billboards.

The type of the research was judicial normative with descriptive analytic approach. The analysis of the data was based on the general judicial theory which was applied to explain other sets of data. The research described and analyzed the problems, and the conclusion would be drawn from the solution of the problems. The data were analyzed qualitatively, and the problems were analyzed based on the contract of installing billboards made underhandedly but complied with general principle of provision in Book III of the Civil Code, using deductive method. The result of the analysis was described qualitatively by using new illustrations or attaching the available illustrations in solving the problems and drawing the useful conclusion.

The contract of installing billboards between PT. Samsung Elektronik Indonesia and PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising has caused the right and obligation of both parties, according to the agreement embodied in the contract and also based on legal provisions, general principle of a contract stipulated in the Civil Code. The contract of installing billboards between PT. Samsung Elektronik Indonesia and PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising has also caused a number of problems. The default conducted by each party, such as the delay in fulfilling the performance of each party in implementing the installment of the billboards, would eventually cause dispute between them. The solution of the problems by both parties should be made, using the principle of negotiation by prioritizing mutual benefit and not by personal interest in order to find good and win-win solution. By the principle of win-win solution, the dispute can be settled so that the continuity of the contract of installing the billboards can run smoothly, and the contract can meet the mutual agreement between both parties.

Keywords: Contract of Installing Billboards, PT. Samsung Elektronik Indonesia, PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising


(9)

dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat pada waktunya. Adapun judul tesis ini adalah“Perjanjian Pemasangan Papan Reklame Antara PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingdengan PT.Samsung Elektronik Indonesia di Medan”. Penulisan tesis ini merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik berupa masukan maupun saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Pembimbing utama penulis, Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Pembimbing II penulis, dan Bapak Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn, selaku Pembimbing III penulis yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Kemudian juga, kepada Dosen Penguji yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Notaris Syafnil Gani, SH, M.Humdan Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum yang telah berkenan memberi masukan dan arahan yang konstruktif


(10)

yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatra Utara, yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta saran yang membangun kepada penulis tesis ini.

4. Bapak dan Ibu Guru Besar juga Dosen Pengajar pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan.

5. Para pegawai/karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang selalu membantu kelancaran dalam hal manajemen administrasi yang dibutuhkan.

Sungguh rasanya suatu kebanggaan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut menghaturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Papa Ir. Indra Harahap dan Mama Evi Noviza Hasibuan yang telah


(11)

Penulis berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun tak ada salahnya jika penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Medan, Januari 2013 Penulis,


(12)

Nama : DEWI MEIVISA HARAHAP

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl.Lahir : Medan, 01 Mei 1986

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Merpati Komp. M. Residen No. 18 Medan

No. Hp : 085370027877 / 082188888298

II. PENDIDIKAN FORMAL

SD : SD Swasta Harapan 2 Medan lulus tahun 1998

SMP : SMP Negeri 1 Medan lulus tahun 2001

SMA : SMU Sutomo 1 Medan lulus tahun 2004

S1 : Fakultas Hukum USU lulus tahun 2008

S2 : Program Studi Magister Kenotariatan FH USU lulus


(13)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Manfaat Penelitian ... 16

E. Keaslian Penelitian... 17

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi ... 18

G. Metode Penelitian... 30

BAB II. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN REKLAME ANTARA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA CABANG MEDAN DENGAN PT. SUMO INTERNUSA INDONESIA ADVERTISING ... 34

A. Perjanjian Pemasangan Papan Reklame sebagai Perjanjian Tidak Bernama (Innominaat)... 34

B. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame ... 39

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Melaksanakan Perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia Cabang Medan Dan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising ... 42


(14)

A. Bentuk Awal Perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa

Advertising... 62

B. Prosedur Pelaksanaan Pemasangan Papan Reklame oleh Pemborong PT. Sumo Internusa Indonesia... 68

C. Faktor-faktor yang Menimbulkan Perselisihan dalam Pelaksanaan Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia ... 75

BAB IV. PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN REKLAME ANTARA PT.SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA DENGAN PT. SUMO INTERNUSAADVERTISING ... 87

A. Itikad Baik dalam Pelaksaan Perjanjian... 87

B. Kegagalan Pemenuhan Kewajiban Perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia Sebagai Sumber Perselisihan ... 95

C. Prosedur Hukum Penyelesaian Perselisihan Yang Timbul Dalam Pelaksanaan Perjanjian Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia... 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Saran... 122


(15)

Bill Board : Papan Reklame

Borgtocht : Jaminan pertanggungan

BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional

Direct Marketing : Penjualan Langsung

Dispenda : Dinas Pendapatan Daerah

HO : Hinder Ordonantie(Undang-Undang Gangguan)

Hardship : Keadaan sulit

HR : Hoge Raad(Pengadilan Negeri)

Innominaat : Perjanjian tidak bernama yang tidak terdapat dalam

KUH perdata

LCD : Liquid Crystal Display(Papan Reklame Elektronik)

LED : Large Elektronic Display(Layar Monitor Besar)

Nominaat : Perjanjian Bernama di dalam KUH Perdata

NBW : New Burgelijk Wetbook (Kitan Undang-Undang

Hukum Perdata Baru Belanda)

Overmacht : Keadaan terpaksa

Personal Selling : Penjualan Pribadi

Performance : Penampilan Papan Reklame

PPN : Pajak Pendapatan

PPH : Pajak Penghasilan

Sales Promotion : Promosi Penjualan

Slide : Bentuk tampilan papan reklame

Somatie : Peringatan

SPPR : Surat Penetapan Pajak Reklame

TRTB : Tata Ruang dan Tata Bangunan

Win-win Solution : Jalan Keluar yang saling menguntungkan


(16)

i

perjanjian tersebut tumbuh dan berkembang dalam masyarakat karena kebutuhan masyarakat itu sendiri. Meskipun perjanjian pemasangan papan reklame tidak diatur dalam KUH Perdata, namun Pasal 1319 KUH Perdata berbunyi : “Semua perjanjian baik mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu tunduk pada peraturan umum dalam bab ini dan bab yang lalu”. Artinya semua perjanjian baik yang punya nama khusus maupun yang tidak memiliki nama tertentu dalam KUH Perdata wajib tunduk pada peraturan umum yang mengatur tentang perjanjian yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata. Perjanjian pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising dituangkan ke dalam suatu akta perjanjian di bawah tangan yang ditandatangani oleh masing pihak melalui pimpinannya masing-masing. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian, faktor-faktor yang dapat menimbulkan sengketa dalam pelaksanaan perjanjian dan penyelsaian hukum yang ditempuh oleh para pihak apabila terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame tersebut.

Jenis penelitian tesis ini adalah penelitian yuridis normatif yang bersifat deskriptif analitis, dimana analisa data didasarkan pada teori hukum yang bersifat umum, diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data yang lain. Dari pendekatannya, penelitian ini bersifat memaparkan dan menganalisa permasalahan yang ada untuk kemudian ditarik kesimpulan yang menjadi inti dari solusi permasalahan tersebut. Analisa data dilakukan evaluasi dann analisis data secara kualitatif, membahas permasalahan berdasarkan akta perjanjian pemasangan papan reklame yang dibuat di bawah tangan yang tunduk pada asas umum perjanjian yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata dengan metode deduktif. Uraian hasil analisa didiskripsikan secara kualitatif dengan menggunakan gambaran baru atau mengikatkan gambaran yang sudah ada dalam menjawab permasalahan dan membuat kesimpulan serta saran yang bermanfaat.

Perjanjian pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak dalam pelaksanaannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian yang juga didasarkan kepada aturan hukum yakni asas umum perjanjian yang terdapat dalam KUH Perdata. Disamping perjanjian


(17)

ii

papan rekalme yang pada akhirnya menimbulkan perselisihan sengketa bagi para pihak. Solusi penyelesaian masalah yang ditempuh oleh para pihak dengan lebih mengedepankan asas musyawarah mufakat diantara kedua belah pihak dengan lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi untuk mencapai titik temu berdasarkan prinsipwin-win solution.Dengan tercapainya prinsip win-win solution maka perselisihan dapat dihentikan/dihindari sehingga kesinambungan pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame tersebut dapat berjalan dengan lancar kembali sehingga berakhir jangka waktu perjanjian pemasangan papan reklame tersebut sesuai kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian.

Kata Kunci : Perjanjian Pemasangan Papan Reklame, PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisng


(18)

contract grows and develops in the public because the public need it. Even though the contract of installing billboards is not stipulated in the Civil Code, Article 1319 of the Civil Code says: “All contracts, either specific or anonymous, should comply with general regulations in this chapter and in the previous chapter.” It means that all contracts, either specific or anonymous in the Civil Code, have to comply with general regulations which regulate contracts stipulated in Book III of the Civil Code. The contract of installing billboards between PT. Samsung Elektronik Indonesia and PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising is embodied in an underhanded contract signed by the manager of each party. The problems discussed in this research included the right and obligation of both parties in implementing the contract, some factors which caused dispute in the implementation of the contract, and the legal resolution which will be taken by both parties when there is a dispute in implementing the contract of installing the billboards.

The type of the research was judicial normative with descriptive analytic approach. The analysis of the data was based on the general judicial theory which was applied to explain other sets of data. The research described and analyzed the problems, and the conclusion would be drawn from the solution of the problems. The data were analyzed qualitatively, and the problems were analyzed based on the contract of installing billboards made underhandedly but complied with general principle of provision in Book III of the Civil Code, using deductive method. The result of the analysis was described qualitatively by using new illustrations or attaching the available illustrations in solving the problems and drawing the useful conclusion.

The contract of installing billboards between PT. Samsung Elektronik Indonesia and PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising has caused the right and obligation of both parties, according to the agreement embodied in the contract and also based on legal provisions, general principle of a contract stipulated in the Civil Code. The contract of installing billboards between PT. Samsung Elektronik Indonesia and PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising has also caused a number of problems. The default conducted by each party, such as the delay in fulfilling the performance of each party in implementing the installment of the billboards, would eventually cause dispute between them. The solution of the problems by both parties should be made, using the principle of negotiation by prioritizing mutual benefit and not by personal interest in order to find good and win-win solution. By the principle of win-win solution, the dispute can be settled so that the continuity of the contract of installing the billboards can run smoothly, and the contract can meet the mutual agreement between both parties.

Keywords: Contract of Installing Billboards, PT. Samsung Elektronik Indonesia, PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reklame/iklan dan promosi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem dan sosial masyarakat modern. Dewasa ini reklame/iklan sudah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen produk dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Kemampuan reklame/iklan dan metode promosi lainnya dalam menyampaikan pesan kepada konsumen menjadikan kedua bidang tersebut memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya.1

Berbagai bentuk usaha, mulai dari usaha eceran, hingga perusahaan multinasional mengandalkan reklame/iklan dan promosi untuk menjunjung pemasaran produk dan jasa mereka kepada masyarakat. Pada sistem ekonomi yang berlandaskan pada pasar, konsumen semakin mengandalkan reklame/iklan dan bentuk promosi lainnya untuk mendapatkan informasi yang akan mereka gunakan untuk membuat suatu keputusan, apakah akan membeli suatu produk dan jasa atau tidak.

Semakin meningkat pengeluaran (belanja) reklame/iklan yang dilakukan perusahaan, maka semakin meningkat pula kuantitas pemasaran dari produk dan jasa tersebut. Hal ini membuktikan bahwa iklan/reklame dan promosi lainnya dalam

1Lukman Wirianto, Peran Reklame/Iklan Dalam Mempromosikan Produk Dan Jasa,Graha Ilmu, Jakarta, 2010, hal 7.


(20)

memasarkan suatu produk cukup signifikan dalam mendukung pemasaran produk tersebut kepada masyarakat.2

Secara umum komponen promosi mencakup empat elemen dasar yaitu 1. Iklan (advertising), 2. Promosi perjanjian (sales promotion), 3. Publikasi humas (public relation), 4. Penjualan pribadi (personal selling). Namun pada perkembangannya promosi juga mencakup dua elemen tambahan yang juga cukup penting yaitu penjualan langsung (direct marketing) dan media komunikasi (interactive media). Dua elemen tambahan ini telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasaran dewasa ini untuk berkomunikasi dengan masyarakat (konsumen) dalam memasarkan produk/jasa mereka.3

Secara umum media reklame/iklan yang sering digunakan oleh perusahaan kelas menengah ke atas adalah :

1. Media Elektronik (televisi, radio, internet); 2. Media Cetak (surat kabar, tabloid, majalah); 3. MediaBoard Advertising (papan reklame).4

Media elektronik televisi merupakan media yang paling banyak digunakan perusahaan dalam berkomunikasi dengan masyarakat konsumen, karena dinilai dapat lebih luas menjangkau masyarakat konsumen yang merupakan target/sasaran dari produk/jasa pemasaran tersebut. Namun media elektronik televisi juga memiliki

2 Gunawan Rusmanto, Promosi Melalui Media Iklan Televisi dan Efektivitasnya, Rajawali Press, 2010, hal 7.

3

Bambang Handoko, Pemasaran dan Promosi Abad Millenium, Prenada Media, Jakarta, 2010, hal 43.

4 Ratna Komala Sari, Media Promosi dan Efektivitasnya dalam Meningkatkan Pemasaran, Visi Media, Jakarta, 2011, hal 29.


(21)

kelemahan dalam penggunaannya. Kelemahan menggunakan media elektronik televisi sebagai media untuk melakukan reklame/iklan adalah :

1. Biaya yang cukup mahal, dimana tayangan iklan berdurasi 10 (sepuluh) detik pada jam tayang utama (pukul 19.30-21.00 WIB) mencapai Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah);

2. Waktu penayangan yang cukup singkat sehingga pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat konsumen tentang informasi keunggulan dan keuntungan produk/jasa tersebut juga cukup terbatas.5

Penggunaan media elektronik radio juga sering digunakan oleh perusahaan khususnya untuk kelas menengah ke bawah. Penggunaan media elektronik radio, dari segi biaya dipandang cukup efisien karena jauh lebih murah dibanding penggunaan media elektronik televisi. Namun kelemahan penggunaan media elektronik radio dalam melakukan reklame/iklan adalah :

1. Jangkauan komunitas masyarakat konsumen yang menjadi target/sasaran dari produk/jasa perusahaan tersebut terbatas, karena dewasa ini pendengar radio dari segi kuantitas relatif sedikit.

2. Produk/jasa yang diiklankan tidak dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat

konsumen, hanya mengandalkan kekuatan audio (suara) tidak dapat

menayangkan gambar.


(22)

3. Pesan yang akan disampaikan tentang produk/jasa dengan hanya mengandalkan kekuatan audio, kemungkinan tidak dapat secara lengkap dipahami/dimengerti oleh masyarakat konsumen.6

Kemajuan teknologi informasi melahirkan suatu media sosial di dunia maya yang dinamakan internet. Internet merupakan media komunikasi dunia maya yang

pada dewasa ini juga banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk

mereklamekan/mengiklankan produk/jasanya. Bahkan beberapa perusahaan juga telah membuat situsnya secara khusus di dunia maya tersebut. Tujuan dibuatnya situs oleh perusahaan tersebut di dunia maya adalah agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat konsumen khususnya para pengguna internet.

Pada umumnya perusahaan yang membuat situsnya secara khusus di dunia maya, akan memperkenalkan dan memberitahukan secara spesifik produk/jasa yang akan dipasarkannya, baik secara manfaat penggunaan, keunggulan maupun keuntungannya. Produk/jasa yang akan dipasarkan tersebut akan ditampilkan di internet secara spesifik dan lebih menarik dari berbagai sisi pengambilan gambarnya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat konsumen yang menjadi sasaran dari produk jasa tersebut di internet, dapat melihat secara keseluruhan produk/jasa yang ditawarkan tersebut, sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan ketertarikan dari masyarakat konsumen yang menjadi sasaran di internet tersebut.7

6Ibid,hal 33.

7 Wilson Butarman, Internet dan Manfaatnya Sebagai Media Komunikasi Sosial di Dunia


(23)

Penggunaan media elektronik internet untuk bereklame/beriklan juga memiliki kelemahan sebagaimana halnya media-media elektronik lainnya. Kelemahan tersebut antara lain adalah :

1. Masyarakat konsumen yang menjadi sasaran reklame/iklan di internet tersebut terbatas jumlahnya dan pada umumnya hanya kalangan menengah ke atas saja sebagai pengguna internet, namun tidak secara keseluruhan.

2. Tidak dapat dilihat setiap saat produk/jasa yang direklamekan/diiklankan, karena harus terlebih dahulu membuka situs tersebut dan mengaksesnya dengan mengandalkan jaringan operator penyedia jasa internet.8

Media cetak berupa Surat Kabar Harian, Tabloid maupun majalah juga banyak digunakan perusahaan untuk memasang reklame/iklan produk/jasanya. Pemasangan iklan di media cetak tersebut biasanya dilakukan perusahaan secara harian setiap kali terbit, atau langsung memesan untuk satu bulan secara berturut-turut pada surat kabar harian dengan pembayaran secara keseluruhan di depan. Demikian pula untuk pemasangan iklan pada media cetak tabloid atau majalah yang pada umumnya terbit sekali seminggu atau sekali sebulan.

Pemasangan iklan pada media cetak surat kabar harian, tabloid maupun majalah biayanya tergantung pada jumlah kolom yang digunakan dan warna yang digunakan. Bila jumlah kolom yang digunakan cukup besar dan berwarna, maka reklame/iklan tersebut memakan biaya yang cukup besar juga untuk sekali terbit. Bila reklame/iklan tersebut jumlah kolom yang digunakan kecil dan warna yang


(24)

digunakan hitam putih, maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memasang reklame/iklan tersebut juga tidak besar. Iklan yang menggunakan jumlah kolom yang tidak terlalu besar dan tidak bewarna (hitam putih) biasanya disebut reklame/iklan keluarga/mini.9

Pemasangan reklame/iklan pada media cetak perlu penyesuaian dan pemilihan media cetak yang tepat dalam mempromosikan produk/jasa yang akan dipasarkan kepada masyarakat konsumen. Pensurvean kalangan pembaca media cetak terutama surat kabar harian wajib dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pemasangan reklame/iklan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pemasangan reklame/iklan tersebut tidak menjadi salah sasaran terhadap konsumen yang hendak dituju sehingga maksud dari pemasangan reklame/iklan tersebut dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan.10Masing-masing media cetak memiliki kalangan pembacanya tersendiri dari mulai kalangan pekerja, pelajar, mahasiswa, pengusaha sampai masyarakat umum. Oleh karena itu perusahaan harus cermat dalam memilih media cetak yang akan digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan produk/jasanya.11

Media cetak surat kabar harian, tabloid mingguan, majalah juga memiliki kelemahan dalam pemasangan reklame/iklan. Kelemahan tersebut antara lain adalah:12

1. Jangkauan media cetak baik surat kabar harian, tabloid maupun majalah terbatas pada kalangan pembaca tertentu saja.

9

Citra Widianty,Iklan Sebagai Media Komunikasi dalam Menunjang Pemasaran Produk/Jasa,Salemba Empat, Jakarta, 2008, hal 32.

10

Elli Widodo,Iklan dan Pengaruhnya Terhadap Kuantitas Penjualan Produk/Jasa,Media Computindo, Jakarta, 2011, hal 18.

11Muchtar Suriadi,Iklan Sebagai Sarana Promosi Paling Efektif,Graha Ilmu, Jakarta, 2010, hal 13. 12

Rusdi Hutomo,Efektivitas Media Cetak dalam Pelaksanaan Promosi Produk/Jasa,Armico, Bandung, 2010, hal 13.


(25)

2. Biaya reklame/iklan yang dinilai cukup mahal untuk satu kali pemasangan. Pada dasarnya pemasangan papan reklame mempunyai prosedur dan tata cara tersendiri dan dalam pelaksanaannya juga terkait antara beberapa pihak yang berkepentingan dalam pemasangannya, antara lain :

1. Pihak Pemerintah

Pemerintah yang dimaksud disini adalah pemerintah daerah (kabupaten, kota) tempat dimana papan reklameakan dipasang. Pemerintah kota/kabupaten memiliki kewenangan memberi izin pemasangan papan reklame dimaksud sesuai dengan peraturan daerah setempat yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota, yang kemudian melimpahkannya di bawah wewenang dinas pertamanan.

2. Pihak PerusahaanAdvertising

Pihak perusahaan advertising dalam operasionalnya wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh izin usaha pemasangan papan reklame dengan terlebih dahulu melengkapi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.

3. Pihak Yang Memiliki Tempat untuk Pemasangan Papan Reklame

Tempat yang digunakan untuk pemasangan papan reklame dapat berupa tanah atau bangunan milik perorangan atau milik pemerintah. Pihak perusahaan advertising wajib mengadakan perjanjian kepada pihak pemilik tanah/bangunan baik perorangan maupun pemerintah tersebut. Perjanjian yang dilakukan perusahaan advertising dengan pemilik lahan/bangunan tempat pemasangan papan reklame merupakan suatu perjanjian sewa menyewa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1548 KUH Perdata, sedangkan perjanjian yang dilakukan


(26)

oleh perusahaan advertising dengan perusahaan/produsen yang berkeinginan mengiklankan jasa/produknya melalui perusahaan advertising merupakan perjanjian pemborongan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1601 b KUH Perdata.

Pasal 1548 KUH Perdata menyatakan bahwa

“Sewa menyewa ialah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama sewaktu-waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya”.

Pasal 1601b KUH Perdata menyatakan bahwa “Pemborogan pekerjaan adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu, sipemborong mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang ditentukan.

PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingadalah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pemasangan papan reklame didirikan pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada tanggal 20 Mei 1994, dengan alamat kantor cabang terletak di Jl. Amaluhur No. 118 Medan.

Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kota Medan dalam pemasangan papan reklame adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No. 2 tahun 2004 tentang pajak reklame dan keputusan Walikota Medan No. 26 tahun 2004 tentang pelaksanaan peraturan daerah kota Medan No. 2 tahun 2004 tentang pajak reklame. Menurut pasal 1 ayat (5) Peraturan Daerah (Perda) kota Medan No.2 tahun 2004 tentang pajak reklame menyatakan bahwa, “Penyelenggaraan reklame adalah


(27)

orang atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri, atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.”

Pasal 1 ayat (7) Perda No. 2 tahun 2004 tersebut menyatakan bahwa, “Reklame papan/billboard adalah reklame yang terbuat dari papan kayu, callibrete, vinyle,termasuk seng atau bahan lain yang sejenis di pasang atau digantungkan atau dipasang pada bangunan, halaman atau di atas bangunan.”

Dengan demikian perusahaan advertising juga membutuhkan sarana untuk memasang papan reklame kosong agar dapat dipasarkan kepada produsen, produk/jasa sebagai sarana reklame/iklan produk/jasa tersebut.13

Sebelum perusahaan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising melakukan pemasangan papan reklamepada tempat yang ditunjuk dan telah disepakati oleh para pihak, maka pimpinan perusahaan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising wajib terlebih dahulu menghubungi pemilik tempat dimaksud dan membuat suatu perjanjian sewa menyewa terhadap tempat/bangunan tempat didirikannya papan reklame tersebut. Selain dari itu setelah memperoleh izin dari pemilik tempat/bangunan, perusahaan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising wajib pula meminta persetujuan dari warga disekitar tempat/bangunan berdirinya papan reklame. Hal ini berhubungan dengan resiko yang akan terjadi dan harus dihadapi oleh masyarakat yang rumahnya berada disekitar tempat/bangunan berdirinya papan reklame tersebut.

13Perusahaan Periklanan Juga Membutuhkan Iklan Untuk Promosi Jasa Iklannya, Citra Graha Persada, Jakarta, 2010, hal 31.


(28)

PT. Samsung Elektronik Indonesia adalah sebuah perusahaan penghasil produk elektronik dengan merek Samsung diantaranya adalah lemari es, mesin cuci, air conditioner (AC), audio tape, VCD/DVD, televisi dan handphone (telepon genggam). Perjanjian kerjasama pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising adalah untuk iklan promosi produk elektronik handphone (telepon genggam) merek Samsung dalam berbagai type produk handphone tersebut, diantaranya adalah produk handphonemerek Samsung type C.3520 (model lipat), Samsung C.3350 X Cover Z (batang) Samsung S.5610 (batang) Samsung Champ 303 K (touch screen) dan handphone Samsung dengan sistem operasi (OS) Android seperti Samsung Galaxy dengan type S.5360 Galaxy Y, type S.5660 Galaxy Gio, type S.5830 Galaxy Ace, dan type I.8150 Galaxy Wonder.

Kedelapan item produk handphone tersebut dipasang gambarnya pada papan reklame (Billboard) di Jalan Krakatau Simpang Jalan Jemadi Medan. Pemasangan papan reklame untuk produkhandphoneSamsung tersebut dipasang secara horizontal (mendatar) tanpa ada halangan apapun dari benda apapun sehingga kedelapan item produkhandphoneSamsung tersebut dapat terlihat dengan jelas dari dua arah (depan dan belakang) oleh para pengguna jalan umum/jalan raya yang melintas di sekitar jalan Krakatau Simpang Jalan Jemadi tersebut. Kedelapan item produk handphone Samsung dibuat dalam gambar berwarna sesuai atau paling tidak mendekati warna produk aslinya dengan menggunakan warna yang cerah dan bercahaya sehingga dapat menimbulkan ketertarikan bagi masyarakat pengguna jalan disekitar wilayah tersebut


(29)

yang melihatnya. Ukuran papan reklame yang disepakati kedua belah pihak yaitu lebar 5 (lima) meter, panjang 10 (sepuluh) meter, untuk 1 (satu) slide papan reklame.

Pemasangan iklan produk handphone Samsung pada papan reklame

merupakan iklan tambahan bagi perusahaan elektronik Samsung, karena selain menggunakan sarana papan reklame, Samsung juga menggunakan media televisi, dan media cetak dalam mempromosikan produk-produk handphone terbarunya, terutama untuk handphone yang berbasis sistem operasi (OS) Android yang sedang gencar dipromosikan oleh perusahaan Samsung, dalam upaya merebut pangsa pasar handphone Pintar (Smartphone) dari pesaing-pesaing utamanya seperti Blackberry, Iphone, HTC, Nokia dan Sony Ericsson.

Oleh karena itu perusahaan Samsung elektronik telah menggunakan tiga sarana reklame/iklan dalam mempromosikan produk-produk handphoneterbarunya, khususnya yang memiliki sistem operasi (OS) Android yang sekarang sedang digemari oleh para penggunahandphone. Ketiga sarana reklame/iklan tersebut adalah televisi, media cetak, dan papan reklame. Perusahaan Samsung elektronik mengeluarkan dana yang cukup besar dalam mereklamekan/mengiklankan produk-produkhandphoneterbarunya tersebut di ketiga media reklame/iklan tersebut.

Untuk media televisi Samsung memilih RCTI dan SCTV sebagai sarana iklan untuk mempromosikan produk-produknya, sedangkan untuk media cetak Samsung memilih kompas dan analisa yang dinilai perusahaan Samsung cukup tepat untuk mengiklankan produk-produkhandphoneterbarunya.


(30)

Alasan Samsung memilih media elektronik televisi RCTI dan SCTV dalam mengiklankan produknya adalah karena kedua media elektronik tersebut berdasarkan

survei yang dilakukan perusahaan Samsung pada tahun 2011, memiliki

pemirsa/penonton paling banyak diantara seluruh media elektronik televisi yang ada di Indonesia. Demikian pula untuk media cetak, Samsung memilih kompas dan analisa sebagai media cetak untuk mengiklankan produknya karena berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan samsung pada tahun 2011, memiliki pembaca terbanyak diantara media cetak yang ada di Indonesia.14

Untuk media papan reklame (advertising) Samsung telah menetapkan pilihan kepada PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising sebuah perusahaan advertising berskala nasional yang telah berpengalaman dalam duniaadvertising selama kurun waktu 15 (lima belas) tahun lebih dan telah banyak menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dalam melayani jasa reklame/periklanan. Perjanjian kerjasama jasa pemasangan papan reklame juga telah ditandatangani oleh PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising pada tanggal 6 Januari 2012 karena telah adanya kesepakatan diantara kedua belah pihak berdasarkan surat penawaran yang diajukan oleh PT. Sumo Internusa Indonesia Advertisingtertanggal 4 Januari 2012.

Oleh karena itu perjanjian kerjasama pemasangan papan reklame untuk produk handphone Samsung telah dipandang sah sesuai Pasal 1320 KUH Perdata

14Eko Imam Suryanto,Prospek Perusahaan Advertising di Indonesia, Media Ilmu, Jakarta, 2011, hal 26.


(31)

yang menyatakan bahwa syarat-syarat sahnya suatu perjanjian adalah, 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, 3. Suatu hal tertentu, 4. Suatu sebab yang halal.

Pasal 1320 KUH Perdata tersebut di atas merupakan landasan hukum bagi legalitas dari suatu perjanjian, apapun bentuk dan jenisnya yang dimaksud dengan sepakat antara kedua belah pihak yang mengikatkan dirinya ke dalam perjanjian adalah suatu kesepakatan atas dasar suka sama suka tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun juga. Kecakapan para pihak yang membuat perjanjian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kewenangan bertindak untuk membuat perjanjian tersebut. Hal yang diperjanjikan harus jelas dan tertentu dan obyek yang diperjanjikan merupakan obyek yang halal. Legal dan tidak bertentangan dengan undang-undang.15

Tiap orang bebas membuat perjanjian apa saja dengan ketentuan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa, untuk semua perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata ini menjadi dasar dari kebebasan membuat perjanjian bagi siapa saja yang akan mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian. Konsekuensi hukum dari Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata tersebut adalah bahwa setiap orang/pihak yang telah mengikatkan dirinya ke dalam suatu perjanjian harus mematuhi perjanjian

15Salim HS,Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak,Sinar Grafika, Jakarta, 2001,hal 14.


(32)

tersebut karena telah berlaku sebagai Undang-Undang bagi para pihak yang telah menandatanganinya.16 Demikian pula halnya dengan perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising, harus pula tunduk pada Pasal 1320 KUH Perdata sebagai landasan hukum sahnya suatu perjanjian. Apabila perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising telah disepakati dan telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka sejak saat kesepakatan dan penandatanganan tersebut, maka perjanjian itu telah berlaku sebagai undang-undang yang harus dipatuhi/ditaati oleh kedua belah pihak tanpa terkecuali.

Pengingkaran perjanjian tersebut oleh salah satu pihak akan mengakibatkan terjadinya tuntutan hukum bagi pihak lain yang merasa dirugikan dengan pengingkaran tersebut. Klausul dalam perjanjian Pemasangan Papan Reklame tersebut tidak lagi mempunyai dampak hukum apabila perjanjian tersebut telah berakhir, karena jangka waktunya atau karena diakhiri oleh para pihak atas dasar kesepakatan bersama.

Oleh karena itu tulisan ini akan membahas secara lebih mendalam mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pemasangan papan reklame, faktor-faktor yang dapat menimbulkan sengketa dalam praktek pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame dan juga bagaimana penyelesaian hukum sengketa tersebut dilakukan. Perjanjian pemasangan papan reklame antara PT. Samsung


(33)

Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingdilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan dengan ketentuan-ketentuan tertentu pula yang telah disepakati kedua belah pihak.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingdi Medan?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan sengketa dalam praktek pelaksanaan perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising di Medan?

3. Bagaimana penyelesaian sengketa yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingdi Medan?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(34)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis hak dan kewajiban para pihak yakni PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising dalam perjanjian pemasangan papan reklame di Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang dapat menimbulkan sengketa dalam praktek pelaksanaan perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertisingdi Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya hukum yang dapat ditempuh oleh para pihak dalam penyelesaian sengketa dalam praktek pelaksanaan perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingdi Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbang saran dalam ilmu hukum pada umumnya dan hukum perjanjian pada khususnya, terutama mengenai kedudukan para pihak dalam perjanjian pemasangan papan reklame, disamping itu juga dapat menjadi literatur dalam memperkaya khazanah dan kepustakaan serta perkembangan ilmu hukum bidang keperdataan dan kenotariatan di perguruan tinggi.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pihak yang melaksanakan perjanjian pemasangan papan reklame, agar para pihak


(35)

lebih mengetahui dan memahami secara mendalam hak dan kewajiban para pihak sesuai prosedur hukum perjanjian jual beli yang terdapat dalam KUH Perdata dan juga memahami tata cara praktek pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame tersebut apabila terjadi perbedaan pendapat ataupun perselisihan antara kedua belah pihak dalam upaya mencari penyelesaian sesuai prosedur hukum yang berlaku pula. Kepada masyarakat pada umumnya, agar dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kedudukan hukum para pihak dalam Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran sementara dan pemeriksaan yang telah dilakukan baik diperpustakaan Ilmu Magister hukum maupun pada perpustakaan Magister Kenotariatan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan sejauh yang diketahui tidak ditemukan judul yang sama dengan judul penelitian ini. Adapun judul penelitian yang ada kaitannya dengan masalah perjanjian adalah sebagai berikut :

1. Nazwa Muis (NIM : 057011063), dengan judul Analisis Terhadap Risiko Hukum Yang Terjadi Dalam Pemasangan Papan Reklame (Studi di Kota Medan).

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut di atas adalah : Bagaimana penerapan Peraturan Daerah kota Medan tentang pembayaran pajak pemasangan papan reklame dan bagaimana pertanggungjawaban resiko yang timbul apabila


(36)

terjadi kerugian karena keadaan memaksa (force majeure) dalam pemasangan papan reklame tersebut.

2. Yulizar Andythia (NIM : 097011091), dengan judul Tanggung Jawab Lembaga Penyiaran Radio Dan Produsen Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Pemasangan Iklan.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut di atas meliputi ruang lingkup hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pemasangan iklan melalui radio, bagaimana penyelesaian sengketa dalam pelaksanaan perjanjian pemasangan iklan radio tersebut dan perlindungan pemerintah terhadap lembaga penyiaran dan konsumen dari iklan yang menyesatkan.

Substansi permasalahan yang dibahas didalam penelitian tersebut di atas adalah berbeda pembahasannya dengan pembahasan dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini adalah asli adanya. Artinya secara akademik penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, karena belum ada yang melakukan penelitian yang sama dengan judul penelitian ini.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atas butir-butir pendapat teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi dasar perbandingan, pegangan teoritis.17 Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan


(37)

pedoman/petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati18. Menurut

teori konvensional, tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan (recht

gewichtigeheid), kemanfaatan dan kepastian hukum (rechtzekerheid).19 Apeldoorn menyatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil, untuk mencapai kedamaian hukum, harus diciptakan masyarakat yang adil dengan mengadakan penyatuan antara kepentingan yang bertentangan satu sama lain, dan setiap orang harus memperoleh hak-haknya sesuai hukum yang berlaku dalam hal mewujudkan keadilan.20Menurut W. Friedman, suatu undang-undang harus memberikan keadaan yang sama kepada semua pihak, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan diantara pribadi-pribadi tersebut.21

Pembahasan tentang hubungan perjanjian para pihak pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dalam hubungannya dengan masalah keadilan. Perjanjian sebagai wadah yang mempertemukan kepentingan satu dan lain pihak menuntut bentuk pertukaran kepentingan yang adil. Oleh karena itu teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori keadilan/keseimbangan yang dipelopori oleh Aristoteles. Keadilan/keseimbangan menurut Aristoteles adalah suatu tindakan untuk memperlakukan setiap orang/pihak sebagai subjek hukum secara seimbang (proporsional) sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing.22Di dalam karya

18

Lexy J Molloeng,Metodologi Penelitian Kuantitatif,Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hal 35.

19Achmad Ali,Menguak Tabir Hukum (suatu kajian Filosofi dan Sosiologi).Pernada Media, Jakarta,

hal 85.

20

R. Soeroso,Pengantar Ilmu Hukum,Sinar Grafika, Jakarta, 2008. hal 57.

21

W. Friedman, Teori dan Filsafat Hukum Dalam Buku Telaah Kasus atas teori-teori hukum, diterjemahkan dari buku aslinya legal Theory terjemahan Muhammad.


(38)

ilmiahnya yang berjudul “Nichomacthean Ethics”, Aristoteles menjabarkan keadilan/keseimbangan tersebut menjadi 3 (tiga) pengertian yaitu :

a. Keadilan distributif (distributive justice), yang mempunyai pengertian dimana semua hak-hak dan keuntungan harus dibagi secara adil.

b. Keadilan retributif (retributive justice), dimana hak-hak dan keuntungan dibagi berdasarkan andil atau jasa-jasanya.

c. Keadilan kompensatoris(compensatory justice), dimana hak-hak dan keuntungan dibagikan kepada pihak lain berdasarkan besar kerugian yang dideritanya.23

Dari beberapa pengertian tentang keadilan tersebut di atas, keadilan distributif dipandang sebagai awal mula segala jenis teori keadilan. Dinamika keadilan yang berkembang di masyarakat dalam telaah para ahli hukum pada umumnya berlandaskan pada teori keadilan distributif, meskipun dengan berbagai versi dan pandangan masing-masing, oleh karena itu dalam suatu perjanjian harus dilandasi pemikiran proporsional yang terkandung dalam keadilan distributif. Keadilan dalam melaksanakan perjanjian lebih termanifestasi apabila kepentingan para pihak terdistribusi sesuai dengan hak dan kewajibannya secara proporsional.24

Hukum perjanjian diatur dalam Buku III KUH Perdata yang terdiri dari 18 Bab dan 631 Pasal, dimulai dari Pasal 1233 sampai dengan pasal 1864 KUH Perdata. Secara garis besar, perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata adalah perjanjian jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, kerja, perkumpulan, hibah, penitipan barang,

23Otje Salman,Teori Hukum.Rajawali Press, 2009. Hal. 52.


(39)

pinjam pakai bunga tetap dan abadi, untung-untungan, pemberian kuasa penanggung utang dan perdamaian. Dalam teori ilmu hukum perjanjian-perjanjian di atas disebut dengan istilah perjanjian nominaat.

Di luar KUH Perdata dikenal pula perjanjian lainnya, seperti perjanjian joint venture, produce sharing, franchise, perjanjian kerja sewa dan lain sebagainya. Perjanjian jenis ini disebut innominaat yaitu perjanjian yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam praktek kehidupan masyarakat. Keberadaan perjanjian baik nominaat maupun innominaat tidak terlepas dari adanya sistem yang berlaku dalam hukum perjanjian itu sendiri.25

Sistem pengaturan hukum perjanjian adalah sistem terbuka (open system) yang mengandung kebebasan untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur dalam undang-undang. Dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata secara tegas menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. Jika dianalisa lebih lanjut maka ketentuan Pasal tersebut memberikan kebebasan para pihak untuk :26 1. Membuat atau tidak membuat perjanjian;

2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun;

3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya; 4. Menentukan bentuk perjanjian apakah tertulis atau lisan.

25R. Subekti,Aneka Perjanjian,Citra Aditya Bakti, Bandung 1995, hal 29. 26M. Yahya Harahap,Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, 1996, hal 43.


(40)

Hukum perjanjian adalah bagian dari hukum perdata (Privat). Hukum ini memusatkan perhatian pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri (Self Limpoused Obligation). Disebut sebagai bagian dari hukum perdata disebabkan karena pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam perjanjian murni menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang membuat perjanjian.27

Dalam suatu perjanjian terdapat 5 (lima) asas yang dikenal dalam ilmu hukum perdata. Kelima asas itu antara lain adalah asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas kepastian hukum, asas itikad baik dan asas kepribadian.28 Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa asas kebebasan berkontrak termaktub dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pihak yang sepakat melakukan perjanjian dianggap mempunyai kedudukan yang seimbang serta berada dalam situasi dan kondisi yang bebas menentukan kehendaknya untuk melakukan perjanjian. Kebebasan berkontrak juga ditegaskan dalam Pasal 1321 KUH Perdata yang menyatakan bahwa suatu kesepakatan ini dibuat harus bersifat bebas. Kesepakatan tidaklah sah apabila diberikan berdasarkan kekuatan atau diperbolehnya dengan penipuan atau paksaan.29

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa salah satu syarat sahnya suatu perjanjian adalah

27Abdul Kadir Muhammad,Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, 1994, hal 16 28

Qirom A. Meliala, Pokok-pokok Hukum Perikatan beserta perkembangannya, Liberty Yogyakarta, 1985, hal 18.

29 Kartini Mulyadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal 34.


(41)

adanya kata sepakat antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian. Asas kepastian hukum yang lazim disebut juga dengan asas Pacta Sunt Servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas ini mensyaratkan bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi perjanjian yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah Undang-Undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata. Asas itikad baik (good faith)tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata yang menyatakan perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik oleh para pihak yang mengikatkan diri ke dalam perjanjian tersebut. Asas itikad baik dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada itikad baik nisbi, harus memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad baik mutlak, penilaian terletak pada akal sehat dan keadilan serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan menurut norma-norma yang obyektif.

Asas kepribadian (rechtpersonality)merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat perjanjian harus menyatakan kehendaknya dan kesediaannya untuk mengikatkan diri. Pernyataan kedua belah pihak yang memiliki kesesuaian inilah yang disebut dengan kesepakatan (konsensus)30. Pasal 1337 KUH Perdata menyatakan bahwa suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Penilaian terlarang dalam hal ini adalah apabila


(42)

objek yang diperjanjikan merupakan sesuatu yang terlarang, atau berlawanan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.

Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Peristiwa pengikatan diri kedalam satu perjanjian ini menimbulkan suatu hubungan hukum antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu berupa suatu perikatan yang mengandung janji atau kesanggupan atas apa yang diucapkan atau dituliskan oleh para pihak yaitu pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban.31

Dari rumusan di atas dapat dikatakan bahwa perjanjian adalah hubungan hukum yang lahir dari adanya kesepakatan antara dua pihak atau lebih, dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya pada lapangan harta kekayaan dan pihak kedua berhak untuk menuntut prestasi yang disepakati bersama.

Pasal 1330 KUH Perdata menyatakan tentang orang-orang yang dipandang tidak cakap bertindak membuat perjanjian yaitu :

1. Orang yang belum dewasa sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 330 KUH Perdata yaitu mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin.

2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan sebagaimana yang dinyatakan oleh Pasal 433 KUH Perdata yaitu mereka yang ditaruh di bawah pengampuan adalah setiap orang dewasa yang selalu berada dalam keadaan dirinya sakit otak atau


(43)

mata gelap atau terlalu boros, sehingga tidak mampu bertanggung jawab atas kepentingan sendiri karena itu dalam melakukan suatu perbuatan hukum mereka diwakili oleh pengampunya (curator).32

3. Orang-orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang dan pada umumnya semua orang pada siapa undang-undang telah melarang membuat persetujuan-persetujuan tertentu. Hal ini termaktub dalam Pasal 1467 KUH Perdata bahwasanya antara suami isteri tidak diperbolehkan persetujuan jual beli Pasal 1678 KUH Perdata juga menentukan bahwa antara suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan dilarang mengadakan penghibahan. Namun ketentuan ini tidak berlaku terhadap hadiah-hadiah atau pemberian benda-benda bergerak yang harganya tidak terlalu tinggi mengingat kemampuan penghibah.

Perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising merupakan perjanjian innominaat (on benoemde). Perjanjian innominaat biasa juga disebut sebagai perjanjian tidak bernama (ongenoemde overeenkomst) yang merupakan keseluruhan kaidah hukum yang mengkaji berbagai perjanjian yang timbul, tumbuh dan hidup dalam masyarakat dan perjanjian tersebut belum dikenal pada saat KUH Perdata diundangkan.33 Perjanjian innominaat (tak bernama) dapat diartikan sebagai perjanjian-perjanjian yang muncul dan berkembang dalam masyarakat karena kebutuhan masyarakat itu sendiri. Contoh Perjanjian innominaat (tak bernama)

32

Wirjono Prodjo Dikoro,Asas Hukum Perdata,SUMUR, Bandung, 1992, hal 7.


(44)

tersebut antara lain adalah; perjanjian production sharing, joint venture, perjanjian karya, leasing, beli sewa, franchise, perjanjian konstruksi dan termasuk perjanjian pemasangan papan reklame yang akan dibahas dalam tulisan ini.

Unsur-unsur yang tercantum dalam hukum perjanjian innominaat (tak bernama) adalah sebagai berikut :

1. Adanya kaidah hukum baik tertulis maupun tidak tertulis;

2. Adanya subyek hukum yaitu pendukung hak dan kewajiban subyek hukum dalam perjanjian innominaat adalah debitor dan kreditor, badan pelaksanaan badan usaha atau tetap, pengguna jasa dan penyedia jasa dan lain-lain;

3. Adanya obyek yang erat kaitannya dengan prestasi, pokok prestasi dalam perjanjian innominaat tergantung pada jenis perjanjian yang menjadi pokok prestasinya. Di dalam penulisan ini yang menjadi pokok prestasi adalah melaksanakan pemasangan/pendirian papan reklame untuk produk elektronik handphonemerek Samsung di Jalan Jemadi Simpang Jalan Krakatau Medan.34

Hukum perjanjian diatur dalam buku III KUH Perdata yaitu pada Pasal 1319 KUH Perdata yang menyatakan bahwa, “Semua perjanjian baik mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”. Ketentuan ini mensyaratkan bahwa perjanjian, baik yang mempunyai nama dalam KUH Perdata maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu (tidak bernama) tunduk pada buku III KUH Perdata.


(45)

Dengan demikian para pihak yang mengadakan perjanjian innominaat tidak hanya tunduk pada berbagai peraturan yang mengaturnya, tetapi para pihak juga tunduk pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KUH Perdata. Berbagai ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang perjanjian innominaat yang terdapat di luar KUH Perdata, diantaranya adalah artikel 1355 NBW, Stb 1973 Nomor 289 tentang Beli Sewa Rumah, Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba (Franchise), Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Perindustrian dan Perdagangan Nomor Kep-122/MK/IV/12/1974, Nomor 32/M/SK/2/1974 dan Nomor 30/KPB/I/1974 tentang Perizinan Usaha Leasing.

Secara khusus, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perjanjian innominaat dapat dilihat dalam ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah disebutkan di atas. KUH Perdata merupakan ketentuan-ketentuan hukum yang bersifat umum, sedangkan ketentuan hukum yang mengatur perjanjian innominaat merupakan ketentuan hukum yang bersifat khusus. Dengan demikian berlaku asas “Lex Specialis derogate lex generali”, yang artinya undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang yang bersifat umum. Pada saat undang-undang yang bersifat khusus tidak mengatur secara rinci tentang masalah hukum tertentu, maka dapat digunakan undang-undang yang bersifat umum.

Pasal 1320 KUH Perdata bila dihubungkan dengan Pasal 1335 Juncto Pasal 1337 KUH Perdata, diatur sebagai tujuan bersama yang hendak dicapai oleh para


(46)

pihak dalam hubungan perjanjian yang mereka buat, sedangkan isi perjanjian terkait dengan penentuan sifat serta luasnya hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan perjanjian para pihak terkait dengan substansi hak dan kewajiban yang saling dipertukarkan oleh para pihak.35

Pada dasarnya setiap perjanjian yang dibuat para pihak harus dapat dilaksanakan dengan sukarela atau dengan itikad baik oleh masing-masing pihak. Namun dalam kenyataannya perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak sering kali menimbulkan sengketa. Untuk itu diperlukan suatu pranata hukum untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Pola penyelesaian sengketa dalam bidang perjanjian dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu :

1. Melalui jalur musyawarah mufakat yang dilaksanakan oleh kedua belah pihak; 2. Melalui jalur mediasi dengan menggunakan mediator, atau melalui jalur

alternatif penyelesaian sengketa(alternative dispute resolution); 3. Melalui litigasi (pengadilan).

2. Konsepsi

Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping sarana yang lainnya, seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu

35Agus Yudha Hernoko,Hukum Perjanjian (Asas Proporsional Dalam Kontrak Komersial), Lambang Mediatama, Yogyakarta, 2008, hal 199.


(47)

proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis.36 Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum perjanjian Pemasangan Papan Reklame.37

Konsep merupakan salah satu bagian penting dari teori. Dalam suatu penelitian, konsepsi dapat diartikan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi sesuatu yang konkrit, yang disebut dengan defenisi operasional, pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai, oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan kerangka konsepsi sebagai berikut :

1. Perjanjian pamasangan papan reklame adalah suatu hubungan hukum antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising dalam hal pelaksanaan Pemasangan Papan Reklame di Medan untuk produk Elektronikhandphonemerek Samsung dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

2. Papan reklame adalah suatu media berbentuk persegi empat yang digunakan untuk mempublikasikan produk/jasa tertentu yakni produk elektronikhandphone merek Samsung kepada khalayak, agar dapat diketahui dan dikenal secara luas. 3. PT. Samsung Elektronik adalah perusahaan yang bergerak di bidang produk

elektronik, khususnyahandphoneyang mempunyai merek Samsung.

36Sajipto Raharjo,Ilmu Hukum,Citra Aditya Bakti Bandung, 1996, hal 397.

37 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat, Raja Grafindo, Jakarta, 1995, hal 7.


(48)

4. PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa advertising/reklame/iklan suatu produk/jasa melalui media papan reklame yang dipasang pada perempatan jalan atau pada suatu tempat tertentu yang strategis sehingga dapat dilihat oleh masyarakat luas khususnya para pengguna jalan umum.

5. Klausul perjanjian adalah butir perjanjian yang dibuat secara tertulis yang memuat syarat-syarat dan ketentuan pelaksanaan pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertisingdi Medan yang merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak yang dibuat secara profesional, adil dan seimbang.

6. Sengketa adalah suatu keadaan hukum dimana terjadi perbedaan pendapat (opini) antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian pemasangan papan reklame yang membutuhkan suatu penyelesaian secara hukum pula.

7. Wanprestasi adalah suatu keadaan hukum dimana salah satu pihak ingkar janji/cidera janji sehingga menimbulkan akibat hukum suatu kerugian kepada pihak lain yang terlibat di dalam perjanjian pemasangan papan reklame tersebut. 8. Hak dan kewajiban adalah suatu keadaan hukum yang melahirkan prestasi di satu

sisi dan kontraprestasi di sisi lain yang wajib dipenuhi oleh masing-masing pihak yang terlibat didalam perjanjian pemasangan papan reklame.

G. Metode Penelitian

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif (yuridis normatif), dimana pendekatan terhadap permasalahan dilakukan dengan mengkaji ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai perjanjian dan bahan hukum lainnya.


(49)

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analitis, maksudnya dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Analisis dimaksudkan berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh akan dilakukan secara cermat bagaimana menjawab permasalahan.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan yang terdiri dari :

1. Bahan hukum primer yang berupa norma/peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini bahan primer adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) dan perjanjian Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertising.

2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang berupa buku, hasil-hasil penelitian dan atau karya ilmiah hukum tentang hukum perjanjian pada umumnya dan perjanjian Pemasangan Papan Reklame pada khususnya.

3. Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberi pertunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, kamus umum dan lain sebagainya.

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder (bahan hukum) dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi dokumen untuk memperoleh data sekunder,


(50)

dengan membaca, mempelajari, meneliti, mengidentifikasi, dan menganalisa data primer, sekunder maupun tertier yang berkaitan dengan penelitian ini. Disamping itu dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan data primer dengan teknik wawancara, menggunakan pedoman wawancara terhadap manajer operasional PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising dan kepala Cabang PT. Samsung Elektronik Indonesia di Medan, yang dalam penelitian ini memiliki kapasitas sebagai informan dan narasumber.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan suatu hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.38 Di dalam penelitian hukum normatif maka analisis pada hakekatnya berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhadap bahan hukum tertulis primer, sekunder maupun tertier, untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.39 Dalam penelitian ini bahan-bahan hukum tertulis yang digunakan adalah klausul perjanjian kerjasama pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa Indonesia Advertising di Medan, hukum perjanjian sebagaimana yang termuat dalam KUH Perdata```, literatur-literatur dan karya ilmiah yang berhubungan dengan masalah hukum periklanan yang terkait dengan pembahasan

38

Bambang Suggono,Metode Penelitian Huluan,raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 106.


(51)

dalam penelitian ini, yang dijadikan pedoman untuk menghasilkan jawaban yang selaras dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Semua data yang diperoleh tersebut di atas di analisa secara kualitatif, dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan metode logika deduktif, yaitu penarikan kesimpulan diawali dari hal-hal yang bersifat umum (kaidah hukum yang terdapat dalam KUH Perdata) menuju hal-hal yang bersifat khusus (Pemasangan Papan Reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dengan PT. Sumo Internusa IndonesiaAdvertisingdi Medan.40

40Bambang Sunggono,Metode Penelitian Hukum Suatu Pengantar,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal 36.


(52)

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN REKLAME ANTARA PT. SAMSUNG

ELEKTRONIK INDONESIA CABANG MEDAN DENGAN PT. SUMO INTERNUSA INDONESIAADVERTISING

A. Perjanjian Pemasangan Papan Reklame sebagai Perjanjian Tidak Bernama (Innominaat)

Hukum perjanjian tidak bernama (innominaat) diatur dalam Buku III KUH Perdata. Di dalam Buku III KUH Perdata tersebut hanya ada satu pasal yang mengatur tentang perjanjian tidak bernama (innominaat), yaitu Pasal 1319 KUH Perdata yang berbunyi : “Semua perjanjian, baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”. Ketentuan Pasal 1319 KUH Perdata ini mengisyaratkan bahwa perjanjian, baik yang mempunyai nama dalam KUH Perdata, maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu (tidak bernama) tunduk pada Buku III KUH Perdata.

Dengan demikian para pihak yang mengadakan perjanjian tidak bernama (innominaat),tidak hanya tunduk pada berbagai peraturan yang mengaturnya, tetapi para pihak juga tunduk ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KUH Perdata.41 Berbagai ketentuan hukum yang mengatur tentang perjanjian tidak bernama (innominaat),yang terdapat di luar KUH Perdata diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Undang-Undang Nomor 22 Tahun


(53)

2001 tentang minyak dan gas bumi, Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang waralaba (franchise), surat keputusan bersama Menteri Keuangan,

Perindustrian dan Perdagangan Nomor KEP-122/MK/W/2/1974,Nomor

32/M/SK/2/1974 dan Nomor 30/KPB/I/1974 tentang perizinan usaha leasing. Secara khusus peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perjanjian tidak bernama(innominaat).

Pemasangan papan reklame dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) masing-masing daerah dimana pemasangan papan reklame tersebut dilaksanakan. KUH Perdata merupakan ketentuan hukum bersifat umum,sedangkan ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur perjanjian tidak bernama (innominaat) merupakan ketentuan hukum yang bersifat khusus. Dengan demikian berlaku asas “lex spesialis derogaat lex generalis” yang artinya undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum. Pada saat undang-undang yang bersifat khusus tersebut tidak mengatur secara rinci tentang suatu hal tertentu, maka dapat digunakan undang-undang yang bersifat umum.42

Di dalam Buku III KUH Perdata di kenal 5 (lima) asas penting yang merupakan pula asas hukum yang harus dipatuhi dalam perjanjian tidak bernama (innominaat). Asas-asas tersebut antara lain adalah asas kebebasan berkontrak/ membuat perjanjian, asas konsensualisme, asas pacta sunt servenda (asas kepastian hukum), asas itikad baik dan asas kepribadian.


(54)

Asas kebebasan berkontrak/ membuat perjanjian dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi : “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk :

1. Membuat atau tidak membuat perjanjian 2. Mengadakan pekerjaan dengan siapapun

3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratannya 4. Menentukan bentuk perjanjian yaitu tertulis atau lisan.43

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata. Dalam pasal ini ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu adanya kesepakatan kedua belah pihak. Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Asas Pacta Sunt Servanda atau disebut juga dengan asas kepastian hukum. Asas ini berhubungan dengan akibat hukum perjanjian. Asas Pacta Sunt Servanda adalah asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi perjanjian yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang, mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Asas Pacta Sunt Servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH


(55)

Perdata yang berbunyi : “Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

Asas itikad baik (goede trouw) dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata yang berbunyi : “Asas itikad baik merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreeditur dan debitor harus melaksanakan substansi perjanjian berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh tau kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik ini dibagi menjadi dua macam yaitu itikad baik nisbi dan mutlak. Pada itikad nisbi orang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad baik yang mutlak, penilaiannya terletak pada akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak memihak) menurut norma-norma yang objektif pula. Berbagai putusan Hoge Raad yang erat kaitannya degan kasus penerapan asas itikad baik diantaranya adalah kasus seorangArrestdanMark Arrest.Keduaarrestitu berkaitan dengan turunya nilai uang Jerman setelah perang dunia pertama sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian dalam perjanjian dagang.44

Asas kepribadian(personalitas),merupakan asas yang menentukan seseorang yang akan melakukan dan atau membuat perjanjian hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata. Pasal 1315 KUH Perdata berbunyi : “Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri”. Inti ketentuan ini bahwa seseorang yang mengadakan perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya


(56)

sendiri. Pasal 1340 KUH Perdata berbunyi : “Perjanjian hanya berlaku antar pihak yang membuatnya”.

Ini berarti bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun ketentuan ini ada pengecualiannya, sebagaimana dalam pasal 1317 KUH Perdata, yang berbunyi : “Dapat pula perjanjian didalam untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu”.

Pasal ini menginstruksikan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga, dengan suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan pada Pasal 1318 KUH Perdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh hak dari padanya. Jika dibandingkan kedua pasal itu, dalam Pasal 1317 KUH Perdata mengatur tentang perjanjian untuk pihak ketiga, sedangkan dalam Pasal 1318 KUH Perdata untuk kepentingan diri sendiri, ahli warisnya, orang-orang yang memperoleh hak dari padanya.

Pasal 1317 KUH Perdata mengatur tentang pengecualiannya, sedangkan Pasal 1318 KUH Perdata, ruang lingkupnya lebih luas. Dalam setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak pasti dicantumkan identitas dari subjek hukum, yang meliputi nama, umur, tempat domisili dan kewarganegaraan. Kewarganegaraan berhubungan erat dengan apakah yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan hukum tertentu seperti jual beli tanah hak milik.


(57)

Hukum perjanjian tidak bernama (innominaat) mempunyai hubungan yang sangat erat dengan KUH perdata merupakan ketentuan hukum yang bersifat umum, sedangkan hukum perjanjian tidak bernama (innominaat) merupakan ketentuan hukum yang bersifat khusus. Maka berlaku asas lex spesialis derogaat lex generalis undang-undang yang mengandung makna undang-undang khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat khusus. Apabila dalam undang-undang yang bersifat khusus tidak diatur secara rinci tentang permasalahan hukum tertentu, maka digunakan kembali undang-undang yang bersifat umum.

B. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame

Bila diikuti prosedur pemasangan papan reklame, mulai dari mengumpulkan izin sampai dengan selesainya pemasangan papan reklame tersebut maka ada 4 (empat) pihak yang berperan dalam pemasangan papan reklame tersebut antara lain : 1. Pemerintah daerah dalam hal ini adalah Pemko Medan;

2. Pengusaha (pemohon) yang memohon yang ingin memasang papan reklame untuk produknya;

3. Biro advertising sebagai pembuat papan reklame sekaligus pula pemborong pekerjaan;

Pemerintah daerah merupakan pihak yang berwenang untuk memberikan izin bagi setiap pemohon pemasangan papan reklame. Pemerintah daerah yang dalam hal ini adalah Pemko Medan memiliki wewenang terhadap pengurusan izin pemasangan


(1)

dijabarkan secara rinci dan tegas sehingga dapat lebih dipahami dan dipatuhi oleh kedua belah pihak dalam pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame. Disamping itu rangkaian kata dan istilah yang digunakan dalam perjanjian pemasangan papan reklame hendaknya pula diberikan penjelasan yang lebih terperinci dan tegas sehingga tidak menimbulkan makna ganda (dubius) dalam penafsirannya. Hal ini untuk menyatukan pendapat dan pandangan para pihak dalam memaknai pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame.

2. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan perselisihan dalam pelaksanaan dan perjanjian pemasangan papan reklame antara PT. Samsung Elektronik Indonesia dan PT. Sumo Internusa Indonesia hendaknya diantisipasi sejak dini oleh kedua belah pihak sehingga tidak sampai membesar atau bahkan menimbulkan konflik yang dapat mengancam kesinambungan perjanjian tersebut. Antisipasi dilakukan oleh petugas pelaksana petugas lapangan masing-masing pihak dengan menggunakan asas itikad baik dengan lebih mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Para petugas lapangan wajib dipantau dalam pelaksana pekerjaanya dan apabila perlu diberikan teguran keras secara tertulis apabila pekerjaan yang dilakukannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang disepakati dalam perjanjian. Dengan demikian pelaksanaan perjanjian dapat berkesinambungan sampai berlakunya jangka waktu perjanjian yang telah disepakati.


(2)

Indonesia hendaknya dilaksanakan sesegera mungkin dengan cara musyawarah mufakat, tanpa harus menunggu permasalahan yang timbul menjadi lebih banyak berlarut-larut, hal ini untuk menghindarkan perselisihan yang semakin tajam bahkan menimbulkan konflik berkepanjangan yang dapat mengancam kesinambungan perjanjian kerjasama tersebut. Setiap muncul satu permasalahan yang dapat menjadi sumber perselisihan, segera diselesaikan dengan itikad baik oleh para pihak melalui jalur musyawarah mufakat. Sebelum muncul permasalahan lainnya, sehingga permasalahan yang muncul tersebut tidak menjadi kompleks dan sulit diatasi oleh kedua belah pihak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Achmad, Menguak Tabir Hukum (suatu kajian Filosofi dan Sosiologi). Prenada Media, Jakarta.

Andrea Fockema,Kamus Hukum,Bima Persada, Jakarta, 2001. Bertens, K.Etika Bisnis, Kanisius,Yogyakarta, 2000.

Budiono Herlien, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum Perjanjian Berdasarkan Asas-asas Warga Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 20065.

Butarman Wilson, Internet dan Manfaatnya Sebagai Media Komunikasi Sosial di Dunia Maya,Erlangga, 2009.

Prodjodikoro Wirjono,Asas Hukum Perdata,SUMUT, Bandung, 1992. Djumaldji, FX,Perjanjian Pemborongan,Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hal 35. _________,Perjanjian Pemborongan,Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

Friedman, W. Teori dan Filsafat Hukum Dalam Buku Telaah Kasus atas teori-teori hukum, diterjemahkan dari buku aslinya legal Theory terjemahan Muhammad.

Fuady Munir,Hukum Kontrak,Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995.

___________, Perjanjian Kerja Borongan dan Akibat-akibat Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998.

Gunawan Widjaja dan Kartini Mulyadi, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

Halim Ridwan,Itikad Baik dalam Perjanjian Dagang,Mitra Ilmu, Jakarta 2010. HS, Salim, Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,

Jakarta, 2001.


(4)

Hamid Sunardi,Jenis-Jenis Akta,Pelita Ilmu, Jakarta, 2004.

Handoko Bambang, Pemasaran dan Promosi Abad Millenium, Prenada Media, Jakarta, 2010.

Harahap, M. Yahya,Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, 1996. _________,Hukum Acara Perdata,Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

Hernoko Agus Yudha, Hukum Perjanjian (Asas Proporsional Dalam Kontrak Komersial),Lambang Mediatama, Yogyakarta, 2008.

Hutomo Rusdi, Efektivitas Media Cetak dalam Pelaksanaan Promosi Produk/Jasa, Armico, Bandung, 2010.

Khairandy Muhammad Ridwan, Pelaksanaan Itikad Baik Dalam Suatu Kontrak KomersialMitra Kencana Media, Jakarta, 2007.

Lubis, M. Solly,Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung 1994.

Marzuki Peter Mahmud, Perjanjian Innominaat dan Permasalahannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

Meliala, Qirom A.Pokok-pokok Hukum Perikatan beserta perkembangannya,Liberty Yogyakarta, 1985.

Molloeng Lexy J, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993.

Muhammad Abdul Kadir,Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, 1994. Mulyanto Winardi,Ilmu Reklame,Mitra Ilmu, Jakarta, 2010.

Mustama, Rommy E. Win-win Solution Dalam Penyelesaian Permasalahan Bisnis, Pelita Ilmu, Yogyakarta, 2006.

Perusahaan Periklanan Juga Membutuhkan Iklan Untuk Promosi Jasa Iklannya, Citra Graha Persada, Jakarta, 2010.


(5)

Rusmanto Gunawan, Promosi Melalui Media Iklan Televisi dan Efektivitasnya, Rajawali Press, 2010.

Rusdi Amir,Perjanjian Dagang,Media Computindo, Jakarta, 2008. Salman Oltje,Teori Hukum.Rajawali Press, 2009.

Sari Ratna Komala, Media Promosi dan Efektivitasnya dalam Meningkatkan Pemasaran,Visi Media, Jakarta, 2011.

Satrio,J.Hukum Perjanjian,Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.

______, Hukum Perjanjian (Perjanjian yang Timbul karena Undang-Undang),Citra AdityaBakti Bandung, 2000.

Simamora, Rudi M. Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek, Djambatan, Jakarta, 2000.

Soeroso, R.Pengantar Ilmu Hukum,Sinar Grafika, Jakarta, 2008.

Soekanto Soerjono,Pengantar Penelitian Hukum,UI Press, Jakarta, 1986.

Sri Mamuji dan Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat,Raja Grafindo, Jakarta, 1995.

Subekti, R.Hukum Perjanjian,Intermasa, Jakarta, 1990.

________.Aneka Perjanjian,Citra Aditya Bakti, Bandung 1995.

Suggono Bambang,Metode Penelitian Huluan,raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. ________, Metode Penelitian Hukum Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2001.

Suryodiningrat, RM.Asas-asas Hukum Perikatan,Tarsito, Bandung, 1985.

Susanto Ridwan,Perjanjian-perjanjian Di Luar KUH Perdata,Prenada Media, 2010. Suharnoko,Hukum Perjanjian,Citra Aditya Bakti, Bandung 2009.

Suriadi Muchtar,Iklan Sebagai Sarana Promosi Paling Efektif, Graha Ilmu, Jakarta, 2010.


(6)

Suryanto Eko Imam, Prospek Perusahaan Advertising di Indonesia, Media Ilmu, Jakarta, 2011.

Syahputra Iman, Keadilan Dalam Pelaksanaan Perjanjian Konsep dan Kasus, Harvarindo, Jakarta, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1995.

Wahyudi Amir,Kontrak Dagang Ekspor,PPM Jakarta, 2002, Edisi Revisi.

Wibowo Basuki Rekso, Penyelesaian Sengketa Bisnis di Luar Pengadilan, Dian Citra, Jakarta, 2007.

Widianty Citra, Iklan Sebagai Media Komunikasi dalam Menunjang Pemasaran Produk/Jasa,Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Widodo Elli, Iklan dan Pengaruhnya Terhadap Kuantitas Penjualan Produk/Jasa, Media Computindo, Jakarta, 2011.

Wirianto Lukman, Peran Reklame/Iklan Dalam Mempromosikan Produk Dan Jasa, Graha Ilmu, Jakarta, 2010.

Wibowo Basuki Rekso, Penyelesaian Sengketa Bisnis di Luar Pengadilan, Media Citra, Jakarta, 2007.

Zainuddin Muhammad, Alternatif Penyelesaian Sengketa, Mitra Pengetahuan, Bandung, 2009.