ANALISIS KESIAPAN GURU KELAS DALAM MENGIMPLEMENTASI PENILAIAN OTENTIK PADA KOMPETENSI RANAH SIKAP DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA.

(1)

ANALISIS KESIAPAN GURU KELAS DALAM IMPLEMENTASI

PENILAIAN OTENTIK PADA KOMPETENSI RANAH SIKAP

DI SD TEBING TINGGI KOTA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH : JULI ANDRIANI

NIM : 8146182019

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Andriani, Juli ( 8146182019), Analisis Kesiapan Guru Kelas dalam Mengimplementasi Penilaian Otentik pada Kompetensi Ranah Sikap Di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap di sekolah dasar kecamatan Tebing Tinggi kota. Permasalahan penelitian ini adalah masih minimnya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada guru, masih kurang optimalnya guru dalam proses pelaksanaan penilaian sikap yang dianggap masih sangat sulit karena selalu mengalami perubahan penilaian dalam setiap tahunnya juga begitu banyak indikator yang harus dicapai. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penenlitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalalah guru kelas IV di 2 Sekolah Dasar Negeri dan 1 Sekolah Dasar Swasta yang berbeda yaitu guru kelas IV di SD Negeri 163080 di Tebingtinggi, guru kelas IV di SD Negeri 163084 di Tebing Tinggi dan guru kelas IV di SD Swasta Inti Nusantara di Tebing Tinggi. Teknik pengeumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis dari wawancara observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian autentik pada kompetensi ranah sikap di sekolah dasar kecamatan Tebing tinggi masih belum optimal. Hal ini terlihat dari masih minimnya penilaian otentik pada ranah yang diberikan oleh guru sehingga pemahaman dan prose pelaksanaan penilaian belum optimal berjalan dengan semestinya. Buku guru oleh pemerintah sudah dibeikan sebagai pegangan guru dalam penilaian tetapi masih harus direvisi ulang dikarenakan masih sangat mendasar materi penilaian yang ada di dalam isi buku tersebut. Selanjutnya penilaian yang masih sangat rumit dianggap oleh guru. Pengelolaan alokasi waktu yang juga masih sangat terbatas sehingga penilaian masih kurang efektif dalam pelaksanaan. Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa kesiapan guru dalam implementasi penilaian otentik pada ranah sikap dikategorikan masih belum siap.


(6)

ii ABSTRACT

Andriani, Juli (8136181008). Analyzes the Readiness of Teachers in Implementing Authentic Assessment in the Areas of Attitude in School Tebing Tinggi. Basic Education Studies Program. Postgraduate University of Medan.

This study aimed to obtain a factual description of teacher’s readiness in the implementation of authentic assessment for attitude domain in elementary schools Tebing Tinggi. The problems of this study were the lack of socialization and training provided to the teacher, the teachers were still not optimal in the process of implementing the assessment was still considered very difficult. The method used in this research was descriptive qualitative research. The fourth grade teachers at 3 different elementary schools, SD Negeri 163084 Tebing Tinggi, and SD Swasta Inti Nusantara Tebing Tinggi. Data collection techniques used in this research were observation, interviews, and documentation. The data analysis from interviews,observation and documentation showed that the readiness of teachers authentic assessment for attitude domain implementation was still not ready. This was proved from the lack of socialization and training provided to the teacher so that the understanding and the implementation of the curriculum 2013 was not applied optimally. Teachers guide book that have been provided by the government used for learning. Still need to be revised. The assessment was still very complicated for the teachers starting from the observation activity until the end of the learning process.The management of time allocation was also still very limited so that an assessment was less effective in practice. The results of the analysis of the above data indicated that the readiness of teachers in implementation of the authentic assessment of attitude domain was categorized still not ready.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji besrta syukur kahadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan proposal tesis ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Selanjutnya shalawat beserta salam kita sampaikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah memberi teladan kepada umat manusia melalui sunnahnya. Alhamdulillah dengan petunjuk dan hidahnya-Nya penulis telah selesaikan menyusun proposal tesis ini untuk memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Magister Pendidikan (S2) pada Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan judul “ Analisis Kesiapan Guru Kelas Dalam Mengimplementasi Penilaian Otentik Pada Kompetensi Ranah Sikap Di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan tesis ini, kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana, Bapak Asisten Direktur I, dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd., selaku Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.


(8)

iv

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, beserta Bapak Dr. Daulat Saragih, M. Hum, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Deny Setiawan, M. Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu selama proses pengajuan judul sampai dengan selesainya pembuatan tesis ini.

5. Bapak Dr. Rahmad Husein, M. Ed. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd dan Ibu Dr. Reh Bungana Br. Perangin-angin, M.Hum, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan dalam penulisan tesis ini. 7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana

Universitas Negeri Medan beserta Staf Administrasi yang telah banyak memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikti perkuliahan.

8. Ibu T. Asmaliah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163080, Ibu Herdawati S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163084 dan Bapak Rendi Aprial Lubis, S.Pd, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Ibu Novi Yanti, Siregar, S.Pd. SD, selaku guru kelas IV-X SD Negeri 163080, Ibu Asiah Nasution, S.Pd, selaku guru kelas IV-Y SD Negeri 163080, Ibu Novita, S.Pd.I, selaku guru kelas IV SD Negeri 163084 dan Ibu Tuty Artaty Hutagaol, SE, selaku guru kelas IV SD Swasta Inti Nusantara Kota Tebing


(9)

v

Tinggi yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut.

10.Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi yang senantiasa selalu memberikan dorongan baik material maupun moril dan segala pengeorbanan, jerih payah, cinta kasih sayangnya dalam membesarkan dan mendidik serta do’anya sehingga penulis sudah dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik

11.Anak-anak yang saya sayangi Raisha Faizah dan Badriah Shifa yang senantiasa memberikan dorongan cinta dan kasih sayangnya serta do’anya sehingga penulis dapat belajar untuk memperdalam ilmu pengetahuan di Perguruan Tinggi.

12.Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2014 serta seluruh mahasiswa Program Studi Pendidkan Dasar yang telah banyak membantu penulis dalam rangka menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, namun hanya sedemikian kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan ini di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berserah diri dan ber do’a kepada Allah SWT, semoga tesis ini berguna bagi kita semua. Aamiin yaa rabbal’alamin.

Medan, 27 Oktober 2016 Penulis


(10)

vi DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ………....... i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ………...... … iii

DAFTAR ISI ...………..... ix

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR ……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 9

1.3 Pembatasan Masalah ………... 10

1.4 Rumusan Masalah ………... 10

1.5 Tujuan Penelitian ………. 11

1.6 Manfaat Penelitian ………... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..……… 13

2.1 Dasar Teoritis ………. 13

2.1.1 Kesiapan Guru ………... 13

2.1.1.1 Hakekat dan Peran Guru ……… .………… 14

2.1.1.2 Pentingnya Kesiapan Guru yang Profesional ………... 18

2.1.1.3 Kesiapan Guru Kelas dalam Mengimplementasi Kurikulum 2013……… 19

2.1.1.4 Desain Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ………. 23

2.1.1.5 Langkah-langkah Desain Pembelajaran Kurikulum 2013 …….. 25

2.1.1.6 Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ………. 26

2.1. 2 Implementasi Penilaian Otentik Pada Kompetensi Sikap..……. 27

2.1.2.1 Penilaian Otentik Pada Ranah Sikap……… 30

2.1.2.2 Cakupan Indikator Penilaian Sikap ……… 34

2.1.2.3 Teknik dan Instrumen Penilaian Otentik Pada Kompetensi Sikap... 41

2.2 Penelitian yang Relevan ………. 56

2.3 Kerangka Konseptual ………. 56

BAB III METODE PENELITIAN ………. 58

3.1 Metode Penelitian ……… 58

3.2 Subjek Penelitian ………... 58

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 59

3.4 Instrumen Penelitian ……….. 62


(11)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 67

4.1 Hasil Penelitian ……… 67

4.1.1 Profil Sekolah Dasar Pelaksana Kurikulum 2013…………. 67

4.1.1.1 SD Negeri 163080 ……… .. 67

4.1.1.2 SD Negeri 163084 ……… 74

4.1.1.3 SD Swasta Inti Nusantara ………. 76

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian……….. 79

4.1.2.1 Hasil Wawancara ……….. 79

4.1.2.1.1 Kesiapan Guru ……….. 79

4.1.2.1.1.1 SD Negeri 162080 ……… 79

4.1.2.1.1.2 SD Negeri 163084 ……… 85

4.1.2.1.1.3 SD Swasta Inti Nusantara ………. 99

4.1.2.1.2 Implementasi Penilaian Otentik pada Kompetensi Ranah Sikap……….. 93

4.1.2.1.2.1 SD Negeri 163080 ……… 93

4.1.2.1.2.2 SD Negeri 163084 ……… 96

4.1.2.1.2.3 SD Swasta Inti Nusantara ………. 98

4.1.2.2 Hasil Observasi ……… 100

4.1.2.2.1 SD Negeri 163080 ……… 100

4.1.2.2.2 SD Negeri 163084 ……… 107

4.1.2.2.3 SD Swasta Inti Nusantara ……… 110

4.2 Pembahasan ………. 114

4.2.1 Kesiapan Guru ………. 114

4.2.2 Implementasi Penilaian Otentik pada Kompetensi Ranah Sikap ……… 120

4.3 Keterbatasan Penelitian……… 123

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………. 125

5.1 Simpulan……….. 125

5.2 Saran……… 126

DAFTAR PUSTAKA……… 129


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Cakupan Indikator Sikap Spiritual ……… 38

Tabel 2.2 Cakupan Indikator Sikap Sosial ……… 39

Tabel 2.3 Pengisian Lembar Observasi Sikap Spiritual ……… 45

Tabel 2.4 Pengisian Lembar Observasi Sikap Sosial ……… 47

Tabel 2.5 Pengisian Lebar Penilaian Diri Peseta Didik ………. 50

Tabel 2.6 Pengisian Lembar Penilaian Antar Teman ……… 52

Tabel 2.7 Rekap Jurnal Sikap Spiritual ……… 55

Tabel 2.8 Rekap Jurnal Sikap Sosial ……… 56

Tabel 2.9 Sekolah Dasar Kecamatan Tebingtinggi Kota ………. 60

Tabel 2.10 Matriks Analisis Kesiapan Guru Kelas ……….. 65

Tabel 4.1 Nama Kepala Sekolah Mulai Dari Awal Berdiri Sampai Sekarang………. 73

Tabel 4.2 Jumlah Guru PNS, Guru Honor, Pegawai PNS dan Pegawai Honor SD Negeri 163080 Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016………. 74

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SD Negeri 163080 Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……….. 75

Tabel 4.4 Jumlah Guru PNS, Guru Honor, Pegawai PNS dan Pegawai Honor SD Negeri 163084 Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……… 77

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana SD Negeri 163084 Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……… 77

Tabel 4.6 Jumlah Guru Tetap dan Pegawai Tetap SD Swasta Inti Nusantara Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016.. 79


(13)

ix

Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana SD Swasta Inti Nusantara Kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2015/2016……….. 78 Tabel 4.8 Hasil Penelitian Tentang Kesiapan Guru………... 125 Tabel 4.9 Hasil Penelitian Implementasi Penilaian Autentik…………. 125


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Penilaian Sikap ……….. 32

Gambar 2.2 Skema Penilaian Pengetahuan ……….. 33

Gambar 2.3 Skema Penilaian Keterampilan ………. 34


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pemetaan Kompetensi Sikap ………... 130

Lampiran 2 Pemetaan Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan …… 131

Lampiran 3 Ruang Lingkup Pembelajaran…….. ………... 132

Lampiran 4 Jaringan Kompetensi Dasar ……….. 133

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….. .. 134

Lampiran 6 Format Observasi Sikap Spiritual (KI-1) ……….. 142

Lampiran 7 Format Observasi Sikap Sosial (KI-2) ……….. 144

Lampiran 8 Format Observasi Penilaian Diri………. ……….. 146

Lampiran 9 Format Observasi Penilaian Antar Teman ……… 147

Lampiran 10 Format Observasi Jurnal Sikap Spiritual (KI-1) …………. 148

Lampiran 11 Format Observasi Jurnal Sikap Sosial (KI-2) ………. 149

Lampiran 12 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ……… 150

Lampiran 13 Kisi-kisi Pedoman Observasi ……….. 151

Lampiran 14 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV-X SD Negeri 163080 ………. 152

Lampiran 15 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV-Y SD Negeri 163080… .……… 156

Lampiran 16 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV SD Negeri 163084…….………. 159

Lampiran 17 Lembar Wawancara Kesiapan Guru Kelas IV SD Swasta Inti Nusantara…….……… 162


(16)

xii

Lampiran 18 Lembar Observasi Kesiapan Guru Kelas Dalam Mengimplementasi Penilaian Otentik Pada Ranah Kompetensi Sikap………. 165 Lampiran 19 Dokumentasi Wawancara dan Observasi di SD Negeri 163080……….. 170

Lampiran 20 Dokumentasi Wawancara dan Observasi di SD Negeri 163084………. 172

Lampiran 21 Dokumentasi Wawancara dan Observasi di SD Swasta Inti Nusantara……… 174


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan melaksanakan sistem nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam mewujudkan Pendidikan Nasional, diterbitkannya Undang-undang Nasional Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang berdasarkan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sistem Pendidikan Nasional mengamanahkan agar pendidikan tidak hanya memberi kesempatan untuk membentuk insan Indonesia yang cerdas semata, tetapi juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Tujuan yang terkandung dalam Bab I Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya yaitu kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan. Secara hakiki empat komponen yang disebutkan pertama dari enam


(18)

2

potensi peserta didik dalam Undang-undang tersebut merupakan pengembangan karakter.

Pendidikan karakter sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sebagai individu, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan karakter didasarkan pada keyakinan bahwa pengembangan etika, sosial dan emosional peserta didik sama pentingnya dengan prestasi akademik. Banyak penelitian telah membuktikan dampak positif pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik. Dalam bulletin hasil studi Marvin Berkowitz dari University of Missouri St. Louis (2005) diungkapkan bahwa terdapat peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan pendidikan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Majid (2014:51), menyatakan bahwa ada tiga sifat penting pendidikan yang harus diperhatikan pada waktu akan mengembangkan kurikulum, Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal ini diartikan bahwa pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan diharapkan oleh masyarakat. Proses pendidikan harus bersifat membina dan mengembangkan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan masyarakat. Hal ini diartikan bahwa pendidikan menyiapkan anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Anak perlu mengenal dan memahami apa saja yang


(19)

3

dan di dalam masyarakat. Memiliki kecakapan-kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.

Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan kurikulum 2013 untuk diterapkan pada sekolah/madrasah. Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada banyak komponen yang melekat pada kurikulum 2013 ini. Hal ini yang paling menonjol adalah pendekatan dan strategi pembelajaran.

Terbitnya kurikulum untuk semua satuan pendidikan dasar dan menengah, merupakan salah satu langkah sentral dan strategi karangka penguatan karakter menuju bangsa Indonesia yang meladani. Kurikulum 2013 dikembangkan secara komprehensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan antisipatif terhadap berbagai tantangan-tantangan pada masa mendatang. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban dan berbasis kompetensi.

Pemberlakuan Kurikulum 2013 di Indonesia tidaklah semudah membalik telapak tangan. Dengan kata lain pemberlakuan kurikulum ini akan mendapatkan berbagai tantangan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pemberlakuan kurikulum akan sangat berhubungan dengan berbagai aspek dalam sistem pendidikan baik aspek instrumental, prosses dan environmental input. Dalam kaitannya dengan instumental input, pemberlakuan minimal berhubungan dengan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum di lapangan dan bahan ajar sebagai sumber belajar. Ditinjau dari segi environmental input pemberlakuan kurikulum akan sangat berhubungan dengan sarana dan prasarana pembelajaran


(20)

4

termasuk perangkat TIK didalamnya. Tantangan lainnya dalam proses pembelajaran adalah baik dalam konteks waktu pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan strategi meningkatkan capaian pendidikan yang dikembangkan atas dasar teori “ Pendidikan berdasarkan standar ( standard based education )” dan teori teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menerapkan standar kualitas nasional sebagai ketetapan kualitas minimal sebagai warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum berbasis kompetensi juga dirancang untuk mengembangkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan.

Kemendikbud (2012:4) menyatakan Elemen perubahan kurikulum pada Kurikulum 2013 meliputi : 1) standar kompetensi lulusan ; 2) standar proses; 3) standar isi; dan 4) standar penilaian. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kriteria mengenai Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada suatu pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulisan dan Standar Isi dan


(21)

5

Standar Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Implementasi kurikulum 2013 merupakan kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keefektifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor (1981) dalam Mulyasa (2013:99)

mengatakan bahwa “ Instruction is thus the implementation of curriculum plan,

usually, but not necessarily, involving teacing in the sense of student, teacher interaction in an educational setting”.

Dalam hal yang dimaksud di atas bahwa guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajarn yang lalu. Seorang guru dituntut harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral bagi seorang guru sebagai tenaga profesionL, yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.

Dalam mengimplementasikan kurikulum, guru sebagai ujung tombak serta garda terdepan dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu betapa pentingnya kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum itu selain kompetensi, komitmen, dan tanggung jawabnya serta kesejahteraannya yang harus terjaga.


(22)

6

Kompetensi guru bukan saja menguasai apa yang harus dibelajarkan (content) tapi bagaimana membelajarkan siswa yang menantang, menyenangkan, memotivasi, menginspirasi dan memberi ruang kepada siswa untuk melakukan keterampilan proses yaitu mengobservasi, bertanya, mencari tahu, merefleksi.

Guru berhadapan langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, cukup secara akademis, skill, kematangan emosional, dan moral secara spiritual, sehingga akan dihasilkan generasi masa depan yang siap dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran.

Standar Penilaian kurikulum 2013 bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.


(23)

7

Saat ini kita sebagai fasilitator atau pendidik banyak di harap untuk bisa melakukan pola pendidikan dan pengajaran dengan mengedepankan high order thingkin skill (HOTS), yaitu suatu pola pembelajaran yang mengharuskan fasilitator atau pendidik untuk bisa menciptakan pola interaksi belajar-mengajar yeng menuntut peserta didik melakukan pola berfikir tingkat tinggi. Tidak hanya sekedar pada tahap hafalan atau pemahaman, tapi lebih jauh dari itu yaitu berfikir analisis, sintesis, atau bahkan lebih tinggi dari itu. Namun kenyataan di lapangan, masih banyak pendidik di sekolah/Madrasah yang belum melakukan penilaian sesuai dengan kondisi nyata dan standar penilaian.

Oleh karena itu untuk memperkuat sistem penilaian dalam pembelajaran perlu adanya literatur sebagai pedoman yang senantiasa dapat digunakan oleh setiap orang yang berperan dalam penilaian. Penilaian otentik ini sangat urgen keberadaannya dalam rangka meningkatkan kompetensi penilaian bagi pendidik dalam pembelajaran di kelas.

Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model penilaian otentik yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi oleh pendidik dan penyelenggaranya di jenjang sekolah/madrasah.

Pendidik merasa kebingungan dalam proses penilaian yang dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat dan juga serta bagaimana format penilaiannya. Penilaian


(24)

8

autentik sesuai ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang penilaian otentik (authentic asessment) dan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Kunandar (2013:36)

mengemukakan bahwa “kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam

melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian otentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti di empat (4) Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tebing Tinggi Kota bahwa ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Pertama melihat bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi sikap dalam proses penilaian yang dulunya kurikulum KTSP dan melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013. Hal ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada kurikulum 2013. Kedua, infrastuktur kurikulum belum tersedia sepenuhnya, Ketiga, melihat bagaimana peran pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013.


(25)

9

Kurikulum yang secara serentak diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 di semua jenjang sekolah, mulai dasar hingga menengah ini dinilai terlalu dipaksakan dalam penerapannya. Masalah yang timbul adalah minimnya kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, banyak guru yang sebagian besar belum mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang penilaian kurikulum 2013 ini. Kemudian ada beberapa guru yang sudah mengikuti pelatihan 2013 yang hanya dilaksanakan seminggu, mereka juga mengeluh dan merasa belum cukup mendapatkan materi kurikulum 2013 seutuhnya meski yakin bisa mengajarkan materi pelajaran sebagaimana mengajar pada saat kurikulum sebelumnya. Hal ini berdampak terhadap kualitas belajar mengajar di sekolah dikhawatirkan semakin rendah, karena guru belum menguasai materi tentang penilaian kurikulum 2013.

Tidak hanya itu, guru juga mengeluhkan metode penilaian siswa yang dianggap memberatkan dimana dalam proses penilaiannya guru harus menarasikannya untuk setiap siswa. Hal ini bermasalah terutama bagi guru yang mengelola murid dalam kelas besar dan juga bagi guru yang tidak menguasai TIK. Selanjutnya kesulitan yang lain adalah nengubah pola pikir siswa dalam mengikuti pelajaran yang harus terintegratif dan menimbulkan kesulitan tersendiri pada guru dalam penerapan pembelajaran kurikulum 2013.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, sebagai berikut :

1. Penilaian sebagai beban terutama dalam hal melakukan teknik dan prosedur, pengolahan dan pelaporan hasil penilaian


(26)

10

2. Pendidik mengharapkan penilaian hasil belajar dalam Kurikulum 2013 sederhana dan mudah dilaksanakan

3. Melihat bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi sikap dalam proses penilaian yang dulunya kurikulum KTSP dan melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013.

4. Perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada kurikulum 2013

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Peneliti hanya meneliti tentang penilaian otentik pada kompetensi sikap religius dan kompetensi sikap sosial yang menjadi permasalahan bagi pendidik, aplikasi penilaian tersebut selalu mengalami perubahan setiap tahunnya.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik observasi di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota ?

2. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian diri sendiri di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota ?


(27)

11

3. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian antar teman di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota ?

4. Bagaimana kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik jurnal di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota ?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran factual mengenai kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian observasi di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

2. Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian diri sendiri di Sekolah Dasar KecamatanTebing Tinggi Kota. 3. Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian otentik pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian antar teman di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota. 4.Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kesiapan guru kelas dalam mengimplementasi penilaian jurnal pada kompetensi ranah sikap dengan teknik penilaian antar teman di Sekolah Dasar Kecamatan Tebing Tinggi Kota.


(28)

12

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting di bidang ilmu pendidikan khususnya penilaian otentik pada ranah sikap dan dapat memberikan sumbangan berupa konsep-konsep, sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan penilaian otentik pada ranah sikap.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

Memberikan informasi mengenai kesesuaian kompetensi guru dan kesiapan guru kelas dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi sikap. informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan dan menetapkan kebijakan pemerintah sesuai dengan kondisi daerah setempat.

b. Bagi Guru

Memberikan acuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru da dalam proses pembelajaran dan kompetensi guru sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dan untuk meudahkan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada kompetensi sikap.

c. Bagi Peneliti

Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesiapan guru dan kesesuaian guru disuatu daerah terhadap tuntutan krikulum 2013


(29)

125

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tentang analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada ranah sikap di 3 SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kesiapan Guru

Dari hasil penelitian tentang analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada ranah sikap di SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat diketahui bahwa analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada ranah sikap masih belum optimal hal ini ditunjukkan pada belum meratanya sosialisasi dan pelatihan untuk guru-guru yang diadakan oleh pemerintah, belum efektifnya pelaksanaan pelatihan kurikulum 2013 yang diadakan oleh pemerintah untuk guru-guru, belum maksimalnya guru-guru dalam pelaksanaaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu pengelolaan waktu yang masih sangat terbatas, sarana dan prasarana belum lengkap, serta penilaian yang dianggap masih sangat sulit. Penggunaan buku siswa dan buku guru sebagai sumber belajar guru hal tersebut tidak ada masalah, dengan adanya buku siswa dan buku guru yang disediakan oleh pemerintah meringankan guru dan siswa. Dengan demikian, guru sebagai pengendali utama di dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas perlu mencermati terlebih dahulu terhadap isi buku siswa maupun pegangan guru yang sudah disediakan oleh pemerintah.


(30)

126

2. Implementasi Penilaian Otentik Pada Ranah Sikap

Dari hasil penelitian analisis kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap di 3 SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat diketahui bahwa:

1. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik observasi diperoleh kesimpulan sudah sangat baik dalam pelaksanaannya dan sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Dimana ke 4 orang guru tersebut sudah sangat siap dalam pelaksanan penilaian sikap pada teknik observasi dan tetap melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik penilaian diri peserta didik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dimana pelaksanaan penilain tersebut mendapat penilaian dari setiap siswa ada yang sudah cukup baik walaupun masih belum optimal dikarenakan alokasi waktu yang singkat juga jumlah rombel yang begitu besar dan ada yang sudah maksimal karena jumlah rombel yang sedikit juga mudah mengalokasikan waktu penilaian. Sehingga beberapa guru kemudian merencanakan kegiatan tindak lanjut dan memeberikan sebuah masukan yang memacu motivasi siswa dalam melakukan sikap spiritual dan sikap sosial pada teknik penilaian diri peserta didik

3. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik penilaian anatr teman yang sudah diamati dapat diambil kesimpulan bahwa belum pernah terlaksana karena mereka mengakui kekurangan keterbatasanwaktu mengalokasikan penilaian sikap antar teman


(31)

127

Dan perlu adanya bimbingan juga pelatihan yang harus diberikan kepada guru-guru tersebut perihal tentang bagaimana sistematika penilian dalam kurikulum 2013.

4. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik penilaian jurnal yang sudah diamati dapat diambil kesimpulan bahwa sudah terlaksana dengan sangat baik dan tindak lanjutnya adalah bagi siswa yang perlu bimbingan lebih di tingkatkan lagi dan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

1.2Saran

1. Pemerintah

Kepala pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kota Tebingtinggi perlu dilakukan berbagai aspek untuk memebrikan pelatihan dan sosialisasi terkait pada kurikulum 2013 khususnya pada sistenatika tentang penilaian yang baik secara merata kepada tiap-tiap guru di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, hal ini untuk merubah pemahaman dan pengetahuan guru-guru tentang implementasi penilaian otentik pada ranah sikap. Selanjutnya sosialisasi dan pelatihan diri dari Dinas sebaiknya dilakukan secara rutin agar pelaksanaan kurikulum 2013 tercapai dengan tujuan yang diinginkan. Pemerintah memberikan sarana dan prasarana yang menunjang untuk pelaksanaan pembelajaran guru lebih mudah dan efektif dalam penerapannya.

2. Sekolah


(32)

128

guru-guru terkait pada kurikulum 2013 agar guru memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa dan mampu mengembangkan penyusunan penilaian secara mandiri dan sesuaia dengan kompetensi mengajarnya. Mengundang pembimbing dan nara sumber kurikulum 2013 secara rutin untuk berdiskusi atau berdialog tentang penerapan kurikulum 2013, dengan adanya pembimbing narasumer, guru dapat berkonsultasi langsung saat mengalami kesulitan dan masalah pada saat pelaksanaan penilaian.

3. Guru

Saran untuk guru,untuk meningkatkan kompetensi gurudalam pelaksanaan kurikulum 2013 dengan harus banyak belajar dan mencari tahu terhadap perubahan yang terjadi pada komponen pendidikn khususnya mengenai penilaian yang begitu banyak aspek pada tiapa indikatornya. Dalam hal itu guru harus mencari tahu informasi, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dengan memngikuti kegiatan seminat tentang kurikulum, workshop, mempelajari buku-buku, internet, pelatihan, dan sosialisasi yang terkait dengan kurikulum 2013. Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan dapat berjalan secara maksimal.


(33)

129

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2014. Desain Sintem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung : Refika Aditama.

Esterbegr, 2002. Qualitative Methods in Social Research. New York: McGraw Hill.

Hamalik, 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya..

Hosnan, M.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Husain A, AH Dogar, M Azeem & Shakoor, 2011. Evalution of Curriculum Development Proces. International Jounal of Humanities and Social Science 1 (14): 263-271.

Kemendikbud. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 (Pdf). Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2012. Salinan Lampiran Permendikbud No. 54 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2012. Salinan Lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. 2013. Standar Penilaian Pendidikan No. 66 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud, 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Dasar No. 53 tahun 2015., Jakarta: Kemendikbud

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University


(34)

130

Mac Donald, 1965. Educational Models for Instuction. Washington DC : The Association for Supervision and Curriculum Development.

Majid, 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mashall, 1995. Designling Qualitative Research. London: Second Edition;Sage Publications, International Education and Professional Publisher.

Miller, and Seller, Wayne. 1985. Curriculum Prespective and Practice. United States: Longman, Inc.

Miles BM & AM Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Pres.

Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2009, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara Nurgiyantoro, B. 2011. Penilaian Otentik. Yogyakarta: UGM Press. Piaget, J. 1971. Psyhologi and Epistemology, New York: The Viking Press. Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesional Guru). Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, 2006. Pembelajaran dalam Implementasi KBK, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiyanto, 2013.Paper Kesiapan Guru Menyambut Pelaksanaan Kurikulum 2013. http://ndarima.blogspot.com/2013/11/behaviorrldefaultvmlo. htm. Diakses 6 November 2013.

Staiback, Susan; William Stainback. 1988. Understanding & Conducting Qualitative Research, Dubuque, Lowa; Kendall / Hunt Publishing Company

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) , Nabdung:Alfabeta.

Uno, 2009. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tentang analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada ranah sikap di 3 SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kesiapan Guru

Dari hasil penelitian tentang analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada ranah sikap di SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat diketahui bahwa analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan penilaian otentik pada ranah sikap masih belum optimal hal ini ditunjukkan pada belum meratanya sosialisasi dan pelatihan untuk guru-guru yang diadakan oleh pemerintah, belum efektifnya pelaksanaan pelatihan kurikulum 2013 yang diadakan oleh pemerintah untuk guru-guru, belum maksimalnya guru-guru dalam pelaksanaaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu pengelolaan waktu yang masih sangat terbatas, sarana dan prasarana belum lengkap, serta penilaian yang dianggap masih sangat sulit. Penggunaan buku siswa dan buku guru sebagai sumber belajar guru hal tersebut tidak ada masalah, dengan adanya buku siswa dan buku guru yang disediakan oleh pemerintah meringankan guru dan siswa. Dengan demikian, guru sebagai pengendali utama di dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas perlu mencermati terlebih dahulu terhadap isi buku siswa maupun pegangan guru yang sudah disediakan oleh pemerintah.


(2)

2. Implementasi Penilaian Otentik Pada Ranah Sikap

Dari hasil penelitian analisis kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap di 3 SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota dapat diketahui bahwa:

1. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik observasi diperoleh kesimpulan sudah sangat baik dalam pelaksanaannya dan sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Dimana ke 4 orang guru tersebut sudah sangat siap dalam pelaksanan penilaian sikap pada teknik observasi dan tetap melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik penilaian diri peserta didik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dimana pelaksanaan penilain tersebut mendapat penilaian dari setiap siswa ada yang sudah cukup baik walaupun masih belum optimal dikarenakan alokasi waktu yang singkat juga jumlah rombel yang begitu besar dan ada yang sudah maksimal karena jumlah rombel yang sedikit juga mudah mengalokasikan waktu penilaian. Sehingga beberapa guru kemudian merencanakan kegiatan tindak lanjut dan memeberikan sebuah masukan yang memacu motivasi siswa dalam melakukan sikap spiritual dan sikap sosial pada teknik penilaian diri peserta didik

3. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik penilaian anatr teman yang sudah diamati dapat diambil kesimpulan bahwa belum pernah terlaksana karena mereka mengakui kekurangan keterbatasanwaktu mengalokasikan penilaian sikap antar teman


(3)

Dan perlu adanya bimbingan juga pelatihan yang harus diberikan kepada guru-guru tersebut perihal tentang bagaimana sistematika penilian dalam kurikulum 2013.

4. Kesiapan guru dalam mengimplementasi penilaian otentik pada ranah sikap dengan teknik penilaian jurnal yang sudah diamati dapat diambil kesimpulan bahwa sudah terlaksana dengan sangat baik dan tindak lanjutnya adalah bagi siswa yang perlu bimbingan lebih di tingkatkan lagi dan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

1.2Saran

1. Pemerintah

Kepala pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kota Tebingtinggi perlu dilakukan berbagai aspek untuk memebrikan pelatihan dan sosialisasi terkait pada kurikulum 2013 khususnya pada sistenatika tentang penilaian yang baik secara merata kepada tiap-tiap guru di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, hal ini untuk merubah pemahaman dan pengetahuan guru-guru tentang implementasi penilaian otentik pada ranah sikap. Selanjutnya sosialisasi dan pelatihan diri dari Dinas sebaiknya dilakukan secara rutin agar pelaksanaan kurikulum 2013 tercapai dengan tujuan yang diinginkan. Pemerintah memberikan sarana dan prasarana yang menunjang untuk pelaksanaan pembelajaran guru lebih mudah dan efektif dalam penerapannya.

2. Sekolah


(4)

guru-guru terkait pada kurikulum 2013 agar guru memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa dan mampu mengembangkan penyusunan penilaian secara mandiri dan sesuaia dengan kompetensi mengajarnya. Mengundang pembimbing dan nara sumber kurikulum 2013 secara rutin untuk berdiskusi atau berdialog tentang penerapan kurikulum 2013, dengan adanya pembimbing narasumer, guru dapat berkonsultasi langsung saat mengalami kesulitan dan masalah pada saat pelaksanaan penilaian.

3. Guru

Saran untuk guru,untuk meningkatkan kompetensi gurudalam pelaksanaan kurikulum 2013 dengan harus banyak belajar dan mencari tahu terhadap perubahan yang terjadi pada komponen pendidikn khususnya mengenai penilaian yang begitu banyak aspek pada tiapa indikatornya. Dalam hal itu guru harus mencari tahu informasi, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dengan memngikuti kegiatan seminat tentang kurikulum, workshop, mempelajari buku-buku, internet, pelatihan, dan sosialisasi yang terkait dengan kurikulum 2013. Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan dapat berjalan secara maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2014. Desain Sintem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung : Refika Aditama.

Esterbegr, 2002. Qualitative Methods in Social Research. New York: McGraw Hill.

Hamalik, 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya..

Hosnan, M.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Husain A, AH Dogar, M Azeem & Shakoor, 2011. Evalution of Curriculum Development Proces. International Jounal of Humanities and Social Science 1 (14): 263-271.

Kemendikbud. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 (Pdf). Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2012. Salinan Lampiran Permendikbud No. 54 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2012. Salinan Lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. 2013. Standar Penilaian Pendidikan No. 66 tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud, 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Dasar No. 53 tahun 2015., Jakarta: Kemendikbud

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University


(6)

Mac Donald, 1965. Educational Models for Instuction. Washington DC : The Association for Supervision and Curriculum Development.

Majid, 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mashall, 1995. Designling Qualitative Research. London: Second Edition;Sage Publications, International Education and Professional Publisher.

Miller, and Seller, Wayne. 1985. Curriculum Prespective and Practice. United States: Longman, Inc.

Miles BM & AM Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Pres.

Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2009, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara Nurgiyantoro, B. 2011. Penilaian Otentik. Yogyakarta: UGM Press. Piaget, J. 1971. Psyhologi and Epistemology, New York: The Viking Press. Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesional Guru). Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, 2006. Pembelajaran dalam Implementasi KBK, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiyanto, 2013.Paper Kesiapan Guru Menyambut Pelaksanaan Kurikulum 2013. http://ndarima.blogspot.com/2013/11/behaviorrldefaultvmlo. htm. Diakses 6 November 2013.

Staiback, Susan; William Stainback. 1988. Understanding & Conducting Qualitative Research, Dubuque, Lowa; Kendall / Hunt Publishing Company

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) , Nabdung:Alfabeta.

Uno, 2009. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara