Sekolah Internasional Di Medan (Green Architecture)
SEKOLAH INTERNASIONAL DI MEDAN
(GREEN ARCHITECTURE)
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 – TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
SONNY GUNAWAN LUBIS
070406013
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
(2)
SEKOLAH INTERNASIONAL DI MEDAN
(GREEN ARCHITECTURE)
OLEH :
SONNY GUNAWAN LUBIS
070406013
Medan, Juni 2011
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Dwira N. Aulia, MSc.
Salminawati Ginting, ST., MT.
NIP. 196305271993032005
NIP. 197205042000122001
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT.
NIP. 196606221997021001
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN TUGAS AKHIR
Nama : Sonny Gunawan Lubis
NIM : 070406013
Judul Tugas Akhir : Sekolah Internasional di Medan Tema Tugas Akhir : Green Architecture
Rekapitulasi Nilai
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan:
No Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing
I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TKA-490 1 Lulus Langsung
2 Lulus Melengkapi
3
Perbaikan Tanpa Sidang
4
Perbaikan Dengan Sidang 5 Tidak Lulus
Medan, Juni 2011
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
Ir. Vinky Rahman, MT. Ir. Vinky Rahman, MT. NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001
(4)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Proses panjang yang penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak akan bisa dilalui tanpa dukungan do’a dan semangat dari kedua orang tua, dan adik Saya Tercinta. Tugas akhir ini Saya perjuangkan untuk Mama tercinta (Farida Hanum Harahap) dan almarhum Papa (Amiruddin Lubis) yang selalu memberikan doa dan nasehat kepada Saya, karena kalian Saya ada.
Saya juga mengucapkan terima kasih yan sebesar-besarnya kepada :
• Ir. Dwira N. Aulia, MSc. selaku dosen pembimbing I atas kesabaran dan perhatiannya selama proses asistensi serta masukan-masukan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
• Salminawati Ginting, ST., MT. selaku dosen pembimbing II atas kesabaran dan
perhatiannya selama proses asistensi serta masukan-masukan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
• Ir. Vinky Rahman, MT. selaku dosen penguji dan ketua jurusan Departemen Arsitektur yang telah memberikan banyak kritikan dan masukan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
• Kepada seluruh keluarga besar papa dan mama yang selama ini memberikan dorongan kepada penulis.
• Kepada teman-teman stambuk 2007 atas dukungan, pendapat dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini. Terutama kepada Tifany, Doli, Shintia, Tenia, Cut, Syahril, Emir, Udin, Santhos, Sheila, Opan, Grady dan Kimo. Dan kepada teman-teman kelompok sidang atas dukungannya selama ini.
• Kepada sahabat-sahabat penulis; Aida, Yenni, Nina, Bunga, Ika, Rinal, Ryan, Ryo, dan Mirhan yang selama ini memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, serta Arta yang selama ini sabar dalam memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. • Kepada Tata Usaha yang telah membantu selama ini dan kepada kak Ayu dan kak Dewi
(5)
Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik allah SWT, oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kebaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, Juni 2011
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR DIAGRAM x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan Proyek 4
1.3 Perumusan Masalah 5
1.4 Metode Pendekatan 5
1.5 Batasan Proyek 5
1.6 Asumsi 5
1.7 Kerangka Berfikir 6
BAB II. DESKRIPSI PROYEK 7
2.1 Uraian Singkat Judul 7
2.2 Lokasi Proyek 7
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi 7
2.2.2 Analisis Pemilihan Lokasi 9
A. Alternatif Lokasi 9
B. Analisis dan Penetapan Lokasi 14
2.3 Studi Kelayakan Proyek 16
2.4 Kegiatan dan Pemakai 20
A. Diagram Kegiatan 24
B. Diagram Alur Pemakai 26
2.5 Perkembangan Sekolah Secara Umum 27
2.6 Tinjauan Fungsi Sekolah 28
2.6.1 Klasifikasi Sekolah 28
2.6.2 Aspek-Aspek Standar Sekolah Internasional 30 2.6.3 Studi Banding dengan Pendidikan Konvensional 35
2.6.3.1 Tinjauan Pendidikan Umum 35
2.6.3.2 Tinjauan Pendidikan Internasional School 37 2.6.4 Struktur Organisasi Sekolah Secara Umum 44 2.6.5 Pertimbangan dan Peraturan dalam Perancangan Sekolah 45
(7)
2.7 Studi Banding Fungsi Sejenis 58
BAB III. ELABORASI TEMA 73
3.1 Pengertian Green Architecture 73
3.2 Tujuan Pemilihan Tema 77
3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek 78
3.4 Penerapan Tema dalam Rancangan 78
3.5 Studi Banding Tema Sejenis 85
BAB IV. ANALISA 91
4.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan 91
4.1.1 Data Site 91
4.1.2 Analisa Pencapaian 97
4.1.3 Analisa Sirkulasi 99
4.1.4 Analisa Orientasi 102
4.1.5 Analisa Matahari 104
4.1.6 Analisa Angin 105
4.1.6 Analisa Kebisingan 106
4.1.7 Analisa Ruang Terbuka dan Tata Hijau 107
4.1.8 Analisa Sarana dan Prasarana 107
4.2 Analisa Jumlah Pengguna 111
4.3 Analisa Jumlah Parkir 112
4.4 Tabel Kebutuhan Ruang 112
BAB V. KONSEP 116
5.1 Konsep Entrance 117
5.2 Konsep Parkir 117
5.3 Konsep Zoning Tapak 118
5.4 Konsep Bentuk Massa Bangunan 119
5.5 Konsep Landskap 123
5.6 Konsep Rain Water Harvesting 125
5.7 Konsep Penerapan Tema dalam Bangunan 127
BAB VI. HASIL PERANCANGAN 131
DAFTAR PUSTAKA 154
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Hubungan Sekolah dengan Komunitas 8
Gambar 2. Peta Lokasi A dan Batas-Batasnya 10
Gambar 3. Peta Lokasi B dan Batas-Batasnya 12
Gambar 4. Peta Lokasi C dan Batas-Batasnya 14
Gambar 5. Segi-Enam Tema Pokok dan Mata Pelajaran dalam PYP 33 Gambar 6. Segi-Delapan yang Menunjukkan Hubungan 8 Mata Pelajaran dan 5
Interaksi Lainnya dalam MYP 33
Gambar 7. Segi-Enam Program Diploma 34
Gambar 8. Sketsa Zoning Area Masuk yang Nyaman 46 Gambar 9. Panel Kaca dan Ukuran Standar Pintu Kelas 47 Gambar 10. Bagian Dinding Koridor yang Dimundurkan 47
Gambar 11. Potongan Tangga 48
Gambar 12. Susunan Kursi dan Ukuran Ruang Kelas 48 Gambar 13. Sketsa Dua Ruang Kelas yang Dapat Digabungkan 49 Gambar 14. Sketsa Hubungan Ruang Kelas dan Koridor 50 Gambar 15. Sketsa Zoning Ruang Kerja Siswa (Studio) 51 Gambar 16. Sketsa Area Kerja Kelompok dan Loker Berupa Laci yang Bersifat Privasi 51
Gambar 17. Sketsa Area Display 52
Gambar 18. Sketsa Area Bermain 53
Gambar 19. Contoh Susunan Ruang Musik 53
Gambar 20. Contoh Ruang Musik yang Berada di Luar Ruangan 54
Gambar 21. Contoh Ruang Serbaguna 54
Gambar 22. Sketsa Pencahayaan yang Baik pada Ruang Kelas 55 Gambar 23. Sketsa Jarak Pandang Siswa dari Ruang Kelas 56 Gambar 24. Sketsa Jenis Kegiatan dan Kebutuhan Teknologi 56 Gambar 25. Sketsa Area Duduk dan Diskusi dengan Susunan Perabot 57 Gambar 26. Sketsa Cave Space dengan Perabot 57 Gambar 27. Bangunan dan Logo Jakarta International School 58 Gambar 28. Persentase Murid dari Berbagai Negara di Jakarta Internasional School 59 Gambar 29. Fasad Bangunan Oslo International School 62 Gambar 30. Rencana Pengembangan Oslo International School 63 Gambar 31. Fasilitas di Oslo International School 65 Gambar 32. Suasana Ruang Dalam Oslo International School 66 Gambar 33. Master Plan Zhuhai International School 67
(9)
Gambar 34. Eksterior Bangunan Zhuhai International School 68 Gambar 35. Fasilitas di Zhuhai International School 69 Gambar 36. Suasana Kelas dan Cafetaria di Zhuhai International School 70 Gambar 37. Kegiatan Siswa di Binus International School 71 Gambar 38. Beberapa Bangunan yang Menggunakan Green Roof 80
Gambar 39. Lapisan Green Roof 80
Gambar 40. Skylight dan Bukaan pada Dinding 81
Gambar 41. Ventilasi Satu Sisi 81
Gambar 42. Ventilasi Satu Sisi dengan Dua Bukaan 81
Gambar 43. Ventilasi Silang 81
Gambar 44. Stack Ventilation 82
Gambar 45. Passive Cooling 82
Gambar 46. Photovoltaic 82
Gambar 47. Bangunan yang Menggunakan Photovoltaic sebagai Fasad 82
Gambar 48. Diagram Sistem Penyaringan Air 83
Gambar 49. Bahan-Bahan yang Ramah Lingkungan 83
Gambar 50. Perabot dengan Konsep Green 84
Gambar 51. Eksterior Hazelwood School 85
Gambar 52. Suasana Eksterior Hazelwood pada Malam Hari 86 Gambar 53. Suasana Lorong Hazelwood School yang Menggunukan Sensor 87 Gambar 54. Eksteriar Trafacon Office Building 87 Gambar 55. Denah Ground Floor Trafacon Office Building 88 Gambar 56. Suasana Ruang Dalam Trafacon Office Building 88 Gambar 57. Sistem Pengaturan Air di Trafacon Office Building 89
Gambar 58. Pencitraan Site 91
Gambar 59. Batas-Batas Site 91
Gambar 60. Peta Garis Sempadan Bangunan 92
Gambar 61. Kondisi Eksisting Site 93
Gambar 62. Peta Tata Guna Lahan 94
Gambar 63. Peta Ketinggian Bangunan Sekitar 95
Gambar 64. Potongan A-A 95
Gambar 65. Potongan A’-A’ 95
Gambar 66. Potongan B-B 96
Gambar 67. Potongan B’-B’ 96
Gambar 68. 3D Kawasan 96
Gambar 69. Analisa Pencapaian dengan Kendaraan Pribadi 97 Gambar 70. Analisa Pencapaian dengan Angkutan Umum 97
(10)
Gambar 71. Analisa Pencapaian Pejalan Kaki 98
Gambar 72. Analisa Sirkulasi Kendaraan 99
Gambar 73. Analisa Sirkulasi Kendaraan 100
Gambar 74. Potongan Jalan Murai 100
Gambar 75. Potongan Jalan Presantin 100
Gambar 76. Peta Arah Jalan 100
Gambar 77. Foto Keadaan Jalan 101
Gambar 78. Peta Titik Kemacetan 101
Gambar 79. Analisa Sirkulasi Pejalan Wilayah 101 Gambar 80. Potongan Pedestrian di Jl. Gatot Subroto 102
Gambar 81. Analisa View ke Dalam Site 103
Gambar 82. Analisa View ke Luar Site 103
Gambar 83. Foto Batas-batas Site 103
Gambar 84. Analisa Matahari 104
Gambar 85. Analisa Angin 105
Gambar 86. Analisa Kebisingan 106
Gambar 87. Analisa Vegetasi dan Ruang Terbuka 107
Gambar 88. Analisa Drainase Site 108
Gambar 89. Potongan Saluran Drainase 109
Gambar 90. Analisa Jaringan Listrik dan Telepon 110
Gambar 91. Nanyang Universtity 116
Gambar 92. Konsep Entrance ke Site 117
Gambar 93. Konsep Parkir 117
Gambar 94. Peletakan Area Penjemputan 118
Gambar 95. Konsep Zoning Site 118
Gambar 96. Konsep Zoning Vertical 118
Gambar 97. Bentuk Dasar Massa 119
Gambar 98. Bentuk Akir Massa 119
Gambar 100. Konsep Pembentukan Massa 120
Gambar 101. Bentuk 3D Massa 121
Gambar 102. Konsep Landskap 123
Gambar 103. Konsep Vegetasi 123
Gambar 104. Konsep Landskapnya 124
Gambar 105. Pohon Belambung 124
Gambar 106. Pohon Bungur dan Mohoni 125
Gambar 107. Sanseveria 125
(11)
Gambar 109. Green Roof 126
Gambar 110. Detail Green Roof 128
Gambar 111. Konsep Ventilasi Bangunan 128
Gambar 112. Konsep Rainwater Harvesting 129
Gambar 113. Diagram Aliran Udara dalam Bangunan 129 Gambar 114. Diagram Intensitas Cahaya dalam Bangunan 129
Gambar 115. Site Plan 131
Gambar 116. Ground Plan 132
Gambar 117. Denah Lt. 2 133
Gambar 118. Denah Lt. 3 134
Gambar 119. Denah Lt. 4 135
Gambar 120. Denah Lt.5 136
Gambar 121. Danah Roof Top 137
Gambar 122. Tampak 138
Gambar 123. Potongan 139
Gambar 124. Bangunan Pendukung 140
Gambar 125. Rencana Pondasi 141
Gambar 126. Pembalokan Lt. 1 142
Gambar 127. Pembalokan Lt.2 143
Gambar 128. Pembalokan Lt. 3 144
Gambar 129. Pembalokan Lt. 4 dan 5 145
Gambar 130. Pembalokan Roof Top dan Detail Pondasi 146
Gambar 131. Detail 147
Gambar 132. Detail 148
Gambar 133. Aksonometri Pembalokan RoofTop 149
Gambar 134. Aksonometri Rencana Air Bersih 150
Gambar 135. Aksonometri Rencana Air Kotor 151
Gambar 136. Aksonometri Rencana Kebakaran 152
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2008 2
Tabel 2. Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Usia Sekolah (13-18) Sampai Tahun 2030 3 Tabel 3. Tabel Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat dan Status di Kota Medan 4 Tabel 4. Tabel Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Sunggal 11 Tabel 5. Tabel Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Barat 12 Tabel 6. Tabel Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Timur 14
Tabel 7. Tabel Analisa Lokasi 16
Tabel 8. Tabel Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat dan Status (2004-2008) 17 Tabel 9. Tabel Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin tahun 2008 17
Tabel 10. Tabel Pertambahan Jumlah Penduduk Tahun 1996-2008 18
Tabel 11. Tabel Banyaknya Murid Menurut Tingkat Sekolah dan Status Tahun 2004-2008 18 Tabel 12. Tabel data Proyeksi Jumlah Penduduk Usia Sekolah (13-18 Tahun) Sampai
Tahun 2030 19
Tabel 13. Tabel Pengguna, Kegiatan dan Kebutuhan Ruang 23 Tabel 14. Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu di Sekolah Umum 37 Tabel 15. Tabel Alokasi Waktu di Sekolah Internasional 39 Tabel 16. Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional 41 Tabel 17. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum (Sekolah
Menengah Pertama) 42
Tabel 18. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum (Sekolah
Menengah Atas) 43
Tabel 19. Tabeh Jumlah Pengguna 112
Tabel 20. Tabel Jumlah Kebutuhan Ruang 115
(13)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Diagram Alur Kerangka Berfikir 6
Diagram 2. Diagram Alur Kegiatan Murid 24
Diagram 3. Diagram Alur Kegiatan Guru 25
Diagram 4. Diagram Alur Kegiatan Pegawai 25
Diagram 5. Diagram Alur Pemakaian Ruang Oleh Guru 26 Diagram 6. Diagram Alur Pemakaian Ruang Oleh Siswa 26 Diagram 7. Diagram Pemakaian Ruang Oleh Pegawai 27 Diagram 8. Diagram Struktur Organisasi Sekolah 44 Diagram 9. Diagram Syarat Lingkungan Belajar yang Efektif 55
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia. Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Keunggulan SDM merupakan kunci daya saing karena SDM yang akan menentukan siapa yang mampu menjaga kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan.
Penyelenggaraan Sekolah Berstandar Internasional (SBI) tertuang dalam Undang-Undang (UU). Dasar hukum SBI adalah UU No. 20/2003 (Sistem Pendidikan Nasional) pasal 50 ayat 3 daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”. Selain itu tertuang juga dalam beberapa Peraturan Pemerintah 48/2008 (Pendanaan Pendidikan), PP No. 17/2010 (Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan).
Defenisi Sekolah Internasional sebelum ditetapkannya PP 17/2010 dan Permendiknas 18/2009 adalah “Sekolah asing yang didirikan dan diselenggarakan oleh suatu Yayasan yang dibentuk berdasarkan peraturan perundangan Indonesia, untuk keperluan pendidikan dan pengajaran terutama bagi anak-anak warga negara asing bukan anggota perwakilan diplomatik/konsuler sesuatu negara lain di Indonesia,yang berada langsung di bawah pengawasan Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan”. Setelah ditetapkannya PP 17/2010 dan Permendiknas 18/2009 “Sekolah Internasional menjadi Satuan Pendidikan Bersama, yakni satuan pendidikan hasil kerjasama antara lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau diakui di negaranya dan satuan pendidikan di Indonesia yang terakreditasi A.
Tujuan Sekolah Berstandar Internasional (SBI) berdasarkan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional daya saing baik di tingkat regional maupun internasional serta untuk Peningkatan dan Pemerataan Mutu Pendidikan.
Di samping itu penyelenggaraan SBI didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan
(15)
harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitasi yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, kreatif, inovatif, bermakna, serta menumbuhkembangkan bakat, minat, dan kemamampuan peserta didik. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional.
Tabel 1. Tabel Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 (Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008)
Kota Medan sebagai ibu kota provinsi Sumatera Utara memiliki potensi yang sangat besar dibidang SDM. Persentase penduduk usia sekolah tingkat dasar sampai tingkat menengah adalah sekitar 40% dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia diproyeksi sampai dengan tahun 2030, maka jumlah penduduk akan menjadi sangat tinggi. Proyek Sekolah Internasional ini nantinya akan melayani pendidikan tingkat menengah (SLTP dan SLTA) di Kota Medan.
TAHUN JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH (13-18)
2009 2 117 585 278 213
2010 2 133 065 280 232
2011 2 148 545 282 251
2012 2 164 025 284 270
2013 2 179 505 286 289
(16)
2015 2 210 465 290 327
2016 2 225 945 292 346
2017 2 241 425 294 365
2018 2 256 905 296 384
2019 2 272 385 298 403
2020 2 287 865 300 422
2021 2 303 345 302 441
2022 2 318 825 304 460
2023 2 334 305 306 479
2024 2 349 785 308 498
2025 2 365 265 310 517
2026 2 380 745 312 536
2027 2 396 225 314 555
2028 2 411 705 316 574
2029 2 427 185 318 503
2030 2 442 665 320 612
Tabel 2. Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Usia Sekolah (13-18) Sampai Tahun 2030 (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Sementara jumlah sekolah yang memenuhi kelayakan sebagai sekolah bertaraf internasional (SBI) di kota Medan hanya 20% dari jumlah sekolah, atau hanya berjumlah sekitar 140 sekolah dari 697 sekolah menengah di kota Medan (tahun 2008). Sedangkan Sekolah Internasional di Medan hanya berjumlah 5%.
Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat Sekolah dan Status (2004-2008)
TAHUN/ TINGKAT SEKOLAH
STATUS JUMLAH
NEGERI SWASTA
2004 78 519 597
2005 78 581 659
2006 78 601 679
2007 78 614 692
2008 78 619 697
(17)
SMP 45 308 353
SMA 21 182 203
SMK 12 124 136
Jumlah 78 614 692
2008
SMP 45 310 355
SMA 21 184 205
SMK 12 125 137
Jumlah 78 619 697
Tabel 3. Tabel Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat dan Status di Kota Medan (Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008)
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kota Medan masih membutuhkan fasilitas sekolah bertaraf internasional untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin berkembang dan untuk meningkatkan kualitas penduduk dalam rangka menghadapi era globalisasi.
Keinginan melakukan penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional (SBI) dilatarbelakangi oleh lima alasan yaitu:
1) kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di era global, 2) kebutuhan kota Medan terhadap fasilitas pendidikan, 3) adanya dasar hukum yang kuat,
4) acuan mutu pendidikan (kualitas dan daya saing di tingkat regional maupun internasional) serta peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, dan
5) landasan filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme)
1.2 Maksud dan Tujuan Proyek
Maksud dan tujuan dilaksanakan proyek ini adalah:
• Meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia di kota Medan agar mampu bersaing di era globalisasi yang sedang dihadapi,
• Merencanakan sarana-sarana pendidikan bertaraf internasional bagi anak-anak (WNI maupun WNA) dengan kualitas internasional di Medan,
(18)
• Menyediakan sarana pendidikan berstandar internasional di kota Medan sehingga penduduk kota Medan tidak perlu ke luar kota ataupun luar negeri untuk memperoleh pendidikan berstandar internasional
1.3 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dititikberatkan ada 2, yaitu:
• Perencanaan ruang-ruang belajar bagi siswa tingkat menengah pertama dan tingkat menengah atas, serta dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, dan
• Penerapan tema perancangan terhadap bangunan dengan memperhatikan aktifitas pemakai dan fungsi bangunan.
Rumusan masalah untuk kasus proyek ini adalah:
• Bagaimana meningkatkan sarana fisik pendidikan yang bertaraf internasional yang nantinya dapat membantu proses belajar dan mengajar,
• Bagaimana memanfaatkan kondisi tapak untuk menciptakan lingkungan binaan yang secara fungsional dapat mengakomodasi aktifitas sekolah,
• Bagaimana merancang lingkungan binaan agar dapat menampung aktifitas sekolah tanpa menimbulkan rasa canggung atau tidak bersahabat bagi siswanya,
• Bagaimana menanamkan dan menerapkan budaya Indonesia pada anak-anak melalui bangunan.
1.4 Metode Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan untuk proyek ini berupa:
• Studi Pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur
• Studi banding, • Studi lapangan, dan • Wawancara.
1.5 Batasan Proyek
Perencanaan dan perancangan terbatas pada:
• Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah bangunan sekolah.
• Kajian terhadap tapak dengan keberadaan/eksisting, dan
• Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini yaitu arsitektur Green
1.6 Asumsi
• Diasumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan layak bangun,
• Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan sebagai bangunan jasa yang bersifat mendidik, dan
(19)
Maksud dan tujuan dilaksanakan proyek ini adalah:
1) Meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia di kota Medan agar mampu bersaing di era globalisasi yang sedang dihadapi,
2) Merencanakan sarana-sarana pendidikan bertaraf internasional bagi anak-anak (WNI maupun WNA) dengan kualitas internasional di Medan,
3) Menyediakan sarana pendidikan berstandar internasional di kota Medan sehingga penduduk kota Medan tidak perlu ke luar kota ataupun luar negeri untuk memperoleh pendidikan berstandar internasional
• Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini.
1.7 Kerangka Berfikir
Diagram 1. Diagram Alur Kerangka Berfikir (Sumber:Hasil Olah Data Primer) Latar Belakang:
1) kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di era global, 2) kebutuhan kota Medan terhadap fasilitas pendidikan, 3) adanya dasar hukum yang kuat,
4) acuan mutu pendidikan (kualitas dan daya saing di tingkat regional maupun internasional) serta peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, dan
5) landasan filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme) (Depdiknas, 2006:1-2).
Ide / gagasan Sekolah internasional
Pengumpulan data
Data Primer
• Data penduduk
• Data fasilitas pendidikan di Medan
Survey Data sekunder • Studi banding • Literatur
Neufert, Data Arsitek
Time Saver Stanard
Tema Green Architecture Analisa
Fisik: Non Fisik:
- Site - Pengguna
- Bangunan - Aktifitas - Program ruang
Konsep
Fisik: Non Fisik:
- Site - Ruang dalam
- Bangunan - Ruang luar - Struktur - Sirkulasi
Pra perancangan - penzoningan - alt. bentuk Rancangan Desain
Skematik
(20)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Uraian Singkat Judul
Judul dari proyek adalah Sekolah Internasional di Medan yang merupakan sekolah nasional dengan standar mutu internasional. Dalam judul mengandung 3 pengertian utama antara lain:
School:
1. tempat anak didik mendapat pelajaran yang diberikan oleh guru. (Ensiklopedia Indonesia)
2. bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran menurut tingkatnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua Halaman 892)
International:
1. melibatkan lebih dari satu negara. (Cambridge Advanced Learner's Dictionary: involving more than one country)
2. sering dideskripsikan sebagai interaksi antar negara, atau termasuk dua atau lebih negara, konstitusi sebuah grup atau secara umum mencapai batas nasional. nations, or encompassing two or more nations, constituting a group or association having members in two or more nations, or generally reaching beyond national boundaries)
3. Menyangkut bangsa-bangsa atau negeri-negeri seluruh dunia; antarbangsa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua Halaman 384)
Medan adalah salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera.
Secara definisi, Sekolah Internasional di Medan adalah sebuah bangunan di kota Medan yang tempat dimana diadakannya aktivitas belajar dan mengajar secara formal serta kegiatan-kegiatan pendukungnya, dimana kegiatan tersebut didukung oleh lembaga pendidikan asing yang diakui di negaranya (melibatkan negara lain) agar memenuhi standar internasional.
2. 2 Lokasi Proyek
(21)
Menurut buku The Language of School Design: Design Pattern for 21st Century School (Nair, 2000), Kriteria yang paling utama untuk sebuah sekolah adalah berhubungan dengan masyarakat dan komunitas Ada tiga aspek berbeda yang mendukung keberadaan sebuah sekolah:
• Lokasi berada di dekat tengah kota,
• Berdekatan dengan kawasan bisnis, organisasi, rekreasi, dan lainnya, yang bertujuan untuk meningkatkan potensial belajar, dan
• Sebuah sekolah dirancang dengan sifat yang ramah dan welcome pada masyarakat.
Gambar 1. Gambar Hubungan Sekolah Dengan Komunitas (Sumber: Nair, 2000)
Sedangkan kriteria untuk sebuah sekolah adalah sebagai berikut: • Lokasi mudah dijangkau
Lokasi haruslah cukup strategis dan mudah dijangkau dari pusat kota. Aspek ini pun merupakan salah satu pertimbangan orang tua sebelum memilih sekolah untuk anak-anak mereka.
• Tingkat keamanan harus tinggi
Keamanan sekolah di dalam dan lingkungan di sekitar sekolah harus tinggi untuk menjamin keselamatan siswa di sekolah tersebut. Faktor keamanan yang harus diperhatikan adalah lingkungan sekitar sekolah apakah berada pada lingkungan dan masyarakat yang baik, aman, dan sehat.
• Aksesibilitas
Sebaiknya sekolah mempunyai aksesibilitas yang baik, dapat dicapai oleh kendaraan umum, kendaraan pribadi, maupun pejalan kaki.
(22)
• Tenang
Mengingat fungsi sekolah adalah tempat belajar, maka sekolah membutuhkan ketenangan agar siswa dapat belajar tanpa gangguan kebisingan dari sirkulasi kendaraan mobil ataupun sekitarnya.
• Lingkungan yang sehat
Lingkungan yang sehat, asri, dan sejuk adalah sangat penting terutama bagi anak-anak usia belajar.
• Pencapaian mudah dilakukan
Pencapaian lokasi harus mudah dalam arti lokasi dapat dicapai dari berbagai jalan alternatif, dan akan lebih baik lagi jika jalan tersebut merupakan jalan utama, bukan jalan kolektor.
• Fasilitas lengkap
Fasilitas yang lengkap akan menjadi aspek yang menarik untuk orang tua agar menyekolahkan anak-anak mereka. Selain itu, fasilitas yang lengkap akan menunjang proses pembelajaran siswa.
• Atmosfer yang baik
Atmosfer yang baik dapat berawal dari lingkungan yang baik. Keduanya sangat berhubungan erat. Selain lingkungan yang baik, hubungan ruang, suasana ruang, dan kegiatan di dalamnya juga sangat menentukan atmosfer sebuah ruangan.
2.2.2 Analisis Pemilihan Lokasi A. Alternatif Lokasi
Lokasi A
• Lokasi A berada di jalan Gatot Subroto • Luas site adalah 30325 m2 (3,03ha) • Kondisi eksisiting berupa lahan kosong • Kecamatan: Medan Sunggal
• Kondisi tanah: tidak berkontur
• Kekurangan: terdapat di pinggir jalan utama yang sangat padat • Kelebihan:
Site dikelilingi 3 jalan, 1 jalan utama dan 2 jalan kolektor. Akses mudah, dilewati oleh kendaraan umum
(23)
Batas Site:
Utara : Jalan Gatot Subroto Barat : komersil Timur : Jalan pesantren Selatan: Perumahan penduduk
Gambar 2. Peta Lokasi A dan Batas-batasnya (Sumber:Hasil Olah Data Primer)
Profil Singkat Kecamatan Medan Sunggal
• Kecamatan Medan Sunggal berada di WPP E Kota Medan dengan peruntukan lahan sebagai Permukiman, jasa, perkantoran, dan pendidikan.
• Luas Kecamatan Medan Sunggal adalah 15,44 km2. • KDB pada Kecamatan Medan Sunggal adalah 60% • Data Fasilitas Pendidikan di kecamatan Medan Sunggal:
(24)
Tabel 4. Tabel Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Sunggal (Sumber: www.pemkomedan.go.id)
Lokasi B
• Lokasi B berada di jalan Putri Hijau • Luas site adalah 13930 m2 (1,3 ha) • Kondisi eksisiting berupa lahan kosong • Kecamatan: Medan Barat
• Kondisi tanah: tidak berkontur
• Kekurangan: terdapat di pinggir jalan utama yang padat • Kelebihan:
Site dikelilingi 4 jalan, 1 jalan utama dan 3 jalan kolektor. Fasilitas di sekitar site cukup lengkap (rumah sakit, komersil) Akses mudah, dilewati kendaraan umum
No
Jenis Pendidikan
Keterangan
1
SD / Sederajat
16 unit
2
SLTP / Sederajat
8 unit
3
SMU / Sederajat
6 unit
4
Akademi
5 unit
(25)
Batas Site:
Utara: Rumah penduduk Barat: Jalan Putri Hijau Timur: Rumah penduduk Selatan: Kantor Samsat
Gambar 3. Peta Lokasi B dan Batas-batasnya (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Profil Singkat Kecamatan Medan Barat
• Kecamatan Medan Barat berada di WPP E Kota Medan dengan peruntukan lahan sebagai Permukiman, jasa, perkantoran, dan pendidikan.
• Luas Kecamatan Medan Barat adalah 6,82 km2. • KDB pada Kecamatan Barat adalah
• Data Fasilitas Pendidikan di kecamatan Medan Barat:
No
Jenis Pendidikan
Keterangan
1
SD / Sederajat
32 unit
2
SLTP / Sederajat
7 unit
3
SMU / Sederajat
6 unit
4
Akademi
4 unit
5
Universitas
1 unit
Tabel 5. Tabel Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Barat (Sumber: www.pemkomedan.go.id)
(26)
Lokasi C
• Lokasi C berada di jalan Perintis Kemerdekaan • Luas site adalah 17097 m2 (1,7 ha)
• Kondisi eksisiting berupa lahan kosong • Kecamatan: Medan Timur
• Kondisi tanah: tidak berkontur • Kekurangan:
Terdapat di antara 2 jalan utama yang tingkat kebisingannya sangat tinggi dan padat. Dua jalan utama adalah jalan 1 arah
• Kelebihan:
Site dikelilingi 4 jalan, 2 jalan utama dan 2 jalan kolektor.
Akses mudah, 2 jalan yang mengelilingi site dilewati angkutan umum Berada di daerah pendidikan
Batas Site:
(27)
Timur: Jalan Timor, Universitas Nomensen Selatan: Rumah Penduduk
Gambar 4. Peta Lokasi C dan Batas-batasnya (Sumber: Hasil Oleh Data Primer)
Profil Singkat Kecamatan Medan Timur
• Kecamatan Medan Timur berada di WPP C Kota Medan dengan peruntukan lahan sebagai Bisnis, perkantoran, pendidikan, jasa, dan permukiman.
• Luas Kecamatan Medan Timur adalah 5,33 km2. • KDB di Kecamatan Medan Timur
• Data Fasilitas Pendidikan di kecamatan Medan Timur:
No
Jenis Pendidikan
Keterangan
1
SD / Sederajat
45 unit
2
SLTP / Sederajat
28 unit
3
SMU / Sederajat
18 unit
4
Akademi
1 unit
5
Universitas
3 unit
Tabel 6. Tabel Data Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Timur (Sumber: www.pemkomedan.go.id)
(28)
B. Analisis dan Penetapan Lokasi
NO KRITERIA LOKASI LOKASI A (Gatot Subroto)
LOKASI B (Putri Hijau)
LOKASI C (Perintis Kemerdekaan)
1 Tata Guna Lahan Permukiman, jasa, perkantoran, pendidikan 3 Permukiman, jasa, perkantoran, pendidikan 3 Bisnis, perkantoran, pendidikan, jasa, permukiman. 3
2 Luas Lahan 3,03 ha
3
1,3 ha
1
1,7 ha
2
3 Aksesibiltas Kendaraan pribadi, kendaraan umum, pejalan kaki. 3 Kendaraan pribadi, kendaraan umum, pejalan kaki. 3 Kendaraan pribadi, kendaraan umum, pejalan kaki. 3
4 Pencapaian Dari Jln. RingRoad, Jln. Mayor Jend. Jarot
Supadmo
1
Dari Jln Guru Patimpus dan Jln.Balai Kota
1
Dari Jln. Balai Kota, Jln.Gudang, dan
Jln. Gaharu
2
5 Citra Positif untuk
permukiman, jasa dan pendidikan 3 Positif untuk permukiman dan jasa. 2 Lingkungan Positif untuk bisnis, dan jasa. 1
6 Strategis Relatif strategis
2
Relatif strategis
2
Relatif strategis
2
(29)
3 2 1
8 . Fasilitas Pelayanan Perdagangan, perkantoran, universitas 2 Perkantoran, hotel, dan pusat perdagangan 2 Perkantoran, universitas, hotel, perdagangan 2
9 Tingkat Kebisingan Tinggi
2
Relatif tinggi
1
Tinggi
2
TOTAL NILAI 22 18 18
Tabel 7. Tabel Analisa Lokasi (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Dari analisis dan penilaian dari ketiga lokasi tersebut, nilai yang paling tinggi ada pada lokasi A, Gatot Subroto. Analisis dan penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebuah bangunan sekolah.
2.3 Studi Kelayakan Proyek
Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat Sekolah dan Status (2004-2008)
TAHUN/ TINGKAT SEKOLAH
STATUS JUMLAH
NEGERI SWASTA
2004 78 519 597
2005 78 581 659
2006 78 601 679
2007 78 614 692
2008 78 619 697
2007
SMP 45 308 353
SMA 21 182 203
SMK 12 124 136
(30)
2008
SMP 45 310 355
SMA 21 184 205
SMK 12 125 137
Jumlah 78 619 697
Tabel 8. Tabel Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat dan Status (2004-2008) (Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008)
Menurut data BPS dalam buku “Medan Dalam Angka 2009“ pada tahun 2004 terdapat 795 buah sekolah tingkat dasar dan 597 buah sekolah tingkat menengah di kota Medan, sedangkan pada tahun 2008, jumlah sekolah meningkat menjadi 812 buah sekolah tingkat dasar dan 697 buah sekolah tingkat menengah. Hal tersebut membuktikan bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah sekolah di kota Medan.
Walaupun dengan jumlah sekolah yang begitu banyak, sekolah nasional yang berhasil memenuhi kelayakan menjadi sebuah sekolah bertaraf Internasional hanya sekitar 20% dan jumlah sekolah internasional hanya 5%. Jadi, pengadaan Sekolah Internasional adalah tepat. Di samping memenuhi kebutuhan, hal ini juga berlandaskan UU dan peraturan pemerintah.
Tabel 9. Tabel Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 (Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008)
(31)
Tabel 10. Tabel Pertambahan Jumlah Penduduk Tahun 1996-2008) (Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008)
Dari tabel kependudukan di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penduduk yang signifikan setiap tahunnya. Jika jumlah penduduk terus meningkat, maka kebutuhan akan sekolah juga terus meningkat. Hal ini dapat dibuktikan melalui data BPS (tabel 2.7 dan 2.8)
Tabel 11. Tabel Banyaknya Murid Menurut Tingkat Sekolah dan Status Tahun 2004-2008 (Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008)
(32)
Persentase penduduk usia sekolah tingkat dasar sampai tingkat menengah adalah sekitar 40% dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia diproyeksi sampai dengan tahun 2030, maka jumlah penduduk akan menjadi sangat tinggi.
TAHUN JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH (13-18)
2009 2 117 585 278 213
2010 2 133 065 280 232
2011 2 148 545 282 251
2012 2 164 025 284 270
2013 2 179 505 286 289
2014 2 194 985 288 308
2015 2 210 465 290 327
2016 2 225 945 292 346
2017 2 241 425 294 365
2018 2 256 905 296 384
2019 2 272 385 298 403
2020 2 287 865 300 422
2021 2 303 345 302 441
2022 2 318 825 304 460
2023 2 334 305 306 479
2024 2 349 785 308 498
2025 2 365 265 310 517
2026 2 380 745 312 536
2027 2 396 225 314 555
2028 2 411 705 316 574
2029 2 427 185 318 503
2030 2 442 665 320 612
Tabel 12. Tabel Data Proyeksi Jumlah Penduduk Usia Sekolah (13-18 Tahun) Sampai Tahun 2030 (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Dari beberapa tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan terus meningkat, hal ini tentunya sebanding dengan jumlah sekolah yang juga akan terus meningkat.
(33)
2.4 Kegiatan dan Pemakai
Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang Karakter Ruang
Siswa Belajar Formal Ruang Kelas • Privat
• Dengan pencahayaan, penghawaan dan sistem akustik yang harus diperhatikan.
• Dipakai setiap hari belajar
• Sirkulasi dalam ruang harus diperhatikan
• Fleksibel terhadap beberapa kegiatan
Belajar Outdoor Kelas Outdoor • Semi Publik
• Perlu peneduhan
• Ruang luar yang fleksibel
Berdiskusi Ruang Kelas
Ruang diskusi
• Privat
• Ruangan harus fleksibel terhadap beberapa konfigurasi penyusunan kursi
Melakukan Praktek Laboratorium Bahasa Laboratorium Fisika Laboratorium Kimia Laboratorium Biologi Ruang Musik
Ruang Workshop
• Privat
• Dengan kebutuhan pencahayaan dan penghawaan yang baik
Berolah Raga Lapangan Olah Raga (outdoor)
Aula Olahraga (indoor)
• Semi publik
• Harus fleksibel dengan beberapa kegiatan yang bisa ditampung selain kegiatan olah raga
Makan Kantin • Semi publik
• Area makan yang cukup bagi pengguna
• Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan Mencari Bahan Pelajaran Perpustakaan • Semi Publik
• Sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik harus diperhatikan
• Sirkulasi harus diperhatikan
(34)
Menyimpan Barang Loker • Privat
• Dengan sirkulasi yang baik
• Kebutuhan semua siswa harus terpenuhi Kegiatan Ekstrakurikuler Ruang Ekstrakurikuler • Semi Publik
• Ruangan Fleksibel sesuai dengan kegiatan Menjaga Kesehatan, Berobat Ruang UKS • Semi Publik
• Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan
Buang Air WC • Privat
Guru Memarkirkan Kendaraan Parkir • Publik
Mengajar Ruang Kelas
Open Space
• Privat
• Dengan pencahayaan, penghawaan dan sistem akustik yang harus diperhatikan.
• Dipakai setiap hari belajar
• Sirkulasi dalam ruang harus diperhatikan
• Fleksibel terhadap beberapa kegiatan Berdiskusi Dengan Murid Ruang Workshop
Ruang Kelas
• Privat
• Ruangan harus fleksibel terhadap beberapa konfigurasi penyusunan kursi
Membimbing Praktek Laboratorium Bahasa Laboratorium Fisika Laboratorium Kimia Laboratorium Biologi Ruang Musik
• Privat
• Dengan kebutuhan pencahayaan dan penghawaan yang baik
Makan Kantin
Pantry
• Semi publik
• Area makan yang cukup bagi pengguna
• Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan Berdiskusi Dengan Guru Lain Ruang Guru • Privat
• Harus memenuhi jumlah guru yang ada
Membimbing Siswa Ruang BP • Privat
(35)
• Tidak memerlukan pencahayaan, penghawaan dan sistem akustik yang khusus
Mencari Bahan Pelajaran Perpustakaan • Semi Publik
• Sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik harus diperhatikan
• Sirkulasi harus diperhatikan
• Jarak antara rak buku Membimbing Kegiatan
Ekstrakurikuler
Ruang Ekstrakurikuler • Semi Publik
• Ruangan Fleksibel sesuai dengan kegiatan
Buang Air WC Guru • Privat
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
Parkir Parkir • Publik
Kegiatan Administrasi Kantor Kepala Sekolah Kantor Wakil Kepala Sekolah
• Semi publik
Menerima Tamu Ruang Tamu • Publik
Rapat Ruang Rapat • Semi publik
Makan Pantry • Semi publik
• Area makan yang cukup bagi pengguna
• Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan
Buang Air WC • Privat
Kepala Bagian Parkir Parkir • Publik
Menyusun Kurikulum Kantor Kepala Kurikulum • Privat Mengawasi Pelaksanaan
Kurikulum
Kantor Pengawas • Privat Memelihara Bangunan Kantor Kepala Manajemen
Bangunan
• Semi Publik Mengatur Keuangan Kantor Kepala Manajer
Keuangan
• Semi Publik Mengatur IT Kantor Kepala Operasional IT • Semi Publik
Rapat Ruang Rapat • Semi Publik
Makan Kantin
Pantry
• Semi publik
(36)
• Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan
Buang Air WC • Privat
Staf dan Karyawan Membantu Kegiatan Administrasi
Area Asisten • Semi Publik
Menjaga Perpustakaan Kantor Kepala Perustakaan Kantor Staf Perpustakaan
• Semi Publik Memelihara Bangunan Kantor Staf Manajemen
Bangunan Ruang Janitor
• Semi Publik
Menjaga Keamanan Ruang Security • Semi Publik
Menjaga lingkungan sekolah Hunian Penjaga Sekolah • Semi Publik
• Merupakan hunian permanen
Makan Pantry • Semi publik
• Area makan yang cukup bagi pengguna
• Pencahayaan dan penghawaan harus diperhatikan
Buang Air WC • Privat
Orang Tua / Wali Murid
Parkir Parkir • Publik
Menjemput Siswa Area Penjemputan • Publik
Buang Air WC • Publik
Perwakilan Sisterhood School
Tempat tinggal Hunian sementara (asrama) • Semi Publik
• Berupa hunian yang digunakan sementara
• Terdiri beberapa kamar dengan tipologi asrama Memantau Pelaksanaan
Kurikulum
Ruang Pengawas • Privat
Rapat Ruang Rapat • Semi Publik
Makan Pantry • Semi publik
Buang Air WC • Privat
Tabel 13. Tabel Pengguna, Kegiatan dan Kebutuhan Ruang (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
(37)
Masuk ke bangunan sekolah
Mempersiapkan diri
Belajar di dalam ruangan kelas
Belajar di dalam ruangan kelas Menyimpan buku dan
tas
Kegiatan pada pelajaran
Duduk Berbicara Menulis Membaca Menggambar
Kegiatan ekstra kurikuler
Pulang A. Diagram Kegiatan
Murid
Diagram 2. Diagram Alur Kegiatan Murid (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
(38)
Masuk ke bangunan sekolah
Persiapan mengajar
Mengajar
Menjelaskan Membaca Menulis Peragaan Mengamati
Pulang Pembinaan
ekstrakurikuler
Masuk ke bangunan sekolah
Melakukan kegiatan administrasi
Mengadakan Rapat
Pulang
Guru
Diagram 3. Diagram Alur Kegiatan Guru (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Pegawai
Diagram 4. Diagram Alur Kegiatan Pegawai (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
(39)
Kantor guru Entrance
Kelas Laboratorium
Toilet
R. Keterampilan, seni
Pulang
Entrance
Loker
Kelas Perpustakaan
Sport Hall Kantin
R. musik
Lapangan
Laboratorium
Ruang Keterampilan, seni
Toilet
Pulang Kantin, Pantry
Parkir
Parkir B. Diagram alur pemakai
Guru
Diagram 5. Diagram Alur Pemakaian Ruang oleh Guru (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Siswa
Diagram 6. Diagram Alur Pemakaian Ruang oleh Siswa (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
(40)
Parkir
Pegawai
Diagram 7. Diagram Alur Pemakaian Ruang oleh Pegawai (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
2.5 Perkembangan Sekolah Secara Umum
A. Sejarah Sekolah Di Indonesia
Sekolah sebelum masa penjajahan
Sebelum masa penjajahan pendidikan yang ada di Indonesia berupa pendidikan nonformal. Pendidikan ini telah ada sejak Zaman Kerajaan Hindu (atau sebelumnya), sekolah/pendidikan dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan atau padepokan.
Sekolah pada masa penjajahan
Pendidikan formal di Indonesia mulai dikenal pada masa ini, pada awal masa penjajahan sampai tahun 1903 sekolah formal masih dikhususkan bagi warga Belanda di Hindia Belanda.
B. Perkembangan Sekolah di kota Medan
Aktifitas pendidikan di Kota Medan tergolong tinggi, sebagaimana kita lihat dari jumlah sekolah di semua jenjang tingkat pendidikan, mulai dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi dan juga kursus-kursus. Sarana sekolah tersebar di seluruh wilayah pemerintahan Kota Medan termasuk pada daerah tertinggal. Perhatian Pemko Medan terhadap pembangunan pendidikan sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dengan program programnya mulai dari pengadaan sekolah baru sampai dengan pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu (siswa terancam putus sekolah) yang bertujuan agar semua penduduk Kota Medan yang berusia sekolah mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
Entrance
Kantor R. Rapat
Kantin Pantry
Toilet
(41)
2.6 Tinjauan Fungsi Sekolah
2.6.1 Klasifikasi Sekolah
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jalur pendidikan terdiri atas
1. Pendidikan formal, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan non formal, yang meliputi: a) pendidikan kecakapan hidup, b) pendidikan anak usia dini, c) pendidikan kepemudaan,
d) pendidikan pemberdayaan perempuan, e) pendidikan keaksaraan,
f) pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, g) pendidikan kesetaraan, serta
h) pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
a) lembaga kursus, b) lembaga pelatihan, c) kelompok belajar,
d) pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
e) majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. 3. Pendidikan informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
A. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
(42)
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk: 1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk: 1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
B. Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
C. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk: 1. pendidikan diniyah,
2. pesantren, 3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
D. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
(43)
E. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Klasifikasi sekolah menurut status sekolah terbagi dari 2:
1. Sekolah Negeri (Public school), yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi.
2. Sekolah Swasta (Private School), yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh nonpemerintah/ Swasta, penyelenggara berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
2.6.2 Aspek-aspek Standar Sekolah Internasional
Standar internasional yang dituntut dalam SBI adalah Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, SDM, Fasilitas, Manajemen, Pembiayaan, dan Penilaian standar internasional. Dalam SBI, proses belajar mengajar disampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Berdasarkan Permendiknas No. 78 tahun 2009 tentang penyelenggaraan Sekolah Berstandar Internasional (www.kemdiknas.go.id), Tujuan penyelenggaraan Sekolah Internasional adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki :
a. kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
b. daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;
c. kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya; d. kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah menengah
(44)
e. kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris (skor TOEFL Test > 7,5) dalam skala
internet based test bagi SMA, skor TOEIC 450 bagi SMK), dan/atau bahasa asing
lainnya;
f. kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan hidup; g. kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi
secara professional.
Kurikulum
Kurikulum International Baccalaureate (IB)
Kurikulum IB menawarkan tiga program pendidikan internasional untuk siswa berusia 3 - 19 tahun (tingkat SD sampai dengan SMA). IB dikenal sebagai kepala dalam bidang pendidikan internasional. IB adalah sebuah yayasan yang tidak meraup keuntungan, tetapi mempunyai misi yang jelas dalam menawarkan tiga program bertantangan bagi siswa berusia 3 – 19 tahun (www.jisedu.org).
Penjelasan singkat tentang ketiga program tersebut
Primary Years Programme (PYP), ini adalah program untuk siswa tingkat SD yang berusia 3 – 12 tahun. Program ini fokus pada perkembangan keseluruhan siswa di dalam kelas maupun di luar.
Middle Years Programme (MYP), program untuk siswa tingkat menengah yang berusia 11 – 16 tahun yang menawarkan tantangan akademis dan keahlian hidup melalui dan melampaui pelajaran sekolah tradisonal, dan
Diploma Programme ditujukan bagi siswa berusia 16 – 19 tahun yang mempunyai kualifikasi untuk diterima di berbagai universitas di dunia.
Ketiga program tersebut tidak harus seluruhnya diterapkan sebuah sekolah. Sekolah dapat memilih dari ketiga program tersebut dan menerapkannya sebagai kurikulum.
IB mempunyai beberapa criteria yang membuatnya menjadi pendidikan bertaraf internasional. Adapun criteria tersebut adalah:
1. Menguatkan hubungan kewarganegaraan di seluruh dunia melalui budaya, bahasa, dan pembelajaran untuk dapat hidup bersama,
2. Membangun dan menguatkan kesadaran terhadap identitas dan budaya, 3. Menumbuhkan pengakuan dan pengembangan nilai manusia,
4. Menstimulasi rasa ingin tahu siswa agar mereka dapat terus menemukan dan merasakan kesenangan belajar,
5. Menawarkan muatan internasional, di samping itu bertanggung jawab pada permintaan dan minat lokal
(45)
6. Mendukung keanekaragaman dan fleksibilitas metode pengajaran, dan 7. Menyediakan bentuk penaksiran dan perbandingan internasional.
Bahasa pengantar dalam kurikulum IB dapat berupa Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Spanyol, dan bahasa Cina. Tidak menutup kemungkinan, keempat bahasa tersebut dapat dijadikan pelajaran tambahan di luar mata pelajaran sekolah.
Kelebihan kurikulum IB adalah:
1. Kurikulum ini menawarkan pendidikan yang dapat disesuaikan dengan karakter anak-anak, yang terdiri dari 3 jenis program yang mempunyai tingkat tertentu,
2. Kurikulim ini mempunyai reputasi pendidikan berkualitas tinggi selama 35 tahun,
3. Kurikulum ini mengajarkan murid agar berpikir lebih terbuka seperti negara lain yang berkembang. Untuk melakukan, sebelumnya murid harus mengembangkan dan mengerti budaya identitas nasional mereka sendiri,
4. Kurikulum ini mengajarkan murid untuk berkelakuan positif seperti menanyakan pertanyaan yang bertantangan, mengkritik sebagai reaksi, mengembangkan ilmu penelitian, belajar bagaimana cara belajar dan berpartisipasi dalam komunitas servis, 5. Kurikulum ini juga dapat diterapkan oleh setiap jenis sekolah di dunia, baik sekolah
nasional, internasional, publik, maupun privat.
Primary Years Programme (PYP)
Kurikulum IB yang paling penting dan berbeda dengan yang lainnya untuk tingkat dasar adalah six transdisciplinary themes. Keenam tema pokok ini mempunyai arti, dan penting untuk kita semua. Keenam tema tersebut adalah
• Siapakah kita,
• Dimanakah dan kapankah kita berada sekarang, • Bagaimana kita mengekspresikan diri kita sendiri, • Bagaimana dunia ini bekerja,
• Bagaimana kita mengatur diri kita sendiri, dan • Berbagi dengan yang lainnya.
Keenam tema pokok tersebut dapat diterapkan dalam 6 mata pelajaran seperti: 1. Bahasa,
2. Sosial, 3. Matematika, 4. Seni,
(46)
6. Pendidikan personil, sosial, dan fisik.
Keenam tema pokok dan pelajaran tersebut jika digambarkan dalam segienam akan terlihat seperti gambar di bawah
Gambar 5. Segi-enam tema pokok dan mata pelajaran dalam PYP (Sumber: www.jisedu.org)
Middle Years Programmme (MYP)
Program ini terdiri dari 8 mata pelajaran yang mempunyai kerangka pembelajaran sesuai atau melebihi pelajaran yang sedang dipelajari. Siswa diminta untuk dapat berbahasa lokal dan internasional dengan baik, kemanusiaan, IPA, matematika, seni, pendidikan jasmani dan teknologi. Untuk tahap akhir program, siswa diwajibkan mempunyai satu tugas pribadi yang membuktikan pemahaman dan keahlian yang telah mereka dapatkan dan kembangkan selama mengikuti program ini. Kurikulum ini digambarkan dengan bentuk segi-delapan dengan lima interaksi lainnya.
Gambar 6. Segi-delapan yang menunjukkan hubungan 8 mata pelajaran dan 5 interksi lainnya pada MYP (Sumber: www.jisedu.org)
Diploma Programme (DP)
(47)
• Belajar enam pelajaran • Menyelesaikan essay
• Mengikuti kelas theory of knowledge • Berpartisipasi dalam kreativitas
Essay yang dikerjakan adalah berupa essay hasil penelitian siswa dari salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari. Untuk kelas theory of knowledge adalah kelas yang mendukung siswa dalam pengetahuan alam dengan pemahaman yang beda (persepsi, emosi, bahasa, dan alasan) dan pengetahuan yang berbeda (IPA, seni, matematika, dan sejarah). Kreativitas yang dimaksud dapat berupa kreativitas dari pelajaran seni di dalam kelas.
Gambar 7. Segi-enam Program Diploma (Sumber: www.jisedu.org)
Standar kompetensi lulusan Sekolah Bertaraf Internasional adalah keberhasilan lulusan yang melanjutkan ke sekolah internasional dalam negeri maupun di luar negeri dengan tetap berkepribadian bangsa Indonesia, menguasai dan terampil menggunakan ICT(Information Communication Technology), mampu debat dengan Bahasa Inggris, terdapat juara internasional dalam bidang:
a) Olahraga, kesenian, kesehatan, budaya, dll,
b) Mampu menyelesaikan, tugas–tugas dan mengumpulkan portofolio dengan baik, c) Mampu meyampaikan/mendemonstrasikan tugas-tugas dari guru/sekolah,
d) Mampu melaksanakan eksprimen dalam pengembangan pe ngetahuan dan keterampilan,
e) Mampu menemukan / mem buktikan pengalaman bela jarnya dengan berbagai karya,
(48)
f) Mampu menulis dan mengarang dengan bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
g) Memperoleh kejuaraan olimpiade internasional dalam bidang: matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, dan atau lainnya ditunjukkan dengan sertifikat internasional),
h) NUAN rata-rata tinggi (> 7,5), memiliki kemampuan penguasaan teknologi dasar, i) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik secara individual,
kelompok/kolektif (lokal, nasional, regional, dan global) dengan bukti ada piagam kerjasama atau MoU yang dilakukan oleh lulusan,
j) Memiliki dokumen lulusan tentang karya tulis, persuratan, administrasi sekolah, penelitian, dll dalam bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
k) Memiliki dokumen dan pelaksanaan, pengelolaan kegiatan belajar secara baik (ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan evaluasi) dari lulusan,
l) Menguasai budaya bangsa lain, memiliki dokumen karya tulis, nilai, dll tentang pemahaman budaya bangsa lain dari lulusan,
m) Memiliki pemahaman terhadap kepedulian dengan lingkungan sekitar sekolah, baik lingkungan sosial, fisik maupun budaya,
n) Memiliki berbagai karya-karya lain dari lulusan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, bangsa, dll, dan
o) Terdapat usaha-usaha dan atau karya yang mencerminkan jiwa kewirausahaan lulusan.
2.6.3 Studi Banding Dengan Sistem Pendidikan Konvensional
2.6.3.1 Tinjauan Pendidikan Umum
A. Pengertian Pendidikan Formal
Institusi Pendidikan adalah sebuah institusi resmi yang dikelola oleh Pemerintah dengan menyelenggarakan pendidikan secara terencana, sengaja, terarah dan sistematis yang didiajarkan oleh Pendidikan profesional yang programnya dituangkan kedalam jangka waktu tertentu. Pendidikan formal terdiri dari mulai Taman Kanak- Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun, sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), kemudian melanjutkan pendidikan lanjutan tingkat atas (SLTA), yang kesemuanya masing-masing 3 tahun dan siswa dapat melanjutkan pendidikan tingkat tinggi (Universitas/Akademi).
(49)
Pendidikan formal harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan dalam semua bidang studi dengan pengkajian bidang studi perlu dan perlu adanya pengembangaan sikap sosial, gotong royong, toleransi, demokrasi, dan sejenisnya. Anak didik harus mendapatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan pancasila, pendidikan agama, dan pembinaan watak.
C. Kurikulum Pendidikan Formal Dan Belajar
Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional tahun 1993, isi kurikulum dalam Bab IX pasal 18 ayat 2 memuat kajian dan pelajaran kurikulum misalnya Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan Pancasila b) Pendidikan Agama c) Kewarganegaraan d) Bahasa Indonesia e) Ilmu Pengetahuan Alam f) Ilmu Pengetahuan Alam g) Ketrampilan Khusus
h) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan i) Seni Lukis
D. Waktu Belajar
Waktu belajar pendidikan formal untuk SD harus sesuai Pendidikan Nasional dengan waktu belajar mulai jam 07.00- 13.00 selama 6 hari.
E. Tenaga Pengajar Dalam Pendidikan Formal
Menurut Buku Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1993 pada BAB VIII pasal 17 dijelaskan bahwa tenaga kependidikan formal terdiri dari:
a) Kepala Sekolah satu orang
b) Guru kelas satu orang merangkap salah satu pengampu mata pelajaran c) Guru mata pelajaran
Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi waktu di Sekolah Umum Komponen Kelas dan
Alokasi
Waktu (jumlah jam pelajaran dalam 1 minggu)
VII VIII IX X XI XII
A. Mata Pelajaran IPA IPS IPA IPS
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
(50)
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 5 5 5 5 5
4. Bahasa Inggris 4 4 4 5 5 5 5 5
5. Matematika 4 4 4 4 5 4 5 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4 4 4 5 10 - 10 -
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4 4 6 - 11 - 11
8. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2 2 2 2 2 2
10.Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2 2 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri
2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 32 32 32 39 39 39 39 39
Tabel 14. Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu di Sekolah Umum (Sumber: www.puskur.net)
2.6.3.2 Tinjauan Pendidikan International School
A. Misi,Visi dan filosofi International school 1) Misi
Sekolah internasional, khususnya sekolah yang mempunyai misi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi anak- anak WNA di Indonesia.
2) Visi
Tujuan sekolah internasional adalah meningkatkan perkembangan pendidikan secara maksimum bagi para murid serta memacu sikap positif murid dalam menghadapi dunia yang terus berubah menuju masa depan, dan merefleksikan komunitas internasional.
3) Filosofi
Berdasarkan keragaman siswa dan pentingnya siswa sebagai peserta didik, maka filosofi yang dianut sekolah internasional adalah :
a) Internasional Environment
Lingkungan internasional harus mencerminkan fleksibilitas mengingat siswa dari beragam bangsa di dunia.
(51)
Pendidikan menyangkut skill ( keahlian) dan knowledge (pengetahuan) c) Cooperation, Tolerance, Comunication, Self Motivation
Memelihara kerjasama, toleransi, komunikasi, motivasi diri dan kasih sayang dalam belajar
d) Love and Learning, Apreciation
Kecintaan dan keinginan untuk memepelajari serta mengapresiasi budaya indonesia
e) Discovery, Problem Solving, Inquiri, Creative and Critical Thinking, And Self
Direction
Sekolah menekan kan pada penemuan, pemecahan masalah, penyelidikan dan pemikiran kreatif dan kritis.
B. Persyaratan pendirian international school 1) Yayasan
Pendidikan sekolah internasional berdasarkan ketentuan dari yayasan antara lain:
a) Yayasan yang didirikan oleh masyarakat WNA yang berdiam sementara di indonesia
b) Yayasan tersebut didirikan untuk menyelenggarakan sekolah internasional. c) Alam susunan pengurus yayasan tersebut terdapat WNI.
d) Sesuai fungsinya, yayasan tidak bersifat komersil. 2) Pendirian Sekolah
Pendirian sekolah dasar internasional memerlukan izin dari Menteri pendidikan dan Kebudayaan, serta setiap yayasan diizinkan mendirikan dan menyelenggarakan sebanyak-banyaknya hanya satu unit lengkap sekolah di satu kotamadya atau kabupaten saja, dimana yayasan tersebut berdomisili.
C. Karakter international school
Berbeda dengan sekolah umum lainya di indonesia, sekolah internasional ini mempunyai filosofi yang mementingkan pelayanan semata-mata untuk tujuan keberhasilah pendidikan, bersifat informal dan juga akan membawa citra bangsa.
D. Sistem pendidikan international school
Kurikulun sekolah internasional, khususnya sekolah menengah dan sekolah atas internasional berdasarkan kurikulum yang berlaku di salah satu negara asing yang dipilih yayasan.bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa nasional salah satu negara. kurikulum yang menggunakan bahasa internasional atau bahasa inggris adalah north american model dan british model, karena keragaman siswa dari berbagai negara di dunia maka kurikulum yang digunakan adalah north american model, karena mempunyai
(52)
jenjang pendididkan yang lebih universal dibanding british model, sedangkan british
model digunakan untuk sekolah yang berada dibawah negara persemakmuran.
E. Aktivitas yang diwadahi.
Aktivitas yang diwadahi didasarkan pada aktivitas pelaku kegiatan, yaitu: 1) Aktivitas Utama (Pendidikan).
Aktivitas utama ini dapat dibagi menjadi aktivitas balajar mengajar, istirahat dan bermain, ko-kurikuler, dan pustaka.
2) Aktivitas Penunjang
Aktivitas penunjang dapat dibagi menjadi aktivitas adminitrasi, pengelolaan, komunikasi, evaluasi dan pelayanan.
Tabel Alokasi waktu pada Sekolah Internasional
Monday/Wednesday Tuesday/Thursday Friday*
Tutor Group/Assembly 7.40 – 8.00 7.40 – 8.00 7.40 – 8.15
Lesson 1 8.00 – 8.45 8.00 – 8.45 8.15 – 8.55
Lesson 2 8.45 – 9.30 8.45 – 9.30 8.55 – 9.35
Lesson 3 9.30 – 10.15 9.30 – 10.15 9.35 – 10.15
Break 10.15 – 10.35 10.15 – 10.35 10.15 – 10.35
Lesson 4 10.35 – 11.20 10.35 – 11.20 10.35 – 11.15
Lesson 5 11.20 – 12.05 11.20 – 12.05 11.15 – 11.55
Lunch 12.05 – 12.45 12.05 – 12.45 Lesson 6: 11.55 –
12.35
Lesson 6 12.45 – 1.30 12.45 – 1.30 Lunch: 12.35 – 1.35
Lesson 7 1.30 – 2.15 1.30 – 2.15 1.35 – 2.15
Lesson 8 2.15 – 3.00 n/a n/a
ASA 1 3.15 – 4.00 2.30 – 3.30 n/a
ASA 2 4.00 – 4.45 3.30 – 4.30 n/a
Tabel 15. Tabel Alokasi Waktu di Sekolah Internasional (Sumber: www.jisedu.org)
(53)
Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional
Middle Year Programme Diploma Programme (year 9, 10 and 11)
Year 6 Year 7 Year 8 The Medic The Linguistic The Enterpreneur The Artist The Economist
The Literary Scholar English
1 lesson / day
English 6 lesson / week
English
5 lesson / week Chemistry HL 4 lesson / week
French HL 4 lesson / week
English HL 4 lesson / week
Art HL 4 lesson / week
Economics HL 4 lesson / week
English HL 4 lesson / week
Mathematics 1 lesson / day
Mathematics 6 lesson / week
Mathematics
5 lesson / week Biology HL 4 lesson / week
Spanish HL 4 lesson / week
Mandarin HL 4 lesson / week
English HL 4 lesson / week
Maths HL 4 lesson / week
French HL 4 lesson / week Science
3 lesson / week
Science 4 lesson / week
Science
4 lesson / week Maths HL 4 lesson / week
English HL 4 lesson / week
Business and Management HL 4 lesson / week
Spanish HL 4 lesson / week
Geography HL 4 lesson / week
History HL 4 lesson / week
Modern Foreign Language 3 lesson / week
Modern Foreign Language 3 lesson / week
Modern Foreign Language 4 lesson / week
French SL 2 lesson / week
Business and Management SL
2 lesson / week
Psychology SL 2 lesson / week
Psychology SL 2 lesson / week
English SL 2 lesson / week
Geography SL 2 lesson / week
Art
2 lesson / week
Art
2 lesson / week Art
4 lesson / week Psychology SL 2 lesson / week
Biology SL 2 lesson / week
Physics SL 2 lesson / week
Biology SL 2 lesson / week
Spanish SL 2 lesson / week
Biology SL 2 lesson / week Design and
Technology 2 lesson / week
Design and Technology 2 lesson / week
Design and Technology 2 lesson / week
English SL 2 lesson / week
Maths SL 2 lesson / week
Maths SL 2 lesson / week
Maths SL 2 lesson / week
Physics SL 2 lesson / week
Maths SL 2 lesson / week Drama
1 lesson / week
Drama
2 lesson / week
Drama
2 lesson / week
Creativity, action & service (CAS) and the theory of knowledge (TOK) course
2 lesson / week
Creativity, action & service (CAS) and the theory of knowledge (TOK) course 2 lesson / week
Creativity, action & service (CAS) and the theory of knowledge (TOK) course
2 lesson / week
Creativity, action & service (CAS) and the theory of knowledge (TOK) course Creativity, action & service (CAS) and the theory of knowledge (TOK)
Creativity, action & service (CAS) and the theory of knowledge (TOK) course 2 lesson / week
(54)
2 lesson / week
course 2 lesson / week Geography
2 lessons / week
Geography 2 lesson / week
Geography 2 lesson / week History
2 lesson / week
History
2 lesson / week
History
2 lesson / week Information and
Communication Technology 2 lesson / week
Information and Communication Technology 2 lesson / week
Information and Communication Technology 2 lesson / week Music
2 lesson / week
Music
2 lesson / week Physical
Education 2 lesson / week
Physical Education 2 lesson / week
Tabel 16. Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional (Sumber: www.jisedu.org)
Kesimpulan:
Hasil perbandingan kurikulum sekolah umum dan sekolah internasional
Sekolah Internasional (Middle Year Programme) Sekolah Umum (Kelas VII, VIII, IX)
Ruang /Karakteristik Ruang / Karakteristik
Belajar Formal • Ruang Kelas
Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk diskusi. Jumlah pengguna sedikit (± 25 orang) • Kelas Outdoor
Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu • Ruang diskusi
Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana ruang kelas tidak memungkinkan untuk berdiskusi. Disediakan 1 ruang setiap tingkat
Belajar Formal • Ruang Kelas
Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah pengguna yang cukup banyak (± 30-40 orang) • Tidak ada kelas outdoor
• Tidak ada ruang diskusi
(55)
Ruang kelas fleksibel, digunakan oleh pengguna yang sedikit (± 25 orang)
Pelajaran Art • Ruang workshop
Ruangan yang fleksibel, cukup luas karena kegiatan bukan merupaka kegiatan yang statis • Ruang display
Ruang tidak perlu fleksibel, hanya untuk memajang barang hasil prakarya
Pelajaran Art • Tidak ada ruang khusus
After School Activity adalah kurikulum
• Ruang-ruang ekstrakurikuler
Ruangan tergantung kegiatan yang ditampung • Open Space
Menampung kegiatan outdoor yang mengharuskan menggunakan ruang luar
After School Activity bukan merupakan kurikulum •
Ruang-ruang ekstrakurikuler
Hanya ruangan kecil untuk koordinasi
Makan dan minum • Kantin
Ruangan harus dapat menampung semua siswa. Tidak perlu dapur, menu ditentukan di awal masa ajar.
Makan dan minum • Kantin
Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu dapur karena siswa pesan sendiri
Adanya Kepala Kurikulum •
Ruang Kepala kurikulum Tidak ada kepala kurikulum -
Antar Jemput • Area antar jemput disediakan Antar jemput • Area antar jemput biasanya tidak disediakan Ada Sisterhood
School •
Hunian Sementara (asrama)
Hunian bagi guru dari sekolah penyedia kurikulum.
Tidak ada Sisterhood School -
Tabel 17. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum (Sekolah Menengah Pertama) (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
Sekolah Internasional (Diploma Programme) Sekolah Umum (Kelas X, XI, XII)
Ruang / Karakteristik Ruang /Karakteristik Belajar Formal • Ruang Kelas
Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk diskusi. Jumlah pengguna sedikit (± 25 orang)
• Kelas Outdoor
Belajar Formal • Ruang Kelas
Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah pengguna yang cukup banyak (± 30-40 orang) • Tidak ada kelas outdoor
(56)
Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu • Ruang diskusi
Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana ruang kelas tidak memungkinkan untuk berdiskusi. Disediakan 1 ruang setiap tingkat
• Tidak ada ruang diskusi
6 penjurusan • Ruang kelas, kelas outdoor, ruang diskusi
Jumlahnya lebih banyak, dengan jumlah pengguna yang lebih sedikit
2 penjurusan • Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas lebih sedikit dari sekolah internasional
Praktikum • Ruang Laboratorium
Jumlah lebih banyak, karena pengguna lebih banyak
Praktikum • Ruang Laboratorium
Jumlah lebih sedikit daripada sekolah internasional Makan dan minum • Kantin
Ruangan harus dapat menampung semua siswa. Tidak perlu dapur, menu ditentukan di awal masa ajar.
Makan dan minum • Kantin
Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu dapur karena siswa pesan sendiri
Antar Jemput • Area antar jemput disediakan Antar jemput • Area antar jemput biasanya tidak disediakan Adanya Kepala
Kurikulum •
Ruang Kepala kurikulum Tidak ada kepala kurikulum
- Ada Sisterhood School • Hunian Sementara (asrama)
Hunian bagi guru dari sekolah penyedia kurikulum.
Tidak ada Sisterhood School
-
Tabel 18. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum (Sekolah Menengah Atas) (Sumber: Hasil Olah Data Primer)
(57)
2.6.4 Struktur Organisasi Sekolah Secara Umum
Diagram 8. Diagram Struktur Organisasi Sekolah (Sumber: www.jisedu.org)
Bagian pengelola atau pengurus sekolah: 1) Kepala Sekolah
2) Wakil Kepala Sekolah:
a. Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum
b. Wakil Kepala Sekolah bagian Pengembangan siswa c. Wakil Kepala Sekolah bagian Operasional
3) Asisten administratif Kepala Sekolah 4) Asisten administratif bagian Kurikulum
5) Kurikulum bagian PYP (Primary Years Programme) 6) Kurikulum bagian MYP (Middle Years Programme)
OPERASIONAL SEKOLAH 1) Kepala operasional akademik 2) Kepala manajemen bangunan 3) Kepala operasional IT
4) Marketing manager
5) Kepala perpustakaan dan pusat pembelajaran 6) Kepala bagian konsultasi siswa
(58)
2.6.5 Pertimbangan dan Peraturan dalam Perancangan Sekolah A. Sirkulasi
Pola sirkulasi biasanya berkelanjutan dan membimbing si pengguna jalan,
Keamanan adalah hal yang harus diperhatikan, terutama untuk yang usia muda,
Untuk pergerakan yang aman dan efisien, bedakan dan pisahkan menurut jenis sirkulasi,
Kurangi pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan,
Untuk sirkulasi dan parkir kendaraan bedakan dalam 3 zona yaitu zona pekerja, tamu, dan murid,
Pertimbangan area sirkulasi untuk bus sekolah,
Sirkulasi kendaraan untuk keperluan servis bangunan sebaiknya tidak jauh dan dekat dari pintu masuk sehingga mengurangi tempat untuk berputar.
B. Keamanan Pengguna
Keamanan adalah aspek yang paling penting. Trotoar atau tempat berjalan sebaiknya menggunakan material untuk semua cuaca, tidak licin, jelas, dan dirancang denga tujuan mengurangi konflik pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Untuk perbedaan ketinggian yang rendah, ramp sangatlah dianjurkan.
C. Keamanan dari Segi Lain
Sekolah, ditinjau dari penggunanya adalah merupakan bangunan yang harus mempunyai sistem keamanan dari pada bangunan dengan fungsi lainnya. Perlengkapan dan pencegahan untuk keperluan keamanan harus diprioritaskan dan ini mempengaruhi seluruh rancangan dalam denah, konstruksi, dan pemilihan material. Aspek kesehatan dan kemanan menjadi aspek yang menyerap tingkat kesulitan dan biaya dalam merancang bangunan sekolah.
Berikut ini adalah pertimbangan keamanan yang harus diperhatikan: 1) Keamanan struktur
Kekuatan material dan faktor keamanan dari segi ketahanan api
Tahan gempa
Tahan angin yang kencang 2) Tahan api
Perhatian keamanan dan perlindungan pada bagian pintu darurat, koridor, dan tangga
(59)
Pendeteksi api dan sistem alarm
Sistem sprinkler
Material dan bahan finishing yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun 3) Kesehatan
Sistem ventilasi yang standar
Pencahayaan dan elektrikal yang standar
Sistem pemipaan 4) Keadaan darurat khusus
Sistem pencahayaan pada saat keadaan darurat
Perlindungan pada saat darurat
Permukaan yang tidak licin (terutama pada tangga, ramp, ruang loker, dan bagian kolam renang)
Panel kaca pada pintu, putaran pintu, dan railing pada tangga 5) Pendekatan untuk orang cacat
Membutuhkan akomodasi pada entrance dalam sirkulasi, toilet, dan akomodasi publik lainnya. Rancangan koridor sebaiknya memperhatikan lokasi tangga dan pintu darurat, sehingga pengguna tidak berdesakan ketika koridor dalam keadaan ramai.
D. Area Masuk
Area masuk harus bersifat mengundang dan ramah, tidak terkesan dilarang. Seperti yang kita ketahui, keterlibatan diri dalam sebuah komunitas adalah salah satu kunci sukses. Komunitas siswa diharapkan melibatkan diri mereka dalam sekolah, karena itu sebuah sekolah sebaiknya dibuat seperti milik mereka. Area masuk yang bersifat mengundang juga harus diimbangi dengan tingkat keamanan yang cukup pada area masuk dan dipisahkan dari area publik.
Gambar 8. Sketsa Zoning Area Masuk yang Nyaman (Sumber: Nair, 2000)
(60)
E. Pintu keluar
Pintu keluar dan pintu darurat pada sekolah harus ditandai dengan jelas sehingga pada saat digunakan, pengguna tidak merasa ragu-ragu dan bingung. Umumnya pintu keluar sekolah yang tersedia sebanyak dua atau lebih. Pintu keluar terdekat harus dapat dilihat dari setiap sudut di koridor.
F. Pintu Kelas
Pintu kelas sebaiknya diletakkan di bagian depan kelas dan dimundurkan dari koridor dan mempunyai sebuah jendela kaca kecil dengan bahan kaca (tempered glass3) agar pengguna pintu yang berasal dari dalam maupun luar kelas dapat melihat jika ada yang mendekati pintu sehingga tidak terjadi tabrakan. Perbedaan level sebaiknya dihindarkan agar pada saat pemindahan peralatan maupun perabot tidak terganggu. Jika pintu kelas berfungsi sebagai pembatas antara dua ruang kelas, sebaiknya material pintu bersifat akustik dan mudah untuk digunakan.
Gambar 9. Panel Kaca dan Ukuran Standar Pintu Kelas (Sumber: Nair, 2000)
G. Koridor
Sebuah koridor yang baik adalah koridor dimana siswa dapat bergerak bebas di dalamnya. Dinding koridor harus bersih dari segala halangan. Untuk lemari loker,
hydrant box, pintu kelas, dan lainnya sebaiknya dimundurkan sehingga semua itu tidak
mengganggu aktivitas siswa. Jika koridor lebih panjang dari 60 meter maka pola lantai atau perspektif harus dibedakan.
Gambar 10. Bagian Dinding Koridor yang Dimundurkan (Sumber: Nair, 2000)
(61)
H. Tangga
Syarat untuk sebuah tangga di sekolah sebaiknya mempermudah dan mempercepat pergerakan, dan aman. Untuk menghindari agar siswa tidak saling berdesakan ketika mereka pindah ke kelas lainnya, sebaiknya ukuran tangga adalah 1,4 meter- 1,5 meter. Konstruksi tangga sebaiknya tahan api dan mengarah ke pintu darurat. Akan lebih baik lagi jika tangga mempunyai sistem pengontrol asap. Pada kedua sisi tangga harus terdapat pegangan tangan dan pada bagian ujung anak tangga dianjurkan untuk memakai bahan yang tidak licin seperti gambar berikut.
Gambar 11. Potongan Tangga (Sumber: Nair, 2000)
I. Ruang Kelas
Standar kapasitas ruangan kelas berbeda-beda tergantung dari tingkat dan fungsi kelas tersebut. Untuk kelas tingkat dasar dan menengah, umumnya kapasitas yang diizinkan sekitar 27 murid sedangkan untuk sekolah taman kanak-kanak adalah
maksimal 20 murid.
Gambar 12. Susunan Kursi dan Ukuran Ruang Kelas (Sumber: Nair, 2000)
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril (1995). Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril (1997). Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nair, Prakash dan Randaal Fielding (2000). The Language of School Design, Design Pattern fi 21st Century School. Ebook.
Vale, Brenda dan Robert Vale (1992). Green Architecture: Design for an Energy-Conscious Future. Bulfinch Press Little Brown and Company.
Varodompan, Veena (1997). Design Guide for Seconday School in Asia. Bangkok :UNESCO.
Cambridge Advance Learner’s Dictionary (2003). Cambridge University Press. Badan Pusat Statistik Medan (2011) Medan dalam Angka Tahun 2008
Badan Pusat Statistik Medan (2011) Medan dalam Angka Tahun 2009 Badan Pusat Statistik Medan (2011) Medan dalam Angka Tahun 2010 UU No. 20/2003 pasal 50 ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah No. 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan
Peraturan Pemerintah No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(2)
en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture diakses tahun 2011
didownload tahun 2011
(3)
(4)
(5)
(6)